Anda di halaman 1dari 2

3 Lembaga Negara dan Tugasnya: Legislatif, Yudikatif, dan Eksekutif

Lembaga Eksekutif di Indonesia

Yang mencakup lembaga eksekutif adalah presiden, wakil presiden dan kabinetnya. Baik
presiden maupun wakil presiden, sama-sama dipilih oleh elektorat Indonesia dalam pemilihan
presiden. Presiden dan wakil presiden menjabat selama lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan (maka totalnya 10
tahun). Selama masa kampanye presiden dan wakil presiden adalah sebuah pasangan yang
tak terpisahkan. Dengan demikian komposisi calon presiden dan calon wakil presiden butuh
strategi. Hal-hal yang dapat mempengaruhi strateginya adalah latar belakang etnis (dan
agama) dan posisi sosial (sebelumnya) dalam masyarakat.

Dalam hal etnisitas dan agama, seorang Muslim dari Jawa akan lebih mendapat sokongan
popularitas karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim dari Jawa. Untuk posisi
politik yang tingkatnya lebih rendah (tergantung dari konteks agama daerah tertentu),
pimpinan-pimpinan politik yang bukan Islam masih mungkin adanya.

Dengan menilik posisi sosial (sebelumnya) di masyarakat ada beberapa kategori yang dapat
membangkitkan dukungan di pelbagai kalangan masyarakat. Kategori-kategori itu adalah
(pensiunan) pejabat tentara, pengusaha, teknokrat dan pimpinan intelektual Muslim. Oleh
karena itu untuk mempertinggi kesempatan menang dalam pemilu, presiden dan wakil
presiden biasanya berasal dari dua kategori sosial yang berbeda supaya bisa menggapai
khalayak pemilih yang lebih luas lagi. Contohnya, presiden Indonesia sebelumnya, yaitu
Susilo Bambang Yudhoyono (seorang pensiunan tentara dari Jawa) memilih Boediono
(seorang teknokrat Muslim jawa) sebagai wakil presiden di masa kampanye tahun 2009.
Kecepercayaan rakyat kepada pasangan ini meningkat karena Boediono adalah seorang pakar
ekonomi. Meski Indonesia mengalami kepemimpinan otoritas di masa Suharto, saat ini pun
seorang jendral masih dapat kepopuleran dari rakyat karena mereka dianggap sebagai
pemimpin yang kuat.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (seorang Muslim Jawa dan mantan pengusaha)
memilih Jusuf Kalla sebagai wakil presiden (seorang pengusaha, politisi dan Muslim dari
Sulawesi) di pemilu 2014. Kalla mempunyai sejarah panjang dalam politik Indonesia
(terutama di partai Golkar, kendaraan politik lama Suharto) dan menikmati popularitas yang
luas di Indonesia (terutama di luar pulau Jawa). Widodo sebenarnya pendatang baru di dunia
politik nasional pada awal 2014 maka pengalaman panjang dalam politik yang dimiliki Kalla
memberi pasangan ini kredibilitas yang lebih besar.

Di pemilu 2019, yang juga dimenang Widodo, beliau memilih seorang ulama Muslim yang
konservatif, Ma'ruf Amin, sebagai calon wapres. Amin dihormati banyak kalangan kaum
Muslim. Pilihannya tepat karena menjelang pemilu 2019 ada banyak ketegangan agama di
Indonesia.
Setelah pemilu, presiden baru yang terpilih akan memilih anggota kabinetnya yang biasanya
terdiri dari anggota-anggota partainya, partai koalisi dan teknokrat non-partai. Klik di
sini untuk melihat susunan kabinet Indonesia saat ini.

Lembaga Legislatif di Indonesia

Yang mencakup lembaga legislatif adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). MPR
berwenang menyusun atau mengubah Undang-Undang Dasar dan melantik (atau
memberhentikan) presiden. MPR adalah sebuah lembaga legislatif bikameral yang terdiri dari
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

DPR, yang terdiri dari 560 anggota, bertugas membentuk dan menyetujui undang-undang,
menghitung anggaran tahunan bersama presiden dan mengawasi pelaksanaan undang-undang
dan isu-isu politik. Anggota DPR dipilih untuk masa kerja lima tahun dengan proporsi
perwakilan yang adil berdasarkan hasil pemilu. Sayangnya, DPR mengantongi reputasi buruk
karena isu-isu skandal korupsi yang acap kali dilakukan oleh para anggotanya.

DPD menangani keputusan, undang-undang dan isu-isu yang memang berhubungan dengan
daerah yang dimaksud, dengan demikian keberadaanya mampu meningkatkan perwakilan
daerah di tingkat nasional. Tiap provinsi di Indonesia memilih empat calon anggota DPD
(yang akan bekerja di pemerintahanan selama lima tahun) dari non-partai. Karena Indonesia
memiliki 32 provinsi, maka jumlah anggota DPD adalah 132 orang.

Lembaga Yudikatif di Indonesia

Yang dimaksud lembaga yudikatif adalah Mahkamah Agung. Mahkamah Agung (MA)
adalah mahkamah tertinggi dalam sistem peradilan Indonesia. MA adalah pengadilan paling
tinggi dalam proses naik banding dan MA juga menangani sengketa di pengadilan-pengadilan
yang lebih rendah. Tahun 2003 sebuah Mahkamah baru dibentuk, yaitu Mahkamah
Konstitusi. MK memonitor keputusan-keputusan yang dibuat oleh kabinet dan parlemen
(MPR) dan posisinya sejajar dengan Konstitusi Indonesia. Sebagian besar kasus-kasus legal
dapat ditangani oleh pengadilan umum, pengadilan administrasi, pengadilan agama dan
pengadilan militer.

Sebuah Komisi Yudisial mengawasi pemeliharaan jabatan, martabat dan perilaku hakim-
hakim Indonesia. Ada banyak laporan Bahwa lembaga peradilan di Indonesia tidak bebas dari
korupsi dan tidak sepenuhnya independen dari cabang-cabang politik lain.

Anda mungkin juga menyukai