Anda di halaman 1dari 53

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan atau PKL adalah salah satu persyaratan

mahasiswa D3 Akuntansi di UTY untuk mendapatkan gelar Ahli Madya

Akuntansi. Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia

kerja yang sesungguhnya. Melalui praktek kerja inilah mahasiswa dapat

melakukan pengamatan, menerapkan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan

serta mendapat ilmu baru dari tempat Praktek Kerja Lapangan. Penulis

melakukan Praktek Kerja di Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman merupakan Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang menangani tentang penyusunan rencana kerja Dinas

Pariwisata, perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang

pariwisata, pelaksanaan, pelayanan, pembinaan, dan pengendalian urusan

pemerintahan bidang pariwisata, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan

pemerintahan bidang pariwisata, pelaksanaan kesekretariatan dinas dan

pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya

atau sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dinas Pariwisata merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang

dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah. Sebagai wujud


2

pertanggung jawaban Dinas Pariwisata berkewajiban menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas setengah tahunan yaitu laporan yang memuat pencapaian

kinerja kegiatan dan kinerja keuangan yang telah dilaksanakan. Sehingga

nantinya diharapkan laporan setengah tahunan bisa menjadi bahan sarana

pemantauan dan penilaian bupati terhadap pelaksanaan tugas organisasi

perangkat daerah

Tata kerja Dinas Pariwisata Sleman dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1)Sekretariat terdiri dari Subbagian Umum dan Kepegawaian serta Subbagian

Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi. 2)Bidang Pengembangan Destinasi

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terdiri dari Seksi Fasilitas Pariwisata serta

Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif. 3)Bidang Pengembangan Sumber

Daya Manusia dan Usaha Pariwisata.

Menurut Mentri Pariwisata, dari tahun 2016-2017 Indonesia

mengalami pertumbuhan pariwisata sebesar 24%. Dengan capaian ini

Indonesia menempatkan diri dalam 20 besar sebagai negara-negara dengan

pertumbuhan tertinggi di Dunia. Di tahun 2017 devisa dari sektor pariwisata

sendiri telah meyumbang sebanyak Rp 1.744 triliun atau berada pada posisi

terbesar kedua penyumbang devisa terbesar setelah devisa hasil ekspor kelapa

sawit.

Dana Alokasi Khusus (DAK): Dana yang bersumber dari Pendapatan

APBN, yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai

kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas

nasional. DAK sub bidang pariwisata digunakan untuk pemenuhan fasilitas


3

pelayanan pariwisata yang ditujukan untuk mendukung sarana prasarana

pariwisata dalam rangka penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan

wisatawan dalam melakukan kunjungan ke destinasi pariwisata.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu indikator penting dalam

pengembangan pariwisata. Kelengkapan sarana dan prasarana tersebut akan

ikut menentukan keberhasilan suatu daerah menjadi daerah tujuan wisata.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata,

Pasal 1 angka 3 secara normatif memberikan batasan, bahwa Pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

Pemerintah Daerah. Dalam upaya mendukung pembangunan fasilitas

penunjang pariwisata di tiap kawasan pariwisata nasional dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pembangunan, perintisan daya tarik wisata dalam rangka

pertumbuhan destinasi pariwisata nasional dan pengembangan daerah serta

peningkatan kualitas daya saing pariwisata, Dinas Pariwisata memiliki andil

penuh dalam pembangunan kawasan yang memiliki daya tarik wisata.

DAK yang dapat diusulkan oleh Pemerintah Daerah mencakup:

1) DAK Reguler. Ditujukan untuk mendanai kegiatan khusus dalam rangka

pencapaian pemenuhan pelayanan publik seperti : Pendidikan, Kesehatan,

Perumahan dan Permukiman, Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Sentra

Industri Kecil Menengah, Pariwisata.

2) DAK Penugasan. Ditujukan untuk mendanai kegiatan khusus dalam rangka

pencapaian sasaran Prioritas Nasional dengan menu terbatas dan fokus yang
4

ditentukan antara lain: Pendidikan SMK, Kesehatan (RS Rujukan &

Pratama), Air Minum, Sanitasi, Jalan, Pasar, Irigasi, Energi Skala Kecil.

3) DAK Afirmasi. Ditujukan untuk mendanai kegiatan dalam rangka

percepatan penyediaan infrastruktur publik dan sarana/prasarana pada

wilayah daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi.

Penulis memilih judul “PROSEDUR DANA ALOKASI KHUSUS

2017 PEMBENAHAN SARANA PRASARANA KAWASAN MENARA

PANDANG JURANG BOYONG DINAS PARIWISATA KABUPATEN

SLEMAN”, karena penulis tertarik untuk mengetahui prosedur dana alokasi

khusus pada Dinas Pariwisata. Sebab dana alokasi khusus ini adalah dana

yang bersumber dari APBN sehingga dalam penggunaannya diperlukan

prosedur khusus yang diatur oleh undang-undang.

B. Tujuan

Tujuan dalam penulisan laporan praktek kerja lapangan ini adalah

untuk mengetahui prosedur dana alokasi khusus (pembenahan sarana

prasarana kawasan menara pandang jurang boyong) pada Dinas Pariwisata

ditahun 2017.

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Dalam praktek ini diharapkan mampu menambah ilmu

pengetahuan dibidang akuntansi dan belajar menjadi staf di kantor

pemerintahan dinas serta mendapatkan pemahaman mengenai prosedur

dana alokasi khusus yang dilaksanakan dinas pariwisata.


5

2. Bagi Instansi Pemerintah

Hasil dari penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan referensi

sebagai bahan evaluasi mengenai prosedur dana alokasi khusus pada dinas

pariwisata.

3. Bagi Universitas

Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

refrensi kepustakaan yang dapat digunakan pihak-pihak yang ingin

mempelajari tentang prosedur dana alokasi khusus dilingkungan dinas

pariwisata dan praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat meningkatkan

komunikasi terhadap pihak luar Universitas.

A. Sistematika pembahasan

1. Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan merupakan praktek yang dilakukan oleh

mahasiswa tingkat akhir sebagai bahan untuk menulis laporan

tugas akhir. Latar belakang menguraikan mengenai alasan mengapa

dilakukan praktek kerja di instansi terkait.

b. Tujuan

Mahasiswa mengetahui prosedur prosedur dana alokasi khusus

2017 pembenahan sarana prasarana kawasan menara pandang

jurang boyong dinas pariwisata kabupaten sleman.


6

c. Manfaat

Mampu menambah ilmu pengetahuan serta wawasan dibidang

ilmu akuntansi dan dapat menjadi minat untuk bekerja.

d. Sistematika pembahasan

Bab ini menguraikan urut-urutan bab pada laporan praktek kerja.

Sistematika mengarah pada isi ringkas masing-masing bab.

2. Bab II Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan segala hal yang terkait dengan perusahaan /

instansi tempat melaksanakan praktek kerja. Secara umum yang harus

diuraikan dalam bab ini adalah:

a. Deskripsi tentang Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.

Menjelaskan mengenai tugas yang dilakukan Dinas Pariwisata

Kabupaten Sleman, lokasi, data karyawan, dan lain sebagainya.

b. Visi & Misi

Menjelaskan mengenai visi dan misi dari Dinas Pariwisata

c. Struktur Organisasi

Menjelaskan mengenai bagan organisasi dan deskripsi jabatan

yang ada di Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman. Deskripsi

jabatan harus menjelaskan tugas dan wewenang masing-masing

bagian.
7

3. Bab III Pembahasan

Pada Bab ini menjelaskan mengenai aktivitas mahasiswa selama

melakukan praktek kerja di Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman,

termasuk di dalamnya yaitu tentang data dan temuan yang diperoleh

selama melakukan praktek kerja serta pembahasannya.

4. Bab IV Penutup

Pada Bab ini berisi kesimpulan dari proses penyusunan laporan kerja

praktek yang telah dilakukan dan memberikan saran yang bermanfaat

untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.


8

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Deskripsi Perusahaan

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten

Sleman, yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati Nomor 94 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta

Tata Kerja Dinas Pariwisata.

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman terletak di jalan KRT.

Pringgodiningrat Nomor 13, Tridadi, Sleman, DIY. Dinas Pariwisata

Kabupaten Sleman mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

Dinas Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan

pemerintahan daerah di bidang pariwisata. Dinas Pariwisata dalam

melaksanakan tugas mempunyai fungsi: penyusunan rencana kerja Dinas

Pariwisata, perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang

pariwisata, pelaksanaan, pelayanan, pembinaan, dan pengendalian urusan

pemerintahan bidang pariwisata, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

urusan pemerintahan bidang pariwisata, pelaksanaan kesekretariatan dinas

dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan

fungsinya dan atau sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dinas Pariwisata mempunyai tugas secara umum mengatur tentang

kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di daerah Sleman.


9

Dinas Pariwisata juga bekerja sama dengan Ludens Tourism Space dan

Sustainable Tourism Organization for Regional Management (STARS)

untuk meningkatkan pariwisata. Dinas Pariwisata juga mendata seluruh

pariwisata daerah sleman, memberikan kebijakan untuk mengatur

pariwisata dan membantu subjek wisata demi kemajuan pariwisata.

Kabupaten Sleman memiliki daya tarik wisata yang beragam jenisnya

mulai dari wisata budaya, wisata museum, wisata alam, wisata kuliner, dan

berbagai jenis wisata lainnya.

Sumber daya aparatur yang dimiliki Dinas Pariwisata dalam

mendukung tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata pada tahun 2017

sebanyak 48 orang PNS dan 7 orang PTT, sesuai bidang tugasnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Dinas Pariwisata
Kabupaten Sleman sesuai Bidang Tugas
No Bidang Tugas Eselon Staf Pegawai Pegawai Jumlah
Pelaksana Tidak harian
II III IV
Tetap Lepas

L P L P L P L P L P L P L P

1 Kepala 1 1
2 Sekretariat 1 - 2 6 6 - - - - 6 9
3 Bidang Pengembangan 1 - 2 16 1 7 - - - 23 4
Destinasi Pariwisata dan
Ekonomi kreatif
4 Bidang Pengembangan Sumber 1 2 - 3 - - - - - 5 1
daya Manusia dan Usaha
Pariwisata
5 Bidang Pemasaran Pariwisata 1 2 - 3 - - - - - 6 -
6 Jabatan Fungsional
- Arsiparis
Jumlah 1 1 3 4 4 28 7 4 - - 37 15
10

Adapun sumber daya aparatur Dinas Pariwisata yang berjumlah 48

orang PNS dan 7 orang PTT tersebut memliki latar belakang pendidikan,

pangkat dan golongan seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2
Jumlah Pegawai Dinas Pariwisata
Kabupaten Sleman Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan, Pangkat dan Golongan
No Pendidikan PNS Golongan Pegawai Pegawai Jumlah
I II III IV Tidak harian
Tetap lepas
L P L P L P L P L P L P L P
1 Sekolah Dasar (SD) 1 - - - - - - - 7 - - - 8 -
2 Sekolah Menengah 1 - 3 1 - - - - - - - - 4 1
Pertama (SMP)
3 Sekolah Menengah Atas - - 20 3 - - - - - - - - 20 3
(SMA/SMU)
4 Diploma 1 (D1) - - - - - - - - - - - - - -
4 Diploma 2 (D2) - - - - - - - - - - - - - -
5 Akademi/Diploma 3 (D 3) - - - - - 2 - - - - - - - 2
6 Sarjana Muda - - - - 1 - - - - - - - 1 -
7 Strata 1 (S1) - - - - 5 3 - - - - - - 5 3
8 Strata 2 (S2) - - - - 1 1 1 5 - - - - 2 6
Jumlah 1 - 23 4 7 6 1 5 4 - - - 40 15

B. Visi & Misi

Adapun visi misi yang dimiliki Kabupaten Sleman:

a. Visi

“Terwujudnya Masyrakat Sleman yang lebih sejahtera, Mandiri,

Berbudaya dan Terintegrasikannya sistem e-government menuju Smart

regency pada tahun 2021”. Visi tersebut perlu ditindaklanjuti dengan

sungguh-sungguh oleh semua perangkat daerah sebagai kebijakan

implementasi di kabupaten yang dalam mencapai visi tersebut.

Penjabaran dari visi tersebut adalah:


11

Sejahtera : Suatu keadaan di mana masyarakat terpenuhi kebutuhan

dasarnya, baik kebutuhan lahir maupun batin, secara merata. Beberapa

indikator untuk mengukur pencapaian sejahtera adalah Indeks

Pembangunan Manusia, menurunnya ketimpangan ekonomi,

menurunnya angka kemiskinan, meningkatnya kualitas lingkungan

hidup, dan pertumbuhan ekonomi.

Mandiri : Suatu keadaan di mana Pemerintah Kabupaten Sleman

memiliki kemampuan mendayagunakan potensi lokal dan sumber daya

yang ada, memiliki ketahanan terhadap dinamika yang berlangsung

serta kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang

ada di sekitarnya sehingga mampu mencari solusi dan mengoptimalkan

sumber daya dan potensi yang dimilikinya. Beberapa indikator untuk

mengukur pencapaian kemandirian adalah meningkatnya daya saing

daerah, meningkatnya kontribusi sektor lokal ekonomi daerah. Daya

saing dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, kontribusi PAD

terhadap pendapatan, nilai ekspor, tingkat pengangguran terbuka,

kondisi infrastruktur dan peluang investasi. Kontribusi sektor lokal

dicapai dengan meningkatkan jumlah desa wisata mandiri, nilai tukar

petani, persentase peningkatan produksi pertanian dan perikanan dan

peningkatan nilai produksi industri.

Berbudaya : Suatu keadaan di mana di dalam masyarakat tertanam

dan terbina nilainilai tatanan dan norma yang luhur tanpa

meninggalkan warisan budaya dan seni. Beberapa indikator yang dapat


12

mencerminkan sikap berbudaya masyarakat adalah meningkatnya

kenyamanan dan ketertiban, kemampuan mitigasi masyarakat terhadap

bencana, penanaman nilai-nilai karakter, meningkatnya kerukunan

masyarakat, meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap budaya, serta

perempuan dan anak yang semakin terlindungi.

Terintegrasikannya Sistem e-government : Terintegrasinya sistem

e-Govt, bahwa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

diperlukan sistem pelayanan yang lebih baik yang merupakan paduan

sistem regulasi, kebijakan, sikap dan perilaku, yang didukung dengan

teknologi informasi yang modern yang mampu memberikan respon

dan efektivitas yang tinggi dalam penyelenggaraan pemerintahanuntuk

mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik dalam rangka menuju

Smart Regency, yaitu suatu kabupaten yang dapat memberikan layanan

publik secara tepat, cepat, mudah, murah dan terintegrasi antar unit

pemerintah dengan dukungan penggunaan teknologi informasi.

b. Misi

Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui

peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt

yang terintegrasi dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat.

Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan

yang efektif, dengan cara peningkatan kualitas birokrasi menjadi

birokrasi yang profesional sehingga bisa menjadi pelayanan

masayarakat. Disamping kemampuan aparat, pelayanan masyarakat


13

juga didukung oleh pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi

yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Peningkatan

kualitas birokrasi harus sejalan dengan keberhasilan pelaksanaan

reformasi birokrasi dan kepuasan terhadap layanan aparat birokrasi

dalam rangka menuju good governance.

Misi 2 : Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang

berkualitas dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Misi ini dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan

pendidikan baik dari sisi tenaga pendidik maupun prasarana, sarana

penunjang pendidikan dan peningkatan manajeman pendidikan sesuai

standar. Di bidang kesehatan, dengan layanan kesehatan yang sudah

terakreditasi diharapkan kualitas layanan kesehatan masyarakat dapat

lebih baik. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan

diharapkan dapat memenuhi standar pelayanan minimal yang

ditetapkan dan tentu saja terjangkau bagi seluruh masyarakat

Kabupaten Sleman.

Misi 3 : Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan,

aksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat serta penanggulangan

kemiskinan.

Misi ini dimaksudkan untuk memberikan dukungan dan

pendampingan yang terus menerus kepada masyarakat dalam

penguatan sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis kekuatan lokal,

peningkatan infrastruktur dan prasarana perekonomian dan


14

peningkatan akses bagi masyarakat agar lebih mudah berusaha,

sehingga kemampuan ekonomi rakyat lebih berkembang dan semakin

kuat. Disisi lainnya penanggulangan kemiskinan dilanjutkan secara

konsisten dengan berbagai program yang bersinergi.

Misi 4 : Memantapkan dan meningkatkan kualitas penggelolaan

sumberdaya alam, penata ruang, lingkungan hidup dan kenyamanan.

Misi ini dimaksudkan untuk mengelola infrastruktur khususnya

untuk mewujudkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan dan

meningkatkan kenyamanan masyarakat dengan tidak meninggalkan

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, sehingga perlu

adanya formulasi penataan ruang yang baik agar sinergi antara

berbagai aspek dengandaya dukung sumber daya alam dan lingkungan

yang terbatas, sehingga memungkinkan masyarakat untuk hidup lebih

sehat dan produktif.

Misi 5 : Meningkatkan kualitas budaya masyarakat dan kesetaraan

gender yang proporsional.

Misi ini dimaksudkan bahwa walaupun masyarakat Sleman

berkembang dinamis, tetapi tetap tidak meninggalkan dan kehilangan

budaya lokal yang luhur dan baik. Disamping itu terhadap

pemberdayaan perempuan tidak terbatas pada peningkatan jumlah

perempuan dalam berbagai peran, tetapi juga memperhatikan

kesetaraan dengan tetap mengedepankan perlindungan terhadap

perempuan dan anak. Misi dalam RPJMD (Rencana Pembangunan


15

Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021

tersebut mengacu dan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Sleman

tahun 2006- 2025 dan oleh karenanya terdapat hubungan yang kuat

antara Misi dalam RPJPD dengan Misi dalam RPJMD.

C. Struktur Organisasi

Sumber: Dinas Pariwisata Sleman

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Dinas Pariwisata

Susunan Organisasi Dinas Pariwisata terdiri dari:

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat terdiri dari:


16

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian

b. Subbagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi

3. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

terdiri dari:

a. Seksi Fasilitas Pariwisata dan

b. Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif.

4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Usaha

Pariwisata terdiri dari:

a. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan

b. Seksi Pembinaan Usaha Pariwisata.

5. Bidang Pemasaran Pariwisata terdiri dari:

a. Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi Pariwisata

b. Seksi Promosi Pariwisata.

6. Unit Pelaksana Teknis dan

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Tata Kerja Dinas Pariwisata:

1. Kepala Dinas selaku penanggung jawab instansi

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan umum,

urusan kepegawaian, urusan keuangan, urusan perencanaan dan

evaluasi, serta mengoordinasikan pelaksanaan tugas satuan

organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, sekretariat mempunyai

wewenang:
17

a. Menyusun rencana kerja Sekretariat dan Dinas Pariwisata;

b. Merumuskan kebijakan teknis kesekretariatan;

c. Pelaksana urusan umum;

d. Pelaksana urusan kepegawaian;

e. Pelaksana urusan keuangan;

f. Pelaksana urusan perencanaan dan evaluasi;

g. Pengoordinasi pelaksanaan tugas satuan organisasi lingkup

Dinas Pariwisata dan,

h. Mengevaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja

Sekretariat dan Dinas Pariwisata.

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas

menyiapkan bahan pelaksanaan urusan umum dan urusan

kepegawaian. Dalam melaksanakan tugasnya, Subbagian Umum

dan Kepegawaian mempunyai wewenang:

a. Menyusun rencana kerja Subbagian Umum dan

Kepegawaian;

b. Merumuskan kebijakan teknis pelaksanaan urusan umum

dan urusan kepegawaian;

c. Pengelola persuratan dan kearsipan;

d. Pengelola perlengkapan, keamanan, dan kebersihan;


18

e. Menyusun perencanaan kebutuhan, pengembangan dan

pembinaan pegawai;

f. Pelayanan administrasi pegawai dan pengelolaan tata

usaha kepegawaian; dan

g. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja

Subbagian Umum dan Kepegawaian.

4. Subbagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi

Subbagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi mempunyai

tugas menyiapkan bahan pelaksanaan urusan keuangan, urusan

perencanaan dan evaluasi. Dalam melaksanakan tugasnya,

Subbagian Keuangan, Perencanaan dan Evaluasi mempunyai

wewenang:

a. Menyusun rencana kerja Subbagian Keuangan,

Perencanaan dan Evaluasi;

b. Merumuskan kebijakan teknis pelaksanaan urusan

keuangan, urusan perencanaan dan evaluasi;

c. Pengoordinasi penyusunan rencana kerja Sekretariat dan

Dinas Pariwisata;

d. Pelaksana perbendaharaan, pembukuan, dan pelaporan

keuangan;

e. Pengoordinasi evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kerja

Sekretariat dan pelaksanaan kerja Dinas Pariwisata; dan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja


19

5. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif melaksanakan tugas mengembangkan fasilitas obyek daya

tarik wisata, atraksi wisata dan ekonomi kreatif. Dalam

melaksanakan tugasnya, Bidang Pengembangan Destinasi

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai Wewenang:

a. Menyusun rencana kerja Bidang Pengembangan Destinasi

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;

b. Merumuskan kebijakan teknis pengembangan destinasi

pariwisata;

c. Mengembangkan fasilitas obyek daya tarik wisata;

d. Mengembangan atraksi wisata;

e. Mengembangkan ekonomi kreatif; dan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja

Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif.

6. Seksi Fasilitas Pariwisata

Seksi Fasilitas Pariwisata mempunyai tugas menyiapkan bahan

pengembangan fasilitas obyek daya tarik wisata. Dalam

melaksanakan tugasnya, Seksi Fasilitas Pariwisata mempunyai

wewenang:
20

a. Menyusun rencana kerja Seksi Fasilitas Pariwisata;

b. Merumuskan kebijakan teknis pengembangan fasilitas

obyek daya tarik wisata;

c. Membina pengelolaan fasilitas obyek daya tarik wisata;

d. Mengembangkan fasilitas obyek daya tarik wisata;

e. Pengelola data potensi obyek dan daya tarik wisata; dan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi

Fasilitas Pariwisata.

7. Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif

Seksi Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas

menyiapkan bahan pengembangan atraksi wisata dan ekonomi

kreatif. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Atraksi Wisata dan

Ekonomi Kreatif mempunyai wewenang:

a. Menyusun rencana kerja Seksi Atraksi Wisata dan

Ekonomi Kreatif;

b. Merumuskan kebijakan teknis pengembangan atraksi

wisata;

c. Pelaksana dan pengembangan atraksi wisata;

d. Pengoordinasi dan pembinaan pengembangan zona

ekonomi kreatif; dan

e. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi

Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif.


21

8. Bidang Pengembangan SDM dan Usaha Pariwisata

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Usaha

Pariwisata melaksanakan tugas membina dan mengembangkan

sumber daya manusia dan usaha pariwisata. Dalam melaksanakan

tugasnya, Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan

Usaha Pariwisata mempunyai wewenang:

a. Menyusun rencana kerja Bidang Pengembangan Sumber

Daya Manusia dan Usaha Pariwisata;

b. Merumuskan kebijakan teknis pengembangan sumber

daya manusia dan usaha pariwisata;

c. Mengembangan sumber daya manusia dan usaha

pariwisata;

d. Membina sumber daya manusia pariwisata dan usaha

pariwisata;

e. Membina kelembagaan dan partisipasi kepariwisataan

lokal, nasional maupun internasional; dan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Usaha

Pariwisata.
22

9. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan

Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan

Kelembagaan mempunyai tugas menyiapkan bahan

pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan

pariwisata. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan

mempunyai wewenang:

a. Menyusun rencana kerja Seksi Pengembangan Sumber

Daya Manusia dan Kelembagaan;

b. Merumuskan kebijakan teknis pengembangan sumber

daya manusia dan kelembagaan pariwisata;

c. Pembina dan pengembangan sumber daya manusia

pariwisata;

d. Pembina kelembagaan kepariwisataan; dan

e. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan.

9. Seksi Pembinaan Usaha Pariwisata

Seksi Pembinaan Usaha Pariwisata mempunyai tugas

menyiapkan bahan pembinaan usaha pariwisata. Dalam

melaksanakan tugasnya, Seksi Pembinaan Usaha Pariwisata

mempunyai wewenang:

a. Menyusun rencana kerja Seksi Pembinaan Usaha

Pariwisata;
23

b. Merumuskan kebijakan teknis pembinaan usaha pariwisata;

c. Mengelolaan data usaha pariwisata;

d. Pembina usaha pariwisata; dan

e. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi

Pembinaan Usaha Pariwisata.

10. Bidang Pemasaran Pariwisata

Bidang Pemasaran Pariwisata melaksanakan tugas pemasaran

pariwisata. Dalam melaksanakan tugasnya, Pemasaran Pariwisata

mempunyai wewenang:

a. Menyusun rencana kerja Bidang Pemasaran Pariwisata;

b. Merumuskan kebijakan teknis pemasaran pariwisata;

c. Menyusun analisa pasar kepariwisataan;

d. Mengelola dokumentasi dan informasi pariwisata;

e. Pengembang promosi pariwisata; dan

f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Bidang

Pemasaran Pariwisata.

11. Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi Pariwisata

Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi Pariwisata

mempunyai tugas melaksanakan analisa pasar dan mengelola

dokumentasi dan informasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi

Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi Pariwisata mempunyai

wewenang:
24

a. Menyusun rencana kerja Seksi Analisa Pasar, Dokumentasi

dan Informasi Pariwisata;

b. Merumuskan kebijakan teknis analisa pasar, dokumentasi,

dan informasi pariwisata;

c. Pelaksana dan pembinaan analisa pasar;

d. Pengelola dokumentasi dan informasi pariwisata; dan

e. Evaluasi dan penyusuna laporan pelaksanaan kerja Seksi

Analisa Pasar, Dokumentasi dan Informasi Pariwisata.

12. Seksi Promosi Pariwisata

Seksi Promosi Pariwisata mempunyai tugas mengembangkan

promosi pariwisata. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Promosi

Pariwisata mempunyai wewenang:

a. Menyusun rencana kerja Seksi Promosi Pariwisata;

b. Merumuskan kebijakan teknis promosi pariwisata;

c. Pelaksana dan pengembangan promosi pariwisata; dan

d. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerja Seksi


25

BAB III

PEMBAHASAN

A. Aktivitas Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pariwisata Kabupaten

Sleman

1. Tempat Magang

Aktivitas magang dilakukan di Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman

dengan alamat Jl. KRT Pringgodiningrat Nomor 13, Tridadi, Sleman,

Yogyakarta 55511.

2. Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan Magang ini dilaksanakan mulai dari tanggal 12 Maret 2018

sampai dengan 23 April 2018. Dengan rincian waktu sebagai berikut :

Senin-Kamis : 07.30 – 15.30

Jumat : 07.30 – 14.30

3. Kegiatan Magang

Kegiataan yang dilakukan pada saat magang di Dinas Pariwisata

Kabupaten Sleman meliputi:

a. Perkenalan kepada seluruh pegawai di Dinas Pariwisata. Kegiatan

ini dilakukan agar lebih mengenal seluruh pegawai dari semua

bidang, sehingga dapat menciptakan hubungan antar personal dan

dapat membantu dalam melaksanakan semua kegiatan yang akan

dilakukan.
26

b. Di Dinas Pariwisata, penulis ditempatkan di Bagian SDM dan

Deskraf. Di Bagian SDM / bagian Pengembangan Sumber Daya

Manusia dan Kelembagaan. Pada bidang sumber daya manusia,

mengikuti kegiatan pelatihan untuk mengembangkan potensi

pariwisata dalam memajukan wisata-wisata yang lebih baik.

penulis mengetahui mengenai tata cara membuat surat dan

pengajuan SK kegiatan yang ada di lingkup Dinas Pariwisata dari

penyusunan hingga sampai ke Pemerintah daerah Kabupaten

Sleman. Selain itu penulis banyak mengetahui tentang desa wisata

yang ada di Kabupaten Sleman dan berkesempatan untuk

mendatangi desa tersebut.

c. Di Bagian Deskraf / Pengembangan Destinasi Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif saya menjadi bawahan dari Kepala Seksi Atraksi

Wisata dan Ekonomi Kreatif diberikan tugas yaitu mencatat semua

data yang diperlukan oleh beliau. Membuat surat, notulen,

mengedit berkas sesuai instruksi, foto kopi, mengantar surat dan

dokumen keluar, serta ikut membantu dalam mempersiapkan

konsumsi rapat.

B. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi

mahasiswa karena dapat menjadi acuan kerja bagi mahasiswa setelah

lulus. Didalam praktek kerja di perusahaan, penulis memperoleh banyak

pengetahuan baru baik secara teoritis maupun secara praktek. Dengan


27

adanya praktek kerja, sehingga penulis mendapatkan pengalaman kerja

yang sesungguhnya. Dapat meningkatkan kedisiplinan dan rasa tanggung

jawab dalam bekerja serta informasi mengenai tata cara bekerja telah

didapat oleh penulis. Penulis mendapatkan informasi baru untuk dipelajari.

Lebih banyak belajar mengenai dunia kerja dan kemampuan yang

dimiliki dapat dituangkan pada saat bekerja. Bertemu dengan orang-orang

yang profesional dalam bidangnya masing-masing. Penulis memperhatikan

kinerja para karyawan tersebut, bertanya pada karyawan, dan memperoleh

nasehat dari karyawan mengenai dunia kerja.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis sangat membantu untuk

memperoleh gambaran bekerja di kantor pemerintahan yang

sesungguhnya, sehingga sangat bermanfaat bagi penulis untuk

mempersiapkan diri dalam rangka mencari pekerjaan yang sesuai dengan

yang dicita-citakan.

C. Sistem dan Prosedur

1. Pengertian Sistem

Pengertian sistem secara umum adalah suatu ketentuan yang terdiri

komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

memudahkan aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai

suatu tujuan. Sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau

lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu

sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi


28

dalam sub system yang lebih kecil mendukung system yang lebih besar

(Romney dan Steinbart, 2015:3).

Sistem adalah seperangkat elemen yang saling yang saling

bergabung yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu (Gelinas dan

Dull, 2012:11). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem

merupakan seperangkat elemen yang saling berhubungan yang

bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu dalam proses yang

teratur yang dapat mendukung sistem yang lebih besar dan saling

memiliki ketergantungan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Pengertian Prosedur

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau langkah-langkah yang

harus dijalankan supaya dapat menghasilkan hasil yang diinginkan.

Menurut Cole (dalam Baridwan, 2013:3) bahwa prosedur adalah suatu

urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan orang

dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya

perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahan yang

sering terjadi. Menurut Mulyadi (2016:4), Prosedur adalah suatu

kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu

departement atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.


29

Jadi kesimpulan dari pengertian prosedur adalah rangkaian

aktivitas atau langkah-langkah dalam satu bagian atau lebih untuk

menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang.

D. Rencana Pembangunan Sektor Pariwisata

1. Arah pembangunan priwisata

Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan

ekonomi dan meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan

kesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan

keragaman pesona keindahan alam dan potensi nasional sebagai

wilayah wisata bahari terluas di dunia secara arif dan berkelanjutan,

serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan

pengembangan budaya bangsa.

2. Arah Kebijakan Peningkatan Daya Saing Pariwisata

a. Pembangunan Destinasi Pariwisata Nasional: Pembangunan

Perwilayahan (DPN), Pembangunan Daya Tarik Wisata (DTW),

Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata, Pembangunan Prasarana

Umum, Fasilitas Umum, Fasilitas Pariwisata, Pemberdayaan

Masyarakat.

b. Industri Pariwisata Nasional: Penguatan Struktur Industri

Pariwisata, Peningkatan Daya Saing Produk Pariwisata,

Pengembangan Kemitraan Usaha Pariwisata, Penciptaan


30

Kredibilitas Bisnis, Pengembangan Tanggung Jawab Terhadap

Lingkungan.

c. Pemasaran Pariwisata Nasional: Pengembangan Pasar Wisatawan,

Pengembangan Citra Pariwisata, Pengembangan Kemitraan

Pemasaran, Pengembangan Promosi Pariwisata

d. Kelembagaan Kepariwisataan Nasional: Penguatan Organisasi

Kepariwisataan, Pembangunan SDM Pariwisata, Penyelenggaraan

Penelitian & Pengembangan

E. Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang

bersumber dari pedapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah

tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang

merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata yang selanjutnya

disebut DAK Fisik Bidang Pariwisata, adalah dana yang dialokasikan

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kepada daerah tertentu

dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan bidang pariwisata yang

merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Tujuan dari adanya DAK bidang pariwisata untuk: Meningkatkan

kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata di daerah dalam rangka

mewujudkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, dan

meningkatkan kontribusinya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,

khususnya masyarakat di daerah tujuan wisata.


31

F. Lokasi DAK

Obyek wisata Menara Pandang Jurang Boyong di Hargobinangun,

Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

G. Kegiatan

Kegiatan pembenahan yang dilakukan oleh dinas pariwisata

Kabupaten Sleman mengunakan DAK sebagai berikut:

1. Membuat tempat parkir

2. Membuat ruang ganti dan toilet

3. Membuat sarana pendukung : plaza pusat jajanan/kuliner

H. Pengajuan DAK

Pengajuan DAK dilakukan oleh Dinas Pariwisata, selaku

Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan dengan kegiatan.

Pengajuan DAK ini dilakukan pada tahun sebelum pelaksanaan

pembangunan yaitu pada tahun 2016.

I. Prosedur Dana Alokasi Khusus

1. Pengusulan DAK

Pengusulan ini terjadi diawal tahun 2016 oleh dinas pariwisata

kepada pemerintah pusat agar mendapat pendanaan untuk kegiatan

pariwisata yang menunjang sarana prasarana di kawasan Menara Pandang

Jurang Boyong Kabupaten Sleman. Dokumen yang diperlukan pada saat

pengusulan yaitu: RAB atau Rencana Anggaran Bangunan, KAK atau

Kerangka Acuhan Kerja, DED atau Detail Engine Design, Gambar Lokasi,

Status Tanah.
32

2. Penilaian DAK

Dana Alokasi Khusus dinilai oleh 3 Kementrian pada saat

pertemuan di Jakarta yaitu Kementrian Pariwisata, Kementrian Keuangan,

Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas

melalui Musyawarah Desk untuk menentukan pagu masing-masing daerah

yang mengusulkan DAK. Dokumen yang diperlukan: RAB atau Rencana

Anggaran Bangunan, KAK atau Kerangka Acuhan Kerja, DED atau Detail

Engine Design, Gambar Lokasi, Status Tanah.

3. Pengadaan Jasa Konstruksi

Dinas Pariwisata menggunakan sistem Lelang dalam pengadaan

jasa konstruksi karena pagu anggaran lebih dari 250 juta rupiah. Dokumen

yang bersangkutan dengan pelelangan: RAB, DED, KAK, Surat Pemenang

Lelang. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang

pengadaan barang/jasa pemerintahan.

4. Pencairan DAK

Pencairan dana alokasi khusus dilakukan 4 tahap dilakukan setiap 3

bulan sekali dan sebesar 5% dari Pagu anggaran digunakan untuk

mendanai kegiatan penunjang yang berhubungan langsung dengan DAK.

Dokumen yang digunakan untuk pencairan dana: DPA, Surat Kontrak

yang dilakukan bersama pihak ketiga, surat bersedia dipotong PPN dan

PPh.
33

Tabel. 3.1
Penentuan batas waktu penyampaian laporan dan waktu penyaluran

Sumber : Dinas Pariwisata

5. Pelaporan DAK

Pelaporan dana alokasi khusus memiliki peranan penting dalam

memberikan informasi perkembangan sejauh mana pembangunan

pariwisata dapat terlaksana. Dalam suatu periode tertentu. Dalam

pelaporan DAK terbagi menjadi 2 yaitu: Laporan Triwulan dan Laporan

Akhir.

J. Dokumen yang Diperlukan

1. Dokumen Permohonan

Formulir diatur sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Dengan format yang sesuai. Dokumen ini diperuntukan sebagai

permohonan dari dinas pariwisata untuk mengusulkan DAK bidang

pariwisata kepada BAPPEDA Kabupaten Sleman.

2. RAB

Kepanjangan dari Rencana Anggaran Biaya. Dinas pariwisata perlu

membuat rencana anggaran Biaya pada pengusulan DAK agar seluruh

biaya menjadi jelas dan bisa diprediksi. RAB ini biasanya

dikonsultasikan dengan arsitek yang mendesain gambar bangunan.


34

3. KAK

Kerangka Acuan Kerja (KAK) merupakan pedoman yang berisikan

persyaratan dalam pelaksanaan Pengadaan pekerjaan Pembenahan

Kawasan Menara Pandang Jurang Boyong yang antara lain memuat

masukan (input), spesifikasi teknis dan keluaran (output) yang harus

dipenuhi, dan diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan.

4. DED / Detail Engine Disign

Adalah desain dari aplikasi biasanya dengan autocad ataupun

3dmax. Dengan aplikasi ini maka detail bangunan bisa disimulasikan.

Tujuan mengapa diperlukan DED adalah untuk mengetahui kelebihan

dan kekurangan desain bangunan.

5. Gambar Lokasi

Gambar lokasi digunakan untuk mengetahui dimana tempat akan di

bangun / direnovasi dan juga keadaan di sekitar lokasi serta untuk

mengetahui Bagaimana karakteristik lokasi.

6. Surat Tanah

Surat tanah bisa didapatkan dari desa bila tanah tersebut sedang

bersengketa, maka harus ada izin dari Gubernur. Surat tanah dibutuhkan

untuk memperjelas status tanah tersebut.

7. Dokumen Pengajuan DAK Kabupaten

Dokumen pengajuan tingkat kabupaten disusun oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah / Bappeda Kabupaten Sleman.

8. Dokumen Pengajuan DAK Provinsi


35

Dokumen pengajuan tingkat Provinsi disusun oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah / Bappeda Provinsi. Mencakup

empat kabupaten dan satu kota yaitu: Kulon Progo, Sleman, Bantul,

Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta.

9. Pagu Anggaran

Pagu anggaran adalah suatu keputusan yang dibentuk oleh ketiga

kementrian yaitu: Kementrian Pariwisata, Kementrian Keuangan,

Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. Anggaran yang

dibentuk meliputi seluruh wilayah Indonesia. Setelah meneliti dan

mentelaah dokumen permohonon yang masuk.

10. DPA / Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Dokumen tersebut dibuat setelah Dinas pariwisata mengetahui

Pagu Anggaran, sebagai tindak lanjut dari besarnya anggaran yang

diberikan.

11. Surat Pemenang Lelang

Dokumen ini merupakan dokumen yang didapat dari bagian

pengadaan Pemda Sleman yang melakukan pelelangan jasa konstruksi.

Dokumen pemenangan lelang dikeluarkan apabila pihak pengadaan

berhasil melaksanakan proses pelelangan.

12. Surat Gagal Lelang

Surat ini terbit apabila pelelangan gagal mendapatkan harga

kesepakatan. Maka pemda Sleman bagian pengadaan menerbitkan surat

gagal lelang.
36

13. Surat Perjanjian

Kontrak kerja ini berhubungan dengan pihak ketiga yaitu

pemenang lelang. Dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan pemenang

lelang. Berisi tentang kesepakatan - kesepakatan antara kedua belah

pihak.

14. Surat Bersedia Dipotong PPN dan Pph

Dokumen ini memuat bahwa dalam pelaksanaan kontrak kerja

kedua BELAH pihak yaitu pihak ketiga dan dinas pariwisata bersedia

untuk dipotong PPN dan Pph.

15. Laporan Realisasi

Laporan realisasi ini dibuat yang berisi antara lain prosentase

penyerapan dana, pagu, prosentaqse capaian output, foto fisik, sisa

kontrak.

16. SPP dan SPM

SPP adalah Surat Perintah Pembayaran. SPM adalah Surat

Perintah Membayar. Kedua dokumen ini diterbitkan oleh KPPN setelah

semua dokumen pada dokumen realisasi sesuai dengan kriteria

penilaian KPPN.

17. SP2D

Kepanjangan dari Surat Perintah Pencairan Dana, dokumen ini

diterbitkan setelah SPP dan SPM dikeluarkan. SP2D adalah dokumen

yang digunakan untuk pencairan ke Bank.

18. Dokumen pelaporan dari Pihak Ketiga


37

Dokumen ini adalah laporan dari pihak ketiga atau pemenang

lelang berbentuk laporan harian, laporan mingguan dan laporan

bulanan.

19. Laporan Triwulan

Laporan ini dibuat oleh Dinas Pariwisata, diambil dari pelaporan pihak

ketiga atau penyedia jasa konstruksi konstruksi setiap 3 bulan

pengerjaan.

K. Pihak yang Terlibat

1. Dinas pariwisata selaku Satuan perangkat kerja daerah yang

mengajukan DAK.

2. Bappeda Kabupaten Sleman selaku SKPD yang mengontrol dokumen

dan mengusulkan daftar DAK Kabupaten Sleman.

3. Bappeda Provinsi DIY selaku pihak yang mengontrol dan mengajukan

daftar DAK DIY.

4. Bagian Pengadaan Pemda Sleman selaku SKPD yang bertanggung

jawab atas jasa pengadaan di Pemda Sleman. Bagian pengadaan yang

mengatur prosedur pengadaan, termasuk jasa lelang konstruksi dan

aturan - aturannya.

5. Pihak pemenang Lelang jasa Konstruksi / Pihak Ketiga bertanggung

jawab untuk membangun dan memastikan proyek berjalan lancar dan

tepat waktu sesuai dari pagu anggaran DAK.

6. Kementrian Keuangan selaku pemegang dana pemerintah.


38

7. Kementrian Bappenas selaku pihak yang menyeleksi dalam

musyawarah nasional membahas DAK dan pagu anggaran.

8. KPPN (Kementrian Keuangan) selaku lembaga pemerintah yang

bertugas sebagai perbendaharaan dalam DAK, atau bagian penilai

kelayakan Pencairan.

9. Bank selaku pihak yang menyalurkan uang

10. Direktorat Jendral Perbendaharaan Keuangan (Kementrian Keuangan)

selaku pengawas keuangan

11. Kementrian Dalam Negri Selaku pihak yang mendapat laporan dari

Dinas Pariwisata terkait Pembangunan DAK

L. Prosedur yang dikerjakan dari awal sampai akhir

Dinas pariwisata mengajukan dokumen permohonan DAK untuk

kegiatan yang termasuk dalam DAK. Dokumen permohonan dilampiri

oleh dokumen pendukung antara lain RAB, KAK, DED, Surat tanah,

Gambar Lokasi. Kemudian dokumen tersebut diterima oleh BAPPEDA

Kabupaten Sleman. BAPPEDA Kabupaten Sleman bertugas untuk

memeriksa format dan meneliti dokumen apabila ada kesalahan atau

kekurangan langsung berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten

Sleman untuk memperbaiki. Selanjutnya BAPPEDA Kabupaten Sleman

mengirimnya ke BAPPEDA provinsi.

BAPPEDA Provinsi lalu mengumpulkan usulan-usulan dari

Kabupaten dan kota untuk dijadikan satu Provinsi selanjutnya BAPPEDA

Provinsi mengirim seluruh file ke Pemerintah Pusat.


39

Pemerintah pusat yang dimaksud adalah ketiga kementrian

(Kementrian Keuangan, Kementrian Pariwisata, Kementrian BAPPENAS)

yang siap membahas dan memutuskan Perolehan Pagu DAK masing-

masing daerah di seluruh Indonesia. Dinilai dari berbagai aspek yang

dibahas dari masing kementrian.

Setelah pemerintah pusat melalui ketiga kementrian memutuskan

pagu anggaran, pemerintah melaporkan secara terbuka melalui media

online khusus peraturan tentang pagu DAK. Namun pemerintah jiuga

secara resmi mengirim pagu tersebut kepada BAPPEDA Provinsi,

kemudian BAPPEDA Provinsi mengirimkan ke BAPPEDA Kabupaten,

BAPPEDA Kabupaten mengirim pagu untuk Dinas Pariwisata.

Karena jumlah pagu dengan dana yang diusulkan tidak sama persis

jadi Dinas Pariwisata bertugas menyusun DPA atau Dokumen Pelaksanaan

Anggaran.

Dokumen pelaksanaan anggaran ini digunakan untuk mencairkan

dana alokasi khusus yang diajukan. Sebelum dana dicairkan maka harus

ada kejelasan mengenai pengadaan jasa konstruksi oleh Pemerintah

Kabupaten Sleman.

Dengan DPA yang disusun oleh dinas pariwisata maka kemudian

diajukannya pelelangan karena nilai kontrak lebih dari 200 juta rupiah

dengan mengajukan dokumen antara lain: DPA, Gambar Lokasi, KAK.

Dan prosedur lelangnya ditentukan oleh bagian pengadaan Pemda Sleman.

Sistem pelelangannya adalah sistem pelelangan sederhana yaitu Bagian


40

pengadaan PemKab Sleman Menghubungi calon penyedia jasa kurang dari

5 perusahaan kontraktor yang sesuai dengan syarat dan ketentuan pada

acara pelelangan disitu akan dipresentasikan Kontrak Perjanjian yang

isinya kurang lebih sebagai berikut: spesifikasi pekerjaan, tenaga kerja,

waktu pengerjaan, nilai kontrak dan juga pekerjaan yang harus dikerjakan

oleh pihak penyedia. Jika dari lelang tersebut terdapat kesepakatan maka

akan terbit surat berhasil lelang dan jika tidak berhasil pada proses

pelelangan maka terbit surat gagal lelang. Jika surat gagal lelang

diterbitkan maka bagian pengadaan Pemda Sleman kembali melakukan

proses pelelangan lagi.

Setelah memperoleh hasil dari proses pelelangan berhasil maka

hal yang dilakukan adalah penandatanganan perjanjian kontrak antara

pihak ketiga atau penyedia jasa konstruksi dan ada pihak dari dinas

pariwisata. Selanjutnya Pihak Ketiga melakukan kewajibannya terlebih

dahulu sesuai kesepakatan. Sehingga dapat membuat laporan realisasi.

Laporan tersebut dilampiri dengan prosentase penyerapan dana, Pagu,

prosentase capaian output, foto fisik, sisa kontrak. Dan diserahkan ke

Dinas Pariwisata dari laporan realisasi tersebut diajukan untuk pencairan

dana.

Laporan realisasi kemudian diajukaan ke KPPN/ Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara kemudian diverifikasi setelah diverifikasi

menghasilkan SPP/ Surat Perintah Pembayaran dan SPM/ Surat Perintah

Membayar. Kemudian setelah itu diterbitkanlah SP2D atau Surat Perintah


41

Pencairan Dana, dana dapat dicairkan Ke Bank. KPPN juga bertugas untuk

melaporkan SP2D ke Direktorat Jendral Perbendaharaan Keuangan.

Pelaporan dibuat oleh pihak ketiga selaku penyedia jasa konstruksi

5 elang, serdadu kumbang


42

M. Flowchart DAK

Dinas Pariwisata

Mulai

Membuat
surat
permohonan
43

Dinas Pariwisata Bappeda Kabupaten Sleman


44

Mulai
1

Menerima
Mengajukan
Usulan DAK
usulan

1
2 6
3
4 7
5 8
6 9
7 10
8
9
10
Mengecek
kelengkapan
T Berkas Usulan

Tidak
1
Melengkapi
Ya Dokumen
Keterangan :
1.RAB / Rancangan Anggaran Bangunan
2. KAK / Kerangka Acuhan Kerja 6
7
3. Status Tanah 8
4. DED / Detail Engine System 9
5. Gambar Lokasi Dokumen 10
6. RAB Pengajuan
7. KAK DAK
8. Status Tanah
9. DED
10. Gambar Lokasi
2

Gambar 3.1
Flowchart Pengusulan DAK

Bappeda Provinsi
45

Menerima
Berkas dari
Bappeda
Kabupaten

6
7
8
9
Dokumen 10
Pengajuan DAK

Membuat
Usulan DAK
T
Se- DIY

6
7
8
9
Usulan DAK 10
Provinsi DIY

Gambar 3.2
Flowchart Lanjutan Pengusulan DAK
Kemenkeu, KemenPar dan
KemenBappeda
46

Menerima
Usulan
Berkas

Usulan DAK
Provinsi DIY

Musyawarah
Besar di
Jakarta

Membahas
DAK

Pagu Anggaran
per Daerah di
Indonesia

Gambar 3.3
Flowchart Penilaian DAK
Dinas Pariwisata
47

Pagu Anggaran per


Daerah di Indonesia

Pagu Anggaran DAK


Dinas Pariwisata
Kabupaten Sleman

Membuat DPA

Pagu Anggaran Per


Daerah di Indonesia

Pagu Anggaran DAK


Kabupaten Sleman

DPA

DPA: Dokumen Pelaksanaan Anggaran


Gambar 3.4
Flowchart Lanjutan Penilaian DAK
48

Dinas Pariwisata Bagian Pengadaan Pemda Sleman

6 6

Menyiapkan Menerima
persyaratan Berkas
untuk lelang
kontrak jasa

RAB
RAB (Rencana Gambar Detail
Anggaran Bangunan Bangunan
Gambar Detail Kerangka Acuhan
Bangunan Kerja
KAK(Krangka
Acuhan Kerja)

Memeriksa
Dokumen

6
Tidak

Surat Gagal
Lelang
Berhasil

RAB

Gambar Detail
Kerangka Acuhan
Kerja
Surat Pemenang
Lelang

T
Pihak Ketiga

Gambar 3.5
Flowchart Pengadaan Barang Jasa Konstruksi DAK
49

Pihak Ketiga Dinas Pariwisata

6
7

Membuat
kontrak kerja
dengan Dinas Kontrak Kerja
Pariwisata

Merevisi dan
Kontrak Kerja
menandatangani
Kontrak

7 Kontrak Kerja

Gambar 3.6
Flowchart Pembuatan Kontrak DAK
50

BKAD Kementrian Keuangan

5 9
c

DPA
DPA
Surat Kontrak Pihak
Surat Kontrak Ketiga
Pihak Ketiga Surat bersedia
Surat bersedia dipotong PPN Pph
dipotong PPN dan
Pph

Pencairan
Diajukan ke dilakukan 4
Kemenkeu Periode

9 Selesai

Gambar 3.7
Flowchart Mekanisme Pencairan DAK
51

Pelaporan Dana Alokasi Khusus

Pihak Ketiga Dinas Pariwisata

Mulai 1

Melaksanakan Menerima
Pembangunan laporan dalam
bentuk buku

Laporan Laporan Berbentuk


Pelaksanaan Buku

Laporan harian,
mingguan dan bulanan Selesai
berbentuk buku

Gambar 3.8
Flowchart Pelaporan DAK
52

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman setiap tahunnya

mengusulkan dana alokasi khusus untuk pembenahan sarana prasarana

pariwisata yang ada di Kabupaten Sleman. Untruk tahun 2017 Dinas

Pariwisata mengusulkan pembenahan di Menara Pandang Jurang

Boyong.

2. Pada Praktek Kerja Lapangan yang penulis laksanakan, penulis

mendapatkan data dari pegawai Dinas dan tidak terjun langsung pada

proyek pelaksanaan DAK pada tahun 2017. Namun penulis

mendapatkan ilmu yaitu ikut melihat Pegawai Kantor untuk menyusun

usulan DAK tahun 2018.

3. Dari penulisan tugas akhir ini penulis menyimpulkan bahwa

Dana Alokasi Khusus adalah pendanaan utama dalam proses

pembenahan sarana Prasarana. Dari tahun ke tahun Prosedur DAK telah

diperbarui sehingga pada masing-masing tahun prosedur agak berbeda

sesuai undang-undang yang berlaku.

4. Prosedur yang dilakukan oleh dinas pariwisata sendiri sudah

sesuai dengan undang-undang dan relatif tidak ada kendala dalam

pengusulannya.
53

B. Saran

Sebaiknya pada saat pengusulan petugas-petugas yang berkaitan

dengan Dana Alokasi Khusus diberikan pelatihan mekanisme aplikasi

yang baru digunakan karena penulis melihat hanya ada 1 petugas saja yang

tahu cara penginputan DAK.

Anda mungkin juga menyukai