hukum
internasional
ISTILAH DAN PENGERTIAN SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL
Subyek hukum (secara umum) adalah para pihak yang segala
aktivitas/tindakan/kegiatan diatur, menimbulkan akibat hukum sehingga
memiliki kewenangan berupa hak ataupun kewajiban guna melakukan
suatu perbuatan berdasarkan ketentuan hukum positif.
NEGARA INDIVIDU
PALANG MERAH
INTERNASIONAL
Subyek HI dalam arti penuh dan sejajar kedudukannya dengan negara lain.
Perjanjian Lateran pada tanggal 11 Februari 1929 antara Italia dan Tahta Suci, yang
isinya adalah mengembalikan sebidang tanah di Roma kepada Tahta Suci dan
memungkinkan didirikannya negara Vatican, dan berdasarkan perjanjian tersebut
Negara (Tahta Suci)
Vatican dibentuk dan diakui sebagai subyek HI. Saat ini Tahta Suci memiliki perwakilan
diplomatik di berbagai negara di dunia yang sejajar kedudukannya dengan perwakilan
diplomatik negara-negara lain.
PALANG MERAH INTERNASIONAL
Adalah subyek HI yang bersifat terbatas yang lahir
karena sejarah, yang kemudian kedudukannya diperkuat
dalam perjanjian-perjanjian dan konvensi-konvensi
Palang Merah.
Baru diakui sebagai subyek HI setelah adanya advisory opinion yang diberikan oleh MI.
PBB meminta pendapat hukum dari MI terkait masalah terbunuhnya Pangeran Bernadotte
dari Swedia yang bertindak sebagai mediator PBB di Israel pada tahun 1948.
"Pada saat agen PBB melaksanakan tugasnya mengalami cidera/luka yang melibatkan
tanggung jawab Negara, apakah PBB sebagai sebuah organisasi memiliki kapasitas untuk
mengajukan klaim kepada Pemerintah (secara de facto atau de jure) yang bertanggungjawab
untuk mendapatkan ganti kerugian/reparasi atas kerusakan/kerugian yang dialami oleh (a)
PBB dan (b) korban/orang yang berkedudukan sebagai agen PBB?"
10
Para penjahat perang pada PD II diadili melalui Tokyo Tribunal dan Nurenberg
Trial.
Dalam proses peradilan yang diadakan di Nurnberg dan Tokyo, para penjahat
INDIVIDU perang tersebut dituntut sebagai individu untuk perbuatan yang
diklasifikasikan sebagai : (1) kejahatan terhadap perdamaian; (2) kejahatan
terhadap perikemanusiaan; (3) pelanggaran terhadap hukum perang; dan (4)
permufakatan jahat untuk mengadakan perang.
Pembentukan Tokyo Tribunal dan Nurenberg Trial dibutuhkan pada saat itu
agar para penjahat perang (terutama pemimpinnya) tidak dapat berlindung
dengan nama Negara, memberi efek jera dan untuk mencegah terjadinya
kejahatan perang di kemudian hari.
KAUM PEMBERONTAK
Kaum pemberontak diakui keberadaannya sebagai
(belligerent) oleh Negara-negara lain jika memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Memiliki struktur organisasi yang jelas sehingga kaum
pemberontak teroganisir dengan baik;
2. Memiliki tanda pengenal dan menggunakannya dengan
konsisten sehingga menunjukkan identitasnya sebagai
kaum pemberontak;
3. Sudah menguasai sebagian besar wilayah di tempat kaum
pemberontak melakukan pemberontakan sehingga sudah
memiliki kekuasaan secara efektif terhadap wilayah
tersebut;
4. Mendapatkan dukungan dari rakyat yang berada di wilayah
yang telah dikuasainya secara efektif.