138 244 1 SM
138 244 1 SM
Abstrak
Bedaquilin dan delamanid merupakan kombinasi obat yang sering digunakan untuk pengobatan
Tuberkulosis Resistan Obat Ganda (TB-MDR) atau Multidrug-Resistant Tuberculosis (MDR-TB).
Selama penggunaannya bedaquilin dan delamanid dikaitkan dengan efektivitasnya dalam konversi
kultur dan potensi efek sampingnya. Ulasan ini menguraikan efektivitas terapi dan efek samping dalam
penggunaan obat tersebut. Desain penulisan ini adalah study literature review. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa bedaquilin dan delamanid dinilai dapat meningkatkan hasil pengobatan pada TB-
MDR karena mampu mempercepat terjadinya konversi kultur bakteri yaitu di atas waku rata-rata yang
telah ditetapkan oleh WHO. Namun dari segi keamanan, beberapa penelitian menyebutkan bahwa
penggunaan bedaquilin dan delamanid memiliki potensi efek samping perpanjangan interval QT
sehingga perlu monitoring ketat selama penggunaannya. Data keamanan efektivitas terapi obat
bedaquilin dan delamanid dibutuhkan dalam rangka pengobatan TB-MDR untuk meningkatkan
pelayanan dan keamanan terhadap pasien.
Abstract
Bedaquiline and delamanid are a combination of drugs that are often used for the treatment of
multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB). During their use, bedaquiline and delamanid were
associated with their effectiveness in culture conversion and their potential side effects. This review
outlines the therapeutic effectiveness and side effects of using these drugs. The design of this writing is
a literature review study. Several research results show that bedaquiline and delamanid are considered
to be able to improve treatment outcomes in MDR-TB because they can accelerate the conversion of
bacterial cultures which is above the average time set by WHO. However, in terms of safety, several
studies suggest that the use of bedaquiline and delamanid have potential side effects of prolonging the
QT interval so that close monitoring is necessary during their use. Data on the safety of the effectiveness
of the drugs bedaquilin and delamanid are needed for treatment of drug-resistant tuberculosis. Thus,
active monitoring is needed to improve care and safety for patient.
41
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
42
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
terjadinya konversi kultur bakteri secara Kajian ini mengulas hasil efektivitas
konsisten di berbagai populasi pasien (Andreas terapi obat bedaquilin dan delamanid pada
H. Diacon et al., 2014,Skripconoka et al., pengobatan TB-MDR dengan memfokuskan
2013,Olayanju et al., 2018). hasil pada pengukuran klinis. Yaitu
Bedaquilin dan delamanid merupakan membandingkan antara paduan standar
paduan pengobatan TB-MDR dengan rute oral pengobatan dengan paduan standar yang
yang pertama kalinya direkomendasikan oleh menambahkan obat bedaquilin atau delamanid
WHO pada tahun 2018 pada Rapid dan atau paduan standar yang mengganti injeksi
Communication “Key changes to treatment of lini kedua menjadi bedaquilin atau delamanid.
multidrug- and rifampicin resistant Indikator kesehatan yang diukur pada ulasan
tuberculosis”. Rekomendasi ini kemudian pustaka efektivitas terapi adalah konversi
dimasukkan ke dalam panduan terbaru pada kultur. Dikatakan mengalami konversi apabila
awal 2019 (WHO, 2019). Selain itu, WHO juga terjadi perubahan hasil biakan sputum dari
merekomendasikan penggunaan delamanid positif menjadi negatif pada 2 kali pemeriksaan
pada pengobatan TB-MDR dengan hasil berturut-turut dengan jarak 30 hari. Konversi
evaluasi keamanan dan efikasi yang baik kultur merupakan prediktor keberhasilan
(Andreas H. Diacon et al., 2014). pelaksanaan pengobatan TB-MDR (Kemenkes,
Sebelumnya, bedaquilin dan delamanid 2020).
dikelompokkan ke dalam daftar grup lima, yang Ulasan ini bertujuan untuk menganalisis
artinya penggunaan obat-obat tersebut tidak efektivitas dan keamanan obat bedaquilin dan
dianjurkan untuk penggunaan rutin (World delamanid sebagai bahan pertimbangan dan
Health Organization, 2010). Hal tersebut rekomendasi prospek penggunaan kedua obat
dikarenakan adanya keterbatasan data tersebut pada pelayanan klinis.
mengenai efektivitas dan keamanan jangka
panjangnya (WHO, 2014). Selain itu, METODOLOGI
penggunaan delamanid dan bedaquiln memiliki Pencarian literatur yang dipublikasikan
peringatan “black box” karena adanya laporan pada kurun waktu 10 tahun terakhir dengan
kematian dan perpanjangan interval QTc (Kim menggunakan kata kunci “effectiveness
et al., 2018,A. H. Diacon et al., 2012). bedaquiline and delamanid”, “bedaquiline and
Dikarenakan data keamanan dalam delamanid for treatment MDR-TB”, “outcome
pengembangan obat yang dimiliki saat ini bedaquiline and delamanid”, “culture
masih terbatas, WHO merekomendasikan conversion bedaquiline and delamanid”.
monitoring ketat pada penggunaan bedaquilin Referensi yang digunakan yaitu jurnal
dan delamanid (WHO, 2016,World Health internasional dan nasional yang di akses dari
Organization, 2016). PubMed, NCBI, dan Google Scholar. Sebanyak
43
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
155 artikel diperoleh pada pencarian awal, pasien yang tidak mendapatkan intervensi
kemudian diekstraksi dengan kriteria inklusi kesehatan, literatur dengan sampel pasien
dan ekslusi, adapun kriteria inklusi yang disertai komorbid penyakit infeksi yang lain.
termasuk yaitu literatur dengan dengan sampel Hasil ulasan disimpulkan dengan
pasien yang diagnosis utamanya TB-MDR, membandingkan hasil waktu konversi kulur
literatur dengan sampel pasien yang terapi antibiotik paduan standar dengan paduan
mendapatkan terapi paduan bedaquilin atau standar kombinasi bedaquilin atau paduan
paduan delamanid dan paduan standar tanpa standar kombinasi delamanid. Studi non-
bedaquilin, Literatur yang yang menilai hasil bahasa Inggris dan studi yang tidak terkait,
konversi kultur dan efek samping. Dan kriteria seperti studi non-manusia, dikeluarkan. Selain
eklusi nya adalah literatur dengan sampel itu, artikel ini juga memuat referensi dari data
pasien yang mengalami pergantian terapi terkait yang dapat diakses di situs resmi WHO
antibiotik TB-MDR, literatur dengan sampel yang dapat dilihat pada Gambar 1.
44
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
DEFINISI OPERASIONAL
No Istilah Definisi Istilah
Efektivitas merujuk pada kemampuan suatu obat dalam
1. Efektivitas Terapi memberikan peningkatan kesehatan (outcome) kepada pasien dalam
praktek klinik.
Indikator kesehatan yang digunakan dalam analisis CEA dan CUA
2. Interpretasi Klinis
yang disebut dalam unit alamiah.
Ukuran yang digunakan untuk menganalisa kemajuan dari
3. Indikator kesehatan
implementasi suatu pengobatan atau program kesehatan.
Upaya untuk meningkatkan kesehatan, seperti terapi farmakologi
4. Intervensi Kesehatan dan non farmakologi (misalnya, melalui pemberian obat atau
perawatan kesehatan).
45
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
46
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
47
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
Eropa pada tahun 2014, namun karena masih kelompok standar terapi (p=0,004) (Kim et al.,
kurangnya data pendukung yang belum 2018).
komperhensif sehingga izin tersebut diberikan
dengan status “conditional marketing Keamanan Delamanid
authorization” atau izin edar bersyarat Sebanyak 1 pasien di mengalami
(European Medicines Agency (EMA), alopesia dari kelompok delamanid, tidak ada
2019,European Medicines Agency., 2013). efek samping lainnya yang terjadi termasuk
Latvia, Eropa utara merupakan salah satu perpanjangan QT (Kim et al., 2018). Studi
negara petama yang memulai pengobatan lainnya yang selaras di Latvia, Eropa utara
dengan delamanid setelah obat tersebut disebutkan tidak ada efek samping yang
disetujui di Eropa. Penggunaan paduan dikaitkan pada kelompok delamanid (0,0%)
delamanid menunjukkan tingkat kesembuhan (Kuksa et al., 2017). Tingkat kematian pada
sebesar 84,2% terhitung sejak awal mulai kelompok delamanid lebih rendah
pengobatan hingga akhir pengobatan (Kuksa et dibandingkan kelompok standar terapi yaitu
al., 2017). Terjadi peningkatan hasil konversi 8,3% (p=0,001) (Skripconoka et al., 2013).
kultur pada kelompok delamanid di Filipina. Kejadian perpanjangan QT di Filipina lebih
Dengan rincian kelompok delamanid 100 mg banyak pada kelompok delamanid
sebesar 53% (p=0,008) dan kelompok dibandingkan kelompok standar terapi. Namun,
delamanid 200 mg 41,9% (p=0,04) (Pardo et tidak ada satupun yang mengalami aritmia dan
al., 2012). Sebuah studi di Prancis menyatakan gangguan jantung lainnya (Pardo et al., 2012).
tingkat konversi kultur pasien selama enam Sebanyak 5% pasien di Afrika pada kelompok
bulan pengobatan dengan paduan delamanid delamanid mengalami kejadian efek samping
yaitu 73,6% (Hewison et al., 2017). Sebanyak dan memiliki frekuensi yang lebih tinggi
87,6% pasien di Afrika mengalami konversi dibanding dengan kelompok standar terapi (von
kultur dengan pengobatan delamanid, lebih Groote-Bidlingmaier et al., 2019). Namun
besar dibandingkan kelompok standar terapi demikian, delamanid tetap dimasukkan ke
81,6% (p=0,71). Namun, hasil akhir selama 30 dalam pedoman pengobatan TB-MDR
bulan pengobatan menunjukkan adanya berdasarkan pertimbangan manfaat-risiko,
kemunduran pada kelompok delamanid, dimana data pendukung menunjukkan bahwa
dimana kelompok standar terapi mencapai penggunaan delamanid memiliki manfaat yang
77,2% dan kelompok delamanid hanya 76,5% lebih besar daripada risiko nya (European
(p=0,90) (von Groote-Bidlingmaier et al., Medicines Agency (EMA), 2019,European
2019). Pengobatan pada kelompok delamanid Medicines Agency., 2013). Karakteristik studi
dinilai efektif di Korea, dengan waktu konversi dari studi efektivitas terapi bedaquilin dan
yang lebih cepat dibandingkan dengan delamanid disajikan dalam Tabel 1.
48
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
Tabel 1. Karakteristik Studi Dari Studi Efektivitas Terapi Bedaquilin dan Delamanid.
Pengukuran hasil
Tipe
No Penulis/Tahun Negara Desain Studi Keamanan/Efek Kesimpulan
Intervensi Efektivitas
Samping
1. (Andreas H. Latvia Randomized - Bedaquilin + - Bedaquilin 10 dari 79 pasien Efektivitas terapi
Diacon et al., controlled Standar mengurangi waktu (13%) kelompok bedaquilin lebih baik
2014) trial Terapi TBa konversi kultur lebih bedaquilin dan 2 dari dalam pengobatan
cepat dibandingkan 81 pasien (2%) TB-MDR.
- Plasebo plasebo (HR=2,44, kelompok placebo
(Standar 95% Cl. (1,57-3,80, meninggal (p=0,02).
Terapi TBa) p<0,001).
-
- Bedaquilin
meningkatkan tingkat
konversi kultur pada
24 minggu (79% vs
58%, p=0,008). Pada
120 minggu (62% vs
44%,p=0,04)
2. (Kim et al., Korea Retrospective - Bedaquilin Penggunaan bedaquilin - 1 pasien mengalami - Kelompok
2018) cohort study dan/ atau dan delamaid dalam satu efek samping pengobatan dengan
delamanid paduan membutuhkan alopesia dari bedaquilin
waktu konversi yang kelompok delamanid. menghasilkan waktu
- Bedaquilin + lebih lama dibandingkan konversi kultur yang
Standar dengan paduan - 5 pasien (8,2%) lebih cepat dan baik.
Terapi TBa bedaquilin (p<0,001) mengalami efek
- Delamaid + atau regimen delamanid samping berat, 4 - Dan menimbulkan
Standar (p= 0,004) diantaranya efek samping
Terapi TBa perpanjangan QT dengan tingkat
pada kelompok ringan – sedang.
bedaquilin dan/ atau
delamanid.
49
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
3. (Olaru et al., Jerman Retrospective - Bedaquilin + - Sebanyak 12 pasien Terjadi perpenjangan Bedaquilin aman dan
2017) cohort study Standar (60%) mengalami interval QT pada 20/21 secara umum dapat
Terapi TBa konversi kultur dalam pasien (95%), tidak ditoleransi dengan
waktu 8 minggu. ada aritmia jantung dan baik dan tidak ada
kematian yang tercatat. pasien yang
- Sebanyak 20 pasien memerlukan
(100%) mengalami penghentian
konversi kultur dalam pengobatan karena
waktu 6 bulan efek samping terkait
pengobatan. bedaquilin.
- Tingkat keberhasilan
penggunaan
bedaquilin 71,3 %.
5. (Zhao, 2018) Afrika Retrospective - Bedaquilin + - Tingkat konversi - Efektivitas terapi
selatan cohort study Standar kultur kelompok bedaquilin lebih
Terapi TBa bedaquilin (87,4%) efektif dibandingkan
95% Cl (81,1-92,4) dengan non-
- Standar lebih besar bedaquilin
a
Terapi TB dibandingkan dengan
kelompok non-
bedaquilin (78,3%),
95% Cl (71,0 -85,0).
50
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
6. (L. Kuksa, V. Latvia Retrospective - Delamanid + Persentase tingkat Tidak ada efek Delamanid efektif
Riekstina, V. cohort study Standar keberhasilan pengobatan samping yang dengan tingkat efek
Leimane, I. Terapi TBa yaitu 84,2%. dikaitkan pada samping yang rendah.
Ozere, G. pengobatan delamanid
Skenders, R. (0,0%).
Van den
Bergh, K.
Kremer, C. D.
Acosta, 2014)
7. (Pardo et al., Manila, Randomized - Delamanid - Proporsi tingkat - Tidak terdapat efek Penambahan
2012) Filipina controlled 100 mg + konversi kultur pada samping yang delamanid terbukti
trial Standar kelompok delamanid berbahaya pada efektif dan memiliki
Terapi TBa 100 mg sebanyak 53%, penggunaan keamanan yang baik.
lebih tinggi delamanid dengan
- Delamanid dibandingkan kedua dosis tersebut.
200 mg + kelompok plasebo
Standar p=0,008 - Terjadi lebih banyak
Terapi TBa episode
- Proporsi tingkat perpanjangan QT
- Placebo konversi kultur pada pada kelompok
(Standar kelompok delamanid delamanid
a
Terapi TB ) 200 mg sebanyak dibandingkan
41,9%, lebih tinggi plasebo. Tapi tidak
dibandingkan satupun yang
kelompok placebo. mengalami aritmia
(p=0,04). dan gangguan
lainnya.
8. (Skripconoka USA Randomized - Delamanid + - - Tingkat kematian Penambahan
et al., 2013) controlled Standar pada kelompok delamanid ke dalam
trial Terapi TBa plasebo 8,3%, paduan mampu
sedangkan pada mengurangi tingkat
kelompok delamanid
51
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
52
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
- Proporsi kesuksesan
terapi dalam 30 bulan
pada kelompok
delamanid 76,5%
(173/226) pasien, lebih
rendah dibandingkan
kelompok plasebo
yaitu 77,2% (78/101)
pasien. 95% Cl, 0.991
(0.872-1.127).
(p=0.90).
12. (Bastard et al., Armenia Retrospective - Bedaquilin + - Proporsi konversi - Efektivitas terapi
2018) cohort study Standar kultur kelompok bedaquilin lebih
Terapi TBa bedaquilin lebih besar efektif dibandingkan
dibandingkan dengan non-
- Standar kelompok standar bedaquilin
Terapi TBa dalam 6 bulan
pengobatan. Yaitu
73,0% (27/37) dan
35.06% (31/87).
(p=0,001)
-
13. (Pym et al., Afrika Randomized - Bedaquilin + Dalam 6 bulan Adanya kejadian efek Penambahan
2016) Selatan controlled Standar pengobatan, konversi samping pada bedaquilin secara
trial Terapi TBa kultur pada kelompok kelompok bedaquilin, klinis dalam paduan
bedaquilin 79-81%, dan yaitu sebanyak 6 dapat ditoleransi
- Standar 62-72% dalam 120 (2.6%) pasien, dengan baik dan
Terapi TBa minggu pengobatan. sehingga harus memberikan hasil
menghentikan yang baik untuk
pengobatan dan pasien TB-MDR.
sebanyak 73 (31.1%)
pasien pada kelompok
standar.
a
Standar Terapi TB-MDR secara umum adalah kanamisin, etionamid, levofloxacin, sikloserin, etambutol, dan pirazinamid;
Cl= Confidence interval; IQR=Interkuartil; MDR-TB=Multidrug resistant tuberculosis;
54
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
56
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
57
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
58
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
L., Variava, E., Caoili, J., Danilovits, M., WHO. (2019). Rapid Communication : Key
Bielskiene, V., Staples, S., Hittel, N., changes to the treatment of drug-resistant
Petersen, C., … Gupta, R. (2019). tuberculosis. In World health
Efficacy and safety of delamanid in organisation (Issue December).
combination with an optimised WHO. (2020). GLOBAL TUBERCULOSIS
background regimen for treatment of REPORT 2020. In World Health
multidrug-resistant tuberculosis: a Organization.
multicentre, randomised, double-blind, World Health Organization. (2010). Treatment
placebo-controlled, parallel group phase Of Tuberculosis guidelines “FOURTH
3 trial. The Lancet Respiratory Medicine, EDITION.” In World Health
7(3), 249–259. Organization (Vol. 25, Issue SUPPL.1).
https://doi.org/10.1016/S2213- World Health Organization. (2013). Global
2600(18)30426-0 Tuberculosis Report. In World Health
Watanabe, S., Zimmermann, M., Goodwin, M. Organization (Issue September).
B., Sauer, U., Barry, C. E., & Boshoff, H. https://doi.org/978 92 4 156450 2
I. (2011). Fumarate reductase activity World Health Organization. (2016). Interim
maintains an energized membrane in policy guidance. In World Health
anaerobic Mycobacterium tuberculosis. Organization.
PLoS Pathogens, 7(10). World Health Organization. (2017). END TB,
https://doi.org/10.1371/journal.ppat.100 Global Tuberculosis Report 2017. In
2287 WHO - Technical Report Series;727.
WHO. (2014). Companion handbook. In World http://www.who.int/tb/publications/glob
Health Organization. al_report/gtbr2017_main_text.pdf?ua=1
WHO. (2016). Report of the Guideline Worley, M. V., & Estrada, S. J. (2014).
Development Group Meeting on the use Bedaquiline: A novel antitubercular
of bedaquiline in the treatment of agent for the treatment of multidrug-
multidrug-resistant tuberculosis. In resistant tuberculosis. Pharmacotherapy,
World Health Organization (Issue June). 34(11), 1187–1197.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/ https://doi.org/10.1002/phar.1482
254712/1/WHO-HTM-TB-2017.01- Zhao, Y. (2018). Improved treatment outcomes
eng.pdf?ua=1 with bedaquiline when substituted for
WHO. (2018). Global tuberculosis report 2018. second-line injectable agents in
World Health Organization. multidrug resistant tuberculosis: a
http://www.who.int/iris/handle/10665/27 retrospective cohort study. Oxford
4453. In Global Tuberculosis. University Press for the Infectious
59
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. IX, No. 1, April 2020 ISSN: 2303-2138
60