peningkatan resiko stunting. Adapun manusia, di setiap gram makanan akibat dari Stunting yaitu selain mengandung zat yang mampu memenuhi terhentinya perkembangan fisik balita, kebutuhan untuk membantu tumbuh perkembangan otaknya pun tidak kembang tubuh. Konsumsi makanan sempurna sehingga mengakibatkan daya bergizi sangat diperlukan terutama untuk tangkap otaknya menurun, prevalensi perkembangan pada 1000 Hari Pertama stunting yang tinggi dan tanpa Kehidupan agar terbebas dari stunting. penyelesaian akan ber akibat penurunan Stunting yaitu kondisi kekurangan gizi terhadap kualitas penurunan sumberdaya kronis yang terjadi dalam waktu yang manusia masa depan bangsa. Pada cukup lama, sehingga menghambat realitanya permasalahan gizi Stunting tidak tumbuh kembang anak. Sebenarnya hanya terjadi di kota-kota besar, Stunting Makanan yang dikonsumispun tidak perlu juga menjadi masalah tersendiri di wilayah mahal, namun yang memiliki nilai gizi terkecil Indonesia, yaitu pedesaan. Seperti tinggi, sehingga dapat memenuhi halnya yang terjadi di wilayah pekon kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh. Ambarawa Timur, Kecamatan Ambarawa, Kurangnya pengetahuan masyarakat Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. terhadap pentingnya mengkonsumsi Secara demografis, pekon Ambarawa makanan bergizi seimbang dapat Timur merupakan salah satu Pekon atau mempengaruhi keluarga dalam penyajian Desa yang berada di Kecamatan makanan yang bergizi baik, sehingga hal Ambarawa Kabupaten Pringsewu Provinsi ini bisa juga mengakibatkan banyaknya Lampung yang memiliki luas wilayah balita, remaja dan ibu hamil mengalami sekitar 301,6 Ha dengan populasi kekurangan gizi kronis, hal ini memicu penduduk sebanyak 1.597 jiwa dan jumlah Kader BKB, dan Kader Posyandu. KK sebanyak 501 KK. Kerjasama yang dilakukan baik oleh tim kerja pekon, Bidan Desa, PLKB serta para Penyebab dari permasalahan Stunting di Kader dalam penurunan stunting yang wilayah pekon Ambarawa Timur diawali dengan menggunakan hasil disebabkan oleh beberapa faktor , pendataan keluarga beresiko stunting dan diantaranya adalah masih banyaknya pengumpulan data jumlah anak stunting di orang tua balita yang menganggap Pekon Ambarawa Timur. Dari koordinasi stunting sebagai hal sepele sehingga itu diketahui bahwa pada tahun 2019 enggan datang ke posyandu untuk pekon Ambarawa Timur tercatat sebanyak mengikuti kegiatan penimbangan pada 24 Balita atau 85% dari banyaknya Balita buah hatinya, masih adanya balita yang Pekon Ambarawa Timur yang mengalami tidak boleh di imunisasi, masih banyaknya permasalahan kurang gizi.. Tingginya masyarakat yang mengkonsumsi air angka prevalensi stunting tersebut yang minum tidak direbus, serta masih banyak menjadikan Pekon Ambarawa Timur pula Pasangan Usia Subur (PUS) sasaran dinyatakan sebagai lokus stunting di keluarga beresiko stunting yang masuk wilayah Kecamatan Ambarawa Kabupaten dalam kategori 4T saat hamil (Terlalu Pringsewu. Muda, Terlalu Dekat, Terlalu Sering, dan Terlalu Tua), dan terdapat balita stunting Aparatur Pekon Ambarawa Timur juga dari kehamilan KEK (Kekurangan Energi melakukan langkah lanjutan dengan Kronis) di wilayah Pekon Ambarawa melaksanakan kegiatan musyawarah desa Timur. yang berkaitan dengan masalah stunting Dengan adanya permasalahan tersebut atau yang lebih dikenal dengan Rembuk pekon Ambarawa Timur melakukan Stunting. Rembuk Stunting sendiri langkah cepat dalam melakukan berbagai dilakukan oleh aparatur Pekon Ambarawa upaya, diantaranya melakukan Pertemuan Timur sebagai langkah untuk memastikan tingkat desa/pekon untuk membentuk tim adanya integrasi pelaksanaan intervensi kerja yaitu Tim Pendamping Keluarga penurunan kasus stunting bersama-sama (TPK), Rembuk Desa dan Kader dengan lintas sektor atau lembaga-lembaga Pembangunan Manusia dalam memantau pemerintah maupun non pemerintah serta dan mengelola permasalahan stunting. masyarakat umum di pekon Ambarawa Aparatur pekon Ambarawa Timur juga Timur. Selain untuk memastikan adanya berkordinasi dengan Bidan Desa, PLKB, integrasi percepatan penurunan stunting dari berbagai pihak, dengan adanya bervariasi dengan harga terjangkau, dalam Rembuk Stunting yang dilakukan oleh praktiknya dana yang tersedia mengalami aparatur Pekon Ambarawa Timur juga kekurangan maka melalui Tim desa tentunya dihasilkan berbagai rancangan penanganan stunting diupayakan kerja sebagai langkah penurunan stunting. penambahan dana yang diperoleh dari bantuan pengusaha yang berada disekitar Berkaitan dengan bentuk kegiatan, Pekon Ambarawa ( Pengusaha Air, terdapat beberapa kegiatan atau langkah Pengusaha penggilingan Padi, Pengusaha dan upaya yang dilakukan oleh aparatur konveksi juga pemanfaatan kolam dan pekon Ambarawa Timur dalam kebun binaan KWT . Kepala Desa dan mempercepat penurunan prevalensi para Kader juga turut serta secara langsung stunting yang berjumlah 24 Balita dalam membentuk program CILUPBA Kegiatan atau langkah pertama adalah (Cipta Lauk Protein Hewani). CILUPBA dengan memberikan edukasi tentang pola merupakan gerakan masyarakat asuh orang tua memalui sosialisasi 1000 Kecamatan Ambarawa KADARZI HPK dan melalui penganggaran dana (Keluarga Sadaran Gizi) desa memberikan bantuan berupa uang CILUPBA di pekon Ambarawa Timur sebesar Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) sendiri merupakan praktik membuat menu per bulan yang diserahkan disetiap makanan serta pemberian PMT Posyandu dan digunakan kader dashat (Pemberian Makanan Tambahan) yang untuk membuat menu protein hewani kaya akan protein hewani berupa 2 butir sebagai lauk , sehingga metode ini telur yang sudah diolah menjadi makanan digunkan untuk mengatasi anak stunting kreatif dan variatif seperti Rolade Tahu yang metode pemberiannya setiap hari Telur, Bola-bola Ikan Patin, Nugget Lele selama 3 bulan dan merupakan gerakan dan sebagainya. Hampir selama 30 hari masyarakat Kecamatan Ambarawa dibagikan PMT hewani kepada balita- KADARZI (Keluarga Sadara Gizi) dalam balita stunting yang terlebih dahulu telah meningkatkan gizi keluarga yang murah di konsultasikan dengan para ahli gizi, berbahan lokal dan mengandung nilai gizi sehingga kandungan gizi yang diolah tinggi. Pada setiap bulan saat penimbangan dalam makanan tetap memiliki kualitas di Posyandu, kader – kader bersama TPPS yang baik dan tinggi untuk di konsumsi. (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Dari segi bantuan pemberian asupan, Kelurahan/Pekon mengadakan praktik Aparatur pekon Ambarawa Timur dala masak dengan bahan lokal yang secara rutin memberikan bantuan susu untuk konsumsi selama setahun yang Penurunan angka stunting ini menunjukan dibagikan setiap 3 bulan sekali secara salah satu upaya Tim Desa TTPS Pekon berturut-turut serta tambahan vitamin ( Ibu Pekon, Bidan Desa, Petugas Gizi, untuk menambah nafsu makan. Kegiatan Aparat Pekon , BHP ) sehingga diharapkan pemantauan gizi pada balita stunting oleh factor-faktor ( Pengetahuan Gizi,pola asuh, kader-kader, Bidan Desa, PLKB tidak dan penyediaan Bahan Pangan Lokal yang hanya dilakukan dalam hal pemberian murah dan Bergizi) yang mempengaruhi PMT namun juga setiap bulan dilakukan penurunan menjadi prioritas untuk diatasi penimbangan BB, pengukuran TB Balita dan apa yang menjadi harapan yaitu oleh posyandu. meningkatnya jumlah sasaran melakukan kunjungan ke Posyandu, Meningkatnya Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemantauan tumbuh kembang balita oleh Aparatur pekon Ambarawa Timur melalui edukasi dan pendekatan kepada dalam menangani penurunan kasus masyarakat agar rajin datang ke posyandu stunting tentunya memiliki harapan yang dan BKB, Meningkatnya perilaku hidup akan dicapai dalam penurunan angka sehat masyarakat akan pentingnya sanitasi stunting dan saat ini kondisi seperti dan konsumsi air bersih, meningkatnya tergambar pada garafik sebagai berikut : capaian kesertaan ber KB PUS dengan kategori 4T, PUS yang ingin anak segera sudah meningkatkan status gizi saat dan sebelum kehamilan. Adanya harapan tersebut tentunya akan menjadi pemantik semangat aparatur pekon Ambarawa Timur agar terus berupaya menekan dan menurunkan prevalensi stunting di pekon Ambarawa Timur.Semoga!!!dn