Anda di halaman 1dari 10

TUGAS REVIEW ARTIKEL

Mata Kuliah Wawasan Moderasi Beragama


Dosen Pengampu Muh. Ashif Fuadi, M. Hum

Judul STRENGTHENING RELIGIOUS MODERATION IN


EFFORTS TO COUNTER RADICALISM IAIN
SURAKARTA
Tahun -
Penulis Moh. Ashif Fuadi, Fuad Hasyim, Muhammad Nur Kholis,
Abraham Zakky Zulhazmi, Rustam Ibrahim
Reviewer Siti Fathonatul Ula
Tanggal 13 Oktober 2021

Pendahuluan Berdasarkan data survei tahun 2018-2019 di beberapa segmen


dan berbagai sektor, Indonesia sedang menghadapi masalah
intoleransi dan radikalisme.

Oleh karena itu, moderasi beragama dilahirkan sebagai solusi


komprehensif yang dapat menjawab permasalahan tersebut.
Moderasi juga termasuk dalam RPJMN 2020-2024. Penguatan
moderasi ini dilakukan secara komprehensif, meliputi 5
kegiatan prioritas, yaitu pendidikan, kerukunan, budaya,
ibadah dan ekonomi.

Selain itu kondisi yang mendorong penguatan pemahaman


moderasi Muslim adalah agama yang rahmatan lil alamin.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap perguruan


tinggi, sosialisasi moderasi beragama dan pembinaan moral
menjadi sesuatu yang sangat penting untuk menjawab
intoleransi dan radikalisme di kalangan generasi muda.

Penelitian ini tertuju pada PTN Iain Surakarta, khususnya


mahasiswa FAB IAIN Surakarta.

Penelitian ini membahas upaya penguatan moderasi beragama


di IAIN Surakarta, khususnya yang dilakukan oleh BIMA.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka,
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
Pembahasan INTERPRETING RELIGIOUS MODERATION

Istilah moderasi beragama di Indonesia lebih Sering disebut


dengan konsep wasathiyah. Menurut Quraish Shihab, ciri-ciri
wasathiyah adalah sabar, yang menghentikan segala sesuatu di
tempatnya. Posisi gerakan moderasi agama adalah ditengah-
tengah dengan berpegang teguh pada kebenaran. Dengan
sikap;
1. Penuh toleransi
2. Tawassuth dan i'tidal berpegang lada keadilan
3. Tawaz tidak seimbang.

URGENSI PELAKSANAAN MODERASI BERAGAMA


PTKIN

Sejak 2019, Kementerian Agama menjadi penggagas konseo


moderasi agama. Idenya telah dimasukkan dalam RPJMN
2020-2024. Selain itu, surat edaran juga dikeluarkan oleh
Dirjen Islam Pendidikan Terkait Pembentukan Rumah
Moderasi Keagamaan Didalam PTKI.

Moderasi beragama secara konseptual adalah sikap beragama


yang seimbang antara pengalaman keagamaan dan rasa hormat
masing-masing praktik keagamaan orang lain yang berbeda
keyakinan.

Kemenag telah menetapkan indikator moderasi beragama,


yaitu toleransi, akomodasi terhadap budaya lokal, non-
kekerasan, dan nasional komitmen.

PTKI merupakan pusat kajian Islam. Karena mayoritas


Muslim sangat penting untuk berkembang dan arus utama
moderasi agama. UIN Jakarta Islamic and Community
Assessment Center (PPIM) melalui program convey Indonesia
melakukan penelitian pada 3 PTKIN di Indonesia, yaitu UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Sunan Gunung Djati Bandung,
dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan kajian awal dalam membuat


rancangan untuk meningkatkan kapasitas PTKI dalam
memajukan moderasi beragama.

Dalam kajian ini ditemukan sembilan kesimpulan; moderasi


beragama telah dimasukkan dalam pendidikan dan pengajaran
dan banyaknya tema moderasi agama dakam kegiatan
kemahasiswaan. Namun, dalam menerapkan moderasi
beragama masih belum adanya pedoman baku. Moderasi
beragama belum masuk dalam struktur organisasi kerja.

Berdasarkan temuan itu, dapat dikatakan bahwa PTKIN belum


mampu menjalankan perannya secara maksimal sebagai agen
moderasi beragama. Diharapkan dengan hasil penelitian ini
Kemenag dan PTKIN dapat mengatur struktur Rumah
Moderasi Keagamaan, membuat indeks ukuran moderasi
beragama, pedoman, atau SOP Haouse of Moderation dan
sistem monitoring dan evaluasi terstruktur di PTKIN.

Secara historis Surakarta sebagai titik benih-benih radikalisme


yang memunculkan benturan ideologi apapun. Hal ini
menunjukkan bahwa kampus IAIN Surakarta dikelilingi oleh
asosiasi yang perlu diwaspadai dalam operasi preventif. Belum
lagi dikelilingi oleh berbagai organisasi dengan berbagai
karakter seperti MTA (Majlis Tafsir al-Qur'an), Jam'iyah
Anshorut Tauhid pimpinan Abu Bakar Ba'asyir, dan
sebagainya.

Dalam implementasi lain, IAIN Surakarta telah memasukkan


tema moderasi dalam berbagai kegiatan untuk memerangi
hoax, seperti melalui kegiatan Pengenalan Budaya Akademik
dan Mahasiswa (PBAK) atau tema wisuda dan kegiatan
lainnya.

Alat strategis untuk memoderasi siswa adalah melalui kegiatan


mahasiswa teladan, KKN, IAIN Surakarta tahun 2020 melalui
KKN Kerja Sosial Online Dari Rumah (kerso darma)
mengusung tema moderasi agama. Berdasarkan Kearifan
Lokal dan Moderasi Beragama.

Moderasi beragama perlu diwujudkan sebagai perilaku dalam


kehidupan sehari-hari karena semua memiliki tanggung jawab
sosial untuk memelihara keharmonisan bangsa. Jadi, moderasi
beragama sangat penting dan relevan, jika dikaitkan dengan
KKN transformatif Kerso Darma pada 2020, yang mengusung
tema moderasi beragama. KKN Kersodarma bertema Moderasi
beragama dapat menginspirasi mahasiswa untuk menulis
laporan KKN, sebagaimana diketahui laporan KKN tahun ini
berupa artikel jurnal atau esai dalam perspektif moderasi
beragama. Moderasi dan kearifan lokal.

Sebenarnya ada praktik keagamaan moderasi yang berangkat


dari konsep sesuatu yang umum dan sesuatu yang lokal dalam
masyarakat. Misalnya perihal menutup aurat. Penutup aurat
umumnnya; setiap muslim harus menutupi aurat, tetapi dalam
budaya lokal akan muncul perbedaan bahwa saat menutup
aurat harus menggunakan sarung, menggunakan batik budaya
lokal. Contoh lainnya dapat dilihat pada suasana Idul Fitri.
Tradisi Idul Fitri di mana saja dengan Satu Syawal Muslim di
seluruh dunia merayakan Idul Fitri tetapi yang di Idul Fitri di
Indonesia seperti ketupat, sungkeman, berbagi fitrah
merupakan ekspresi ekspresi lokal dimana antara budaya dan
agama dipersatukan dan tidak di negasikan.

IMPLEMENTASI BIMA COUNTER RADIKALIS

Sejak 2006 Pengembangan Kepribadian Muslim Integral


Program Pendampingan (P3KMI) ditransformasikan dari
aspek materi saja fokus belajar baca tulis Al-Qur'an (BTA)
karena menyesuaikan kebutuhan siswa yang sebagian berasal
dari sekolah dengan lembaga formal (SMA), bukan yg
berbasis agama (pesantren). Program P3KMI ditujukan untuk
mahasiswa baru selama satu periode satu tahun dan dikelola
langsung oleh siswa baik sebagai manajer dan sekaligus
pembimbing. Selain itu, kewajiban bagi setiap lulusan IAIN
Surakarta harus bisa membaca dan menulis Al-Qur'an.

Oleh karena itu, diperlukan program pembinaan yang


perhatian untuk membangun aspek pemahaman yang inklusif
mahasiswa Fakultas Adab dan Bahasa melalui Islam ruang
moderasi dan adab (BIMA). Pada 2019 P3KMI mengubah
nama BIMA yang berisi materi tentang moderasi beragama
dan pengembangan adab dan moral. Pada saat yang sama,
bahan bacaan (buku panduan) tersebut ditulis dari Al-Qur'an
sebagai tugas dari Pondok BTQ FAB unit program.

Lingkungan FAB menyadari bahwa salah satunya dikelola


oleh unit BIMA dan mata kuliah moderasi agama karena
hanya dua kampus PTKIN secara resmi menyebutkannya
dalam sebuah sistem, yaitu IAIN Surakarta dengan UIN
Walisongo.

Rumah Moderasi Keagamaan untuk konteks IAIN adalah


untuk mendeteksi tautan yang hilang karena kampus tidak
dapat memantau aktivitas siswa selama pandemi garis ini.
Salah satunya sertifikat sisa keluaran BIMA sebagai syarat
untuk mengikuti munaqosah. Rumah Moderasi Keagamaan di
IAIN Surakarta mendapat amanah untuk mencerdaskan IAIN
Surakarta Rumah Moderasi.

Untuk membendung faktor utama radikalisasi generasi


milenial ini, diperlukan penangkal radikalisme, yaitu
bagaimana lembaga pendidikan mengajarkan doktrin Islam
yang moderat secara ideologis.

Pendidikan Islam adalah salah satu kunci untuk menghentikan


atau memperlambat penyebaran paham radikalisme.
Berdasarkan karakter agama moderasi, pendidikan Islam
sebagai bentuk pendekatan budaya kontra- radikalisme
mengandung empat hal: komitmen kebangsaan, toleransi, non-
kekerasan, dan akomodasi untuk budaya lokal.

Selanjutnya, BIMA menjadi unit pendukung Fakultas Adab


dan Bahasa dalam mengembangkan pembelajaran moderasi
agama dan adab (moral) oleh karakter Fakultas Adab dan
Bahasa itu sendiri, yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Adab menjadi poin penting untuk menjawabnya masalah
intoleransi dan radikalisme di kalangan generasi muda,
khususnya mahasiswa FAB IAIN Surakarta. Oleh karena itu,
bersama dosen dari FAB, siswa memulai program
pengembangan moral yang didalamnya terdapat kurikulum
moderasi agama untuk mencegah radikalisme bagi siswa FAB
di semester pertama dan kedua.

Sebagai karakteristik dari program yang ada di Fakultas Adab


dan Bahasa. BIMA memiliki tujuan-pengaturan agar siswa
FAB memiliki Islam, moral dan adab dalam moderasi agama.
Mengoptimalkan peran mahasiswa program BIMA merupakan
salah satu keunggulan Fakultas Adab dan Bahasa IAIN
Surakarta Bahasa dibandingkan fakultas lain.

Salah satu program penting dalam memperkenalkan BIMA


adalah seminar untuk mahasiswa baru. Seminar Ini
menjelaskan pentingnya BIMA sebagai unit di Fakultas Adab
dan Bahasa yang akan mengkampanyekan program
Kementerian Agama, yaitu moderasi agama dan sertifikat
BIMA akan memenuhi persyaratan pemeriksaan munaqosah.

Survei moderasi Fakultas Adab dan Bahasa siswa pada bulan


Agustus 2021 dilakukan dengan metode survei menggunakan
google formulir untuk mengetahui laporan kemajuan dalam
pengukuran agama indeks moderasi. Instrumen yang
digunakan untuk menggunakan empat indikator diumumkan
oleh kementerian agama: penerimaan prinsip-prinsip Indonesia
(Pancasila,BhinekaTunggalIka,NKRI,dan UUD 1945), anti-
kekerasan, dan toleransi serta penerimaan kearifan lokal.
Seperti yang disajikan oleh kementeriannya, Indikator
moderasi beragama didasarkan pada empat kriteria, yaitu:
Komitmen Nasional, Anti Kekerasan, Toleransi, dan
Penerimaan Budaya.Setiap indikator terdiri dari beberapa
pertanyaan dan pernyataan yang menggambarkan diri dari
responden.

Ini membuktikan bahwa mahasiswa IAIN Surakarta memiliki


penerimaan yang baik terhadap bahasa Indonesia asas yang
meliputi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan
UUD45, api bangsa Indonesia.

Artinya mengikuti kategorisasi indeks menunjukkan bahwa


moderasi agama sikap mahasiswa IAINSurakarta khususnya
sampel dari Fakultas Adab dan Bahasa, relatif baik . Kontras,
persentase penilaian berdasarkan indikator menunjukkan
budaya memiliki nilai paling rendah di antara yang lain.

Pertanyaan/pernyataan item yang muncul berkaitan dengan


penerimaan keragaman budaya dan ekspresi agama. Item
pertanyaan dengan skor rendah dalam indikator budaya terkait
bahwa berpakaian dengan gaya Arab lebih Islami daripada
tradisional pakaian,walaupun sama-sama menutup aurat.

Oleh karena itu, evaluasi yang dapatdilakukan adalah bahwa


perbedaan dalam ekspresi agama adalah hal yang mendasar
untuk menjadidiberikan pendidikan oleh BIMA dan "Rumah
ModerasiAgama" .

Selanjutnya tes mengukur apakah ada perubahan dalam


pandangan atau sikap setelahmengikuti kegiatan yang
diselenggarakan BIMA.

Berdasarkan hasil angket jawaban dilakukan data statistik


sederhana menggunakan berpasangan-sampletests. Pair1
Sebelum & Setelah 238.469.000 Berdasarkan hasil di atas
yang diperoleh, moderasi beragama skala pengetahuan 238
responden sebelum mengikuti BIMA adalah 6,3333outof10,
sementara kegiatan partisipasi terorganisirbimato
7,7975outof10. Kemudian dengan analisis sampel berpasangan
yang diuji diperoleh signifikansi 0,000.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan pertama,
aktualisasi moderasi beragama di IAIN Surakarta tentang
intoleransi dan radikalisme kampus melalui beberapa
kebijakan kelembagaan, yaitu dengan mendirikan Rumah
Moderasi Umat Beragama,Pancasila dan Nasional Pusat Studi,
Pusat Studi dan Pengembangan Pesantren Nusantara. Selain
itu, penelitian berbasis moderasi agama juga mengembangkan
dosen. Kegiatan kemahasiswaan seperti KKN, PBAK, dan
wisuda mulai memasukkan tema moderasi agama untuk
merangsanggerakan wasathiyah Islam.

Kedua, Fakultas Adab dan Bahasa membentuk unit Bima yang


berguna untuk upaya kontra radikalisme dalam upaya
pencegahan terhadap radikalisme dan intoleransi. Hal ini
dilatarbelakangi oleh kegiatan mahasiswa yang tercakup dalam
Islam namun telah menjadi tanah ekslusif gerakan tarbiyah
P3KMI. Dengan demikian, kemunculan unit BIMA merupakan
antitesis dari penyebaran intoleransi mahasiswa yang menjadi
bibit radikalisme.

Ketiga, mengoptimalkan upaya pencegahan dengan


membangun moderasi kursus wawasan ke dalam salah satu
fakultas bahasa adab dan bahasa yaitu mata kuliah wajib yang
harus diikuti oleh setiap program studi. Selain itu, ada juga
program bantuan moderasi bertema belajar bulanan, terutama
untuk menargetkan generasi milenium, mengingat tugas output
dalamberupa konten digital kreatif baik dalam bentuk video,
poster, komik,dan artikel/artikel yang berisi tentang moderasi
agama.

Mereka yang lulus akan mendapatkan sertifikat BIMA yang


akan menjadi persyaratan untuk sidang munaqosah.
Berdasarkan laporan kemajuan program bima, itu dapat
diketahui bahwa perkembangan moderasi agama, program
BIMA dapat meningkatkan indeks moderasi beragama
mahasiswa membutuhkan pendidikan yang berhubungan
dengan moderasi keagamaan di kampus.
Kelebihan 1. Abstrak yang ditulis cukup menyeluruh dan mudah
dipahami oleh pembaca.
2. Penulis memaparkan persoalan dengan jelas.
3. Struktur penulisan runtut, sehingga mudah dipahami
pembaca.
Kelemahan Masih terdapat kata-kata yang diulang-ulang.

Anda mungkin juga menyukai