Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH/TUGAS TUTORIAL

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER:

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA4316/Hukum Bisnis
Tugas : 1
Penulis Soal/Institusi : Etty Susanty, S.E, M.Si
Penelaah Soal//Institusi : Hery Susanto, S.E, M.M
TIK : Memberikan pemahaman tentang hukum bisnis, hukum perjanjian dan
asuransi terkait dengan dasar hubungan hukum yang timbul dalam
kegiatan bisnis
Pokok Bahasan : Mengenal Hukum Bisnis, Hukum Perjanjian dan Asuransi

No Soal Skor
1. Jelaskan subyek dan obyek hukum bisnis! Buat contoh kasus subyek dan obyek
30
hukum!
2. Apa arti pengertian Wan Prestasi? Apa akibatnya? 30
3. Jelaskan prinsip dasar asuransi! Berikan contoh-contohnya! 40
Skor Total 100
Jawaban
1. Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk
bertindak dalam hukum. Sedangkan Objek Hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat
bagi subjek hukum dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum. Objek hukum
berupa benda atau barang ataupun hak yang dapat dimiliki dan bernilai ekonomis. Contoh
objek hokum : benda tetap : mesin mesin pabrik atau alat atlat pabrik benda bergerak, saham
saham perusahaan dan undang undang

2. Wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak dipenuhi atau ingkar janji
atau kelalaian yang dilakukan oleh debitur baik karena tidak melaksanakan apa yang
telah diperjanjikan maupun malah melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak
boleh dilakukan. Wanprestasi memberikan akibat hukum terhadap pihak yang
melakukannya dan membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak yang
dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk memberikan ganti
rugi, sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu pihak pun yang dirugikan
karena wanprestasi tersebut. Penyembabnya adalah kelalaian dari pihak debitur,
pembatalan perjanjian

3. Ada enam dalam prinsip dasar asuransi

 Insurable interest
 Utmoth ghost faith
 Proximate cause
 Indemnity
 Subrogation
 Contribution
Prinsip Insurable interest adalah hak untuk mengasuransikan yang dilakukan karena
adanya hubungan atau kepentingan. Kepentingan untuk berasuransi tersebut antara tertanggung
dan yang diasuransikan. Misalnya, kamu mengambil asuransi jiwa sebagai tertanggung dan
pihak yang ditunjuk adalah pasangan kamu. Keputusan tersebut diambil karena pihak yang
ditunjuk akan merugi bila terjadi risiko pada tertanggung.

Prinsip asuransi satu ini disebut pula sebagai itikad baik. Jadi, perjanjian yang akan dibuat
harus didasarkan pada fakta-fakta dan tentu saja jujur. Jadi, calon tertanggung harus
menyampaikan kondisi yang lengkap dan akurat. Dari informasi tersebut, pihak perusahaan pun
dapat menentukan premi yang sesuai untuk calon tertanggung. Selain itu, informasi tadi juga
digunakan untuk menyetujui ataupun menolak pengajuan klaim.

Proximate cause secara sederhana adalah penyebab utama paling awal. Prinsip ini sangat
diperlukan karena dalam asuransi terdapat kesulitan untuk tentukan penyebab utama. Contohnya
saja dalam satu kejadian terjadi peristiwa berturut-turut yang menyebabkan kerugian. Sebagai
contoh, rumah terbakar pada saat terjadi kebakaran dan angin topan sekaligus. Dari peristiwa
tersebut untuk melakukan klaim asuransi rumah harus dirunut mana yang terjadi terlebih dahulu.

Sering disebut sebagai prinsip ganti-rugi. Prinsip ini mengatur pihak perusahaan asuransi untuk
membayarkan penggantian kerugian sesuai premi. Ganti rugi tersebut bisa lebih kecil dari
kesepakatan namun tidak bisa lebih besar.
Subrogation adalah prinsip pengalihan hak dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
sudah dibayarkan. Jadi hak subrogation atau subrogasi ini akan beralih ke pihak perusahaan
asuransi. Berikut beberapa keadaaan yang memunculkan prinsip subrogasi: Contoh kasus, mobil
A telah diasuransikan pada perusahaan XYZ. Kemudian, terjadi kecelakaan dimana mobil A
ditabrak oleh mobil B. Pihak perusahaan asuransi XYZ akan membayarkan klaim mobil A.

Contribution dalam prinsip asuransi mengatur hak penanggung untuk mengajak penanggung
lainnya untuk sama-sama menanggung. Sebagai contoh, Pak A memiliki dua polis asuransi yang
sama yaitu asuransi X dan asuransi Y. Kemudian, Pak A mengalami kerugian dengan total Rp
100 juta.

Anda mungkin juga menyukai