Anda di halaman 1dari 5

Contoh Lembaga Legislatif

Di negara Indonesia, lembaga legislatif adalah DPR, DPD, dan MPR.

DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat adalah salah satu lembaga legislatif yang memiliki
kedudukan sebagai lembaga negara. Adapun anggota DPR yaitu mereka yang berasal dari
anggota partai politik yang mencalonkan diri sebagai peserta pemilu yang sudah terpilih saat
pemilu.

DPR sendiri berkedudukan di pusat, dan yang di tingkat provinsi disebut dengan DPRD
Provinsi dan untuk yang berada di tingkat kota/kabupaten disebut dengan DPRD
kabupaten/kota.

Anggota DPR dipilih secara langsung oleh rakyat dan memiliki masa jabatan 5 tahun.

DPD adalah lembaga legislatif perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga
negara, anggota DPD berasal dari perwakilan setiap provinsi yang ada di negara yang sudah
terpilih di pemilu.

DPD memiliki jumlah yang tidak sama di setiap provinsi tetapi paling banyak empat orang
dan memiliki masa jabatan yaitu lima tahun.

Sedangkan MPR adalah lembaga legislatif yang terdiri dari anggota DPR dan DPD yang
sudah terpilih dalam pemilu. Adapun masa jabatan anggotanya adalah selama 5 tahun.

Sebelum amandemen UUD 1945, MPR adalah lembaga tertinggi yang memiliki kedudukan
tertinggi di negara. Tetapi setelah amandemen, lembaga tertinggi sudah dihapuskan dan
diganti dengan lembaga negara.

Tugas Lembaga Legislatif


Berikut adalah tugas lembaga legislatif dari DPD, DPR, dan MPR:
1. Mengajukan rancangan UUD yang memiliki kaitan dengan otonomi daerah serta bertugas
dalam mengawasi pelaksanaannya.
2. Memberi pertimbangan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait RUU APBN.
3. Memeriksa hasil keuangan negara dari pihak BPK.
4. Memberi pertimbangan kepada DPR dalam memilih BPK.
Tugas DPR

1. Memegang kekuasaan dalam hal pembentukan UUD.


2. Memberi persetujuan kepada kepala negara yaitu Presiden terkait dengan peraturan
pemerintah yang sudah ditetepkan oleh Presiden sebelumnya sebagai ganti dari UU.
3. Pemberi persetujuan kepada kepala negara, untuk menyatakan perang, berdamai, dan
menyatakan persetujuan untuk pembuatan perjanjian dengan negara lain.
4. Memberi pertimbangan kepada Presiden tentang pengangkatan duta serta penempatan duta
negara lain, bertugas memberi amnesti serta abolisi, rancangan UU APBN.
5. Memberi hasil pemeriksaan keuangan negara dari pihak BPK.
6. Memilih langsung anggota BPK.
7. Memberikan persetujuan kepada calon Hakim Agung yang sudah diluluskan oleh Komisi
Yuridis.
8. Memberikan persetujuan kepada Presiden tentang pengangkatan dan juga persetujuan
tentang pemberhentian anggota yudisial.
9. Bertugas mengajukan tiga orang hakim konstitusi.

Tugas MPR

1. Mengubah dan menetapkan UUD.


2. Melantik Presiden dan Wakil Presiden.
3. Memberhentikan Presiden dan wakilnya pada masa jabatannya sesuai dengan UUD.
4. Bertugas dalam mengusulkan pemberhentian Presiden serta Wakil Presiden.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tidak dapat dipungkiri, Islam
memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan politik nasional. Tetapi meskipun
demikian, Indonesia bukanlah negara Islam.

Desenstralisasi politik di era pasca-Suharto telah memberikan kekuatan lebih besar pada
pemerintahan daerah dan efek dari perkembangan ini tersirat dalam pengambilan keputusan
politik daerah yang semakin terpengaruh oleh ajaran agama tertentu. Contoh kebijakan-
kebijakan politik di daerah Muslim dengan pengaruh ajaran yang ketat adalah pelarangan
usaha dengan bahan dasar babi atau mewajibkan perempuan menggunakan hijab atau
kerudung. Kebijakan-kebijakan semacam ini akan terkesan aneh jika diimplementasikan di
wilayah timur Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Kristen atau Katolik, atau di
pulau Bali di mana mayoritasnya Hindu.

Dengan mayoritas penduduk Muslim dan dominasi pulau Jawa (yang mayoritasnya Muslim)
dalam politik nasional, secara keseluruhan Indonesia memang lebih berorientasi pada Islam.
Presiden yang menganut agama lain dari Islam, tampaknya tidak bisa diterima. Walaupun
begitu, Islam di Indonesia dapat dikatakan cukup moderat karena sebagian besar Muslim
Indonesia adalah Muslim abangan. Contohnya, mayoritas kaum Muslim menolak penerapan
hukum Sharia. Contoh yang lain yaitu ketika Megawati Sukarnoputri terpilih menjadi
presiden perempuan pertama di Indonesia pada tahun 2001, hanya sedikit kelompok minoritas
yang menolak kepemimpinannya karena mempercayai satu doktrin Islam yang tidak
memperbolehkan perempuan untuk memimpin.

Sistem politik Indonesia terdiri dari tiga lembaga:


• Eksekutif
• Legislatif
• Yudikatif

Lembaga Eksekutif di Indonesia

Yang mencakup lembaga eksekutif adalah presiden, wakil presiden dan kabinetnya. Baik
presiden maupun wakil presiden, sama-sama dipilih oleh elektorat Indonesia dalam pemilihan
presiden. Presiden dan wakil presiden menjabat selama lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan (maka totalnya 10
tahun). Selama masa kampanye presiden dan wakil presiden adalah sebuah pasangan yang tak
terpisahkan. Dengan demikian komposisi calon presiden dan calon wakil presiden butuh
strategi. Hal-hal yang dapat mempengaruhi strateginya adalah latar belakang etnis (dan
agama) dan posisi sosial (sebelumnya) dalam masyarakat.

Dalam hal etnisitas dan agama, seorang Muslim dari Jawa akan lebih mendapat sokongan
popularitas karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim dari Jawa. Untuk posisi
politik yang tingkatnya lebih rendah (tergantung dari konteks agama daerah tertentu),
pimpinan-pimpinan politik yang bukan Islam masih mungkin adanya.

Dengan menilik posisi sosial (sebelumnya) di masyarakat ada beberapa kategori yang dapat
membangkitkan dukungan di pelbagai kalangan masyarakat. Kategori-kategori itu adalah
(pensiunan) pejabat tentara, pengusaha, teknokrat dan pimpinan intelektual Muslim. Oleh
karena itu untuk mempertinggi kesempatan menang dalam pemilu, presiden dan wakil
presiden biasanya berasal dari dua kategori sosial yang berbeda supaya bisa menggapai
khalayak pemilih yang lebih luas lagi. Contohnya, presiden Indonesia sebelumnya, yaitu
Susilo Bambang Yudhoyono (seorang pensiunan tentara dari Jawa) memilih Boediono
(seorang teknokrat Muslim jawa) sebagai wakil presiden di masa kampanye tahun 2009.
Kecepercayaan rakyat kepada pasangan ini meningkat karena Boediono adalah seorang pakar
ekonomi. Meski Indonesia mengalami kepemimpinan otoritas di masa Suharto, saat ini pun
seorang jendral masih dapat kepopuleran dari rakyat karena mereka dianggap sebagai
pemimpin yang kuat.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (seorang Muslim Jawa dan mantan pengusaha) memilih
Jusuf Kalla sebagai wakil presiden (seorang pengusaha, politisi dan Muslim dari Sulawesi) di
pemilu 2014. Kalla mempunyai sejarah panjang dalam politik Indonesia (terutama di partai
Golkar, kendaraan politik lama Suharto) dan menikmati popularitas yang luas di Indonesia
(terutama di luar pulau Jawa). Widodo sebenarnya pendatang baru di dunia politik nasional
pada awal 2014 maka pengalaman panjang dalam politik yang dimiliki Kalla memberi
pasangan ini kredibilitas yang lebih besar.

Di pemilu 2019, yang juga dimenang Widodo, beliau memilih seorang ulama Muslim yang
konservatif, Ma'ruf Amin, sebagai calon wapres. Amin dihormati banyak kalangan kaum
Muslim. Pilihannya tepat karena menjelang pemilu 2019 ada banyak ketegangan agama di
Indonesia.

Setelah pemilu, presiden baru yang terpilih akan memilih anggota kabinetnya yang biasanya
terdiri dari anggota-anggota partainya, partai koalisi dan teknokrat non-partai. Klik di
sini untuk melihat susunan kabinet Indonesia saat ini.

Lembaga Legislatif di Indonesia

Yang mencakup lembaga legislatif adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). MPR
berwenang menyusun atau mengubah Undang-Undang Dasar dan melantik (atau
memberhentikan) presiden. MPR adalah sebuah lembaga legislatif bikameral yang terdiri dari
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

DPR, yang terdiri dari 560 anggota, bertugas membentuk dan menyetujui undang-undang,
menghitung anggaran tahunan bersama presiden dan mengawasi pelaksanaan undang-undang
dan isu-isu politik. Anggota DPR dipilih untuk masa kerja lima tahun dengan proporsi
perwakilan yang adil berdasarkan hasil pemilu. Sayangnya, DPR mengantongi reputasi buruk
karena isu-isu skandal korupsi yang acap kali dilakukan oleh para anggotanya.
DPD menangani keputusan, undang-undang dan isu-isu yang memang berhubungan dengan
daerah yang dimaksud, dengan demikian keberadaanya mampu meningkatkan perwakilan
daerah di tingkat nasional. Tiap provinsi di Indonesia memilih empat calon anggota DPD
(yang akan bekerja di pemerintahanan selama lima tahun) dari non-partai. Karena Indonesia
memiliki 32 provinsi, maka jumlah anggota DPD adalah 132 orang.

Lembaga Yudikatif di Indonesia

Yang dimaksud lembaga yudikatif adalah Mahkamah Agung. Mahkamah Agung (MA) adalah
mahkamah tertinggi dalam sistem peradilan Indonesia. MA adalah pengadilan paling tinggi
dalam proses naik banding dan MA juga menangani sengketa di pengadilan-pengadilan yang
lebih rendah. Tahun 2003 sebuah Mahkamah baru dibentuk, yaitu Mahkamah Konstitusi. MK
memonitor keputusan-keputusan yang dibuat oleh kabinet dan parlemen (MPR) dan posisinya
sejajar dengan Konstitusi Indonesia. Sebagian besar kasus-kasus legal dapat ditangani oleh
pengadilan umum, pengadilan administrasi, pengadilan agama dan pengadilan militer.

Sebuah Komisi Yudisial mengawasi pemeliharaan jabatan, martabat dan perilaku hakim-
hakim Indonesia. Ada banyak laporan Bahwa lembaga peradilan di Indonesia tidak bebas dari
korupsi dan tidak sepenuhnya independen dari cabang-cabang politik lain.

Anda mungkin juga menyukai