Anda di halaman 1dari 13

DS Case 4

Tetanus

Mr. T, 55 yo. Seorang petani


- Laringospasme dan spasme otot
Chief Complain: menyebabkan gangguan pernafasan
- kekakuan perut dan opistotonus
- Kejang – kejang diseluruh tubuh sejak - Spasme (+) (stimulasi cahaya, audio dan
kemarin sentuhan)
Additional Complain : - Extremities: a/r pedis dextra: vulnus
punctum with abscess
- mengalami kekakuan otot leher dan
lockjaw sejak 4 hari yang lalu Lab Examination:
- disfagia dan demam ringan seminggu yang - Hb 12 g/dl (turun sedikit)
lalu
- ECG: sinus tachycardia
Patient History:
Pemeriksaan Microbiology:
- 10 hari dia tertusuk di kaki kanan dengan
paku yang berkarat dan lukanya hanya - endospore stain smear (+) terminal spore
dibasuh air dan tidak mendapatkan Diagnosis:
pengobatan
- 7 hari yang lalu dia mengalami disfagia dan - Tetanus Grade 3
demam ringan
- 4 hari yang lalu mengalami kekakuan otot Farmakology :
leher dan lockjaw - Infus dekstrosa 5% dan ringer laktat
- kemarin kekakuan otot menjadi umum
dengan rasio 2: 1 dalam 30 tetes/menit
sampai sekarang
- condom catheter dan nasogastric
Physical Examination: - Antitoxin intramuscular ATS 10,000 IU atau
HTIG 1500-3000 IU pada lengan kanan dan
1. Penampilan Umum: rhesus sardonicus (+) Tetanus
2. Vital sign: - Toxoid 0,5mg dilengan kiri
- PR:112x/m (naik) - Injeksi benzodiazepine (diazepam)4x10 mg
- RR: 28x/m (naik) intravena,
- T: 37,6 C (naik) - Metronidazole intravena, 500 mg tiga kali
3. Pemeriksaan neurologis sehari.
- Trismus, kekakuan leher
- Spatula test (+)
- Deficit saraf cranial (-)
Otot Skelet • Pita gelap (A band) → Di dalamnya terdapat
zona yang lebih pucat ditengahnya, yakni H
Jaringan otot merupakan jenis jaringan dasar zone. Zona pita H dibelah dua oleh garis, M
keempat setelah jaringan epitel, jaringan ikat, line yang lebih gelap.
dan jaringan saraf, terdiri dari sel-sel yang • Pita terang (I band) → Setiap I band
mengoptimalkan properti sel universal terlihat terbelah dua oleh garis gelap
kontraktilitas. melintang, yakni Z disc (yang menentukan
sarkomer)
Klasifikasi Otot

Organisasi Skeletal Muscle Pola A dan I band di sarkomer disebabkan oleh


• Epimisium → mengelilingi muscle (kumpulan susunan kedua jenis miofilamen tebal dan tipis,
fascicle) terdiri dari myosin dan F-aktin.
• Perimisium → • Thick Filament (myosin) → kompleks yang
mengelilingi fascicle
berukuran lebih besar (1,6 µm dan lebarnya
(kumpulan muscle
15 nm). Terdiri dari myosin heads yang
fibers)
mengikat kedua aktin
• Endomisium→
mengelilingi muscle
fibers

Mikrostruktur Muscle Fiber


Terdiri dari:
• Thin Filament (aktin) memiliki panjang 1,0 µm Neuromuscular Junction
dan lebar 8 nm. Filamen tipis terdiri dari 2
protein regulator, yaitu:
- Tropomiosin → suatu molekul halus
dengan panjang sekitar 40 nm, memiliki
dua rantai polipeptida. Pada keadaan
istirahat, molekul tropomiosin
terletak pada bagian atas tempat
aktif untai aktin, sehingga tidak dapat
terjadi penarikan antara filamen aktin
dan miosin untuk menimbulkan
kontraksi
- Troponin → suatu kompleks dari tiga
subunit: TnT, yang melekat pada
tropomiosin; TnC, yang terikat pada
ion kalsium; dan TnI, yang menghambat Neuromuscular junction adalah sinaps antara
interaksi aktin myosin nerve fibers dengan muscle fibers. Sedangkan
motor-end-plate merupakan bagian dari
sarcolemma pada neuromuscular junction.

Fungsi Sistem Muskular


• Titin Filament → protein terbesar dalam 1. Gerak tubuh → otot rangka menempel pada
tubuh, menghubungkan ke Z disc. Titin tulang dan membantu dalam melakukan
filament berfungsi sebagai kerangka yang pergerakan seperti berjalan, berlari, dll
menahan filamen miosin dan aktin agar 2. Menjaga postur → otot rangka/skelet
tetap berada di tempatnya dapat menjaga postur tubuh (berdiri tegak,
Pada muscle fibers terdapat struktur yang duduk)
disebut Triad, yang terdiri dari T-Tubules 3. Respirasi/pernapasan → otot yang
(terbentuk dari invaginasi sarcolemma) dan terdapat pada thorax atau diaphragm
Terminal Cisternae (bagian dari sarcoplasmic membantu kita bernapas
reticulum). Kompleks triad memungkinkan 4. Produksi panas tubuh → ketika otot
depolarisasi sarcolemma dalam T-Tubules berkontraksi maka akan menghasilkan
untuk mempengaruhi sarcoplasmic reticulum panas
5. Kontraksi jantung→ membantu jantung
dalam memompa darah ke seluruh tubuh
Kontraksi Otot

• Excitation contraction coupling → suatu proses sejak dimulainya/timbulnya potensial aksi


sampai timbul kontraksi
1. Dimulai sejak menjalarnya potensial
aksi/stimulasi dari axon terminal di
neuromuscular junction
2. Potensial aksi ini menyebabkan terbukanya
voltage gated Ca2+ channels & Ca2+ masuk
ke presynaptic terminal/axon terminal.
3. Acetylcholine (Ach) kemudian dikeluarkan dari
presynaptic vesicles.
4. Ach yang dikeluarkan ini kemudian ditangkap
oleh reseptor Ach pada sarcolemma muscle
fiber dan menyebabkan terjadinya
depolarisasi (depolarisasi disebabkan Na+
yang berdifusi ke dalam muscle fiber) dan
menstimulasi untuk terjadinya potensial aksi
yang menjalar di sepanjang transverse tubule.
5. Konduksi aksi potensial di sepanjang T-tubule
kemudian menstimulasi pembukaan dari voltage
gated Ca2+ channel yang berada di sarcolemma T-
tubule.
6. Secara mekanik, transverse tubule voltage-gated calcium channel berpasangan dengan
sarcoplasmic reticulum calcium release channel sehingga pada saat voltage gated calcium
channel terbuka, calcium release channel juga terbuka sehingga Ca2+ dari dalam
sarcoplasmic reticulum keluar menuju sarcoplasma.

• Activation of myosin head

7. Setelah Ca2+ keluar dari sarcoplasmic


reticulum menuju ke sarcoplasma, Ca2+
kemudian menempel pada troponin sehingga
tropomyosin bergeser & akhirnya myosin
binding site pada actin terexpose dan terjadi
aktivasi dari myosin head.
8. ATP binding site pada myosin head akan
menghindrolisis ATP menjadi ADP & phosphate anorganic. Akibat dari hidrolisis ini, myosin
head akan teraktivasi dan mengubah orientasinya. Pada saat ini, myosin head siap menempel
dengan actin

• Cross bridge power stroke


9. Pada saat myosin head terikat pada
actin maka terbentuk cross bridge
antara thick filament (myosin) dengan
thin filament (actin)
10. Kemudian phosphate anorganic yang
menempel pada myosin head akan
terlepas dan mengubah orientasi dari
myosin head sehingga menyebabkan
terdorongnya actin filament (power
stroke)

B. Muscle Relaxation
Relaksasi otot terjadi ketika aceylcholine tidak lagi dilepaskan di neuromuscular junction. Penghentian
potensial aksi sepanjang sarcolemma menghentikan pelepasan Ca2+ dari sarcoplasmic reticuum dan
Ca2+ secara aktif diangkut kembali ke sarcoplasmic reticulum. Ketika konsentrasi Ca2+ menurun di
sarcoplasma, Ca2+ berdifusi menjauh dari molekul troponin. Kompleks troponin-tropomyosin kemudian
menetapkan kembali posisinya, yang menghalangi active site pada molekul actin. Akibatnya, cross-bridge
tidak dapat terbentuk kembali dan otot menjadi relaxes.
Relaksasi otot disebabkan karena adanya:

1. GABA → mediator penghambat utama di otak dan memediasi penghambatan presynaptic dan
postsynaptic.
2. Glycine → memiliki efek excitatory dan penghambatan di SSP

Faktor yang mempengaruhi kontraksi otot:


1. Ukuran muscle fibers
2. Jumlah muscle fibers
3. Frequency of stimulation
4. Length of sarcomere
5. Force-velocity relationship

Clostridium tetani
(n) bakteri patogen anaerobik yang terutama ditemukan di dalam tanah dan
kotoran kuda atau hewan lainya serta dapat menyebabkan tetanus

Karakteristik
Clostridium tetani adalah bakteri berbentuk batang lurus, dan memiliki panjang 2-
5 mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Clostridium tetani termasuk bakteri gram
positif anaerobic berspora, mengeluarkan eksotoksin.

Patogenesis
Toksin tetanus, disebut tetanospasmin, adalah racun yang sangat kuat.
Didapatkan dari lokasi yang terinfeksi oleh aliran saraf retrograde atau darah.
Toksin tetanus menghambat pelepasan inhibitor neurotransmiter (seperti GABA
dan glisin), menghasilkan eksitasi tak terkendali dari neuron motorik.
Tetanus
3. Kriteria 3 : Masa inkubasi <7 hari (waktu
diantara trauma tanda dan gejala)
Penyakit akut yang dimanifestasikan oleh
kejang otot skelet dan gangguan sistem saraf 4. Kriteria 4 : Periode of onset 48 jam (waktu
otonom. antara gejala pertma lock jaw dan kejang
pertama)
5. Kriteria 5 : peningkatan temperature
(rectal 37,8°C atau axillary 37,2°C)
• Disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani
• Masuknya bakteri ini dapat terjadi karena Berdasarkan Grading
lecet, luka, tali pusar (dalam kasus 1. Grade 1 (ringan) : terdapat 1 kriteria
neonates) (biasanya kriteria 1 atau kriteria 2) angka
• Tapi 20-30% kasus tetanus, tidak kematian tidak ada
ditemukan luka masuk tusukan. 2. Grade 2 (sedang) : terdapat 2 kriteria
(biasanya kriteria 1 dan kriteria 2 ) dengan
• Lecet superfisial yang menjadi tempat masa inkubasi lebih dari 7 hari dan onset
infeksi paling umum lebih dari 48 jam angka kematian sekitar
10%
3. Grade 3 (berat) : terdapat 3 kriteria
• Tetanus ini adalah penyakit langka di masa inkubasi kurang dari 7 hari atau onset
negara maju kurang dari 48 jam angka kematia sekitar
• Sebagian besar kasus terjadi pada individu 32%
yang tidak divaksinasi atau vaksinasi 4. Grade 4 (sangat berat): terdapat 4 kriteria
secara tidak lengkap dengan angka kematian 60%
5. Grade 5 (calculated mortality): kelima
kriteria termasuk puerperal dan neonatal
• Punya luka yang tidak dibersihkan dengan angka kematian 84%
• Orang yang tidak divaksinasi
• Sistem imun lemah
• Pemotongan septik tali pusar

Berdasarkan keparahan
1. Kriteria 1 : lockjaw, isolated spasm,
dysphagia, stiffness of muscle back
2. Kriteria 2 : spasme, tanpa
mempertimbangkan frekuensi
PATGEN PATFIS
otot yang nyeri serta biasanya
didahului oleh Riwayat trauma sudah
1. Lokal cukup untuk menegakkan diagnosis
• Kontraksi otot yang persisten pada
daerah luka
• Dental Infection
• Kontraksi otot ringan, bertahan dalam
beberapa bulan tanpa progresif • Hysteria
2. Sefalik • Neoplasm
• Jarang terjadi. Menyertai otitis media • Acute Abdoment
atau trauma kepala
• Stroke
• Mengenai nervus kranialis (wajah).
Masa inkubasi 1-2 hari • Serotonin syndrome
3. Neonatrum
• Pada bayi baru lahir PERAWATAN LUKA
• Akibat si bayi tidak mendapat imunisasi A. Prinsip Perawatan Luka
pasif (ibu tidak diimunisasi)
4. Umum

• 80% terjadi tetanus umum


• Lockjaw dan trismus adalahn gejala
yang pertama muncul
• Suhu tubuh meningkat, berkeringat,
peningkatan tekanan darah, takikardi
a. Tujuan dari perawatan luka adalah
• Spasme dapat terjadi secara berkala untuk menghentikan perdarahan,
selama beberapa menit dalam 3-4 mencegah infeksi, menilai kerusakan
minggu yang terjadi pada struktur yang
terkena dan untuk menyembuhkan luka.

• Diagnosis dari pasien ini adalah tetanus. b. Menghentikan perdarahan:


Karena dengan anamnesis juga • Tekanan langsung pada luka akan
pemeriksaan fisik juga sudah cukup menghentikan perdarahan.
kuat
B. Mencegah Infeksi
• Pemerikasaan penunjangnya yaitu
pemeriksaan kultur dari c. tetani a. Bersihkan kulit sekitar luka secara
menyeluruh dengan sabun dan air
• Berdasarkan WHO : adanya trismus atau larutan antiseptic.
atau risus sardonikus atau jg spasme
C. Menutup Luka RINGER LACTATE
a. Jika luka terjadi kurang dari sehari dan • Ringer Lactate merupakan nonpyrogenic
telah dibersihkan, luka dapat benar- solution atau fluid untuk intravenous
benar ditutup/dijahit. administration

b. Luka tidak boleh ditutup bila: telah • RL juga dapat diberikan untuk keperluan
lebih dari 24 jam, luka sangat kotor noninfus, seperti membersihkan luka atau
atau terdapat benda asing, atau luka sebagai cairan irigasi untuk membersihkan
akibat gigitan binatang. bakteri selama operasi bedah terbuka
c. Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup METRONIDAZOLE
ringan luka tersebut dengan
menggunakan kasa lembap. • Merupakan 1-Beta-hidroksi-etil-2-metil-5-
nitroimidazole yang berbentuk kristal
d. Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka kuning muda dan sedikit larut dalam air
dan biarkan sembuh dengan sendirinya. atau alcohol

PHARMACOLOGICAL PROPERTIES • Dosis:


HTIG 1. Capsule : 375 mg
• Pengobatan lini pertama meliputi HTIG, yang 2. Tablet : 250 mg, 500 mg
menghilangkan toksin tetanospasmin yang
dilepaskan; Namun, itu tidak mempengaruhi 3. Infusion solution : 500mg/100mL
racun yang sudah terikat ke sistem saraf
 MOA : Metronidazole berdifusi ke dalam
pusat.
mikroorganisme asing, menghambat sintesis
• Dosis 500 U, baik IM atau IV protein dengan berinteraksi dengan DNA
dan menyebabkan hilangnya struktur DNA
DEXTROSE 5% heliks dan kerusakan untai. Oleh karena itu,
menyebabkan kematian sel pada
• Dextrose merupakan natural sugar yang di mikroorganisme asing yang rentan.
produksi oleh liver. Digunakan untuk
meningkatkan karbohidrat pasien yang BENZODIAZEPINE
tidak bisa makan karena sedang sakit, atau
trauma. • Merupakan obat hypnotics sedative yang
dapat digunakan untuk pengobatan anxiety
• Intravenous solution : 2,5% , 5%, 10%, disorder, epilepticus, relaksasi otot
20%, 30%, 50%, 70% skeletal dan maniere disease.

• MOA : parenteral dextrose dioksidasi • Dosis : Diazepam tersedia dalam bentuk


menjadi carbon dioxide dan air tablet, oral, injeksi intramuscular, injeksi
intravena, dan rectal gel.
Pada umumnya, prognosis dari penyakit tetanus Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah
itu dengan prognosis yang buruk karena jauh lebih baik daripada mengobatinya. Langkah
mengacu pada perkembangan tetanus yang utama untuk mencegah tetanus adalah dengan
cepat sehingga sangat mudah untuk terjadinya vaksinasi. Di negara kita, vaksin tetanus masuk
komplikasi. ke dalam daftar imunisasi wajib pada anak.
Imunisasi tetanus diberikan sebagai bagian dari
vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus).
Komplikasi meliputi kontraksi otot-otot Proses vaksinasi ini harus diberikan dalam lima
pernapasan, pita suara, dan area-area penting tahap, yaitu pada usia 2, 4, 6, 18 bulan, dan 4-6
tubuh lainnya. Overaktivitas simpatis adalah thn.
penyebab paling signifikan dari kematian terkait Menurut Centers for Disease Control and
tetanus pada pasien kritis. Komplikasi lebih Prevention, vaksin untuk penyakit tetanus yang
lanjut termasuk: diakibatkan infeksi bakteri Clostridium tetani
terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Diphtheria and tetanus (DT) vaccines
2. Diphtheria, tetanus, and pertussis (DTaP)
vaccines
4. Tetanus and diphtheria (Td) vaccines
5. Tetanus, diphtheria, and pertussis (Tdap)
vaccine
Patomekanisme
1. Menyarankan pasien agar memakai alat pelindung saat bekerja
2. Menjelaskan kepada pasien bagaimana pentingnya di vaksin
3. Mengedukasi pasien tentang bahaya penyakit tetanus jika tidak obati
4. Menyarankan pasien jika terluka jangan dibiarkan begitu saja
5. Memberikan treatment terhadap pasien tentang penyakitnya

َۚ ََ‫اح ِميْن‬ َّ ‫ُّر َوا َ ْنتََ ا َ ْر َح َم‬


ِ ‫الر‬ َُّ ‫يَ الض‬
َ ‫س ِن‬ َْ ‫ب اِ َذْ نَا ٰدى َرب ََّه ا َ ِن‬
َّ ‫ي َم‬ ََ ‫۞ َواَي ُّْو‬
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa
penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.

(QS. Al-Anbiyā`: 83)

Anda mungkin juga menyukai