Anda di halaman 1dari 19

TUPOKSI KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN

MUTUSEKOLAH

MAKALAH
Diajukan Sebagai Bahan Pemaparan dalam Seleksi Calon Kepala Sekolah

Disusun Oleh :
Nama : Dwi Harmelia, S.Pd.,M.Biomed
NIP : 197310292000122001
Tempat Tugas : SMA Negeri 39 Jakarta

DINAS PENDIDIKAN DKI JAKARTA


TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia,
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
“Tupoksi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Prestasi Sekolah.”

Karya tulis ini dibuat sebagai bahan pemaparan Kegiatan Seleksi Calon Kepala
Sekolah.

Dengan terselesaikannya karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan bantuan dalam pembuatan karya tulis
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki, penulis sadar bahwa karya tulis ini masih
banyak kekurangannya, untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi orang lain
dan khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................. 6
C. Tujuan Penulisan.................................................................. 6
D. Manfaat Penulisan ............................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Standar Nasional Pendidikan................................................. 7
B. Mutu Pendidikan ................................................................... 10
C. Tupoksi Kepala Sekolah ....................................................... 13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor

utama dalam pembentukan

pribadi manusia.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter
manusia. Hal itu menyebabkan pemerintah sangat serius menangani
pendidikan dan berusaha terus untuk peningkatan mutu pendidikan,
sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi
penerus bangsa yang berkualitas dan mampu mengadakan perubahan
kearah yang lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sebuah komitmen
Pemerintah Republik Indonesia yang diterapkan melalui berbagai peraturan
perundangan terkait sistem pendidikan nasional. Salah satu kebijakan yang
telah diambil adalah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim
(2007:56) mengatakan bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan
mutu pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima faktor yang
dominan, salah satunya Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah

4
harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau
bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah
dalam bekerja, memberikan layananyang optimal, dan disiplin kerja yang
kuat.
Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan
mengelola satuan pendidikan.Dalam menjalankan tugas sebagai Kepala
Sekolah mengacu pada peraturan yang berlaku. Permendikbudnomor 6
tahun 2018mengatur tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah,
mengamanatkan bahwa kepala sekolah memiliki beban kerja sepenuhnya
untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan
kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan.
Beban kerja Kepala Sekolah tersebut bertujuan untuk mengembangkan
sekolah dan meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar
nasional pendidikan. Apabila terjadi kekurangan guru pada satuan
pendidikan, Kepala Sekolah dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau
pembimbingan agar proses pembelajaran atau pembimbingan tetap
berlangsung pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Tugas
pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan di
luar tugas pokoknya sebagai Kepala Sekolah.

Selama menjalankan tugas pokoknya, Kepala Sekolah akan dinilai oleh


kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota atau penyelenggara pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat dibantu oleh pengawas
sekolah.Penilaian prestasi kerja Kepala Sekolah dilakukan secara berkala
setiap tahunmeliputi Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku, serta
kehadiran. Penilaian prestasi kerja dilakukan berbasis bukti fisik
peningkatan mutu 8 (delapan) standar nasional pendidikan.Komponen
penilaian prestasi kerja meliputi sebagai berikut:
a. hasil pelaksanaan tugas manajerial;
b. hasil pengembangan kewirausahaan;
c. hasil pelaksanaan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan;
d. hasil pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; dan
e. tugas tambahan di luar tugas pokok.

5
Jabatan kepala sekolah merupakan jabatan yang sangat strategis,
karena menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan dalam
keberhasilan di satuan pendidikan. Beberapa pendapat menunjukkan
bahwa sekolah yang berhasil dalam meningkatkan mutu sekolah
merupakan hasil dari tindakan Kepala Sekolah sebagai pemimpin. Sekolah
yang berkualitas tidak mungkin dipimpin oleh Kepala Sekolah yang tidak
memiliki pemahaman tentang tugas pokok dan fungsinya. Melihat
pentingnya tugas dan fungsi Kepala Sekolah sebagai pemimpin maka usaha
untuk meningkatkan kinerja yang lebih tinggi bukanlah pekerjaan mudah
bagi Kepala Sekolah karena kegiatan berlangsung dalam sebuah proses
panjang yang direncanakan dan diprogram secara baik pula.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka makalah ini akan membahas


tentang tugas pokok Kepala Sekolah dalam pengembangan dan
peningkatan mutu sekolah untuk pemenuhan 8 standar nasional
pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tupoksi Kepala Sekolah dalam pengembangan dan
peningkatan mutu sekolah untuk pemenuhan 8 standar pendidikan
nasional ?
2. Bagaimana cara Kepala Sekolah meningkatkan mutu sekolah
melalui tupoksi Kepala Sekolah

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan dari
penulisan karya tulis ini antara lain:
1. Untuk mengetahui tugas pokok Kepala
Sekolah dalam pengembangan dan peningkatan mutu sekolah untuk
pemenuhan 8 standar pendidikan nasional
2. Untuk mengetahui cara kepala sekolah
meningkatkan mutu sekolah melalui tupoksi.

6
D. Manfaat Penulisan

1. Memberikan pengetahuan secara rinci tentang tupoksi kepala


sekolah.
2. Menambah wawasan tentang peningkatan mutu melalui
pemahaman tupoksi Kepala Sekolah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar Nasional Pendidikan


Standar Nasional Pendidikan adalah suatu kriteria atau standar
minimal terkait pelaksanaan sistem pendidikan yang ada di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fungsi dari Standar Nasional
Pendidikan ini adalah sebagai dasar dalam melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan
nasional yang berkualitas. Sedangkan tujuan utama dari Standar Nasional
Pendidikan adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk karakter dan
peradaban bangsa yang bermartabat.
Menurut penjelasan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),
berikut ini adalah 8 standar pendidikan nasional di Indonesia:

1. Standar Isi
Hal-hal yang diatur dalam Standar Isi mencakup materi minimal dan
tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal
untuk jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Di dalam Standar Isi terdapat

7
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

2. Standar Kompetensi Lulusan


Pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
menggunakan Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah. Hal-hal yang diatur dalam Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) mencakup standar kompetensi lulusan minimal satuan
pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal
kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran.

3. Standar Proses Pendidikan


Dalam pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk aktif berpartisipasi. Proses belajar-mengajar ini juga
memberikan ruang bagi kreativitas, prakarsa, dan kemandirian sesuai
dengan minat, bakat, dan perkembangan psikologis/ fisik para peserta
didik.

4. Standar Sarana dan Prasarana


Semua satuan pendidikan harus dilengkapi dengan sarana pendidikan
seperti media pendidikan, peralatan pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, perabot, dan perlengkapan lainnya. Semua satuan pendidikan
harus dilengkapi dengan prasarana pendidikan seperti lahan, ruang kelas,
ruang pendidik, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang perpustakaan,
dan prasarana pendukung lainnya.

5. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan mencakup tiga bagian, yaitu;
 Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.
 Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
 Standar pengelolaan oleh Pemerintah.

8
6. Standar Pembiayaan Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Pembiayaan Pendidikan
adalah biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
 Biaya investasi satuan pendidikan mencakup biaya pengadaan
prasarana dan sarana pendidikan, modal kerja tetap, dan
pengembangan sumber daya manusia.
 Biaya operasi satuan pendidikan mencakup gaji tenaga pendidik,
peralatan pendidikan, biaya pemeliharaan saran dan prasarana,
pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
 Biaya personal mencakup biaya pendidikan yang harus dibayar
peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar-mengajar.
7. Standar Penilaian Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Penilaian Pendidikan
diantaranya penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

8. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tenaga pendidik atau guru harus mempunyai kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat rohani dan jasmani, serta
mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pendidik harus memiliki ijazah dan/ atau sertifikat keahlian sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Adapun kompetensi yang
harus dimiliki oleh tenaga pendidik adalah sebagai berikut:
 Kompetensi pedagogik
 Kompetensi kepribadian
 Kompetensi profesional
 Kompetensi sosial

Delapan SNP tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling terkait antara satu
dengan yang lain dalam urutan input, proses, output dan outcome. Standar
komptensi lulusan (SKL) sebagai output dan outcome, menjadi patokan

9
terhadap tujuh standar lainnya (standar isi, proses, penilaian, ditendik,
sarpras, pengelolaan, dan biaya).

B. Mutu pendidikan
Mutu pendidikan di satuan pendidikan dapat dicapai apabila satuan
pendidikan dapat memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan
(SNP) secara bertahap dan berkelanjutan. Standar Nasional Pendidikan
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (UUSPN Nomor 20 Tahun
2003, Pasal 1 ayat (17). SNP meliputi delapan standar, yaitu 1) standar isi,
2) standar proses, 3) standar kompetensi lulusan (SKL), 4) standar pendidik
dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar
pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.
Dalam hal ini, kepala sekolah bertugas untuk meningkatkan mutu sekolah
melalui pencapaian SNP sesuai dengan kewenangannya.
Fungsi standar nasional pendidikan adalah sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Sementara itu standar
nasional pendidikan ini bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk peradaban
serta watak bangsa yang bermartabat. Peningkatan mutu sekolah
berdasarkan delapan standar nasional pendidikan oleh kepala sekolah
dapat dipolakan dalam diagram berikut ini.

10
Diagram Pola Pikir Peningkatan Mutu sekolah berdasarkan delapan standar pendidikan

Pada intinya pemenuhan SNP adalah pencapaian kompetensi lulusan


sebagai tujuan akhir. Upaya itu dilakukan melalui layanan standar isi,
proses, dan penilaian. Untuk mendukung layanan tersebut dibutuhkan
pendukung layanan dalam bentuk sarana dan prasarana, pendidik dan
tenaga kependidikan, pembiayaan, dan pengelolaan. Peningkatan mutu
sekolah dengan pendekatan standar nasional pendidikan di tingkat sekolah
diintegrasikan dalam berbagai kegiatan yang dituangkan dalam bentuk
perencanaan, pelaksanaan dan program sekolah. Program-program yang
yang ada di sekolah meliputi komponen kesiswaan dan kurikulum.
Salah satu indikator keberhasilan kepemimpinan seorang kepala sekolah
diukur dari mutu pendidikan yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Dalam
konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output
pendidikan (Depdiknas, 2001:5). Input pendidikan adalah segala sesuatu
yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses.
Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang
lain dengan mengintegrasikan input sekolah sehingga mampu menciptakan
situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu
mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu

11
memberdayakan peserta didik. Output pendidikan adalah merupakan
kinerja sekolah yang dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya,
produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, dan moral kerjanya.
Dalam konsep yang lebih luas, mutu pendidikan mempunyai makna
sebagai suatu kadar proses dan hasil pendidikan secara keseluruhan yang
ditetapkan sesuai dengan pendekatan dan kriteria tertentu (Surya,
2002:12).
Proses pendidikan yang bermutu ditentukan oleh berbagai unsur dinamis
yang akan ada dalam sekolah itu sendiri dan lingkungannya sebagai suatu
kesatuan sistem. Menurut Townsend dan Butterworth (1992:35)dalam
bukunya Your Child’s Scholl, ada sepuluh faktor penentu terwujudnya
proses pendidikan yang bermutu, yakni keefektifan kepemimpinan kepala
sekolah; partisipasi dan rasa tanggung jawab guru dan staf; proses belajar-
mengajar yang efektif;pengembangan staf yang terprogram; kurikulum yang
relevan; memiliki visi dan misi yang jelas; iklim sekolah yang kondusif;
penilaian diri terhadap kekuatan dan kelemahan; komunikasi efektif baik
internal maupun eksternal; serta keterlibatan orang tua dan masyarakat
secara instrinsik.
Berdasarkan konsep mutu pendidikan tersebut maka dapat dipahami
bahwa pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan
faktor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor
proses pendidikan.Input pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada
dalam batas-batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat secara
otomatis meningkatkan mutu pendidikan (school resources are necessary
but not sufficient condition to improve student achievement).
Dalam konteks pendidikan pengertian mutu, dalam hal ini mengacu
pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam “proses pendidikan”
yang bermutu terlibat berbagai input, seperti bahan ajar (kognitif, afektif,
atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana
sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya
lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Mutu pendidikan nasional
yang tercermin dalam kompetensi lulusan satuan-satuan pendidikan
dipengaruhi oleh berbagai komponen seperti proses, isi, pendidik dan

12
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaam, dan
penilaian pendidikan yang dapat digambarkan dalam konstelasi mutu
pendidikan sebagai berikut.
Mutu pendidikan dicerminkan oleh kompetensi lulusan yang
dipengaruhi oleh kualitas proses dan isi pendidikan. Pencapaian
kompetensi lulusan yang memenuhi standar harus didukung oleh isi dan
proses pendidikan yang juga memenuhi standar. Perwujudan proses
pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh kinerja pendidik dan tenaga
kependidikan, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana, kualitas
pengelolaan, ketersediaan dana, dan system penilaian yang valid, obyektif,
dan tegas. Oleh karena itu perwujudan pendidikan nasional yang bermutu
harus didukung oleh isi dan proses pendidikan yang memenuhi standar,
pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar kualifikasi
akademik dan kompetensi agar berkinerja optimal, serta sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan yang memenuhi standar.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah


Keberhasilan organisasi sekolah banyak ditentukan keberhasilan kepala
sekolah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala
sekolah. Tugas pokok dan fungsi Kepala Sekolah adalah seperangkat sikap
dan perilaku yang harus dilakukan sesuai dengan posisinya dalam
organisasi. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu
kepala sekolah harus mengetahui tugas pokok dan fungsi kepala sekolah.
Tugas Kepala Sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas
pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada
Guru dan tenaga kependidikan. Adapun tugas tersebut dapat dilihat dari
uraian berikut.
1. Manajerial
1) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
2) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan.

13
3) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah/ madrasah secara optimal.
4) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
5) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.Mengelola hubungan
sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan
ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah.
8) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,
dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
9) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
10) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
11) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.
12) Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di
sekolah/madrasah.
13) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
14) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
15) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekodalah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tink lanjutnya.

2. Kewirausahaan

14
1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah
sebagai organisasi pembelajar yang efektif.
3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

3. Supervisi
1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru.

Dalam rangka memaksimalkan tupoksi tersebut, kepala sekolah paling


tidak harus memiliki beberapa hal, diantaranya :
a. Memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalitas
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah
b. Memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan pendidik dan tenaga
kependidikan melalui kerjasama, dan memberikan kesempatan kepada
pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kemampuan
profesinya dan mendorong keterlibatan dalam berbagai kegiatan di
sekolah
c. Memiliki hubungan erat dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan
peningkatan mutu sekolah dan mendukung keterlaksanaan seluruh
program sekolah

15
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
e. Mampu memberikan petunjuk dan pengarahan, meningkatkan
kemampuan pendididk dan tenaga kependidikan, membuka komunikasi
dua arah dan mendelegasikan tugas secara proporsional
f. Memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis
dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap
kegiatan, memberi teladan kepada seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan
g. Memiliki strategi yang tepat untuk memberi motivasi kepada pendidik
dan tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan
fungsinya
h. Menjadi figur teladan yang dapat dijadikan contoh dan teladan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh kepala sekolah untuk
memajukan sekolahnya, James Harvey dalam tulisannya berjudul
“The School Principal as Leader: Guiding Schools to Better Teaching
and Learninga” mengatakan,seorang kepala sekolah harus melakukan lima
hal kunci, yakni:
1. Merumuskan visi untuk kemajuan dan keberhasilan
akademik siswa
2. Menciptakan suasana sekolah yang sangat layak untuk
pendidikan danpembelajaran
3. Menanamkan sikap kepemimpinan terhadap seluruh staf
akademik dan nonakademik
4. Meningkatkan pembelajaran
5. Mengelola seluruh pendidik dan tenaga kependidikan
untuk mengelola proses layanan akademik dan non-akademik dalam
rangka mempercepat kemajuan

Di samping itu semua, ada hal yang sangat krusial yang harus
dilakukan kepala sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan
yang menjadi tanggung jawabnya, yakni peningkatan kualitas proses dan

16
hasil belajar. Kunci utama peningkatan mutu tersebut adalah guru.
Pendidikan yang baik harus ditopang oleh guru yang memiliki kapabilitas,
loyalitas dan integritas, serta akuntabilitas pelaksanaan tugas. Untuk
keempat tagihan utama tersebut, guru harus bersikap profesional. Kepala
sekolah harus memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan,
meningkatkan dan memelihara profesionalisme para guru di
sekolah/madrasah nya. Untuk itu, seorang kepala sekolah harus
melakukan delapan (8) langkah sebagai berikut :
1. Selalu melakukan analisis terhadap basil belajar siswa, khususnya
analisis terhadap hasil ujian siswa, dengan mengkaji perbedaan antara
hasil belajar dengan tujuan danstandar kompetensi siswa.
2. Melibatkan guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa,
dan meningkatkan pengalaman belajar mereka untuk mencapai spa
yang mereka butuhkan.
3. Melakukan analisis apakah program sekolah sesuai dengan kegiatan
harian guru.
4. Melakukan analisis apakah program-program yang sudah diorganisisr
mash efisien untuk mengatasi masalah.
5. Melakukan analisis apakah kegiatan yang sedang berjalan dan
program belajarberikutnya mendukung terhadap kebutuhan studi
lanjut.
6. Melakukan evaluasi bersama dengan menggunakan data dari
beragam sumber belajar siswa dan bahan ajar yang diajarkan guru.
7. Memberi kesempatan bagi guru untuk akses pada teori-teori yang
mendasari pengetahuan, ketrampilan yang mereka pelajari.
8. Melakukan analisis apakah program pembelajaran siswa sesuai
dengan tujuan melakukan perubahan yang komprehensif pada siswa,
dan apakah program perubahan tersebut fokus pada kemajuan belajar
siswa.

17
BAB III
PENUTUP

B. Kesimpulan
1. Kepala Sekolah mengatur tugas pokok dan fungsi Kepala Sekolah
dalam mengembangkan sekolah dan meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan.
2. Tugas pokok yang yang menjadi beban kerja Kepala Sekolah meliputi
tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan
supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan.

18
3. Kepala Sekolah bertanggung jawab pada fungsi kontrolling dan tindak
lanjut dalam pelaksanaan 8 (delapan) standar nasional pendidikan
sebagai barometer penilaian kinerja.
4. Mutu pendidikan nasional tercermin pada pencapaian kompetensi
lulusan dengan memperhatikan ketercapaian 8 (delapan) standar
nasional pendidikan

C. Saran
1. Kepala Sekolah memiliki kompetensi yang layak untuk
dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi demi peningkatan mutu.
5. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha memahami dan
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai 8 (delapan) standar
nasional pendidikan sehingga terwujud sekolah yang efektif, efisien
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

19

Anda mungkin juga menyukai