Anda di halaman 1dari 8

VISI, MISI, MOTTO, TATA NILAI DAN MAKLUMAT PELAYANAN PADA 5 (LIMA) MOMEN CUCI TANGAN:

UPTD PUSKESMAS CILACAP SELATAN I


1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptic
NO KOMPONEN URAIAN 3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
1 VISI Sebagai Puskesmas Mitra Keluarga Menuju Masyarakat 4. Setelah kontak dengan pasien
Sehat Sejahtera 5. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien

2 MISI 1. Memberikan pelayanan kesehatan secara terpadu dan


berkesinambungan
2. Memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk 6 (ENAM) LANGKAH CUCI TANGAN:
berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Menyelenggarakan kemitraan dalam mewujudkan 1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
masyarakat sehat mandiri kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
3 MOTTO Kesehatan Anda Prioritas Kami 2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
4 TATA NILAI SEGER (Simpel, Empati, Giat, Edukatif, Ramah)
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
5 MAKLUMAT "Dengan Ini, Kami Karyawan UPTD Puskesmas Cilacap
PELAYANAN Selatan I Menyatakan Sanggup Menyelenggarakan
Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan Yang Telah Ditetapkan
Dan Apabila Tidak Menepati Janji Ini, Kami Siap Menerima PRINSIP DARI 6 LANGKAH CUCI TANGAN ANTARA LAIN:
Sanksi yakni akan mengantarkan obat ke rumah pasien
apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai standar 1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan
antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik
(handwash)
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60
detik.
3. 5 (lima) kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

HAK PASIEN (UU No.29 tahun 2004) :

1.Mendapatkan pelayanan kesehatan optimal /sebaik-baiknya sesuai


dengan standar profesi kedokteran
2.Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan tindakan
medis yang akan dilakukan dokter/suster
3.Hak atas rahasia kedokteran /data penyakit,status,dianogsis dll.
4.Hak untuk memberian persetujuan / menolak atas tindakan medis yang
akan dilakukan pada pasien
5.Hak untuk memeriksa dan menerima penjelasan tentang biaya yang
dikenakan

KEWAJIBAN PASIEN (UU No. 4 Tahun 2018) :

1.Mematuhi peraturan yang berlaku di Puskesmas


2.Menggunakan fasilitas Puskesmas secara bertanggung jawab
3.Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di Puskesmas
4.Memberikan informasi yang jujur,lengkap, dan akurat sesuai dengan
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5.Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
BANTUAN HIDUP DASAR

1. Penolong memastikan keamanan penolong dan keamanan lingkungan sebelum menolong


2. Penolong menilai respon/ kesadaran korban dengan cara
a. Memanggil korban seperti “apakah anda baik baik saja?”, “Pak, bangun Pak” atau buka mata Pak”
b. Mengguncang bahu korban atau mencubit korban
c. Memeriksa denyut jantung korban dengan cara meraba arteri karotis, penilaian pulsasi dilakukan kurang dari 10 detik
3. Penolong menilai pernafasan dengan cara (Melihat, mendengar, merasakan) dalam waktu < 10 detik:
a. Melihat pergerakan dada/perut
b. Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
c. Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau punggung tangan
4. Jika korban tidak berespon Penolong meminta bantuan sekitar dengan TERIAK MINTA BANTUAN : orang disekitar, pengunjung, karyawan Puskesmas, perawat,
bidan, dokter dan lain lain untuk Call for help
5. Penolong memperbaiki posisi korban ditelentangkan di tempat datar dan keras
6. Penolong mengatur posisinya berlutut di samping korban
7.Penolong membersihkan dan membuka jalan nafas dengan Angkat dagu + tengadah kepala atau Jaw thrust Maneuver (pendorongan rahang baw ah) jika curiga
cedera servikal
8. Jika arteri karotis tidak teraba penolong melakukan kombinasi kompresi dan nafas buatan (ventilasi) dengan kombinasi 30: 2 sebanyak 5 siklus
9. Penolong melakukan kompresi jantung 30 x, dengan cara :
a. Membebaskan dada dari pakaian
b. Meletakkan tumit telapak tangan menumpuk di atas telapak tangan yang lain tegak lurus pada mid sternum, hindari jari2 menyentuh dinding dada korban
c . Kedalaman kompresi 5 cm dan tidak lebih dari 6 cm
d. Kecepatan 100 x/menit, teratur
e. Beri kesempatan dada mengembang penuh dengan sendirinya
f. Kompresi tidak boleh terputus, kecuali untuk memberi nafas buatan atau memindahkan korban (tidak boleh berhenti > 10 detik)
10. Penolong melakukan evaluasi tiap 5 siklus (sekitar 2 menit):
a. Jika nadi dan nafas belum ada , RJP diulang lagi dimulai dengan kompresi
b. Jika nadi ada tapi nafas belum ada, berikan rescue breathing 1 ventilasi tiap 6 detik dan evaluasi tiap 2 menit
c. JIka nadi dan nafas ada tetapi belum sadar, posisikan korban recovery position (posisi pemulihan)
11. Penolong menghentikan Bantuan Hidup Dasar bila :
a. Kembalinya denyut jantung dan nafas spontan (korban bergerak spontan)
b. Korban alih pertolongan oleh tim medik
c. Asistol yang menetap atau tidak terdapat denyut nadi yang menetap selama 10 menit atau lebih

SOP PENANGANAN CODE BLUE

1. Petugas Medis penemu pertama ( first responder ) pasien dalam kondisi cardiac respiratory arrest segera melakukan Tindakan sebagai berikut:
a. Memastikan diri, lingkungan dan korban aman.
b. Cek respon korban, dengan cara menepuk atau memberi respon nyeri
c. Lakukan cek kesadaran, melakukan pemeriksaan nadi
d. Bila tidak ada respon meminta bantuan petugas medis lain (second responder) yang ditemui di lokasi untuk mengaktifkan code blue.
e. Lakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) sesuai protap resusitasi jantung paru sampai dengan tim code blue datang.
2. Second responder ( petugas medis kedua) , segera menekan bel gawat darurat kode biru, dan memberitahu terdapat code blue melalui pengeras suara ke
seluruh ruangan “mohon perhatian seluruh tim, ada code blue di …… (sebutkan area kejadian)” diulang 3 kali.
3. Tim code blue menerima informasi tentang aktivasi code blue, segera menghentikan tugasnya masing-masing, mengambil emergensi kit dan menuju lokasi
kejadian dengan rentang waktu respon < 5 menit.
4. Tim code blue memeriksa tanda- tanda vital pasien, memberikan oksigen, memasang EKG, memasang infus
5. Tim code blue melakukan kompresi jantung luar bila tidak teraba denyut nadi karotis dengan cara 30 kompresi dan 2x ventila si dengan kecepatan kompresi
100 -120 x per menit, kedalaman kompresi 5cm (dengan 1 atau 2 penolong) selama 5 siklus (2 menit)
6. Tim code blue memeriksa ulang nadi dan melihat irama jantung
a. Jika Irama shockable (VF/VT tanpa nadi)
Tim code blue melakukan shock (jika ada), lalu melakukan RJP selama 2 menit dan melakukan pemberian injeksi Epinefrin tiap 3-5 menit
b. Jika Irama non shockable (Asistol dan PEA)
Tim code blue segera melanjutkan RJP selama 2 menit lalu pemberian injeksi epinefrin tiap 3-5 menit
c. Jika pasien terdapat respon,
Tim code blue segera stop RJP lakukan pemeriksaan nadi dan napas. Jika nadi <60x/menit, berikan injeksi sulfas atropine dan pasien diposisikan MANTAP
yaitu :
- tangan yang berada pada sisi penolong diluruskan ke atas
- tangan lainnya disilangkan di leher dengan telapak tangan pada pipi
- kaki pada sisi yang berlawanan dengan penolong ditekuk dan ditarik ke arah penolong, sekaligus memiringkan tubuh pasien kearah penolong.
d. Jika pasien terdapat nadi namun tidak ada napas (napas tidak adekuat) tim code blue melakukan head tilt atau chin lift dan berikan ventilasi dengan ambu
bag setiap 6 detik
7. Tim code blue melakukan melakukan CPR/resusitasi maximal 30 menit, jika tidak berhasil atau setelah ada tanda kematian, hentikan CPR
8. Perawat ruangan mendokumentasikan semua kegiatan dalam rekam medis pasien.

SOP SPILL KIT / PENANGANAN TUMPAHAN CAIRAN INFEKSIUS

PERSIAPAN:

Spill Kit Cairan Infeksius, berisi:

1. Larutan chlorin 0,5%, dalam tempat tertutup

2. Detergen

3. Kertas serap: Koran bekas, kain perca, underpad atau tissue

4. Alat Pelindung Diri : Masker, Kaca Mata, gaun / apron, sarung tangan, dan tanda peringatan.

5. Kantong Plastik Kuning 2 buah

6. Serok dan sapu kecil

PELAKSANAAN

1. Petugas mengamankan area tumpahan dari lalu lintas personil dengan memasang papan peringatan atau seorang petugas / keamanan berjaga dan melarang
secara verbal agar orang yang lewat tidak menginjak tumpahan.

2. Petugas mengambil Spill Kit

3. Petugas melakukan kebersihan tangan


4. Petugas memasang APD

5. Petugas menyiapkan 2 kantong plastik kuning secara terpisah di dekat tumpahan biarkan mulut kantong dalam keadaan terbuka.

6. Petugas menuangkan detergen ke area tumpahan

7. Petugas mengambil dengan menggunakan serok, buang ke plastic untuk sampah infeksius dan serok yang digunakan masukan ke plastik kuning untuk alat
yang bisa kita re-use.

8. Petugas menyemprotkan larutan chlorin 0,5 %

9. Petugas menyerap tumpahan dengan cara menutupi dengan kertas koran bekas/ tissue.

10. Petugas membuang kertas koran/ tisu ke dalam kantong plastik sampah infeksius.

11. Petugas menyemprotkan kembali area tumpahan sampai bersih (jika tumpahan cairan sedikit).

12. Petugas memanggil petugas kebersihan ( cleaning servis) jika tumpahan cairan banyak untuk melakukan pembersihan lebih lanjut.
13. Petugas melepaskan semua APD dan masukkan ke dalam kantong plastik kuning untuk alat yang bisa kita re-use (apron dan kacamata) masukan handscoon
dan masker ke plastik sampah infeksius.
14. Petugas membereskan plastik sampah infeksius dan plastik sampah untuk alat yang bisa kita re-use untuk dilakukan pembersihan sesuai kaidah PPI.
15. Lakukan kebersihan tangan

Anda mungkin juga menyukai