(benturkan dengan budaya millenial, bila sudah menulis berikan tanda(nama penulis) jangan lpa
pustaka mendukung dan daftar pustaka)
1. Latar Belakang
Kebiasaan generasi sekarang ketika bangun pagi adalah memainkan gadgetnya, hal
tersebut menyebabkan semakin malasnya mahasiswa untuk menyiapkan sarapan. Dapat
dikatakan sarapan mereka adalah gadget itu sendiri. Jika dipikir-pikir, waktu yang digunakan
untuk bermain gadget hanya terbuang sia-sia. Karena jika waktu digunakan semaksimal
mungkin pasti sarapan akan dapat disiapkan dengan mudahnya.
Apa Sih alasan yang membuat mahasiswa memilih untuk menghiraukan himbauan
makan di pagi hari dan memilih untuk makan diatas jam 9 pagi? Yang pertama, membuat
rasa kantuk. Makan di pagi hari tentu saja akan membantu tubuh kita menjadi segar kembali
setelah tidur tubuh kita yang tidak mendapatkan asupan cairan dan makanan sekitar 6-8 jam.
Namun, makan di pagi juga dapat membuat rasa kantuk terhadap seseorang. Ketika perut kita
sedang dalam keadaan kenyang setelah makan yang banyak dan berbarengan dengan kelas
pagi, maka hal itu membuat tubuh kita menjadi tidak nyaman dan malas untuk melakukan
aktivitas bahkan hanya untuk bergerak. Dalam kondisi seperti itu seseorang akan merasa
mengantuk dan tidak dapat fokus konsentrasi untuk mengikuti mata kuliah yang sedang
berlangsung. Yang kedua adalah menghemat uang saku, terutama bagi anak kost. Untuk
melakukan makan di pagi hari lebih baik digantikan makan pada siang hari, karena lebih
menghemat uang saku dan dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Biasanya ketika tidak
makan pada pagi hari dan memilih untuk makan pada siang hari akan meluapkan
kelaparannya dengan makan yang berlebihan. Karena menurut mahasiswa yang memilih
makan pada siang hari, jarak waktu makan pada pagi hari dan siang hari itu nanggung lebih
baik sarapan digabungkan di makan siang yang mana bisa juga membuat perut tidak merasa
kelaparan hingga waktu makan malam. Hal ini yang biasa dilakukan oleh mahasiswa dengan
alasan mengurangi pengeluaran. Dan alasan ketiga dan alasan yang sering banyak dijumpai,
tidak mempunyai waktu untuk sarapan karena ada kelas pagi. Pada saat seperti itu biasanya
mahasiswa yang bangun kesiangan atau memiliki waktu yang mepet dengan kelas pagi lebih
memilih masuk kelas pagi dan menunda makan paginya.
Itulah beberapa contoh alasan mengapa kita harus sarapan, terutama mahasiswa-mahasiswa
yang sibuk dengan kelas pagi. Walaupun alasan mahasiswa tersebut tidak sarapan karena hal-
hal diatas tetap di anjurkan lah sarapan karena bisa menambah energi untuk menjalani
aktivitas di kampus seharian dan juga tentunya menambah konsentrasi kita saat di kelas dan
mendengarkan perkuliahan dari dosen.
Budaya sarapan pagi bagi mahasiswa terbentuk karena terbiasanya mahasiswa dalam
menunda dan lebih memilih untuk mengikuti mata kuliah pagi. Sarapan pagi bagi mahasiswa
bisa dialihkan dengan mengkonsumsi air mineral atau dengan minuman berasa,
mengkonsumsi makanan ringan seperti jajanan pasar bahkan juga menggantikannya dengan
mengkonsumsi permen yang sudah cukup untuk menggantikan sarapan di pagi hari hingga
pada siang hari. Tentu saja dengan seperti itu kandungan yang dihasilkan tidak sebanding
dengan jika kita sarapan dengan nasi dan lauk pauk, namun semuanya sudah menjadi sama
dan biasa bagi seorang mahasiswa yang kerap menunda sarapannya hingga siang hari.
2. Pengertian
Sarapan pagi, yaitu sebuah rutinitas atau kebiasaan yang mengharuskan kita untuk
menyuplai sumber energi berupa makanan kepada tubuh kita agar kita mampu menjalani hari
dengan lebih maksimal yang tentunya tanpa lemas dan tanpa pusing.
Di zaman sekarang ini banyak orang-orang yang tidak suka atau malah melewatkan
sarapan karena alasan terburu-buru karena ada kelas pagi, takut sakit perut dan gak sempat ke
kamar mandi, dan nggak sempat atau bahkan lupa, dan juga kebiasaan sarapan di “jamak”
dengan makan siang. Padahal aslinya waktu untuk mengisi perut yang paling penting itu
adalah sarapan di pagi hari.
3. Fakta Sarapan
Walaupun sarapan di pagi hari itu sangat dianjurkan bagi setiap manusia sebelum
memulai aktivitas kesehariannya, tidak sedikit juga yang menghiraukan anjuran tersebut.
Pada dasarnya, waktu yang tepat untuk sarapan itu sekitar jam 7 pagi hingga jam 8 pagi.
Sehingga, sebaiknya sarapan dilakukan sebelum jam 9 pagi. Namun, semuanya itu
menyesuaikan dengan aktivitas keseharian seseorang. Misalnya jika seseorang melakukan
aktivitas kesehariannya jam 7, maka sarapan dilakukan sebelum jam 7. Karena sebaiknya
sarapan dilakukan 1-2 jam sebelum memulai aktivitas keseharianmu (Prof. Hardinsyah).
Sarapan, hal yang tidak asing buat mahasiswa kan? Banyak mahasiswa yang
menjadikan sarapan ini menjadi sebuah kebiasaan. Ada nih yang bilang “kalo nggak sarapan
nanti lemes”, “kalo gak sarapan bikin pusing dan nggak bisa konsentrasi”. Ya, semua itu
tergantung diri masing-masing. Karena sarapan itu penting sekali untuk memulai hari agar
tubuh lebih berenergi, bisa melindungi diri dari penyakit, mood lebih meningkat, dan juga
membuat lebih fokus apalagi untuk mahasiswa. Tapi ada juga loh mahasiswa yang tidak
terbiasa dengan sarapan, terutama untuk anak kost nih. Alasannya beragam, ada yang bilang
“ribet cari makan pagi-pagi”, “males masak” dan masih banyak lagi. Hal tersebut
membuktikan bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak menganggap sarapan itu sebagai
sesuatu yang sangat penting, padahal kegunaannya bagi tubuh banyak sekali. Jika seseorang
tidak sarapan terlebih dahulu, maka besar kemungkinan ia tidak bisa berkonsentrasi dalam
berkegiatan. Itu sungguh tidak selaras dengan keseharian mahasiswa yang hampir
menghabiskan harinya untuk ikut aktif dalam berbagai kegiatan.
Sarapan dalam dunia Milenial bisa beralih dari sesuatu yang memasuki tubuh berupa
protein, bisa juga berupa data yang menjelma menjadi kuota. Seharian tanpa kuota akan
membuat tubuh pusing di pagi hari, mahasiswa mulai membangun teknologi sebagai tubuh,
dia harus menyertai segala langkah. Simbiosis tubuh dengan layar gadget menjadi sebuah
keniscayaan, seperti halnya nasi dan kukusan, Teknologi mengubah pengalaman manusia
(Galileo).
Fakta menunjukkan sebagian di antara mahasiswa ada yang mengawali hari tanpa
sarapan. Kebanyakan dari mahasiswa mengira tidak punya waktu untuk sarapan dan berpikir
bahwa sarapan akan membuat badan gemuk. Anggapan itu tidak benar. Riset para peneliti di
Harvard University menunjukkan bahwa orang yang teratur sarapan kecenderungannya
hingga 50% tidak akan mengalami kegemukan dibanding orang yang tidak melakukan
sarapan pagi.
Sedangkan orang-orang generasi Milenial khususnya mahasiswa dianggap sebagai
orang-orang yang workaholic dan memiliki jam kerja yang tidak memiliki keajegan waktu.
Kasus ini seringkali kita temui dimana sebagian mahasiswa memiliki kewajiban menimba
ilmu di kampus tercinta, kerja part-time/freelance untuk memenuhi kebutuhan, ditambah lagi
dengan tugas-tugas yang kian menumpuk bahkan rela begadang demi sebuah nilai. Sekilas
memang terlihat sibuk dan padat, tapi entah apakah memang benar-benar sibuk, atau kah
kurangnya kemampuan dalam manajemen waktu sehingga membuat mengurangi “jatah”
waktu istirahat mahasiswa yang berdampak pada latar belakang mahasiswa tidak sarapan.
Secara kasar, mungkin kerja bisa fleksibel, baik waktu maupun tempatnya. Tapi tubuh tidak
bisa diajak se-fleksibel itu, atau jika mengambil perkataan orang-orang dewasa “semua orang
juga punya kesibukan”. Atau dapat juga dikarenakan masalah ekonomi keluarga yang
mengharuskan mahasiswa itu berhemat dan atau bekerja paruh waktu, sehingga ketika
ditanya kenapa tidak sarapan? berbagai macam alasan pun dipakai seperti. “nggak sempet”,
“tanggung, nanti juga lapar lagi”, “sekalian makan siang aja”, “kan yang penting kalori
hariannya tercukupi”, “udah biasa ngga sarapan”, “nggak ada uang buat sarapan”, “harus
hemat” dan lain sebagainya. Dari alasan-alasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
faktor sebenarnya mahasiswa tidak sarapan adalah karena masalah uang dan waktu
khususnya bagi mahasiswa perantau.
Namun yang menjadi permasalah disini adalah, bagaimana cara mahasiswa merespon
keadaan yang membuatnya terpaksa / memilih tidak sarapan. Beberapa mahasiswa ada yang
mengalihkan rasa laparnya dengan membuka sosial media seperti instagram yang selalu
memposting seputar makanan, jika ditanya kenapa maka kemungkinan besar mereka akan
menjawab agar tidak merasa lapar lagi. Ada juga yang merespon dengan menggunakan rokok
sebagai pengganti makanan. Ataupun mengganti makanan dengan cemilan / jajanan / junk
food / mie instan dengan dalih agar lebih praktis dan tidak ribet serta alasan yang penting
kebutuhan gizi hariannya tercukupi. Hal-hal diatas dianggap bukan masalah besar bagi
sebagian mahasiswa, namun sebenarnya, hal tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar
bagi masa depannya.
Dimulai dari kebiasaan menunda sarapan, jika hal ini diteruskan maka tentunya akan
mengubah siklus biologis dari orang tersebut yang pada akhirnya bisa berdampak pada
masalah-masalah kesehatan seperti penyakit maag dan lain sebagainya. Bahkan untuk
beberapa kasus, sebagian orang yang sudah biasa tidak sarapan, akan merasa mual jika suatu
saat dia sarapan. Selanjutnya mengenai mengganti makanan dengan rokok yang sudah kita
ketahui hanya dengan merokok secara normal saja sudah dapat mengakibatkan berbagai
macam penyakit dengan kata lain mengganti sarapan sebagai sumber gizi dengan rokok yang
menjadi sumber penyakit, ironis memang, tapi faktanya banyak orang yang melakukan hal
tersebut. Lalu tak berbeda jauh dengan cemilan / jajanan / junk food / mie instan, meskipun
memenuhi kebutuhan kalori harian, tetapi jika dikonsumsi secara rutin maka juga akan
menimbulkan berbagai masalah kesehatan di kemudian hari. Apalagi jika cemilan / jajanan /
junk food / mie instan tersebut mengandung bahan-bahan kimia atau bahan lain yang istilah
kekiniannya disebut “micin” yang diklaim sebagai penyebab kemerosotan cara berpikir anak
jaman sekarang.
Jika budaya sarapan tetap digantikan dengan hal-hal yang telah disebutkan diatas,
maka tentunya hal ini juga akan berpengaruh pada pola hidup yang mana pola hidup juga
mempengaruhi masa depan seseorang. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa masa depan
seseorang tergantung apakah dia sarapan atau tidak, atau lebih halusnya masa depan
seseorang tergantung bagaimana dia merespon sesuatu yang benar-benar diluar batas
kemampuannya dimana dalam hal ini yang dimaksud adalah sarapan. Atau secara kasarnya,
jika mengatasi masalah sarapan saja belum bisa, bagaimana mengatasi masalah masa depan
yang agak sedikit lebih sulit dari masalah sarapan? Mungkin terdengar lucu dan sedikit
mengada-ada, tetapi berdasarkan Riset yang dilakukan oleh Thomas J. Stanley, Hidup Teratur
menempati posisi ke-9 sebagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan seseorang. Maka dari
itu kita perlu memahami manfaat dari sebuah sarapan di pagi hari dan perlunya pembiasaan
terhadap budaya sarapan agar kita memiliki pola hidup yang baik dan berpengaruh pada masa
depan yang baik pula.
8. Anjuran
Untuk mahasiswa yang kurang terbiasa sarapan sangat dianjurkan untuk
membiasakannya, karena sudah terbukti melalui penelitian para ahli bahwa sarapan dapat
meningkatkan kinerja otak. Hal tersebut tentunya akan sangat menguntungkan bagi
mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan maupun kegiatan luar kuliah.
Orang yang melewatkan sarapan akan cepat merasa lapar sehingga pada saat makan
cenderung akan makan dengan porsi yang berlebihan. Hal ini menjadikan kadar gula dalam
darah mengalami peningkatan dan mengakibatkan naiknya berat badan. Berbeda dengan
orang yang terlebih dulu sarapan, ia tidak akan mengkonsumsi kalori yang berlebihan. Salah
satu alasan mengapa sarapan itu sangat dianjurkan karena sarapan berpengaruh bagi
konsumsi zat-zat gizi. Sarapan ditujukan untuk memberi gizi kepada tubuh, yang nantinya
akan menghasilkan daya pikir yang diperlukan tubuh manusia. Sarapan itu dianggap baik bila
dapat mengendalikan berat badan dan nafsu makan seseorang. Setiap orang harus memulai
hari mereka dengan cukup energi sebagai modal untuk melakukan aktivitas, di mana pagi hari
adalah start awal. Energi yang kita butuhkan tentunya berasal dari makanan apalagi setelah
berjam-jam tidak ada asupan sama sekali.
9. Tips
Mungkin ada beberapa tips yang dapat dilakukan para orang tua mahasiswa yang
tinggal bersama. Mungkin orang tua lebih bisa menyiapkan sarapan lebih awal sehingga anak
mereka sempat untuk melakukannya. Yang kedua orang tua juga dapat menyiapkan makanan
kesukaan dari anaknya, sehingga mahasiswa terdorong untuk sarapan. Yang ketiga, orang tua
juga dapat mengkreasikan makanan yang telah dibuat agar dapat menarik perhatian dari
anaknya. Ada juga tips untuk mahasiswa yang tidak sempat menyantap sarapan di rumah
ataupun di kos bisa juga dengan cara membawa bekal makanan berat ataupun makanan
ringan untuk mengganjal perut sebelum memulai aktivitas hariannya.
Mahasiswa-mahasiswa yang mengaku tidak sarapan karena menghemat juga tetap di
himbau untuk sarapan pagi, dengan cara yaitu bisa menggunakan alternatif yaitu makan sayur
yang di beli di pasar atau makan buah yang tidak terlalu mahal untuk tetap bertujuan untuk
mengisi perut agar tetap mempunyai energi. Ada juga mahasiswa yang tidak sarapan karena
terburu-buru kelas pagi, seharusnya para mahasiswa tersebut menyiasati hal tersebut dengan
mengatur jam tidur dan jam bangun, mahasiswa harus sadar akan pentingnya sarapan dengan
cara bangun lebih awal dari biasanya agar bisa sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke
kampus. Ada juga alasan mahasiswa-mahasiswa melupakan atau melewatkan sarapan yaitu
karena kecanduan gadget, apa hal itu berhubungan? Jawabannya iya. Karena bisa saja waktu
yang sebenarnya bisa digunakan untuk sarapan tetapi malah digunakan untuk bermain gadget.
Contohnya saja saat terbangun di pagi hari, hal yang pertama kali dilakukan oleh mahasiswa
milenial biasanya adalah mengecek gadget dan juga social media nya, saat asyik mengecek
tiba tiba saja sudah tiba waktu untuk masuk kuliah jadi waktu sarapan pun tidak ada.
Seharusnya lembaga kesehatan pun memanfaatkan fenomena itu, bisa saja dengan cara
kampanye hidup sehat dengan sarapan melalui media online yang digemari oleh mahasiswa-
mahasiswa sekarang ini contohnya iklan atau himbauan di instagram, twitter, facebook,
youtube, atau media online lainnya.
Banyak menu yang simpel untuk mahasiswa yang tidak mau ribet, contohnya pisang
yang dapat membuat kenyang lebih lama dan dapat pula menurunkan berat badan; lalu ada
oatmeal yang kaya sekali dengan serat dan terbukti membuat kenyang juga loh; selanjutnya
ada roti yang pasti sudah banyak yang menjadikannya sebagai menu sarapan sehari-hari
karena dianggap praktis, tapi jangan asal pilih roti sebagai sarapan, karena roti yang dipilih
harus tetap terjaga kandungan gula dan lemak seperti roti gandum, dan masih banyak lagi
menu sarapan mudah namun tetap sehat lainnya. Jadi, jangan jadikan kelas pagi sebagai
alasan untuk tidak sarapan.
10. Teori
Makanan yang baik untuk dikonsumsi saat sarapan ada makanan yang mengandung
karbohidrat dan protein. Dengan mengkonsumsi karbohidrat maka tubuh kita tidak akan
merasa lemas ataupun mengantuk. Sedangkan jika kita mengkonsumsi protein ketika sarapan
maka akan membantu kita dalam berpikir.
Bagi mahasiswa yang telah terbiasa untuk sarapan maka dia akan mengalami hal yang
berbeda dibanding dengan mahasiswa yang tidak pernah sarapan atau jarang untuk sarapan.
Mahasiswa yang terbisa untuk sarapan cenderung akan tidak mengantuk ketika pada kelas
pagi dan dia tidak akan mengeluh jika dirinya belum sarapan.
DAFTAR PUSTAKA
https://nasional.kompas.com/read/2008/04/18/15595172/pentingkah.sarapan.pagi
https://www.akademitrainer.com/10-faktor-kesuksesan-by-thomas-j-stanley-ph-d/
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3289467/alasan-betapa-pentingnya-sarapan-pagi-
sudah-sarapan
https://www.kompasiana.com/adin8118/54f9073fa3331147508b4811/pentingnya-sarapan
https://www.brilio.net/life/sejarah-adanya-kebiasaan-sarapan-dan-makan-siang-1507272.html
Pustaka, jangan menggunakan website sebaiknya
buku (pustaka Primer)