Anda di halaman 1dari 19

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

KELOMPOK 6 :

1. Khasana Syafitri (202207003)


2. Vivid Febriarianty (202207020)
3. Kurnia Uswatun Chasanah (202207048)
4. Dzaka Farid Afif (202207036)
5. Sri Maitika (202207041)
6. Bella Devita (202207019)
7. Nani Yunianti (202207052)
8. Antonius Heri S (202207022)
9. Agung Prianto (202207006)
10. Agus Rahmat P (202207021)

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat karunia-Nya sehingga makalah dengan
berjudul “Falsafah dan Paradigma Keperawatan” dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas Kelompok Falsafah Keperawatan dari Bapak Dr. Windu
Santoso.,M.Kep. Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Windu
Santoso.,M.Kep selaku dosen mata pelajaran Falsafah Keperawatan. Karena tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan Kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan yang
terdapat dlam Makalah. Kami juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Mojokerto, 21 November 2022

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I 4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
1.3 TUJUAN......................................................................................................................4
BAB II 5
2.1 Defintions Nursing...........................................................................................................5
2.2 Person, Health and illness, Eviorment and nersing..........................................................7
2.3 Concept,Proposisi,Theory………….………………………………………………….11
2.4 Tujuan Teori Keperawatan.............................................................................................14
2.5 Hubungan Teori Keperawatan dan Pengembangan Profesi Keperawatan.....................15
2.6 Hubungan Keterkaitan Nursing Theory, Praktik dan Riset………………..…….……16
2.7 Pembagian Theory Berdasarkan Grand Theory, Midle and Micro Range Theory…….16
2.8 Konsep Metaparadigma dalam Keperawatan Perbedaannya dengan Kedokteran…….17
BAB III.................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perawat (nurse) berasal dari Bahasa latin yaitu nutrix yang berarti merawat atau
memeihara. Menurut Kusnanto (2006), perawat adalah seseorang (seseorang professional)
yang mempumyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan.

Keperawatan adalah pemberisan asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau


masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat mengembangkan rencana
asuhan keperawatm, bekerja sama dengan dokter, terapis, pasien, keluarga pasien serta tim
lainnya untuk fokus pada proses perawatan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup. ( UU
Keperawatan no 38 2014)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu keperawatan?
2. Apa itu paradigma?
3. Apa itu teori?
4. Apa itu proporsisi?
5. Sebutkan tujuan teori?
6. Apa yang dimaksud konsep?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari keperawatan
2. Mengetahui arti dari paradigma
3. Mengetahui teori menurut berbagai sumber
4. Memahami apa itu proporsisi
5. Mengetahui manfaat" teori
6. Memahami maksud dari konsep

4
BAB II

2.1 DEFINITIONS OF NURSING

The word nurse originated from the Latin word nutrix, mean- ing “to nourish.” Most
definitions of nursing describe the nurse as a person who nourishes, fosters, and protects and
who is prepared to take care of sick, injured, and aged people. With the expanding roles and
functions of the nurse in today’s soci- ety, however, any one definition may be too limited.
The International Council of Nurses (2002) captures much of what nursing means in its
definition:

Terjemahan :

Kata perawat berasal dari kata Latin nutrix, yang berarti “memberi makan”.
Sebagian besar definisi keperawatan menggambarkan perawat sebagai orang yang
memelihara, memelihara, dan melindungi dan yang siap untuk merawat orang sakit, terluka,
dan lanjut usia. Dengan meluasnya peran dan fungsi perawat di masyarakat saat ini,
bagaimanapun, definisi apapun mungkin terlalu terbatas. Dewan Perawat Internasional
(2002) menangkap banyak arti keperawatan dalam definisinya:

Nursing encompasses autonomous and collaborative care of individuals of all ages,


families, groups, and communi- ties, sick or well and in all settings. Nursing includes the
promotion of health, prevention of illness, and the care of ill, disabled, and dying people.
Advocacy, promotion of a safe environment, research, participation in shaping health policy
and in patient and health systems management, and education are also key nursing
roles(Staveski & Lincoln, 2014)

Terjemahan :

Keperawatan meliputi perawatan otonom dan kolaboratif individu dari segala usia,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, sakit atau sehat dan dalam semua pengaturan.
Keperawatan meliputi promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan orang sakit,
cacat, dan sekarat. Advokasi, promosi lingkungan yang aman, penelitian, partisipasi dalam
membentuk kebijakan kesehatan dan dalam manajemen pasien dan sistem kesehatan, dan
pendidikan juga merupakan peran kunci keperawatan (Staveski & Lincoln, 2014)

5
Knowledge Development In Nursing
The knowledge in a particular discipline can be arranged in a hierarchical structure that
ranges from abstract to concrete. Theories represent the most con- crete component of a
discipline. Several theories that share a common view of the world can be grouped together to
form a paradigm. A paradigm is a particular viewpoint or perspective. Each discipline has a
defined metaparadigm, which is the most abstract component of knowledge and which can
consist of more than one par- adigm (Fawcett, 1989). A metaparadigm is the unifying force in
a discipline that names the phenomena of con- cern to that discipline.(Delaune, Sue C,
Ladner, 2002) porated into nursing’s metaparadigm.”

Terjemahan:

Pengetahuan dalam disiplin ilmu tertentu dapat diatur dalam struktur hirarki yang
berkisar dari abstrak hingga konkrit. Teori mewakili komponen disiplin yang paling konkret.
Beberapa teori yang berbagi pandangan umum tentang dunia dapat dikelompokkan bersama
untuk membentuk sebuah paradigma. Paradigma adalah sudut pandang atau perspektif
tertentu. Setiap disiplin ilmu memiliki paradigma yang jelas, yang merupakan komponen
pengetahuan yang paling abstrak dan yang dapat terdiri dari lebih dari satu paradigma
(Fawcett, 1989). Metaparadigma adalah kekuatan pemersatu dalam suatu disiplin yang
menamai fenomena yang menjadi perhatian disiplin itu. (Delaune, Sue C, Ladner, 2002)
dituangkan ke dalam paradigma keperawatan.”

Paradigms in Nursing
The metaparadigm of a discipline identifies common areas of concern. A paradigm is
a particular way of view- ing the phenomena of concern that have been delin- eated by the
metaparadigm of the discipline. The term paradigm stems from the work of Kuhn (1970),
who referred to a paradigm as “worldview” about the phe- nomena of concern in a discipline.
Two individuals with different paradigmatic views can look at precisely the same
phenomenon and each will “see” or view the phenomenon differently. For example, consider
the viewpoints of a mother and father who are watching their daughter at T-ball practice. The
mother looks at her daughter and “sees” a graceful, yet some- what shy child who has shown
improvement in her abil- ity to make new friends. On the other hand, the father “sees” a
strong runner who needs help with batting drills. Each parent is looking at the same
phenomenon (their daughter), but each is “seeing” the phenomenon from a completely
different perspective. Each parent is operating from a different paradigm.

6
The prevailing paradigm in a discipline represents the dominant viewpoint of
particular concepts. This viewpoint is supported by theories and research that for the time
being adequately address the concerns of the discipline. By consensus, the community of
scholars in a discipline accepts and agrees on a particular viewpoint or worldview. When new
theories and research surface that challenge the prevailing paradigm, a new paradigm
emerges to compete with the prevailing worldview. The competition between the paradigms
results in what.

Terjemahan:

Metaparadigma disiplin mengidentifikasi area umum yang menjadi perhatian.


Paradigma adalah cara tertentu untuk melihat fenomena keprihatinan yang telah
digambarkan oleh metaparadigma disiplin. Istilah paradigma berasal dari karya Kuhn
(1970), yang menyebut paradigma sebagai “pandangan dunia” tentang fenomena yang
menjadi perhatian dalam suatu disiplin ilmu. Dua individu dengan pandangan paradigmatik
yang berbeda dapat melihat fenomena yang persis sama dan masing-masing akan “melihat”
atau memandang fenomena tersebut secara berbeda. Misalnya, pertimbangkan sudut
pandang seorang ibu dan ayah yang memperhatikan putri mereka saat latihan T-ball. Sang
ibu menatap putrinya dan “melihat” seorang anak yang anggun, namun agak pemalu yang
telah menunjukkan peningkatan dalam kemampuannya untuk mendapatkan teman baru. Di
sisi lain, sang ayah “melihat” seorang pelari yang kuat yang membutuhkan bantuan latihan
pukulan. Setiap orang tua melihat fenomena yang sama (anak perempuan mereka), tetapi
masing-masing “melihat” fenomena tersebut dari sudut pandang yang sama sekali berbeda.
Setiap orang tua beroperasi dari paradigma yang berbeda.
Paradigma yang berlaku dalam suatu disiplin merupakan sudut pandang yang
dominan dari konsep-konsep tertentu. Sudut pandang ini didukung oleh teori dan penelitian
yang untuk saat ini cukup menjawab keprihatinan disiplin ilmu. Secara konsensus, komunitas
ulama dalam suatu disiplin ilmu menerima dan menyepakati suatu pandangan atau
pandangan dunia tertentu. Ketika teori dan penelitian baru muncul yang menantang
paradigma yang berlaku, sebuah paradigma baru muncul untuk bersaing dengan pandangan
dunia yang berlaku. Persaingan antar paradigma menghasilkan apa.

2.2 Person, Health and illness, Eviorment and nersing


A. The Human Dimensions
The factors influencing a person’s health–illness status, health beliefs, and health
practices relate to the person’s human dimensions (refer back to Fig. 3-1). Each dimension

7
interrelates with each of the others, and influences the behaviors of the person in health and
in illness. Nursing assessments of strengths and weaknesses in each dimension are used to
develop a plan of care that is individualized and holistic. The nursing process, used to plan,
implement, and evaluate plans of care, is discussed in Unit III. Physical(Staveski & Lincoln,
2014)

Terjemahan :

Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan-penyakit seseorang,


keyakinan kesehatan, dan praktik kesehatan berhubungan dengan dimensi manusia
seseorang (lihat kembali Gambar 3-1). Setiap dimensi saling berhubungan satu sama lain,
dan mempengaruhi perilaku orang dalam keadaan sehat dan sakit. Pengkajian kekuatan dan
kelemahan keperawatan pada setiap dimensi digunakan untuk mengembangkan rencana
asuhan yang bersifat individual dan holistik. Proses keperawatan, yang digunakan untuk
merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi rencana asuhan, dibahas di Unit
III. Fisik (Staveski & Lincoln, 2014)

B. Health
A classic definition of health is that health is a state of complete physical, mental, and
social well-being, not merely the absence of disease or infirmity (World Health Organization,
1974). The health of the public is measured more globally by morbidity, how frequently a
disease occurs and mortality, numbers of deaths. On a personal level, however, most
individuals define health according to how they feel (“I feel really sick”), the absence or
presence of symptoms of illness (“I have a terrible pain in my stomach”), or their ability to
carry out activities of daily living (“I felt so much better that I got up and cooked sup- per”).
See the accompanying Through the Eyes of a Student. Each person defines health in terms of
his or her own val- ues and beliefs. The family, culture, community, and society in which one
lives also influence one’s personal perception of health. (Staveski & Lincoln, 2014)

Terjemahan :

8
Definisi klasik kesehatan adalah bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik,
mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (World
Health Organization, 1974). Kesehatan masyarakat diukur secara lebih global oleh
morbiditas, seberapa sering penyakit terjadi dan kematian, jumlah kematian. Namun, pada
tingkat pribadi, sebagian besar individu mendefinisikan kesehatan menurut apa yang mereka
rasakan ("Saya merasa sangat sakit"), tidak adanya atau adanya gejala penyakit ("Saya
memiliki rasa sakit yang hebat di perut saya"), atau kemampuan mereka untuk melakukan
aktivitas sehari-hari (“Saya merasa jauh lebih baik sehingga saya bangun dan memasak
makan malam”). Lihat yang terlampir Melalui Mata Siswa. Setiap orang mendefinisikan
kesehatan dalam hal nilai dan keyakinannya sendiri. Keluarga, budaya, komunitas, dan
masyarakat tempat seseorang tinggal juga mempengaruhi persepsi pribadi seseorang
tentang kesehatan. (Staveski & Lincoln, 2014)

C. Enviorment

The Agent–Host–Environment ModelEnvironment and Support People An individual’s


environment and the presence or absence of caring support people may also influence the
experience of pain. Many people find that the strangeness of the healthcare environment,
especially the lights, noise, lack of sleep, and constant activity of a critical care unit,
compounds the expe- rience of pain. The sense of powerlessness that accompanies admission
to an institution may decrease the individual’s ability to cope with pain.(Staveski & Lincoln,
2014)

Terjemahan:

Lingkungan individu dan ada atau tidak adanya dukungan yang peduli orang
juga dapat mempengaruhi pengalaman nyeri. Banyak orang menemukan bahwa keanehan
lingkungan perawatan kesehatan, terutama lampu, kebisingan, kurang tidur, dan aktivitas
konstan unit perawatan kritis, menambah pengalaman rasa sakit. Rasa ketidakberdayaan
yang menyertai masuk ke institusi dapat menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi
rasa sakit. (Staveski & Lincoln, 2014)

9
D. Knowledge Development In Nursing
The knowledge in a particular discipline can be arranged in a hierarchical structure that
ranges from abstract to concrete. Theories represent the most con- crete component of a
discipline. Several theories that share a common view of the world can be grouped together to
form a paradigm. A paradigm is a particular viewpoint or perspective. Each discipline has a
defined metaparadigm, which is the most abstract component of knowledge and which can
consist of more than one par- adigm (Fawcett, 1989). A metaparadigm is the unifying force in
a discipline that names the phenomena of con- cern to that discipline.(Delaune, Sue C,
Ladner, 2002) porated into nursing’s metaparadigm.”

Terjemahan:

Pengetahuan dalam disiplin ilmu tertentu dapat diatur dalam struktur hirarki yang
berkisar dari abstrak hingga konkrit. Teori mewakili komponen disiplin yang paling konkret.
Beberapa teori yang berbagi pandangan umum tentang dunia dapat dikelompokkan bersama
untuk membentuk sebuah paradigma. Paradigma adalah sudut pandang atau perspektif
tertentu. Setiap disiplin ilmu memiliki paradigma yang jelas, yang merupakan komponen
pengetahuan yang paling abstrak dan yang dapat terdiri dari lebih dari satu paradigma
(Fawcett, 1989). Metaparadigma adalah kekuatan pemersatu dalam suatu disiplin yang
menamai fenomena yang menjadi perhatian disiplin itu. (Delaune, Sue C, Ladner, 2002)
dituangkan ke dalam paradigma keperawatan.”

The metaparadigm of a discipline identifies common areas of concern. A paradigm


is a particular way of view- ing the phenomena of concern that have been delin- eated by the
metaparadigm of the discipline. The term paradigm stems from the work of Kuhn (1970),
who referred to a paradigm as “worldview” about the phe- nomena of concern in a discipline.
Two individuals with different paradigmatic views can look at precisely the same
phenomenon and each will “see” or view the phenomenon differently. For example, consider
the viewpoints of a mother and father who are watching their daughter at T-ball practice. The
mother looks at her daughter and “sees” a graceful, yet some- what shy child who has shown
improvement in her abil- ity to make new friends. On the other hand, the father “sees” a
strong runner who needs help with batting drills. Each parent is looking at the same
phenomenon (their daughter), but each is “seeing” the phenomenon from a completely
different perspective. Each parent is operating from a different paradigm.
The prevailing paradigm in a discipline represents the dominant viewpoint of
particular concepts. This viewpoint is supported by theories and research that for the time
being adequately address the concerns of the discipline. By consensus, the community of
scholars in a discipline accepts and agrees on a particular viewpoint or worldview. When new
theories and research surface that challenge the prevailing paradigm, a new paradigm
emerges to compete with the prevailing worldview. The competition between the paradigms
results in what.

Terjemahan:

10
Metaparadigma disiplin mengidentifikasi area umum yang menjadi perhatian.
Paradigma adalah cara tertentu untuk melihat fenomena keprihatinan yang telah
digambarkan oleh metaparadigma disiplin. Istilah paradigma berasal dari karya Kuhn
(1970), yang menyebut paradigma sebagai “pandangan dunia” tentang fenomena yang
menjadi perhatian dalam suatu disiplin ilmu. Dua individu dengan pandangan paradigmatik
yang berbeda dapat melihat fenomena yang persis sama dan masing-masing akan “melihat”
atau memandang fenomena tersebut secara berbeda. Misalnya, pertimbangkan sudut
pandang seorang ibu dan ayah yang memperhatikan putri mereka saat latihan T-ball. Sang
ibu menatap putrinya dan “melihat” seorang anak yang anggun, namun agak pemalu yang
telah menunjukkan peningkatan dalam kemampuannya untuk mendapatkan teman baru. Di
sisi lain, sang ayah “melihat” seorang pelari yang kuat yang membutuhkan bantuan latihan
pukulan. Setiap orang tua melihat fenomena yang sama (anak perempuan mereka), tetapi
masing-masing “melihat” fenomena tersebut dari sudut pandang yang sama sekali berbeda.
Setiap orang tua beroperasi dari paradigma yang berbeda.
Paradigma yang berlaku dalam suatu disiplin merupakan sudut pandang yang
dominan dari konsep-konsep tertentu. Sudut pandang ini didukung oleh teori dan penelitian
yang untuk saat ini cukup menjawab keprihatinan disiplin ilmu. Secara konsensus, komunitas
ulama dalam suatu disiplin ilmu menerima dan menyepakati suatu pandangan atau
pandangan dunia tertentu. Ketika teori dan penelitian baru muncul yang menantang
paradigma yang berlaku, sebuah paradigma baru muncul untuk bersaing dengan pandangan
dunia yang berlaku. Persaingan antar paradigma menghasilkan apa.

2.3 Concept, Proposisi, Theory

A. DIFINISI TEORI
Teori merupakan suatu proposisi-proposisi yang mempunyai hubungan kausal antar
satu dengan lainnya secara terstruktur tentang sesuatu objek keilmuan. Teori harus dapat diuji
dan sekaligus dapat menjadi tolok ukur pengujian terhadap sesuatu objek pengamatan dalam
dunia empiris dan pula dalam alam rasionalitas. Teori lahir dari suatu konsep kemudian
terbangun dengan suatu proposisi-proposisi yang mempunyai hubungan probabilitas tentang
sesuatu objek ilmu. Apa itu konsep? Tidak lain, adalah abstraksi mengenai suatu fenomena
yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan,
kelompok atau individu tertentu (Burhan Ashshofa, 1996:19). Kemudian, apa itu proposisi?
Tidak lain, adalah hubungan yang logis antar dua konsep. Misalnya konsep frustrasi dan
konsep agresif. Frustrasi menyebabkan tindakan agresif. Kemiskinan memicu penyebab
kelaparan. Konsep pulpen dengan kertas.

Adapun pengertian teori, tidak lain, adalah serangkaian asumsi, konsep, definisi dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep (Burhan Ashshofa, 1996:19), misalnya teori tentang sistem hukum,
sebagaimana dikemukakan oleh Lawrence M. Friedman (1975), yang terdiri dari:

11
a. Structure of law;

b. Substation of law;

c. Culture of law.

Pengertian lain tentang teori, dapat dilihat pendapat J. J. H. Bruggink (1999:2) yang
mengatakan bahwa secara sederhana orang biasa mengartikan teori sebagai "keseluruhan
pernyataan yang saling berkaitan".

Teori keperawatan menurut barnum (1990). Merupakan usaha usaha menguraikan


atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Melalui teori keperawatan dapat
dibedakan apakah keperawatan termasuk disiplin ilmu atau aktifitas lainnya. Teori
keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga
model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang
memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan
sebagai perawat. (WIDURI, S.KEP., NS., 2022)

Teori membantu menjelaskan suatu kejadian dengan mendefinisikan ide atau konsep,
menjelaskan hubungan antar konsep, dan memprediksi luaran. Dalam keperawatan teori
dibuat menjelaskan fenomena, seperti perawatan diri atau caring. Teori keperawatan
merupakan konseptualisasi suatu aspek keperawatan untuk mendeskripsikan, menjelaskan,
memprediksi atau menentukan asuhan keperawatan (Eastari, 2020)

Teori menurut rogers yaitu salah satu dari teori holistik, namun keunikan teori adalah
sifat hurmanis yang terkandung didalamnya. Teori hurmanistik Rogers mempunyai berbagai
nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi, non deraktif, klaen, murid, kelompok,
dan person to person. Namun, istilah person senter yang sering digunakan untuk teori Rogers.
Rogers menyebut teorinya bersifat hurmanis dan menolak pesimisme suram dan putus asa
dalam psikoanalisis serta menentang teori behaviorisme yang memandang manusia seperti
robot. Sikap dan cara hidup yang menempatkan nilai nilai Manusia sebagai pusat dan
menekankan pada kehormatan, harga diri, serta kapasitas untuk merealisasikan diri untuk
mansud tertentu. (WIDURI, S.KEP., NS., 2022)

Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang memproyeksikan


sebuah pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan merancang hubungan khusus
antar konsep guna menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan atau mengendelikan
fenomena yang ada. (Asmadi, S.Kep, 2008)

12
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai
suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup.

Falsafah atau philosophy merupakan istilah sebagai cimta hikmat atau pengetahuan.
Fasalah bertujuan memahami hakikat keberadaan dan fenomena yang berhubungan dengan
keberadaan manusia dalam menyesuaikan din dalam kehidupan dan dunia. Falsalah juga
diartikan sebagai gagasan, pandangan hidup, dan sikap hatin yang dimiliki oleh orang atau
masyarakat. Para ahli juga menyebutkan bahwa falsafat merupakan hikmat atau
kebijaksanaan yang diperlukan dalam memahami pertanyaan tentang kebenaran.

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan
maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.

Teori adalah deskripsi atau penjelasan dari suatu fenomena dan hubungan antara
fenomena-fenomena semacam itu. Secara inti, konsep seperti deskripsi simbolik dari
fenomena dihubungkan dengan preposisi yang menyatakan hubungan di antara fenomena-
fenomena tersebut (Aini Nur, 2018)

Teori adalah seperangkat konsep dan proposisi yang memberikan cara yang teratur
untuk melihat fenomena, pernyataan yang menjelaskan atau memberi ciri fenomena tertentu.
Menurut defenisi tradisional, teori adalah seperangkat konsep yang terorgansir, koheren, dan
saling berhubungan satu sama yang menawarkan deskripsi penjelasan dan prediksi tentang
fenomena (DeLaune and Ladner, 2011)

Teori adalah deskripsi atau penjelasan dari suatu fenomena dan hubungan antara
fenomena-fenomena semacam itu (Steves, 1979).

Teori keperawatan adalah seperangkat ide, defenisi, hubungan,dan harapan atau saran
yang berasal dari model keperawatan atau dari disiplin (bidang ilmu) lain dan rancangan
purposif, pandangan metodis fenomena dengan merancang inter-relationship khusus di antara
ide-ide yang bertujuan menggambarkan, menjelaskan, peramalan, atau merekomendasikan
(Arora, 2015)

B. DEFINISI PROPOSISI

13
Proposisi didefinisikan sebagai pernyataan 2 konsep atau lebih yang menegaskan
sebuah teori dengan mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksikan
pernyataan proposisi dapat bersifat relasional maupun nonrelasional. Pernyataan
relasional dapat berupa korelasi atau kausal. Pernyataan nonrelasional meliputi
deskripsi tentang sifat dan dimensi konsep mengenai suatu istilah. (Meleis dalam
Peterson and Brwdow,2004)

C. DEFINISI KONSEP
Konsep secara umum dapat dirumuskan pengertiannya sebagai suatu representasi
abstrak dan umum tentang sesuatu sebagai suatu representasi abstrak dan umum. Konsep
dapat dimengerti dari sisi subjek maupun dari sisi objek.dari sisi subjek,suatau konsep adalah
kegiatan merumuskan dalam pikiran atau menggolongkan dari sisi objek suatu konsep adalah
isi kegiatan tersebut. Artinya, apa makna konsep itu sebagai suatu yang bersifat umum,
konsep adalah suatu yang bersifat universal, konsep universal bisa bersifat langsung bisa
juga tidak langsung (Risnah & Irwan, 2021)

Keperawatan meliputi perawatan otonom dan kolaboratif individu dari segala usia,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, sakit atau sehat dan dalam semua pengaturan.
Keperawatan meliputi promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan orang sakit,
cacat, dan sekarat. Advokasi, promosi lingkungan yang aman, penelitian, partisipasi dalam
membentuk kebijakan kesehatan dan dalam manajemen pasien dan sistem kesehatan, dan
pendidikan juga merupakan peran kunci keperawatan (Staveski & Lincoln, 2014)

2.4 TUJUAN TEORI KEPERAWATAN

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu Keperawatan
dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantarnya :

14
A. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan tentang kenyataan
yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan. Baik bentuk tindakan atau bentuk model
praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi

B. Adanya teori keperawatan membatu para anggota profesi perawat untuk memahami
bagian pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat memberikan
dasar memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.

C. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam


keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga
segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan

D. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan fisiologi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus
bertambah dalam tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang

2.5 HUBUNGAN TEORI KEPERAWATAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI


KEPERAWATAN

Teori keperawatan menurut Hidayat (2011), merupakan salah satu bagian kunci
perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki
hubungan yang ingin dicapai, diantaranya:

1. Adanya teori keperwatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tenta


kenyatan-kenyatan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatn, baik bentuk
tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan
dapat teratasi.
2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi keperawatan untuk
memahami berbagai penetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian
dapat memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan
3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah daam
keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan
sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan asumsi dan filosofi keperawatan
sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus
bertambah dan berkembang.

15
2.6 HUBUNGAN/ KETERKAITAN NURSING THEORY, PRAKTIK DAN
RISET
A. DALAM RISET

Sarjana perawat telah berulang kali meminta bahwa riset keperawatan


mengidentifikasikan asumsi filosofi atau kerangka kerja teori dari yang dihasilkannya.
Dikarenakan semua pemikiran, tulisan, dan perkataan didasarkan pada asumsi sebelumnya
tentang manusia dan alam dunia. Perspektif teori baru memberikan pelayanan yang perlu
dengan mengidentifikasikan gaps di dalam cara kita pendekatan lapangan yang spesifik,
seperti manajemen gejala atau kualitas hidup. Perbedaan prespektif juga dapat digunakan
untuk membantu menghasilkan ide-ide baru, pertanyaan peneitian, dan interprestasi.

B. DALAM PRAKTIK

Teori keperawatan digunakan pertamakali untuk mendirikan profesi di universitas,


maka tidak mengherankan apabila teori keperawatan menjadi lebih kuat diakademik daripada
di klinik/pelayanan. Pada tahun 1970-1980 banyak program keperawatan di identifikasikan,
yang kemudian dihimpun dlam kerangka kerja konssektual dan bersuaah untuk mengorgansir
kurikulum seputar kerangka kerja tersebut. Tujuannya adalah untuk mengembangkan arti
pokok dari suatu profesi dan untuk memperoleh status pengakuan dari profesi lain. Banyak
program program pendidikan keperawatan telah menghasilkan teori dan pengaplikasikan
konseptual.

2.7 PEMBAGIAN THEORY BERDASARKAN GRAND THEORY, MIDLE AND


MICRO RANGE THEORY
A. GRAND THEORY

Grand theory merupakan kerangka kerja konseptual umum yang menetapkan


pandangan (perspektif) luas untuk praktek dan cara memandang fenomena keperawatan
(model konseptual)

Bersifat abstrak, luas cakupanya dan kompleks, oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk klarifikasi. Tidak memberikan panduan untuk intervensi

16
keperawatan tertentu melainkan memberikan kerangka umum dan gagasan tentang
keperawatan. Para ahli teori ini, mengembangkan teori keperawatan berdasarkan pengalaman
mereka sendiri.

B. MIDLE THEORY

Middle range keperawatan Teori ini berguna untuk paktek dan penelitian keperawatan.
Oleh karena itu middle range teori mungkin diuji secara empiris theory adalah teori cakupan
menengah. Dalam perkembangan teori Middle range theory relative baru dalam ilmu

Teori keperawatan ini cenderung lebih spesifik atau membahas fenomena spesifik
dalam keperawatan. Middle Range Nursing Theories mendeskripsikan, menjelaskan atau
memprediksi fenomena tertentu dalam praktik klinik.

C. MICRO RANGE THEORY

micro theory adalah teori yang memberikan arahan langsung pada perawat untuk
mencapai tujuan, artinya teori ini memberikan suatu produk intervensi spesifik yang harus
dilakukan perawat agar dapat memberi efek pada kondisi pasien. Parker dan Smith (2010)

Practice theory adalah teori yang sudah dapat diaplikasikan langsung atau
dipraktekkan dengan pasien atau dapat diuji secara empiris. Mikro range theory sedikit lebih
formal dan lebih bersifat sementara dalam tingkat teori. Ini juga lebih bersifat membatasi
dalam waktu dan lingkup atau penerapannya. Bagaimanapun, pendekatan micro range theory
tidak dapat dinilai untuk peneliti dan praktisioner sebagaiman mereka bekerja
menggambarkan, mengorganisasi, dan menguji ide – ide mereka. Dickkhoff & James ( 1968 )
menyatakan praktis teori diperlukan dalam keperawatan karena keperawatan adalah suatu
profesi dimana selalu beorientasi kepada tindakan untuk mencapai tujuan.

2.8 KONSEP METAPARADIGMA DALAM KEPERAWATAN DAN


PERBEDAANNYA DENGAN KEDOKTERAN

Pada Akhir abad ke-20, banyak hasil karya teoritis dalam keperawatan berfokus dalam
menyampaikan hubungan antara empat konsep utama, yakni manusia, lingkungan, kesehatan,
dan keperawatan. Karena empat konsep ini dapat tumpang tindih di hampir setiap bidang
dalam keperawatan, kadang beberapa konsep ini secara kolektif disebut sebagai
METAPARADIGMA pada keperawatan. Istilah ini berasal dari dua kata Yunani, yakni meta

17
yang berarti “dengan” dan paradigm, yang berarti “pola”. Banyak pihak yang
mempertimbangkan empat konsep berikut sebagai inti dari keperawatan. Perbedaanya dengan
kedokteran, jika kedokteran lebih fokus kepada patofisiologi penyakitnya sedangkan perawat
pada individu, kesehatan dan penyakit, dan lingkungan.

BAB III
SIMPULAN

Paradigma adalah cara pandang atau cara pandang tertentu. Setiap disiplin memiliki
paradigma yang didefinisikan, yang merupakan komponen pengetahuan yang paling abstrak
dan yang dapat terdiri dari lebih dari satu paradigma. Ada 4 komponen paradigma
keperawatan yaitu :

1) Manusia
2) Keperawatan
3) Lingkungan
4) Kesehatan

Teori adalah seperangkat konsep dan proposisi yang memberikan cara yang teratur untuk
melihat fenomena, pernyataan yang menjelaskan atau memberi ciri fenomena tertentu.

Konsep adalah kegiatan merumuskan dalam pikiran atau menggolongkan dari sisi objek
suatu konsep adalah isi kegiatan tersebut. Artinya, apa makna konsep itu sebagai suatu yang
bersifat umum, konsep adalah suatu yang bersifat universal, konsep universal bisa bersifat
langsung bisa juga tidak langsung.

18
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, S.Kep, N. (2008). Konsep dasar keperawatan.

Delaune, Sue C, Ladner, P. K. (2002). Fundamental Of Nursing : Standars & Praktice. Pdf
drive.net

Eastari, ennie novi. (2020). dasar dasar keperawatan.

Risnah, & Irwan, M. (2021). Falsafah dan Teori Keperawatan Dalam Integrasi Keilmuan. In
Alauddin University Press. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/17880/

Staveski, S., & Lincoln, P. (2014). Introduction to nursing issues. Pediatric and Congenital
Cardiology, Cardiac Surgery and Intensive Care, 1307–1308.
https://doi.org/10.1007/978-1-4471-4619-3_198

WIDURI, S.KEP., NS., M. M. E. (2022). BUKU AJAR FALSAFAH DAN TEORI


KEPERAWATAN.

19

Anda mungkin juga menyukai