Makalah Psikologi
Makalah Psikologi
YUSMIANA
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
PRODI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
2
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, karena dengan izin-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah ini dalam mata kuliah psikologi pendidikan islam “FATALISM DAN
PENYEBAB TERJADINYA KASUS FATALISM DILIHAT DARI SUDUT
PANDANG PSIKOLOGI AGAMA” makalah ini telah saya susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpatisipasi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Saya berharap
agar makalah ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan penulis yang lain.
Saya juga berharap agar makalah ini dapat diimplikasikan dengan baik dan
menjadi pengetahuan baru bagi pembaca. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
BAB I
4
PENDAHULUAN
filosofis yang telah ada sejak zaman kuno. Konsep ini menyatakan bahwa
segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita telah ditentukan sebelumnya dan
tidak dapat diubah. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek
mengalami perkembangan dan perdebatan yang panjang. Sejak masa awal Islam,
galanya dan manusia tidak memiliki kendali atas nasib mereka. Sementara
itu, ada kelompok lain yang percaya bahwa manusia memiliki kebebasan dalam
memilih tindakan mereka dan takdir hanyalah rencana Allah yang bisa diubah
dengan doa dan usaha manusia. Pemikiran tentang takdir dan fatalisme dalam
1
PROF. DR. H. JALALUDDIN. Legalite: Jurnal Perundang Undangan dan Hukum Pidana Islam, 3(I),
50-72. Apa yang dimaksud dengan Fatalisme atau Fatalistis? (2019, September 19).
2
Rohmah, N. (2020). Psikologi Agama. Jakad Media Publishing. Nairazi, A. Z. (2018).
5
suatu ilmu yangmenyoroti langkah-langkah itu dan menolong kita dalam meneliti
mengetahui mana yang dahulu dan mana yang kemudian dari peristiwa-peristiwa
yang telah diterangkan al-Qur’an dan memperlihatkan kepada kita hikmah Allah
datangdari Allah. Karena Allah lah yangmenghapuskan mana yang dikendaki dan
menetapkan mana yang dikehendaki tanpa ada seseorangpun yang turut campur.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan Penelitian Ini Ingin Mengetahui tentang
1. Apa Pengertian Fatalism
2. Apa penyebab terjadinya fatalism dari sudut pandang psikologi agama
3
Nairazi. (2018). “RESENSI JUDUL BUKU “PSIKOLOGI AGAMA” KARANGAN PROF.DR. H.
JALALUDDIN” Jurnal Perundang Undangan dan Hukum Pidana Islam, Volume III. No. 01
6
BAB II
KAJIAN TEORI
Fatalisme dari kata dasar fatal, adalah sebuah sikap seseorang dalam
sangat pasrah dalam segala hal, maka inilah disebut fatalisme. Dalam paham
fatalisme, seseorang sudah dikuasai oleh nasib dan tidak bisa merubahnya4
ini setidaknya mengabaikan fungsi dan peran akal secara normal. Agama
1. Doktrin bahwa segala sesuatu terjadi menurut nasib yang tidak dapat
4
Ramad, Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. (edisi revisi) Penerbit Putra Utama: Jakarta.
Redaksi.
5
Nairazi. (2018). “RESENSI JUDUL BUKU “PSIKOLOGI AGAMA” KARANGAN PROF.DR. H.
JALALUDDIN” Jurnal Perundang Undangan dan Hukum Pidana Islam, Volume III. No. 01
7
Semua usahakita untuk merubah nasib pasti gagal. Apa yang terjadi, pasti
terjadi.
b.Individu sama sekali tidak dapat mengatur tingkah laku dan nasibnya,
atau nasibsejarah. Tak seorang pun dapat berbuat lain selain menerima apa
hari esok. Apa yang akanterjadi pada hari esok, minggu depan, tahun
depan atau sebentar lagi, tidak adakaitannya dengan dia. Oleh karena itu,
buat apa dan tidak ada gunanya untuk memikirkan apa yang akan
dilakukan.
diserahkan pada nasib dan tidak mungkin bisa kita dapat mengubahnya.
B. Sejarah Fatalism
bagian dari konsep takdir yang tidak dapat diubah dan bahwa manusia harus
menerima segala sesuatu yang terjadi sebagai takdir yang ditentukan. Dalam
sesuatu yang terjadi adalah kehendak Tuhan dan manusia tidak memiliki
Fatalisme dalam Islam memiliki asal usul yang kompleks dan terkait erat
fatalisme dalam Islam mengacu pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi
dalam hidup manusia telah ditentukan oleh Allah SWT sejak awal. Ajaran ini
Konsep takdir ini merupakan salah satu dari enam rukun iman dalam Islam
dan dipercayai sebagai prinsip dasar dalam kehidupan manusia. Dalam sejarah
dan perdebatan yang panjang. Sejak masa awal Islam, terdapat kelompok-
tidak memiliki kendali atas nasib mereka. Sementara itu, ada kelompok lain
mereka dan takdir hanyalah rencana Allah yang bisa diubah dengan doa dan
usaha manusia. Pemikiran tentang takdir dan fatalisme dalam Islam terus
mengalami perkembangan dan perdebatan yang panjang. Sejak masa awal Islam,
6
Solomon, Robert C. (October 2003). "On Fate and Fatalism". Philosophy East and West.
University of Hawaii Press. 53 (4): 435–454. JSTOR 1399977
9
galanya dan manusia tidak memiliki kendali atas nasib mereka. Sementara
itu, ada kelompok lain yang percaya bahwa manusia memiliki kebebasan dalam
memilih tindakan mereka dan takdir hanyalah rencana Allah yang bisa diubah
dengan doa dan usaha manusia. Pemikiran tentang takdir dan fatalisme dalam
seperti keadaan sosial dan politik pada masa itu. Sikap fatalisme dapat
1. Dampak positif
ia yakin bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah SWT. Hal ini
SWT. Seseorang akan lebih banyak berdoa dan mengandalkan Allah SWT
2. Dampak negatif
oleh Allah SWT dan ia tidak perlu berusaha keras untuk mencapai tujuan
hidupnya.
keputusan.
11
mungkin merasa
kehidupannya.
hidup kita diserahkan pada nasib dan tidak mungkin bisa kita dapat mengubahnya.
mengabaikan fungsi dan peran akal secara normal. Padahal agama menempatkan
akal pada kedudukan yang tinggi. Dengan akal manusia mampu membangun
derajat pemeluknya. Seperti dalam Al-Qur’an (QS 58:11), yang artinya “Allah
Keterkaitan antara ilmu dan agama ini juga dilihat secara jeli oleh Albert
Einstein, dimana ungkapannya yang popular yakni, “ ilmu tanpa agama adalah
buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh”. Secara psikologi, ada sejumlah
kitab suci maupun risalah Rasul. Seperti dalam contoh yang menyangkut etos
sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang
dan wanti-wanti, bahwa orang beriman tidak perlu mengejar kehidupan dunia,
karenatempatnya sudah dijanjikan surga. Pemahaman yang demikian itu akan ikut
2. Otoritas Agamawan
7
https://rumaysho.com/11513-dunia-itu-penjara-bagi-orang-mukmin.html
13
Dalam komunitas agama selalu ada pemimpin agama atau agamawan yang
menumbuhkan otoritasdiri sang pemimpin, dan bahkan kalau perlu sampai pada
harus dianggap sebagai fatwayang bila dilanggar akan berakibat buruk. Pemimpin
halnya dengan semua perbuatan. Jika demikian, maka taklif atau pelaksanaan
bukanlah terjadi atas kehendaknya sendiri, tetapi timbul karena qada dan qadar
Dengan kata lain bahwa ia mencuri dan meminum khamr bukanlah atas
8
Rohmah, N. (2020). Psikologi Agama. Jakad Media Publishing. Nairazi, A. Z. (2018).
14
penerimaan terhadap apa yang tidak dapat diubah dan upaya untuk mengubah apa
yang dapat kita kontrol dalam hidup kita. Sikap fatalisme dalam Islam dapat
memiliki dampak negatif pada kehidupan seseorang jika tidak diatasi dengan
benar. Namun, penting untuk diingat bahwa manusia memiliki kebebasan untuk
memilih dan bertindak, dan Tuhan hanya mengetahui apa yang akan terjadi.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus memperjuangkan tujuan hidup
manusia ke dalam pikiran fatalisme adalah karena, pertama, tidak mengetahui dan
pengajaran yang salah. Akibatnya, ajaran yang salah ini dipegang, dipercayai,
Dengan kata lain bahwa Tuhan tidak bertanggung jawab dan tidak dapat
tetapdipandang sebagai takdir atau nasib. atau dengan cara yang ajaib luput dari
9
Taylor, Richard (January 1962). "Fatalism". The Philosophical Review. Duke University Press. 71
(1): 56–66. JSTOR 2183681
15
bahayamaut. Dengan demikian maka Fatalistik berarti suatu pengakuan atas nasib,
ditentukan darisemula. Berarti bahwa setiap orang ditentukan untuk kaya miskin,
10
Surawan, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN AGAMA: Sebuah Tahapan Perkembangan Agama
Manusia,( Yogyakarta : K-Media 2020), hlm226-227
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fatalisme dari kata dasar fatal , adalah sebuah sikap seseorang dalam
pasrah dalam segalahal, maka inilah disebut fatalisme. Dalam paham fatalisme,
implikasi fatalisme dalam konteks agama dan psikologi. Tingkah laku keagamaan
menyalahkan nasip atau takdir atas kegagalan dalam kehidupan tanpa di sertai
DAFTAR PUSTAKA