Subyek merupakan pemegang, pemilik ataupun pendukug hak dan kewajiban
berdasarkan atau menurut hukum sehingga antar subjek tersebut mampu mengadakan hubungan antar mereka. Ada 6 subjek yang diatur oleh hukum internasional, anatara lain: 1. Negara. Negara merupakan subjek yang paling tua dan paling utama. Bahkan hukum internasional lahir untuk mengatur negara. Konvensi-konvensi montevideo tahun 1933 memuat 5 syarat agar negara dapat dikategorikan sebagai subjek hukum: 1) Negara tersebut harus memiliki penduduk yang tetap, artinya ada masyarakat yang mendiami wilayah. Berapapun jumlah penduduknya; 2) Penduduk itu harus mendiami wilayah yang pasti. Tidak ada limitasi berapa jumlah wilayah yang harus mereka kuasai; 3) Pemerintah yang berdaulat. Ada pemerintahan yang mampu mengurus negara tersebut; 4) Negara tersebut mampu mengadakan hubungan dengan negara lain; dan 5) Pengakuan. 2. Organisasi Internasional. Organisasi internasional ini baru dianggap berawal dari tahun 1948. Diawali dengan tewasnya salah satu agen PBB bernama Bernadotte ketika menjalankan tugas di Israel. Oleh karena itu, organisasi internasional baru diakui setelah adanya advisory opinion yang diberikan oleh mahkamah internasional. Organisasi internasional merupakan kumpulan dua negara atau lebih yang dibentuk atas kesepakatan negaranegara tersebut dan memiliki fungsi tujuan kewenangan asas dan struktur organisasinya. Terdapat dua bentuk dari organisasi internasional, yaitu: 1) Organisasi Internasional bersifat public. Anggotanya adalah pemerintah dari negara-negara tersebut. 2) Organisasi Internasional bersifat privat. Anggotanya adalah sector-sector private. 3. Palang merah internasional (International Commite for the Red Cross). Berbeda dengan palang merah nasional. Ketika menjalankan aksi-aksi kemanusiaan yang memberikan mandat untuk menjalankan misi-misi kemanusiaan itu adalah Palang Merah Internasional. ICRC ini lebih dulu diakui sebagai subjek hukum daripada Organisasi Internasional. 4. Vatikan atau Tahta Suci. Vatikan merupakan suatu wilayah dimana tempat pusat penyebaran agama yang mengutamakan menyebarkan kedamaian atau menyebarkan perdamaian. 5. Individu. Individu yang dianggap sebagai subjek hukum dalam hukum Internasional yaitu individu-individu yang membuat tiga kejahatan, yaitu: 1) Individu tersebut melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan; 2) Individu yang melakukan kejahatan terhadap perdamaian; dan 3) Individu yang melakukan kejahattan terhadap perang. Ketika individu melakukan tiga jenis kejahatan tersebut maka akan diselesaikan di Mahkamah Internasional sesuai dengan amanat oleh Statua Roma 1998. 6. Kaum pemberontak. Agak ironis karena kaum pemberontak dianggap sebagai subjek hukum dalam Hukum Internasional. Sebutan ini diberikan tidak lain untuk menghargai hak asasi kaum pemberontak. Ada dua bentuk kaum pemberontak: 1) Insurgensi, ini kaum pemberontak yang cenderung bersifat sporadis. Artinya ketika tujuan utamanya hanya untuk menyebarkan ketakutan. 2) Belligerensi, kaum pemberontak yang sebenarnya sudah terorganisir atau telah memiliki struktur organisasinya. Kategori yang dapat dikatakan sebagai kaum pemberontak: telah terorganisir secara rapi (atribut, bendera, lo, dll), menguasai wilayah sebagian atau seluruh dari wilayah pemberontakan tersebut dan berlaku secara efektif. Kaum inimenginginkan adanya perubahan di negara tersebut.