Anda di halaman 1dari 13

DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

PANCASILA
REVIWE JURNAL

(TEOLOGI PANCASILA: TEOLOGI KERUKUNAN UMAT


BERAGAMA)

Dr.,ANDI CANDRA JAYA S,Ag.M.Hum

DI SUSUN OLEH:

ARYA LAKSMANA DEWA (23021270017)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANB
2023
JUDUL TEOLOGI PANCASILA:TEOLOGI KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA
JOURNAL Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan
VOLUME DAN HALAMAN Volume 4 Nomor 2,
TAHUN 2016
PENULIS Febri Hijroh Mukhlis
REVIEWER Arya Laksmana dewa
TANGGAL 07-OKTOBER-2023
LATAR BELAKANG sering terjadinya permasalahan antar agama akibat tidak
adanya toleransi dan melupakan nilai-nilai Pancasila bagi
Masyarakat Indonesia

PERMASALAHAN Apa yang di maksud dengan teologi kerukunan umat dalam


konsep teologi Pancasila

TUJUAN PENELITIAN penelitian ini untuk mengkaji kembali teologi Pancasila


dalam menghadapi permasalahan umat beragama di
Indonesia

METODE PENELITIAN Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif atau


pendekatan deskriptif. Metode penelitian kualitatif,
merupakan metode penelitian yang dengan melakukan
penelusuran untuk bisa memahami dan juga mengeksplorasi
apa yang dibaca lalu dituangkan kedalam satu karya ilmiah

HASIL PENELITIAN Pancasila lahir dari kesepakatan politik, budaya dan agama
Dengan demikian pancasila mestinya menjadi landasan
teologis bagi agama agama, tujuannya untuk menjaga sikap
saling menghargai perbedaan menjaga kesantunan dan
keramahan dalam kehidupan sosial keagamaan.

Teologi Pancasila: Teologi kerukunan umat beragama


TEOLOGI PANCASILA :TEOLOGI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
Febri Hijroh Mukhlis
Aliansi Kebangsaan
hi_jroh@yahoo.co.id
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan
issn 2354-6147 eissn 2476-9649
Tersedia online di: journal.stainkudus.ac.id/index.php/Fikrah DOI:
http://dx.doi.org/10.21043/fikrah.v4i2.1885

Abstrack Pancasila adalah ideologi dan


falsafah hidup bangsa Indonesia. Pancasila
Pancasila is the ideology and
lahir dari kesepakatan politik, budaya dan
philosophy of life of the Indonesian people.
agama. Jadi pancasila itu sifatnya ideal
Pancasila born from political, cultural and
paripurna, tidak bisa ditawar-tawar lagi.
religious agreements. So that's Pancasila its
Keberadaan pancasila memberikan nilai
nature is perfect ideal, non-negotiable.
mengenai pentingnya keragaman di
Existence Pancasila provides values
Indonesia. Keragaman agama terutama
regarding the importance of diversity in
mesti disikapi dengan terbuka, saling
Indonesia. Religious diversity especially
toleran dan menjaga kerukunan. Dalam
must be addressed openly, be tolerant of
konsep pluralism agama (toleransi)
each other and maintain harmony. In the
mestinya yang paling utama adalah
concept of pluralism religion (tolerance)
mengedepankan kepentingan sosial-
should be the most important thing to
kemasyarakatan, bukan berdasar
prioritize social and community interests,
keyakinan. Dengan demikian pancasila
not based on belief. With Thus, Pancasila
mestinya menjadi landasan teologis bagi
should be the theological basis for religions,
agamaagama, tujuannya untuk menjaga
the aim of which is to maintain mutual
sikap saling menghargai perbedaan.
respect for differences.maintaining
menjaga kesantunan dan keramahan dalam
politeness and friendliness in socio-
kehidupan sosialkeagamaan. Selain itu,
religious life. Apart from that, with
dengan kesadaran beragama serta
religious awareness and Pancasila the
berpancasila visi kebangsaan akan tewujud
national vision will be realized collectively
secara kolektif melibatkan semua elemen
involving all elements nation.
bangsa.
Keywords: Religion, nationality, harmony,
Kata kunci: Agama, kebangsaan,
Pancasila, tolerance
kerukunan, pancasila, toleransi.
Abstrak
PENDAHULUAN
Aksi bela Islam yang belum lama radikalisme wajib ditindak tegas.
terjadi (4/11) di Jakarta berbuntut panjang. Kekhawatiran publik akan adanya kekuatan
Sebenarnya aksi yang dikatakan bela al- kelompok radikal saat ini diwaspadai oleh
Qur’an ini adalah buntut dari dugaan pemerintah. Pemerintah telah memberi
penistaan agama oleh salah satu calon peringatan keras akan menindak aksi-aksi
gubernur DKI Jakarta. Kepolisian telah yang berbau radikalisme dan berbuat makar
menetapkan terduga saat ini sebagai terhadap negara.
tersangka. Dengan berbagai tekanan yang
Inilah salah satu buntut panjang dari
ada kepolisian telah bertindak sesuai
aksi bela al-Qur’an. Wajar jika pemerintah
hukum dan bersikap professional. Buktinya
mewacanakan tindakan tegas atas segala
gelar perkara kasus ini dilakukan secara
aksi yang coba makar terhadap sistem
terbuka terbatas, ini merupakan gelar
negara-bangsa. Saat ini pemerintah dan
perkara pertama yang dilakukan secara
semua tokoh nasionalisme (baik agama dan
terbuka dengan melibatkan langsung semua
politik) berjuang membangun kembali
yang terlibat termasuk saksi ahli.
semangat kebangsaan. Terbukti Presiden
Pasca aksi bela Islam jilid II, Joko Widodo pasca aksi tersebut geram
wacana aksi jilid III pun mulai gencar dengan melakukan langkah kongkrit
diwacanakan. Tekanan demi tekanan yang menjaga pancasila dan NKRI. Diantaranya
terus hadir bagi kepolisian dan pemerintah presiden melakukan kunjungan dan
sepertinya membuat seluruh aparat pertemuan dengan para ulama, kunjungan
bertindak tegas. Asumsi mendasar yang militer, dan juga konsolidasi politik.
muncul aksi tidak lagi menuntut kasus itu Bahkan jajaran militer seperti Polri dan TNI
lagi, karena sudah dalam proses hukum. giat menjalankan aksi-aksi keagamaan
Ada indikasi aksi akan digunakan oknum dalam rangka kembali menumbuhkan
tak bertanggung jawab sebagai momentum semangat kebangsaan.
menguatnya radikalisme agama.
Dengan demikian semangat
Memang wacana radikalisme kebangsaan kembali dinyalakan. Ini berarti
agama baru-baru ini cukup ada nilai yang hilang sehingga kerukunan
memprihatinkan. Di samping semua sibuk umat beragama menjadi terancam. Karena
bicara soal aksi tersebut, ada aksi teror di jelas pancasila memberikan amanah untuk
tangerang dan bom di gereja samarinda. menjaga adanya saling hormat antar
Aksi teror merupakan radikalisme yang pemeluk agama. Kembali menyalakan
perlu diwaspadai. Hal ini termasuk semangat pancasila adalah modal penting
peringatan keras bagi kerukunan umat dalam membangun keutuhan NKRI. Jika
beragama di Indonesia, bahwa bahaya teror tidak dilakukan mental semangat
masih mengancam. Apapun alasan dan kebangsaan ber-pancasila maka semangat
motif aksi teror sama sekali tidak akan dengan mudah rapuh dan tergantikan
dibenarkan, baik itu karena motif agama dengan ideologi asing yang tidak cocok
maupun politik. dengan ragam kehidupan di Indonesia.
Kekhawatiran pemerintah dan Untuk itulah pancasila adalah
tokoh-tokoh agama moderat adalah nyawa bagi kehidupan berbangsa dan
tumbuhnya radikalisme. Seperti halnya bernegara di Indonesia. Pancasila yang
aksi-aksi teror yang meresahkan kehidupan telah memberikan nafas bagi kehidupan
umat beragama. Baik ormas maupun agama-agama. Menumbuhkan semangat
individu yang terlibat dalam aksi pancasila adalah sebuah keniscayaan dalam
rangka menjaga toleransi, kerukunan, dan memiliki pengertian tentang ilmu ilahi,
stabilitas kehidupan berbangsa. Demikian tentang hakikat Tuhan, doktrin atau
pula dalam kehidupan beragama, sudah keyakinan tentang Tuhan, dan juga sebuah
semestinya pancasila adalah ideologi nilai upaya penafsiran serta pembenaran tentang
dalam kehidupan beragama. Sehingga keyakinan kepada Tuhan. Dari pengertian
semua pemeluk agama dapat menjaga ini teologi merupakan pemahaman
kerukunan, toleransi, dan saling ketuhanan yang dimiliki oleh agama-agama
menghargai antar pemeluk agama. Dari sebagai landasan berkeyakinan dalam
uraian ini maka jelas Pancasila sangat menjalankan rutinitas keagamaan (Homby,
dibutuhkan sebagai landasan teologis umat 1995, hal. 1237).
beragama dalam menjaga kesantunan dan
Teologi dikenal oleh semua agama.
keramahan dalam kehidupan sosial-
Setiap agama memiliki penafsiran dan
keagamaan.
pemahaman ketuhanan yang berbeda.
METODE PENELITIAN Secara pengertian, konsep teologisnya
sama, setiap agama memiliki keyakinan
Penelitian ini berupa jurnal ilmu ketuhanan, namun berbeda dalam hal
Aqidah dan studi keagamaan (DOI: praktik bahkan keyakinan. Sehingga
http://dx.doi.org/10.21043/fikrah.v4i2.188 banyak kita kenal dalam perkembangan
5). Sumber data penelitian ini adalah agama-agama ada teologi Islam, teologi
berbagai permasalahan kerukunan umat Kristen, teologi Hindu, dan sebagainya.
beragama dalam konteks Pancasila yang
dikeluarkan oleh Perbedaan konsep keyakinan (teologi)
journal.stainkudus.ac.id/index.php/Fikrah. masing-masing agama ini sifatnya sensitif.
Peneliti menggunakan metode penelitian Hal yang paling dasar dalam keyakinan
kualitatif atau pendekatan deskriptif. umat beragama adalah konsep teologis.
Metode penelitian kualitatif, merupakan Seringnya terjadi benturan internal maupun
metode penelitian yang dengan melakukan eksternal umat beragama kebanyakan
penelusuran untuk bisa memahami dan juga dipicu oleh adanya saling singgung soal
mengeksplorasi apa yang dibaca lalu hal-hal teologis. Dalam konsep pluralisme
dituangkan kedalam satu karya ilmiah. agama (toleransi) mestinya yang paling
Kegiatan penelitian dilaksanakan untuk utama adalah mengedepankan kepentingan
menghasilkan dan menguji teori. Penelitian sosial-kemasyarakatan, bukan atas
kualitatif berkaitan dengan mengacu pada keyakinan. Karena jelas bahwa konsep
makna, konsep, definisi, dan juga teologisnya berbeda dan tidak akan pernah
pemaparan terhadap sesuatu. Pada bisa bertemu. Dalam melahirkan kerukunan
penelitian ini, peneloti mencari sumber umat beragama harus mengedepankan
teori untuk dianalisis, kemudian ditarik hubungan dan kepentingan bersama dalam
kesimpulan tujuan-tujuan social.

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk itu wacana-wacana teologis


kemudian banyak dipertanyakan.
A. DISKURSUS TEOLOGI Pertanyaan tersebut muncul karena wacana
teologi agama-agama perlu dipahami
Teologi dalam bahasa inggris theology,
secara kritis dengan tujuan untuk
theos berarti Tuhan, dan logos berarti ilmu
dikembangkan dalam merespon
atau wacana. Sedangkan dalam bahasa
wacanawacana sosial-kemanusiaan. Harry
yunani teologi adalah theologia, yang
Austryn Wolfson mengajukan pertanyaan
kritis mengenai konsep teologi. sila terdapat untaian rangkaian nilai-nilai
Menurutnya apa yang baru dari teologi kebangsaan sekaligus kebudayaan. Para
agama? karena wacana teologi klasik sudah leluhur bangsa menjadikan pancasila
tidak lagi respon terhadap kebutuhan umat sebagai kunci bagi kemajemukan budaya,
beragama kekinian. Untuk itu wacana suku, dan juga agama. Sebagai sebuah
kalam perlu direeksplorasi ulang agar ideologi pancasila pantas dibanggakan
teologi berkembang secara dinamis sesuai karena mewakili seluruh konsepsi
dengan kebutuhan umat beragama kebangsaan sebagai cita-cita mulia.
kekinian. (Wolfson, 1976, hal.720-733).
Adapun nilai-nilai kebangsaan secara
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah gamblang terdapat dalam lima sila
menyebutkan jika “Tuhan tidak perlu pancasila. Pertama, sila “Ketuhanan Yang
dibela”. Kata-kata ini adalah wacana kritis Maha Esa”. Pada sila ini bahwa Indonesia
terhadap konsep teologi klasik, yang adalah negara berketuhanan. Indonesia
cenderung teosentris, selalu membela tidak pimpin oleh satu agama atau golongan
Tuhan namun lupa membela kemanusiaan. tertentu. Indonesia adalah representasi nilai
Gus Dur juga kritis terhadap kelompok- dari keragaman agama. Melalui sila
kelompok agama yang cenderung “barbar”, pertama ini menegaskan bahwa keragaman
beragama dengan kata-kata suci namun agama adalah kekuatan kebangsaan.
sikapnya bengis dan kejam. Inilah yang Toleransi merupakan urat-urat penting
menurutnya cara pandang ketuhanan yang dalam membangun kebangsaan yang
sesat, karena konsep teologisnya masih adidaya.
teosentris bukan antroposentris. Bagi Gus
Kedua, sila “Kemanusiaan yang adil
Dur, Tuhan tidak perlu apa-apa, termasuk
dan beradab”. Tegas melalui sila ini adalah
pembelaan, meskipun tidak menolak untuk
visi kebangsaan yang mulia. Yakni
dibela. Tuhan tidak akan pernah berkurang
melahirkan kemanusiaan yang memiliki
sedikitpun atas apa saja ulah dan sikap
keadilan dan keadaban. Prinsip ini adalah
makhluknya. Karena itu Tuhan tidak perlu
humanisme kebangsaan di mana
dibela, yang wajib dibela adalah
mementingkan budaya saling menghargai
kemanusiaan, penindasan kaum minoritas,
antara manusia satu dengan lainnya.
dan sebagainya (Wahid, 2010, hal. 67).
Sedangkan nilainya adalah adil dan
B. PANCASILA DAN NILAI NILAI beradab. Selain berketuhanan, pancasila
KEBANGSAAN menegaskan pentingnya kemanusiaan.
Pancasila adalah perumusan silang Ketiga, sila “persatuan Indonesia”.
politik dan kebudayaan. Pancasila Sila ini adalah visi kebangsaan. Nilai dari
merepresentasikan nilai-nilai perjuangan sila ketiga ini adalah pentingnya sejarah
keindonesiaan. Sebagai ideologi bangsa hidup berbangsa. Itulah kenapa hidup
pancasila menjadi titik kunci dalam dalam berketuhanan juga perlu
menguraikan segala bentuk kerumitan berkebangsaan. Tidak akan melahirkan
kebangsaan. Pancasila mesti melandasi apa-apa jika beragama tanpa menjalankan
setiap sendi dan elemen kehidupan sejarah kebangsaan yang baik. Termasuk
berbangsa, sebagai jiwa sekaligus raga, ia dalam hal beragama, terang sejarah
nafas dan nyawa bagi kebangsaan. membuktikan bahwa agama memiliki
peran penting dalam membangun hidup
Kelima sila dalam pancasila adalah
berbangsa
proses kehidupan berbangsa. Pada setiap
. Keempat, sila “kerakyatan yang C. MENIMBANG PANCASILA
dipimpin oleh kebijaksanaan dalam SEBAGAI PRINSIP TEOLOGI
permusyawaratan perwakilan”. Selain
Pancasila sebagai teologi bukan berarti
kemanusiaan dan kebangsaan, demokrasi
pancasila menggantikan kedudukan agama.
permusyawaratan juga adalah visi
Bukan pula menjadikan pancasila sebaga
berbangsa. Sila keempat ini menegaskan
“Tuhan” yang diyakini oleh agama-agama.
bahwa demokasi Indonesia adalah
Namun menjadikan pancasila sebagai
demokrasi permusyawaratan. Dalam
landasan teologis kehidupan umat
demokrasi seperti ini partisipasi rakyat
beragama. Artinya dalam menjalin
merupakan sebuah kedaulatan, rakyat
hubungan baik antar pemeluk agama, untuk
adalah tuan rumah bagi bangsanya. Adapun
saling toleran diperlukan kekuatan yang
eleman pembangunan hidup berbangsa
sifatnya kultural diterima oleh semua
merupakan tugas bersama, wujud
agama. Untuk itu pancasila memiliki
partisipasi semua elemen itu merupakan
kedudukan sebagai basis nilai dalam
wujud dari demokrasi permusayaratan.
membangun sikap keberagamaan di tengah
Kelima, sila “keadilan sosial bagi kemajemukan agama dan juga budaya.
seluruh rakyat Indonesia”. Akhir dari
Sebagaimana pendasaran falsafah
semua visi sila sebelumnya adalah keadilan
negara ini sebagai “negara beragama”.
sosial. Mewujudkan keadilan sosial adalah
Identitatas keagamaan adalah fondasi
visi kebangsaan yang mulia. Sebagaimana
kebangsaan paling fundamental, Gud Dur
sangat awal ditegaskan dasar-dasar teologis
(2010) pernah mengungkapkan bahwa
bangsa ini adalah negara berketuhanan
agama dan kebangsaan adalah sebuah
(negara beragama), kemudian
ikatan. Antara agama dan berbangsa adalah
manandaskan sikap kemanusiaan yang adil
jodoh yang tidak bisa ditawartawar lagi.
dan beradab, berkebangsaan, dan
Agama memiliki peran begitu penting
mewujudkan demokrasi permusyaratan,
dalam perjuangan kemerdekaan bangsa.
dengan tujuan mewujudkan keadilan sosial
Agama merupakan representasi sebuah
yang merata. Visi keadilan sosial harus
perjuangan teologis berkebangsaan. Maka
menjadi tujuan bersama baik agama
tidak bida dipungkiri oleh siapapun jika
maupun politik.
agama menjadi kekuatan paling penting
Agama hendaknya juga bagi bangsa, melalui toleransi, mengingat
mementingkan keadilan sosial dalam di mana Indonesia memiliki kemajemukan
bingkai kemanusiaan dan demokrasi agama yang luar biasa.
permusyawaratan. Begitu pula harus politik
Penandasan pentingnya toleransi dan
menjadi sebuah perjuangan kebangsaan
kerukunan umat beragama bertujuan
dalam mewujudkan keadilan sosial. Politik
mempertahankan sikap kebangsaan yang
bukanlah perjuangan golongan malainkan
kuat. Bhineka tunggal ika bukan sekedar
kepentingan bangsa. Agama dan politik
slogan tanpa nilai. Ia merupakan
harus menjadi cermin berbangsa dalam
representasi sistem kebudayaan atas
menjalankan visi kebangsaan dalam
pelbagai keragaman kehidupan berbangsa.
bingkai kepancasilaan. Tanpa ideologi
Leluhur bangsa telah jauh lebih dahulu
pancasila agama dan politik bisa saja
menyadari pentingnya kesadaran
berbelok arah, hingga gagal menyelesaikan
bertoleransi antar agama demi kehidupan
visi kebangsaan yang sesuai dengan
berbangsa dan berbhineka.
amanah pancasila.
Saat ini teologi pancasila begitu Islam di Indonesia, namun menjadikannya
penting dan sangat perlu dikuatkan. Melihat media dakwah, bahkan tidak sedikit dari
krisis kebangsaan saat ini, meliputi krisis tradisi pra-Islam masih dipertahankan
keteladanan, sedangkan ketedalanan hingga sekarang. Kenyataan ini
pancasila lah yang paling baik. Di tengah membuktikan kearifan teologis masyarakat
krisis politik demokratis, kembali kepada beragama di Indonesia.
pancasila adalah jalan terbaik dalam
Pada masa-masa kerajaan pun, Islam
membangun persatuan visi. Melihat gejolak
dan agama-agama lainya hampir tidak
terorisme dan radikalisme agama, teologi
pernah ditemukan catatan konflik. Sejarah
pancasila merupakan kunci bagi
banyak menceritakan Islam sangat
perlawanan dari segala aksi teror yang
rekonsiliatif dengan sistem ketata kerajaan,
merusak kebhinekaan berbangsa.
dan hal ini rupanya memberikan ruang
Bagi Indonesia, teologi pancasila sudah positif bagi berkembangnya Islam di bumi
sejak lama menjadi semangat pembebasan. Nusantara. Dengan demikiran konflik
Bahkan teologi pancasila lah yang menjadi agama jelas bukan budaya bangsa kita.
pelopor semangat kemerdekaan. Termasuk Budaya bangsa Indonesia adalah
dalam perumusan pancasila sendiri juga kesantunan, keramahan, dan juga budi
merupakan representasi teologi pancasila. pekerti.
Di mana semua elemen lintas agama dan
Nilai-nilai budi dan etika kultural
budaya duduk bersama merumuskan
bangsa Indonesia ditanamkan dalam
pentingnya menjaga harmoni kehidupan
pancasila. Pancasila menjadi nilai “abadi”
mejamuk bangsa Indonesia.
bagi berlangsungnya kehidupan berbangsa
D. Teologi Pancasila: Teologi dan juga beragama. Para leluhur bangsa
Kebangsaan dan Kerukunan Umat menempatkan nilai-nilai luhur dalam
Beragama pancasila sebagai fondasi bagi terbangunya
Indonesia yang berbudi dan maju dalam
Berdasarkan sejarah agama-agama di
berbangsa. Jadi bisa dikatakan pancasila
Indonesia, corak kultural keagamaan
adalah sistem kebudayaan, sistem nilai,
masyarakat pribumi adalah kesantunan dan
sistem perilaku, sistem politik, dan juga
keluhuran budi. Sebelum Islam datang di
cara beragama bagi masyarakat Indonesia.
Indonesia, agama-agama secara kultural
telah membentuk pribadi yang berbudaya, Belum lagi sejarah kemerdekaan
Bukti dari kehidupan kultural rakyat bangsa Indonesia, erat kaitannya landasan
pribumi bisa dirasakan hingga sekarang, teologis menjadi pemicu semangat
seperti tradisi sembahyang, gamelan, seni perjuangan kemerdekaan. Semua elemen
wayang, dan sebagainya. Melalui budaya lintas suku, budaya, agama, bahu membahu
demikian pribudi berbudi rakyat pribumi menumpahkan darah juang demi Indonesia.
kental dengan nilai-nilai luhur berupa Dengan demikian teologi kebangsaan
kerukunan dan kesantunan (Wijaya, 2011, merupakan teologi perjuangaan dan
hal. 184). pembebasan. Teologi ini menginspirasi
semangat kegigihan para prajurit dalam
Islam datang di Indonesia penuh dengan
berjihad mewujudkan kedaulatan NKRI.
penghargaan-penghargaan kultural. Peran
walisongo erat kaitannya dengan dakwah Jadi, pancasila adalah landasan penting
kultural Islam Indonesia. Para wali sama bagi kokohnya NKRI. Pancasila adalah
sekali tidak menghapus tradisi kultural pra- representasi perjuangan semua etnis suku,
agama dan budaya. Kekuatan pancasila membentuk keadilan dan keadaban, baik
sebagai landasan perjuangan telah dalam praktik keagamaan maupun
membakar semangat pembebasan, dari kemanusiaan.
kungkungan penjajahan kepada
Ketiga, kebangsaan, agama
kemerdekaan. Hingga Indonesia telah
memerlukan sejarah, membutuhkan rumah,
benar-benar merdeka dari penjajahan asing.
dan penting memiliki status kebangsaan.
Sudah semestinya perjuangan teologis
Nasionalisme adalah ibadah kebangsaan
kebangsaan ini hingga sekarang menjadi
yang perlu ditegaskan. Menjaga tanah air
titik gerakan dalam memperjuangkan
adalah bagian dari iman. Dalam visi
kedaulatan bangsa dan nasionalisme.
kebangsaan ini terdapat misi perjuangan.
Konsep teologi pancasila ini memiliki Maka semua agama tanpa status golongan
lima prinsip nilai. Kelimanya dengan jelas memiliki kewajiban yang sama dalam
terkandung dalam kelima sila pancasila. membela tanah airnya. Agama dan
Dengan demikian kelima sila dalam kebangsaan adalah sinergi dialog kreatif
pancasila harus menjadi visi keberagamaan dalam melahirkan budaya persatuan dan
dalam bingkai nasionalisme dan kebangsaa. kesatuan. Melalui kebangsaan toleransi
Pertama, berketuhanan, melalui prinsip agama akan dengan mudah disatukan,
terang pancasila menegaskan Indonesia dengan visi ini pula toleransi di Indonesia
sebagai negara berketuhanan. “negara bisa menjadi kiblat bagi cita-cita
beragama”. Dengan begitu Indonesia perdamaian agama-agama di dunia.
adalah negara pancasila. Bukan negara
Keempat, demokrasi permusyawaratan,
agama tertentu, melainkan milik semua
melalui partisipasi politik semua agama
agama. Pemahaman final Indonesia adalah
memiliki hak yang sama. Hak sipil-politik
pancasila maka semua agama akan
dan hak sosial-budaya. Tidak ada mayoritas
menjalankan visi berketuhanan yang
dan minoritas. Keduanya mendapat
berkebangsaan. Artinya, beragama akan
perlakuan sama dalam kacamata
menjalankan praktik sosial-keagamaan
demokrasi. Kesadaran demokrasi ini
dalam visi kebangsaan, merawat
penting bagi agama-agama, agar tidak ada
demokrasi, dan menjaga NKRI. Dan atas
cela saling hina jika ada agama minoritas
nama kebangsaan, toleransi antar agama
misalnya, maju sebagai kandidat calon
benar-benar akan terjalin dengan kuat demi
presiden/gubernur. Karena Indonesia
terciptanya budaya bangsa yang
menegaskan demokrasi permusyawatan,
berkesatuan.
dalam bingkai teologi pancasila maka
Kedua, berkemanusiaan, prinsip ini amanah ini perlu benar-benar dipraktikan
penting bagi kehidupan agama-agama di dalam kehidupan beragama.
Indonesia. Selain tujuan kemanusiaan antar
Kelima, keadilan sosial, prinsip ini
agama, tujuan kemanusiaan global juga
adalah tujuan paripurna kehidupan
perlu ditegaskan, apalagi menyangkut
berbangsa. Dari semua prinsip sila
kemanusiaan dan HAM. Selama ini agama
sebelumnya, keadilan sosial adalah muara
menjadi garda depan melahirkan manusia
kehidupan berbangsa. Kehidupan sosial
yang berakhlak dan bermoral. Secara tegas
mesti menjadi garis depan setiap gerak
hal serupa pula juga ada dalam amanak
gerik keagamaan dan kebangsaan.
pancasila untuk membentuk manusia yang
Mewujudkan keadilan sosial ini adalah visi
adil dan beradab. Untuk itu agama juga erat
kebangsaan, dan harus direalisasikan oleh
memiliki tanggungjawab dalam
semua kepentingan elemen bangsa. Agama
memiliki peran sangat penting dalam Indonesia bukan negara agama (Negara
menjabarkan keadilan sosial lebih luas. Islam) karena penduduknya mayoritas
Agama sebagai elemen ketundukan, dan Islam. Juga bukan negara sekuler, karena
erat dengan sensitifitas keyakinan maka pancasila dan undang-undang memberikan
keadilan sosial akan menjadi perekat visi tempat bagi agama-agama. Menurutnya,
misi bersama sekaligus menjadi nilai pancasila adalah jalan tengah di mana ada
kebangsaan yang wajib dijalankan. Baik tempat khusus bagi agama. Dalam
dalam keadilan politik, ekonomi, sosial ungkapan ini dapat dipahami bahwa
maupun budaya. Indonesia adalah negara berdasarkan
pancasila.
Melalui penjabaran di atas, maka terang
sudah bahwa teologi pancasila adalah Ungkapan yang sama juga disampaikan
prinsip kebangsaan dan nasionalisme. oleh Nasaruddin Umar mengungkapkan
Pancasila sebagai identitas bangsa, juga bahwa Indonesia adalah Negara pancasila.
merupakan identitas kehidupan beragama. Bukan Negara agama maupun Negara
Tujuannya menjaga demokrasi demi sekuler. Agama mendapatkan tempat
terbangunnya toleransi dan kerukunan umat khusus bagi agama, karena memang agama
beragama. Menteri Agama RI Lukman berperan penting dalam menjaga
Hakim Saifuddin pernah menerangkan kepentingan-kepentingan bangsa. Sampai
(dalam konteks fikih kebhinekaan), bahwa di sini maka terang sudah bahwa agama
representasi kebangsaan dalam kehidupan mesti menjadikan pancasila sebagai
keagamaan harus menampilkan budaya ideologi agama dalam hidup bernegara
arif, wujud dari sikap itu maka konsep (Umar, 2014, hal. 261).
keagamaan harus menghadirkan Islam
Akhir-akhir ini sentiment agama dan
moderat, toleran, dan ramah budaya. Nilai-
politik sedang hangat diperbincangkan.
nilai ini terkandung dalam pancasila, maka
Bahkan ada aksi bela agama yang banyak
teologi pancasila posisinya sangat penting
dikhawatirkan berindikasi makar dan
dan perlu dikuatkan dalam kehidupan umat
berusaha melawan negara. kekhawatiran ini
beragama di Indonesia (Lukman, 2015, hal.
wajar terutama untuk menjaga stabilitas
17).
kehidupan berbangsa. Sudah tepat sikap
E. Pancasila Sebagai Ideologi pemerintah menguatkan kembali pancasila
Keagamaan di Indonesia dan kebhinekaan di tengah gelombang
radikalisme agama.
Pancasila merupakan ideologi dan
falsafah negara. Pancasila dirumuskan Penguatan pancasila sebagai ideologi
berdasarkan identitas kultural kehidupan agama menjadi benteng kedaulatan bangsa.
masyarakat Indonesia yang multi-etnis, aksi teror dan sejenisnya merupakan
multi-budaya dan multi-agama. Sebagai penyakit demokrasi yang perlu ditindak
ideologi negara pancasila pantas dan layak tegas. Apalagi radikalisme agama yang
menghilhami setiap sendi kehidupan berujung pada sikap makar. Maka
bangsa, baik sosial, politik, budaya dan juga mentalitas pancasila diperlukan dalam
agama. menjaga kekuatan kebangsaan linta sosial
dan budaya. Semua elemen bangsa harus
Indonesia adalah negara pancasila
memahami betul kewajibannya sebagai
bukan negara agama,Indonesia adalah
warga negara dalam menjaga kedaulatan
negara beragama berdasarkan pancasila.
NKRI.
Sebagaimana ungkapan Azyumardi Azra,
Munculnya konflik internal agama,
bahkan eksternal hingga menganggu
stabilitas kehidupan berbangsa adalah
karena lemah dan rapuhnya pancasila.
Untuk menjaga harmoni hidup berbangsa,
pancasila harus ditegaskan sebagai ideologi
agama dalam kehidupan bernegara.
Sehingga tidak akan ada kecurigaan sikap
saling cemburu antar pelbagai kepentingan.
Karena tujuan semua elemen kehidupan
berbangsa adalah untuk mewujudkan
keadilan sosial yang merata.
SIMPULAN
Teologi pancasila merupakan
representasi masyarakat Indonesia yang
multietnis, multikultural dan multi-agama.
Pancasila sebagai ideologi dan falsafah
negara menjadi acuan nilai bagi kerukunan
dan toleransi antar pemeluk agama. Prinsi-
prinsip pancasila, yakni berketuhanan,
berkemanusiaan, berkebangsaan,
berdemokrasi, dan berkeadilan sosial, mesti
menjadi visi bersama bagi tiap sendi
kehidupan berbangsa. Melalui nilai-nilai
tersebut dengan mudah akan terjalin
kehidupan harmoni agama, politik, sosial,
budaya, dan juga ekonomi.
Mengingat Indonesia memiliki
keragaman agama dan budaya, pancasila
adalah jalan kunci bagi terbangunnya
stabilitas nasional. Adapun munculnya aksi
teror dan radikalisme agama adalah karena
mulai pudar dan rapuhnya ideologi
pancasila. Untuk itu pancasila harus
dikuatkan sebagai mentalitas kehidupan
berbangsa. Termasuk dalam kehidupan
beragama, pancasila harus menjadi
landasan teologis, sehingga kehidupan
umat beragama dapat terwujud dengan
tidak ada saling klaim tuduh salah benar,
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. (2009). Falsafah Kalam di Era Post-Modernisme. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.
Arif, S. (2016). Falsafah Kebudayaan Pancasila: Nilai dan Kontradiksi
Sosialnya. Jakarta: Gramedia.
Hanafi, A. (1974). Theology Islam (Ilmu Kalam). Jakarta: Bulan Bintang.
Hanafi, H. (1988). Min al-Aqidah ila al-Tsawrah al-Muqaddimat al-
Nadhariyat. Beirut: Dar al-Tanwir li al-Thiba’ah wa al-Nasyr
Hornby. (1995). Oxford Advanced Learner’s Dectionary of Curretn English.
New York: Oxford University Press.
Karim, M. A. (2007). Islam Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Book Publiser.
Latif, Y. (2011). Negara Paripurna, Historisitas, Rasionalitas dan Aktualisasi
Pancasila. Jakarta: Gramedia
. __________. (2015). Bhineka Tunggal Ika: Suatu Konsepsi Dialog
Keragaman Budaya. Dalam W. Gunawan (ed), Fikih Kebhinekaan.
Jakarta:Mizan.
Mas’udi, M. F. (2015). Syarah Konstitusi: UUD 1945 dalam Perspektif Islam.
Dalam A. Sahal (ed), Islam Nusantara. Jakarta: Mizan.
Qodir, Z. (2015). Pemikiran Islam, Multikulturalisme dan Kewargaan. Dalam
W. Gunawan (ed), Fikih Kebhinekaan. Jakarta: Mizan.
Saifuddin, L. H. (2015). Sambutan Menteri Agama Republik Indonesia.
Dalam W. Gunawan (ed), Fikih Kebhinekaan. Jakarta: Mizan.
Sunardi. (2009). Nietzsche. Yogyakarta: LKiS. Umar, N. (2014). Islam
Fungsional: Revitalisasi dan Reaktualisasi Nilai-Nilai Keislaman. Jakarta:
Gramedia.
Wahid, A. (2010). Tuhan Tidak Perlu Dibela. Yogyakarta: LKiS.
Wijaya, A. (2011). Menusantarakan Islam. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.
Wolfson, H. A. (1976). The Philosophy of the Kalam. Cambride: Harvard
University Press.

Anda mungkin juga menyukai