Anda di halaman 1dari 17

RAHASIA

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Kapuskesad


PUSAT KESEHATAN NomorKep/ 602/VI/2020
Tanggal 3Juni2020

MANAJEMEN PENANGANAN KRISIS KES

BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.

a. Indonesia memilikikondisiGeografis, Geologis, Hidrologis, dan


Demografis yang memungkinkanterjadinyabencana, baik yang disebabkan
oleh faktoralam, faktor non alammaupunfaktormanusia yang
menyebabkantimbulnya korban jiwamanusia, kerusakanlingkungan,
kerugianhartabenda dan dampakPsikologis yang
dalamkeadaantertentudapatmenghambatpembangunannasional.

b. PosisigeografisIndonesiaterletakdiantaratigalempengbesar
duniayaitulempengIndoAustralia,LempengEurasiadanlempengPasifik.
Pertemuanketigalempengtersebutmengakibatkanaktivitastektonikdi
sepanjangsabukgunungapiPasifik,yang merupakanderetangunungapi
disepanjangpulauSumatera,Jawa-Bali-NusaTenggara,Sulawesi-Maluku,
hingga Papua.Data Pusat Vulkanologi dan
MitigasiBencanaGeologimencatatterdapat 129
gunungapidengansebagianbesarmerupakangunungapiaktif dan 80
kategoriberbahaya. Letak Indonesia
secarageografiinimenjadikanrawangempatektonik dan Vulkanik yang
dapatdiikuti tsunami besardenganadanyasamuderaHindia dan
SamuderaPasifik.Semuakejadiantersebutmenimbulkankrisis Kesehatan,
antara lain lumpuhnyapelayanan Kesehatan, korban mati, korban luka,
pengungsian, masalahgizi, masalahketersediaanair bersih,
masalahsanitasilingkungan, penyakitmenular, gangguankejiwaan dan
gangguanpelayanan Kesehatan
reproduksi.Dalamrangkamewujudkanderajatkesehatanmasyarakat yang
setinggi-tingginya dan
terpeliharanyakesehatanmasyarakatdalampenyelenggaraankrisiskesehatan,
perludilakukanpenanganan, pertolongan, dan pelindungansecaraefektif dan
terorganisir.

c. Guna menjamin tercapainya sasarandalam proses


belajarsecaraoptimaldalamrangkamenghadapipenanganankrisis Kesehatan
makaperludisusunNaskahSekolahManajemenPenangananKrisis Kesehatan
sebagaipedomanbagiGumil/Pelatih dan Perwirasiswa pada pendidikanPerwira
TNI AD.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. HanjartentangManajemenKrisis
Kesehataninidisusundenganmaksuduntukmemberikangambaran dan

RAHASIA
2
penjelasantentangpengelolaanmanajemenkrisis
Kesehatansebagaimateripelajaran pada Pendidikan PerwiraKesehatan TNI AD.

b. Tujuan. HanjartentangManajemenKrisis
Kesehataninidisusundengantujuanuntukdigunakansebagaipedomanbagi
Guru Militer (Gumil) dan PerwiraSiswa (Pasis) dalam proses belajarmengajar
pada Pendidikan PerwiraKesehatan TNI AD agar
tujuanpelajarandapattercapai.

3. Ruang Lingkup.

a. Bab I Pendahuluan.
b. Bab II KetentuanUmum.
c. Bab III KegiatanPenganggulangan.
d. Bab IV PengelolaanLogistik dan Pendanaan.
e. Bab V Sisinfo.
f. Bab VI Pembinaan dan Pengawasan.
g. Bab VII PenanggulanganBencana di lingkungankemhan dan TNI
h. Bab VIII Penutup.

4. Referensi.

a. Peraturan Menteri PertahananRepublik Indonesia Nomor 32 Tahun


2014 tanggal 24 Juli 2014
tentangpedomanpenanganankrisiskesehatandalampenanggulanganbencana
di lingkungankementerianpertahanan dan Tentara Nasional Indonesia.

b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun


2019 TentangPenanggulanganKrisis Kesehatan.

c. PenanggulanganKrisis Kesehatan Tahun 2021, Pusat Krisis Kesehatan


Kemenkes RI. 2022

5. Pengertian-Pengertian.

a. Krisis Kesehatan adalahperistiwaataurangkaianperistiwa yang


mengakibatkantimbulnya korban jiwa, korban luka/sakit, pengungsian
dan/atauadanyapotensibahaya yang berdampak pada kesehatanmasyarakat
yang membutuhkanresponcepat di luarkebiasaan normal dan
kapasitaskesehatantidakmemadai.

b. PenanggulanganKrisisKesehatan adalahserangkaianupaya yang


meliputikegiatanprakrisiskesehatan, tanggapdaruratKrisis Kesehatan dan
paskakrisiskesehatan.

c. Bencanaadalahperistiwaataurangkaianperistiwa yang mengancam dan


mengganggukehidupan dan penghidupanmasyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktoralam
3
dan/ataufaktornonalammaupunfaktormanusiasehinggamengakibatkantimbul
nya korban jiwamanusia, kerusakanlingkungan, kerugianhartabenda, dan
dampakPsikologis.

d. Klaster Kesehatan adalahkelompokpelakuPenanggulanganKrisis


Kesehatan yang mempunyaikompetensibidangkesehatan yang berkoordinasi,
berkolaborasi, dan integrasiuntukmemenuhikebutuhanpelayanankesehatan,
yang berasaldaripemerintahpusat, ataupemerintahdaerah, lembaga non
pemerintah, sektorswasta/lembagausaha dan kelompokmasyarakat.

e. PenguranganRisikoKrisis Kesehatan adalahserangkaiankegiatan yang


ditujukanuntukpeningkatansumberdayakesehatan,
pengelolaanancamanterjadinyaKrisis Kesehatan, dan
pengurangankerentanan.

f. Pencegahanadalahserangkaianupayauntukmenghilangkanataumengura
ngiancamanKrisis Kesehatan dan kerentanan.

g. MitigasiadalahserangkaianupayauntukmengurangirisikoKrisis
Kesehatan, baikmelaluipemetaanrisiko, penyadaran dan
peningkatankemampuansumberdayakesehatanmaupunpembangunanfisikdal
ammenghadapiancamanKrisis Kesehatan.

h. Kesiapsiagaanadalahserangkaiankegiatan yang
dilakukanuntukmengantisipasiKrisis Kesehatan
melaluipengorganisasiansertamelaluilangkah yang tepatguna dan
berdayaguna.

i. KajiCepatMasalah Kesehatan (Rapid Health Assessment) yang


selanjutnyadisebut RHA adalahserangkaiankegiatan yang
meliputimengumpulkan, mengolah dan menganalisa data dan
informasigunamengukurdampakkesehatan dan
mengidentifikasikebutuhankesehatanmasyarakatterdampak yang
memerlukanresponsegera.

j. Tim DaruratMedis (Emergency Medical Team) yang selanjutnyadisebut


EMT adalahkelompokprofesional di bidangKesehatan yang
melakukanpelayananmedissecaralangsungkepadamasyarakat yang
terkenadampakbencanaataukegawatdaruratansebagaitenagakesehatanbantu
andalammendukungsistempelayanankesehatansetempat.

k. Tim ResponCepat Kesehatan Masyarakat (Public Health Rapid Response


Team) yang selanjutnyadisebut PHRRT
adalahkelompoktenagakesehatanmasyarakat yang
bertugasmeresponcepatkondisikesehatanmasyarakat yang
terdampakbencanaataukeadaandarurat.

l. FasilitasPelayanan Kesehatan Aman


Bencanaadalahfasilitaspelayanankesehatan yang tetapaman, dapatdiakses
dan tetapberoperasimelakukanpelayanankesehatan pada
masyarakatdalamkondisibencana.
4

m. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan adalahperbaikan dan


pemulihansemuaaspekpelayananpublik di bidangkesehatansampaitingkat
yang memadai pada wilayah pascakrisis, dan
selanjutnyamembangunkembalisemuaprasaranadansarana,
kelembagaanbidangkesehatan pada wilayah paskakrisiskesehatan, baik pada
tingkatpemerintahanmaupunmasyarakatdengansasaranutamatumbuh dan
berkembangnyakegiatanpelayanankesehatan, meningkatnya status
kesehatanmasyarakat, dan bangkitnyaperansertamasyarakat.
n. Rekonstruksi Kesehatan
adalahpembangunankembalisemuaprasaranadansaranakelembagaanbidangk
esehatan pada wilayah pascakrisiskesehatan, baik pada
tingkatpemerintahanmaupunmasyarakatdengansasaranutamatumbuh dan
berkembangnyakegiatanpelayanankesehatan, meningkatnya status
kesehatanmasyarakat, dan bangkitnyaperansertamasyarakat.

o. Perbekalan Kesehatan adalahsemuabahan dan peralatan yang


diperlukanuntukmenyelenggarakanupayakesehatan.

p. PemerintahPusatadalahPresidenRepublik Indonesia yang


memegangkekuasaanpemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimanadimaksuddalamUndang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun1945.

q. Pemerintah Daerah adalahGubernur, BupatiatauWalikota, dan


perangkatdaerahsebagaiunsurpenyelenggarapemerintahandaerah.

r. Menteri adalahmenteri yang menyelenggarakanurusanpemerintahan di


bidangkesehatan.

s. Kementerian Pertahanan yang


selanjutnyadisebutKemhanadalahunsurpelaksanafungsipemerintahdibidangp
ertahanan negara.

t. TNI adalahTentara Nasional Indonesia.

BABII
KETENTUAN UMUM

6. Umum. PenanggulanganKrisis Kesehatan


bertujuanuntukterselenggaranyaPenanggulanganKrisis Kesehatan yang
terkoordinasi, terencana, terpadu, dan
menyeluruhgunamemberikanperlindungankepadamasyarakatdariancaman,
risiko, dan dampakpermasalahankesehatan.Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah bertanggungjawabdalamPenanggulanganKrisis Kesehatan
yang dilaksanakansecaraberjenjang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Dinas KesehatanProvinsi, dan Kementerian Kesehatan sesuaidengantugas
dan fungsinya.

7. Pengoorganisasian.
5
PenanggulanganKrisis Kesehatan dilakukandengansistemklaster yang
diimplementasikanmelaluipembentukanKlaster Kesehatan pada tingkatpusat
dan tingkatdaerah yang bertujuanuntukmeningkatkankoordinasi, kolaborasi,
dan integrasidalamPenanggulanganKrisis Kesehatan dan
haltersebutdalamaspekpenanggulanganBencanamerupakanbagian integral
dariklasterpenanggulanganBencana.

a. Klaster Kesehatan pada tingkatpusat dan tingkatdaerahterdiriatas :

1) Klaster Kesehatan Nasional yang dibentuk oleh Menteri dan


dikoordinasikan oleh Kepala Pusat. Menteri
bertanggungjawabdalampenyelenggaraanPenanggulanganKrisis
Kesehatan tingkatnasionalberkoordinasidengan Badan Nasional
PenanggulanganBencana
(BNPB)dalampelaksanaantugasnyadibidangkrisis Kesehatan yang
terdiridari sub klaster yang meliputi:

a) Sub klasterpelayanankesehatan, yang


bertugasmenyelenggarakanpelayanankesehatanperoranganteruta
mapelayananpertolongandaruratprafasilitaspelayanankesehatan
dan rujukan.
b) Sub klasterpengendalianpenyakit dan
kesehatanlingkungan, yang
bertugasmelakukanpengendalianpenyakit dan
upayakesehatanlingkungan.
c) Sub klaster Kesehatan reproduksi, yang
bertugasmenyelenggarakankegiatanpelayanankesehatanreprodu
ksi.
d) Sub klaster Kesehatan jiwa, yang
bertugasmenyelenggarakanupayapenanggulanganmasalahkeseha
tanjiwa dan psikososialsecara optimal.

e) Sub klasterpelayanangizi, yang


bertugasmenyelenggarakanpelayanangizi.
f) Subklasteridentifikasikorbanmatiakibatbencana(Disaster
Victim Identification/DVI), yang
bertugasmenyelenggarakanidentifikasikorbanmeninggaldan
penatalaksanaannya.

Dalammelaksanakantanggungjawabsebagaimanadimaksud pada
ayat Menteri melalui Pusat Krisis Kesehatan
mengoordinasikanseluruhsumberdayakesehatan, dan
seluruhinstansi/lembaga yang
berperansertadalamPenanggulanganKrisis Kesehatan. Pada
saattanggapdaruratKrisis Kesehatan, Menteri
melakukanaktivasiKlaster Kesehatan Nasional.

2) Klaster Kesehatan Provinsi yang dibentuk dan dikoordinasikan


oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Kepala Dinas Kesehatan
KesehatanProvinsi/Kabupaten/Kotabertanggungjawabdalampenyeleng
garaanPenanggulanganKrisis Kesehatan tingkatdaerah dan
6
berkoordinasidengan Badan PenanggulanganBencana Daerah
(BPBD).Dalampelaksanannyadidukung oleh:

a) Tim logistikkesehatan, yang


bertugasmenyelenggarakanperencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, dan
penyerahanlogistikkesehatanuntukmemenuhikebutuhanPenangg
ulanganKrisis Kesehatan.
b) Tim data dan informasi, yang
bertugasmenyelenggarakanmanajemen data dan
informasisertapenyebarluasaninformasiPenanggulanganKrisis
Kesehatan.
c) Tim promosikesehatan, yang
bertugasmenyelenggarakanupayapromosikesehatan.

Dalammelaksanakantanggungjawab, Kepala Dinas Kesehatan


mengoordinasikanseluruhsumberdayakesehatanpemerintah dan non
pemerintah.PemerintahDaerahdapatmembentuk unit
penanggulangankrisiskesehatan yang berada di bawah Dinas
Kesehatan. PadasaattanggapdaruratKrisisKesehatan,KepalaDinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota melakukanaktivasiKlaster
Kesehatan Daerah.

3) Klaster Kesehatan Kabupaten/Kota yang dibentuk dan


dikoordinasikan oleh olehKepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

4) Sub klasterkesehatanKesehatan Nasional dan


timpendukungKlaster Kesehatan Provinsisesuaitingkatannya,
dikoordinasikan oleh pemegang program pada Kementerian Kesehatan
dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.

BAB III
KEGIATAN PENANGGULANGAN

8. Umum. PenanggulanganKrisis Kesehatan


mengutamakankegiatanpenguranganrisikoKrisis
Kesehatan,sehinggadapatlebihoptimalnyakualitassumberdayakesehatan,
pengelolaanancamanterjadinyaKrisis Kesehatan.

9. KegiatanPenanggulangan. Krisis Kesehatan


diselenggarakansesuaitahapan yang meliputi:

a. Tahapprakrisis Kesehatan. Penanggulangan pada


tahapprakrisiskesehatanditujukanuntukpeningkatansumberdayakesehatan,
pengelolaanancamanterjadinyaKrisis Kesehatan, dan
pengurangankerentanan.Penanggulangan pada
tahapprakrisiskesehatanmeliputi:
7
1) Upayapencegahan dan mitigasi. Upayapencegahan dan
mitigasi pada
tahapprakrisiskesehatansebagaimanadimaksudmeliputikegiatan:

a) Kajian risikoKrisis Kesehatan.


b) Menyusun,mensosialisasikan dan
menerapkankebijakanataustandarPenanggulanganKrisis
Kesehatan.
c) MengembangkansisteminformasiPenanggulanganKrisis
Kesehatan.
d) Menyusun rencanaPenanggulanganKrisis Kesehatan.
e) MelaksanakanpeningkatankapasitasFasilitasPelayanan
Kesehatan Aman Bencana.

2) Kesiapsiagaan. Upayakesiapsiagaan pada


tahapprakrisiskesehatansebagaimanameliputikegiatan:

a) Simulasi/geladibidangKesehatan.
b) Pemberdayaanmasyarakat.
c) Mengembangkansistemperingatandini.
d) Membentuk EMT,TIM RHA, PHRRT, dan
timkesehatanlainnya.
e) Menyiapkanketersediaansaranaprasaranakesehatan,perbek
alanKesehatan yang memadaiuntukupayatanggapdarurat.
f) Meningkatkankapasitassumberdayamanusiabaikdalamhal
manajerialmaupunteknis.

3) KegiatanUpayapencegahan dan mitigasi pada


tahapprakrisiskesehatandiselenggarakansekurang-kurangnyasatu kali
dalamsetahun.

b. TahaptanggapdaruratKrisis Kesehatan. Penanggulangan pada


tahaptanggapdaruratKrisis Kesehatan
ditujukanuntukmeresponseluruhkondisikedaruratansecaracepat dan
tepatgunamenyelamatkannyawa, mencegahkecacatanlebihlanjut, dan
memastikan program kesehatanberjalandenganterpenuhinyastandar minimal
pelayanankesehatan.

1) PenanggulanganKrisisKesehatanpadatahaptanggapdaruratKrisis
Kesehatan harusdidahuluidenganpenetapan status
keadaandaruratKrisis
Kesehatan.PenetapanstatuskeadaandaruratKrisisKesehatan dilakukan
oleh:

a) Menteri untuk status keadaandaruratKrisis Kesehatan


tingkatnasional.
b) Kepaladinaskesehatanprovinsiuntuk status
keadaandaruratKrisis Kesehatan tingkatprovinsi.
8
c) Kepaladinaskesehatankabupaten/kotauntuk status
keadaandaruratKrisis Kesehatan tingkatkabupaten/kota.

2) DalamhalPresiden,Gubernur,atauBupati/Walikotamenetapkan
status keadaandaruratBencana, kegiatanPenanggulanganKrisis
Kesehatan pada
tahaptanggapdaruratdapatdilaksanakantanpapenetapanstatus
keadaandaruratKrisis Kesehatan.Status keadaandaruratKrisis
Kesehatanterdiriatas:

a) Status
siagadaruratKrisisKesehatan.Merupakankeadaanketikapotensian
camanBencanasudahmengarah pada terjadinyabencana yang
ditandaidenganadanyainformasipeningkatanancamanberdasarka
nsistemperingatandini yang diperlakukan dan
pertimbangandampak yang akanterjadi di masyarakat.
b) Status tanggapdaruratKrisis
Kesehatan.Merupakankeadaanketikaancamankesehatanmasyara
katterjadi.
c) Status transisidaruratKrisis
Kesehatan.merupakankeadaanketikaancamanBencanayangterjadi
cenderungmenuruneskalasinya dan/atautelahberakhir,
sedangkangangguankehidupan danpenghidupansekelompok
orang/masyarakatmasihtetapberlangsung

3) PenanggulanganKrisis Kesehatan pada


tahaptanggapdaruratKrisis Kesehatan dilakukanberdasarkan:

a) StatussiagadaruratKrisis Kesehatan, meliputikegiatan:

(1) MelakukanRHA.
(2) AktivasiKlaster Kesehatan dan mobilisasi EMT
jikadibutuhkan.
(3) Menyusun dan melaksanakanrencanaoperasiKrisis
Kesehatan berdasarkanhasil RHA dan rencanakontigensi.

b) Status tanggapdaruratKrisis Kesehatan, meliputikegiatan:

(1) MelakukanRHA.
(2) AktivasiKlaster Kesehatan dan mobilisasi EMT dan
PHRRT.
(3) Menyusun dan melaksanakanrencanaoperasiKrisis
Kesehatan berdasarkanhasil RHA dan rencanakontigensi
(jikaada).
(4) Memobilisasisaranaprasaranakesehatan, dan
perbekalankesehatan yang memadai.
9
(5) Memastikanpelayanankesehatankepadamasyarakatte
rdampakberjalansesuaistandardenganmemperhatikankepen
tingankelompokrentan.
(6) Mengintensifkanpemantauanperkembangansituasi.
(7) MelaksanakankomunikasiKrisis Kesehatan.

c) Status transisidaruratKrisis Kesehatan, meliputikegiatan:

(1) MelakukanRHA.
(2) Memastikanprogram
kesehatansudahdapatsegeraberfungsi.

4) Penetapan status daruratKrisis Kesehatan


dilakukanberdasarkanhasil RHA yang
menunjukanadanyakondisiancamankesehatanmasyarakat,
dalamhalPresidenatauGubernur, Bupati/Walikotamenetapkan status
tanggapdaruratBencana, maka status daruratKrisis Kesehatan
otomatisberlaku.

5) PenyelenggaraanPenanggulanganKrisis Kesehatan
harusmengoptimalkanpenggunaansaranaprasaranakesehatan dan
Perbekalan Kesehatan yang tersedia,
sertamendayagunakansumberdayamanusiaPemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, badan usaha, lembaga non pemerintah, dan
masyarakat.Badan usaha, lembaganonpemerintah, dan
masyarakatharusberpartisipasidalampenyelenggaraanPenanggulangan
Krisis Kesehatan.

6) Bantuantenagakesehatanwarga negaraasing pada masa


tanggapdaruratharusmemenuhikebutuhanKlaster Kesehatan dan
dilaksanakansesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.

7) DalammenyelenggarakanPenanggulanganKrisis Kesehatan pada


tahaptanggapdarurat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dapatmemintabantuansumberdayakesehatan pada DinasKesehatan
Provinsidan Kementerian Kesehatan
secaraberjenjang.Bantuansumberdayakesehatandapatberupabantuante
knis yang meliputi EMT, bantuanobat, alatmedishabispakai, dan
bahanmedishabispakai.

c. Tahappascakrisiskesehatan. Penanggulangan pada


tahappascakrisiskesehatanditujukanuntukmengembalikankondisisistemkese
hatanseperti pada kondisiprakrisiskesehatan dan
membangunkembalilebihbaik (build back better) dan aman
(safe).PenanggulanganKrisis Kesehatan pada
tahappascakrisiskesehatandilaksanakan oleh masing-masing
penanggungjawab programdan dikoordinasikan oleh Menteri
ataukepaladinaskesehatansesuaitingkatanbencana. PenanggulanganKrisis
Kesehatan pada tahappascakrisiskesehatanmeliputikegiatan:
10
1) Melakukanpenilaiankerusakan, kerugian dan
kebutuhansumberdayakesehatanpascakrisisKesehatan.
2) Menyusun rencanaaksirehabilitasi dan rekonstruksiKesehatan.
3) Melaksanakanrencanaaksirehabilitasi dan Kesehatan.
4) Monitoring dan evaluasipelaksanaanRehabilitasi dan
Rekonstruksi Kesehatan.

BAB IV
PENGELOLAAN LOGISTIK DAN PENDANAAN

10. Umum. PemenuhankebutuhanlogistikuntukPenanggulanganKrisis


Kesehatan harusdisiapkansesuaidenganrisikokesehatan yang
akandihadapiyang berasaldaridalam negeri maupunluar negeri
sesuaidengankebutuhanLogistiksebagaimanadimaksuddisediakanmelaluimek
anismepengadaanataubantuanyangdilaksanakansesuaidenganketentuanpera
turanperundang-undangan.

11. PengelolaanLogistik.
PengelolaanLogistikPemenuhankebutuhanlogistikdapatberupa:

a. Obat, alatkesehatan, dan bahanmedishabispakai, disediakanmelalui


buffer.
b. Sarana prasaranaKesehatan.
c. Makanantambahan dan suplemengizi, disediakanmelaluibuffer.
d. Alat dan bahanfaktorresikokedaruratanlingkungan,
disediakanmelaluibuffer.
e. Perlengkapankesehatanindividu, disediakanmelaluibuffer

12. Pendanaan.PendanaankegiatanPenanggulanganKrisis Kesehatan


bersumberdariAnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN),
AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan/ataumasyarakat.
Ketentuanumumterkaitpendanaansebagaiberikut:

a. KegiatanPenanggulanganKrisis Kesehatan pada tahappraKrisis


Kesehatan didanaimelaluimekanisme dana
kontinjensibencanauntukkegiatankesiapsiagaansesuaidenganketentuanperat
uranperundang-undangan.
b. KegiatanPenanggulanganKrisis Kesehatan pada
tahaptanggapdaruratKrisis Kesehatan yang didahuluidenganpenetapanstatus
keadaandaruratBencanadidanaimelaluimekanisme Dana SiapPakai (DSP)
sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.
c. KegiatanPenanggulanganKrisis Kesehatan pada
tahappascakrisiskesehatandidanaimelaluimekanisme dana
bantuansosialberpolahibahsesuaidenganketentuanperaturanperundang-
undangan.
11
d. Pendanaanpelayanankesehatanbagi korban pada
tahaptanggapdaruratKrisis Kesehatan yang didahuluidenganpenetapanstatus
keadaandaruratBencanadidanaimelaluimekanisme Dana SiapPakai (DSP).
e. Klaimataspelayanankesehatansebagaimanadimaksud pada ayat (5)
dibayarkanmenggunakanstandartarif Indonesia Case Based Groups (INA-
CBG) kelas III rumahsakit.
f. Dalamhal korban masihmemerlukanpelayanankesehatansetelah
status tanggapdaruratdinyatakanselesai, mekanismepembiayaanterhadap
korban dibiayai oleh pembiayaan lain
sesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.

BAB V
SISTEM INFORMASI

13. Umum. PenyediaaninformasidalamPenanggulanganKrisis Kesehatan


dilakukandengancepat, tepat, akurat, dan handal.
PenyediaaninformasidiselenggarakanmelaluipendekatanKlaster yang
terintegrasidalamsatusisteminformasiPenanggulanganKrisis Kesehatan.
SisteminformasiPenanggulanganKrisisKesehatan
dikembangkansesuaidengankebutuhan dan
perkembanganteknologiinformasi.

14. KetentuanpenyelenggaraanSisfo. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,


Dinas Kesehatan ProvinsiwajibmelaporkankejadianKrisis Kesehatan di
wilayahnyasertainformasiperkembangannyasecaraberjenjangkepada Menteri
melaluikoordinatorKlaster Kesehatan
Nasional.InformasiPenanggulanganKrisis Kesehatan dilakukanmelalui:

a. Terbuka.
b. Terpilahsesuaijeniskelamin, usia, kelompokrentan.
c. Mudahdiakses.
d. Terkini.

e. Dapatdipahami.
f. Berbasisilmuinformasirisiko yang tidaksensitif dan
dilengkapidenganpengetahuantradisional.

15. Gar Sisfo. InformasiPenanggulanganKrisis Kesehatanmeliputi:

a. InformasiprakrisisKesehatan, meliputi:

1) Informasitentangbahaya.
2) Kerentanan.
3) KapasitasdalamPenanggulanganKrisis Kesehatan.

b. InformasitanggapdaruratKrisis Kesehatan, meliputi:


12
1) Informasiawalkejadian.
2) InformasipenilaiancepatKesehatan.
3) Informasiperkembangan.

c. InformasipascakrisisKesehatan, meliputi.

1) Informasihasilpenilaiankerusakan.
2) Kerugian dan kebutuhanpascabencana, data.
3) Rencanaaksiserta data perkembanganupayarehabilitasi dan
rekonstruksiKesehatan.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

16. Umum. Pembinaan dan


pengawasanpenyelenggaraanPenanggulanganKrisis Kesehatan dilakukan oleh
Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuaidenganfungsi dan kewenangan masing-masing.

17. KetentuanPembinaandanpengawasan. Pembinaan dan


pengawasandiarahkanuntukmemastikanpenyelenggaraanpenanggulanganKri
sisberjalansesuaidenganperencanaan dan
untukmengembangkankegiatanPenanggulanganKrisis Kesehatan.Pembinaan
dan pengawasansebagaimanadimaksuddilaksanakanmelalui:

a. Advokasi dan sosialisasi.


b. Supervisidanasistensi, pelatihandan
peningkatankompetensisumberdayamanusiaKesehatan.
c. Pemantauan dan evaluasi.

BAB VII
PENANGGULANGAN BENCANADI LINGKUNGAN
KEMHAN DAN TNI

18. Umum. Wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI)


rawanterhadapbencana yang
dapatmenimbulkankrisiskesehatansehinggaberdampakterhadapkesejahteraa
n dan pertahanan negara,
penanganankrisiskesehatandalampenanggulanganbencana agar
berjalanefektif, efisien,
danamanperluberkoordinasisertabekerjasamadenganberbagaiinstansi.

19. Prinsip-prinsip.
Penyelenggaraanpenanganankrisiskesehatandilakukandengancepat,
tepat, dan akuratsertakoordinasisecaraberjenjangmelaluitingkatterkecil di
13
daerahsampaikepusatberdasarkanprinsip yang berlaku, adapunPrinsip-
prinsip pada penanganankrisiskesehatansebagaiberikut:

a. Responcepat, tepat, dan aman.


b. Kemanusiaan, netral, dan tidakdiskriminatif.
c. Kesatuanarah, keseragaman, dan efektif.
d. Kepentinganpertahanan negara.

20. TahaptahapPenangananKrisis.Penanganankrisiskesehatandapatdilakukan
pada tingkatpusat dan tingkatdaerahdenganmemperkuatkoordinasi dan
kemitraanantarseluruhsumberdayakesehatan TNI dan
seluruhinstansi/lembaga yang berperansertadalampenanggulanganKrisis
Kesehatan. Kemitraanantarseluruhsumberdayakesehatan TNI
dilaksanakanberdasarkanpermintaan Kementerian Kesehatan dan/atau
Badan Nasional PenanggulanganBencana.
Penanganankrisiskesehatandilaksanakanmelaluitahap:

a. TahapPrabencanadenganpelakasanaankegiatansebagaiberikut:

1) Kemhan:

a) Membuat, memutakhirkan, dan


sosialisasipedomanpenanganankrisiskesehatandalampenanggula
nganbencana di lingkunganKemhan dan TNI.
b) Membuatregulasipenerimaanbantuankesehatanmiliterasing
.
c) Mengadakankoordinasidenganlintassektoral yang
berhubungandengankesiapsiagaankrisisKesehatan.
d) Menentukanjaringankomunikasi dan informasi yang
berhubungandengankesiapsiagaankrisisKesehatan.
e) Memonitoring dan
mengevaluasiterhadappelaksanaankesiapsiagaankrisiskesehatan.

2) MarkasBesar TNI:

a) Menginventarisasipetageomedikdaerahrawanbencana;
b) Membuatrencanakontijensi.
c) Menyusun dan
menyebarluaskanpedomanatauprotappenanggulanganbencana.

d) Membentuk dan menyiapkantimreaksicepat.


e) Menyelenggarakanpelatihantermasuk di dalamgeladiposko
dan geladilapangdenganmelibatkansemua unit terkait.

3) Angkatan:

a) Membuatrencanakegiatanupayapencegahan, mitigasi, dan


kesiapsiagaanpenanggulanganbencana;
b) Menginventarisasisumberdayakesehatansesuaidenganpote
nsibencana yang mungkinterjadi:

(1) Jumlah dan lokasiRumahSakit TNI.


14
(2) Jumlahkendaraanambulans TNI.
(3) Jumlahtenagakesehatan TNI.
(4) Unit dan perbekalanKesehatan.
(5) Unit transfusidarah.

c) Menerima dan menindaklanjutiinformasiperingatandini


(Early Warning System) untukkesiapsiagaanbidangKesehatan.
d) Membentuk Tim Kesehatan Lapangan yang
tergabungdalamSatuanTugas.
e) Mengadakankoordinasikesehatanlintassector.
f) Melakukan monitoring dan
evaluasiterhadappelaksanaanpenanggulangankesiapsiagaanbenc
ana.

b. TahapTanggapdaruratdenganpelakasanaankegiatansebagaiberikut :

1) Kemhan:

a) Melakukanpengawasanpelaksanaankebijakanpenanganank
risisKesehatan.
b) Mendukungpelaksanaanpengawasankebijakan dan
koordinasimeliputi:

(1) Mengadakankoordinasilintassektoruntukangkutan,
personel, peralatan, bahanbantuan, dan lain-lain.
(2) Mengkoordinasikanbantuanluar negeri, swasta, dan
sektor lain.
(3) Berkoordinasidengan Kementerian Kesehatan.
(4) Berkoordinasidengan Tim Indentifikasi Nasional
untuk korban massal.

2) MarkasBesar TNI:

a) Berkoordinasidengan Pusat PenanggulanganKrisis


Kesehatan Kementerian Kesehatan
bilaadakebutuhanperbekalanKesehatan.
b) BerkoordinasidenganRumahSakitRujukanuntukmemintaba
ntuan dan
menerimarujukanpasiensertalokasipenampunganpengungsibiladi
perlukan.
c) BerkoordinasidenganKepala Dinas Kesehatan
setempatuntukmelakukanRapid Health
AssessmentatauevaluasipelaksanaanupayaKesehatan.
d) Memobilisasisumberdayakesehatan TNI
untuktugasperbantuankedaerahbencana.

3) Angkatan:

a) BerkoordinasidenganSatuanPelaksanaPenanggulanganBen
cana.
b) Menyiapkan dan mengirimtenagakesehatan, obat-obatan,
dan perbekalankesehatankedaerahbencana.
15
c) MelaporkankepadaMabes TNI tentangterjadinyabencana;
d) Melakukan initial Rapid Health Assessment.
e) Membantumelaksanakanperawatan dan evakuasi korban
sertapelayananpengungsi.

c. TahapPascabencanadenganpelakasanaankegiatansebagaiberikut :

1) Kemhan:

a) MelakukanevaluasikebijakantentangpenanganankrisisKese
hatan.
b) Pemantauan, evaluasi, dan
analisisdampakbencanasertapenanggulanganpengungsi.
c) Berkoordinasidengan program
terkaitdalamupayarekonsiliasikhususnyauntuk wilayah yang
mengalamikrisisKesehatan.
d) Sosialisasipenanganankrisiskesehatangunamenanggulangi
kemungkinantimbulnyaKejadianLuarBiasapenyakitmenular.

2) MarkasBesar TNI:

a) MendukungupayakesehatandasarterutamapencegahanKeja
dianLuarBiasa.
b) Melakukanevaluasi dan
analisisdampakbencanaterhadapkesehatanlingkungan
dan/atauKejadianLuarBiasa.
c) Melakukanevaluasidenganlintas program dan lintassector.
d) Pelatihanbersamadenganmelibatkanpihak-pihak yang
terkait.

3) Angkatan:

a) Membantumemulihkankesehatanfisik, mental, dan


psikososialberupa:

(1) Promosikesehatandalambentukkonseling.
(2) Pencegahanmasalahpsikososialuntukmenghindaripsi
kosomatis.

(3) Pencegahan4berlanjutnya
psikopatologispascapengungsian.

b) Membantumenyelenggarakanpelayanankesehatanrujukan
dan penunjang.
c) Membantumemfasilitasirelawan, kader, dan
petugaslainnyadalammemberikanKomunikasiInformasi, dan
Edukasikepadamasyarakatluas.

21. Kewenangan.
Kewenanganpenanganankrisiskesehatandalampenanggulanganbencana
di lingkunganKemhan dan TNI sesuaidengantugas dan fungsiantara lain:
16
a. Kemhan:

1) Merumuskankebijakantentangpokok-pokokpengerahan TNI,
organisasi, kekuatan, saranaprasarana, sertadukungananggaran.
2) Mengkoordinasikankebijakandenganinstansi di
tingkatpusatmaupundaerah yang berkaitandengan TNI.
3) Melaksanakanpenyusunankebijakankerjasamabantuankesehatan
militerinternasional.

b. MarkasBesar TNI:

1) Operasional.
2) Pengerahan.
3) Susunanorganisasi.
4) Kekuatansaranaprasarana.
5) Dukungansatuan TNI.
6) Kendalikansatuan TNI.
7) Koordinasikanpelatihan.
8) Evaluasi.
9) Security cleareance dan pengawasanmiliterasing.

c. Kas Angkatan
melakukanpembinaansatuankesehatandijajarannyauntukkepentinganpelatih
an, penyiapanpersonel, alatperalatan, dan kebutuhananggaran.

22. Pembiayaan. Segalapembiayaan yang


diperlukanuntukpelaksanaanpenanganankrisis Kesehatan
dalamPenanggulanganBencana di lingkungan Kementerian Pertahanan dan
Tentara Nasional Indonesia dibiayaidariAnggaranPendapatan dan Belanja
Negara Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia
berkoordinasidengan Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional
PenanggulanganBencana.

RAHASIA

BAB VIII
PENUTUP

23. Penutup.
DemikianNaskahSekolahinidisusunsebagaiHanjaruntukpedomanbagiGumil
dan Pasisdalam proses belajarmengajarmateriManajemenPenangananKrisis
Kesehatan pada Pendidikan PerwriraKesehatan TNI AD.

KEPALA PUSAT KESEHATAN TNI AD,

Dr.dr. TUGAS RATMONO, Sp.S., M.A.R.S., M.H.


MAYOR JENDERAL TNI
17

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai