Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI

Disusun
oleh:
Nama :
ZULFIRA
HASIM KAO
Kelas :
III A
Nim :
1322194012

Dosen Pengampuh:
Soleman Sesa, ST .,MT

TEKNOLOGi REKAYASA SISTEM KELISTRIKAN MINYAK & GAS


POLITEKNIK NEGERI AMBON
TAHUN AJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pengukuran Tahanan Isolasi “.Dalam
menyusun makalah ini, masih banyak kekurangan dan kekeliruan yang perlu
disempurnakan.

i
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna menyempurnakan makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Ambon,10 Oktober 2023

Penulis

MARKO CANDRA HEMAHWA

ii
2.4. Mengukur tahanan isolasi kumparan trafo…..................................……. 4

2.5. Penyerapan atau Arus polarisasi………................................................. 4

2.6. Arus bocoran Permukaan………........................................................... 5

2.7. Arus hantaran………........................................................................... 5

2.8. Jenis alat ukur tahanan isolasi……….................................................... 5

2.9 Prosedur pengujian tahanan isolasi...................................................... 6

3.1. Pengujian tahanan isolasi pada instalasi listrik...................................... 6

3.2. Petunjuk praktis tentang hasil pengukuran tahanan isolasi belitan traf....6

BAB III PENUTUP...................................................................................... 7

 Kesimpulan .................................................................................... 7

DAFTAR PUSAKA....................................................................................... 8

BAB I

iii
1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN

Pengukuran tahanan isolasi yang di gunakan untuk memeriksa status isolasi


rangkaian dan perlengakapan alistrik,sebagai dasar pengendalian keselamatan.

1.2 Rumusan Masalah

Seiring dengan kemajuan teknologi,kebutuhan listrik akan terus meningkat.Berapa


banyak peralatan rumah tangga yang memerlukan energi listrik seperti
Tv,Radio,Kulkas,kompor listrik dan masih banyak lagi.Masing-masing mengubah
energi menjadi energi bentuk lain,misalnya energi cahaya,energi,kinetik energi
bunyi,atau energi panas.Karena kebutuhan akan listrik yang sangat besar,perlu di
ketahui seberapa efisienkah alat yang di gunakan dan apakah pengunaannya
optimal?maka di perlukan pengujian untuk melihat kualitas dari listrik yang kita
komsumsi mulai dari tegangan listrik,arus listrik,hambatan listrik,kualitas daya,faktor
daya,ketahanan isolasi dan lain-lain.

1.3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui bagaimana pengukuran tahanan isolasi yang di gunakan untuk


memeriksa status rangkaian dan perlengkapan isolasi rangkaian dan perlengkapan
listrik, sebagai dasar pengendalian keselamatan.

BAB II
PEMBAHASAN

iv
2.1 Pengertian Tahanan isolasi
Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat saluran
(kabel) yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawat saluran dengan
tanah(ground).Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi
rangkaian dan perlengkapan listrik, sebagai dasar pengendalian keselamatan.
2.2. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur atau menguji tahanan isolasi suatu
kabel adalah Megger (MegaOhm). Secara prinsip mengger terdiri dari dua kumparan
V dan C yang ditempatkan secara menyilang seperti terlihat pada gambar1 di bawah
ini.

Gambar 2.1. Tester Tahanan Isolasi


Kumparan V merupakan besarnya arus yang mengalir adalah E/Rp dan kumparan C
Merupakan besarnya arus yang mengalir adalah E/Rx,
Rx adalah tahanan yang akan diukur. Jarum dapat bergerak disebabkan oleh perbandingan dari kedua
arus, yaitu sebanding dengan Rp/Rx atau berbanding terbalik terhadap tahanan yang akan diukur.

nilai minimum :
1000 Ohm (1 kOhm) setiap 1 Volt tegangan Kerja
Jika tegangan kerja 220 V, berarti minimum tahanan isolasi adalah 1000 Ohm x 220
= 220000 Ohm atau 220 kOhm
Variasi tegangan tidak akan berpengaruh banyak terhadap harga pembacaan, karena
hasilnya tidak ditentukan dari sumber tegangan arus searah. Sumber tegangan arus
searah adalah sumber tegangan tinggi, yang dihasilkan dari pembangkit yang diputar
dengan tangan. Umumnya tegangannya adalah 100 V, 250 V, 500 V, 1000 V atau
2000 V. Sedangkan daerah pengukuran yang efektif adalah 0,02 sampai 20
MegaOhm dan 5 sampai 5.000 MegaOhm. Tetapi pada sekarang pengujian tahanan
isolasi menggunakan sumber tegangan tinggi dari tegangan tetap sebesar 100

v
sampai 1.000 V yang didapat dari baterai sebesar 8 V sampai 12 V dan disebut
Megger dengan baterai.

Gambar 2.2. Konstruksi Megger menggunakan baterai


Alat ini membangkitkan tegangan tinggi lebih stabil dibanding dengan yang
menggunakan generatar diputar dengan tangan. Seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2, bagian-bagian external megger ini dijelaskan sebagai berikut:
1) Jarum penunjuk
2) Kaca, difungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam pembacaan
3) Skala
(4) Check baterai
(5) Tombol pengaktif meter
(6) Lubang line untuk colok oranye dan lubang earth untuk colok hitam (7) Probe
meter dengan penjepit
(8) Probe meter runcing, juga sebagai pencolok pengecekan beterai.
2.3. Pengukuran Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi untuk perlengkapan listrik dapat menggunakan
megger, yang mana pengoperasiannya pada waktu perlengkapan rangkaian listrik
tidak bekerja atau tidak dialiri arus listrik. Secara umum bahan isolasi yang
digunakan sebagai pelindung dalam saluran listrik atau sebagai pengisolir bagian
satu dengan bagian lainnya harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Harga tahanan isolasi

vi
Antara dua saluran kawat pada peralatan listrik ditetapkan paling sedikit adalah 1000
x harga tegangan kerjanya. Misal tegangan yang digunakan adalah 220 V, maka
besarnya tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 220 = 220.000 Ohm atau 220
KOhm. Ini berarti arus yang diizinkan di dalam tahanan isolasi 1 mA/V. Apabila hasil
pengukuran. Nilai lebih rendah dari syarat minimum yang sudah ditentukan, maka
saluran/kawat tersebut kurang baik dan tidak dibenarkan kalau digunakan. Waktu
melakukan pengukuran tahanan isolasi gunakan tegangan arus searah (DC) sebesar
100 V atau lebih, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengalirkan arus yang cukup
besar dalam tahanan isolasi. Di samping untuk menentukan besarnya tahanan
isolasi, nilai tegangan ukur yang tinggi juga untuk menentukan kekuatan bahan
isolasi dari saluran yang akan digunakan. Walaupun bahan-bahan isolasi yang
digunakan cukup baik dan mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, tetapi masih ada
tempat-tempat yang lemah lapisan isolasinya, maka perlu dilakukan pengukuran.
2.4. Mengukur tahanan isolasi kumparan trafo
Pengukuran tahanan isolasi juga sering kali dilakukan untuk memperoleh
nilaitahanan isolasi busbar (rel), PMT, kabel power 20 kV, saluran kabel tegangan
tinggi (SKTT) , saluran udara tegangan tinggi (SUTT), atau instalasi listrik lainnya
dengan memperhatikan ketentuan pengukuran yang berlaku sehingga tidak
merusakkan alat ukur (megger) itu sendiri. Hal yang bisa mengakibatkan kerusakan
alat ukur adalah bilamana alat ukur tersebut dipakai untuk mengukur obyek pada
lokasi yang tegangan induksi listrik di sekitarnya sangat tinggi ataubeberapa saat
sehingga induksinya hilang. Untuk mengamankan alat ukurterhadap pengaruh
tegangan induksi maka peralatan tersebut perlu dilindungidengan Sangkar Faraday
dan kabel-kabel penghubung rangkaian pengujian sebaiknya menggunakan kabel
yang dilengkapipelindung (Shield Wire).Jadi untuk memperoleh hasil yang valid maka
obyek yang diukur harus betul -betul bebas dari pengaruh induksi. Hasil pengukuran
tahanan isolasi belitan trafo juga dipengaruhi olehkebersihan permukaan isolator
bushing, suhu trafo, faktor usia dan kelembaban udara di sekitarnya. Batasan dari
tahanan isolasi kumparan trafo sesuai Buku Pemeliharaan.
Peralatan SE. 032/PST/1984 adalah :
Menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi
kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung “ 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) “.
Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah, kebocoran arus
yang diijinkan setiap kV = 1 mA.
2.5. Penyerapan atau Arus polarisasi
Arus Penyerapan terdiri dari tiga komponen, yang dijelaskan sebagai laju
penurunan arus dari nilai dekat dengan nol sesaat setelah beberapa menit. Pertama
adalah disebabkan oleh satu molekul yang mengapung yang terdiri dari elektron
bebas media isolasi/dielektrik akibat pengaruh paparan medan listrik pada antara
dua plat. Kedua adalah disebabkan oleh penyimpangan molekular akibat paparan
medan listrik pada bidang dielektrik yang memaksakan penyimpangan electron

vii
muatan negatif dari peredarannya elektron di sekitar nucleus ke arah positif
tegangan. Ketiga adalah sehubungan dengan keseimbangan molekul pada medan
listrik yang diterapkan. Keselarasan ini adalah wajar yang terjadi pada kondisi
keadaan netral, tetapi ketika satu bidang elektrik adalah menerapkan ini molekul
yang bertentangan berkumpul pada bidang yang berbeda. Ketiga arus tersebut tidak
dapat dipisahkan maka total arus tersebut sebagai sebuah arus tunggal yang
dipengaruhi oleh jenis dan kondisi materi yang mengikat menjadi media
isolasi/dielektrik. Walaupun pendekatan arus penyerapan nol, proses sebenarnya
terjadi dimana arus yang diserap jauh lebih panjang. Dibandingkan dengan arus
kapasitif. Orientasi Polarisasi adalah meningkatnya penyerapan kandungan air karena
bahan terkontaminasi Ini meningkatkan derajat polarisasi. Depolymerization isolasi /
penyekatan juga berimbas padake arah meningkatkannya penyerapan arus. Tidak
semua bahan akan terjadi adanya tiga komponen arus tersebut diatas seperti
material dari polyethylene mempunyai kemampuan sedikit penyerapan polarisasi.
2.6. Arus bocoran Permukaan
Arus bocoran permukaan menjelaskan isolasi yang terkontaminasi oleh
kelembapan, kotoran atau garam. Besaran Arus adalah tetap terhadap waktu dan
tergantung di pada derajat ionisasi dan temperatur.saat itu Hal ini sering
mengabaikan sebagai sebuah arus terpisah, pada hal masih terdapat arus bocor
didalam media dielektrik yang harus dijumlahkan sehingga menjadi total arus
bocoran.
2.7. Arus hantaran
Arus hantaran adalah yang melalui isolasi / dielektrik dan biasanya
dipresentasikan sebagai resistor yang mempunyai nilai sangat tinggi dan terpasang
secara paralel dengan kapasitansi media dielektrik. Komponen Arus bocoran, adalah
arus itu akan diukur ketika isolasi/penyekatan adalah penyerapan yang secara penuh
dibebankan/dituntut dan penuh telah mengambil tempat. Catatan bahwa itu meliputi
kebocoran permukaan, [yang] mungkin menjadi berkurang atau di-eliminasi oleh
penggunaan terminal “Guard” (untuk diskusikan berikutnya). Grafik berikut
memperlihatkan sifat alami setiap komponen [dari] arus berkenaan dengan waktu.
2.8. Jenis alat ukur tahanan isolasi
Insulation tester banyak jenisnya (merk dan type megger), masing-masing
memiliki spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari
type sederhana, menengah sampai dengan yang canggih. Display (tampilannya)

juga banyak ragamnya; mulai dari tampilan analog, semi digital dan digital murni.
Pada panel kendali (Front Panel) ada yang sangat sederhana, namun ada pula yang
super canggih. Tapi seluruhnya memiliki prinsip kerja yang sama.

viii
 PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI
3.1. Prosedur Pengujian Tahanan Isolasi
Sebelum menggunakan alat pengujian tahanan isolasi perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Melakukan pengecekan kondisi batrey megger dengan menghubungkan
colokan oranye ke line dan B check (lihat gambar 3.1). Baterai masih dalam
kondisi baik, jika jarum menunjuk pada tanda huruf B di peraga megger.
3.2. Pengujian Tahanan Isolasi Pada Instalasi Listrik
Jika kawat/kabel listrik terdiri dari dua kawat saluran misal kawat fasa (P) dan
kawat netral (N), maka tahanan isolasinya adalah :
(1) Antara kawat fasa (P) dengan kawat netral (N), (2) antara kawat fasa (P)
dengan tanah (G), (3) antara kawat netral (N) dengan tanah (G).
Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P) dan netral (N),
hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus atau membuka semua alat
pemakai arus yang terpasang secara paralel pada saluran tersebut, seperti
lampu-lampu, motormotor, voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat
pemutus seperti : kontak, penyambung-penyambung, dan sebagainya yang
tersambung secara seri harus ditutup.
3.3. Petunjuk Praktis tentang Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan Trafo.
Salah satu efek yang mempengaruhi nilai tahanan isolasi belitan trafo adalah
temperatur. Hal ini terjadi karena panas belitan, inti besi dan minyak trafo pada
derajat tertentu akan menurunkan nilai dielektrik bahan isolasi belitan, sehingga
pengukuran dengan interval 10 menit kemudian (suhu trafo agak turun) akan
menghasilkan nilai yang berbeda. Oleh sebab itu perbandingan kedua hasil ukur
yang berbeda waktu tersebut dapat dipakai acuan, bahwa :
Keterangan :
R1 = Nilai tahanan isolasi pengukuran menit pertama,
R10 = Nilai tahanan isolasi pengukuran pada menit kesepuluh. Berikut ini adalah
tabel yang menunjukkan hubungan nilai Indeks Polarisasi terhadap kondisi trafo.
(19)
Tabel 3.1. Index Nilai Polarisasi

BAB III

PENUTUP

ix
 Kesimpulan

1. Pengukuran tahanan isolasi digunakan untuk memeriksa status isolasi rangkaian


dan perlengkapan listrik, sebagai dasar pengendalian keselamatan.
2. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur atau menguji tahanan isolasi suatu
kabel adalah Megger (MegaOhm).
3. Variasi tegangan tidak akan berpengaruh banyak terhadap harga pembacaan,
karena hasilnya tidak ditentukan dari sumber tegangan arus searah. Sumber
tegangan arus searah adalah sumber tegangan tinggi, yang dihasilkan dari
pembangkit yang diputar dengan tangan. Umumnya tegangannya adalah 100 V, 250
V, 500 V, 1000 V atau 2000 V. Sedangkan daerah pengukuran yang efektif adalah
0,02 sampai 20 MegaOhm dan 5 sampai 5.000 MegaOhm. Yang perlu diperhatikan :

 Jangan menyentuh titik ukur obyek pengukuran yang baru selesai diukur
tahanan isolasinya. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya aliran arus yang
melintas badan dan meskipun tidak berakibat fatal namun bisa menimbulkan
tegangan kejut. Bila pengukuran dilakukan pada obyek yang komponen
kapasitifnya relatif besar (misal SKTT) , kemungkinan tegangan pengisian
(charging) sampai dengan 5.000 V, hal ini sangat berbahaya bila menyentuh titik
ukur obyek yang diukur tahanan isolasinya. Pada kondisi ini harus dilakukan
pembuangan tegangan induksi (residual) dengan memindah posisi saklar selektor
switch dari posisi Ohm (“Ω”) ke posisi volt (“V”) dan prob tetap tersambung
dengan obyek pengukuran s.d. jarum menunjukan angka “O volt”. Jangan
membalik polaritas prob (+) dan (-) selama terjadi pembuangan muatan, sebab
pengaman tegangan lebih yang terpasang didalam alat uji (ukur) akan terpicu
(triggered) dan rusak.

DAFTAR PUSAKA

x
http://Kelistrikan.htm
www.academia.edu/11314999/ALAT_UKUR_TAHANAN
ISOLASI

xi

Anda mungkin juga menyukai