Kecamatan Ombean, Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur KELOMPOK B7 ANTROPOLOGI KESEHATAN
1. ISNA NUR KARIMA (2211010064)
2. YODHA RAZAN PRIADESTAMA(2211010069) 3. DERA WANDA YANTI (2211010077) Latar Belakang Desa Jranguan merupakan salah satu dari beberapa desa yang ada di Kecamatan Omben. Kecamatan Omben merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sampang yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, terutama dalam sektor pertanian dan perikanan. Kondisi geografisnya yang berdekatan dengan laut memberikan akses yang baik untuk kegiatan perikanan, sementara lahan pertanian yang subur mendukung pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat. Provinsi Jawa Timur, tempat Desa Jranguan berada, merupakan provinsi yang maju dan memiliki peran penting dalam sektor industri dan perdagangan di Indonesia. Keberadaan masyarakat Madura di Jawa Timur juga turut memberikan kontribusi dalam pembangunan dan keberagaman budaya provinsi tersebut. Umum nya mereka menanam jagung, kacang tanah, dan ubi jalar. Luas tanah yang dimanfaatkan untuk menanam jagung seluas 300 Ha, sedangkan kacang tanah seluas 200 Ha, dan ubi jalar seluas 200 Ha. Uraian Kasus Konsepsi yang berkembang dalam kehidupan warga Desa Jrangoan tentang sehat adalah seseorang yang masih mampu beraktivitas dan bekerja, walaupun dalam kondisi sakit yang berat sekalipun. Sebaliknya, jika seseorang menderita sakit yang ringan seperti flu namun tidak mampu beraktivitas dan bekerja, maka ia disebut tidak sehat . Hal ini dikarenakan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TBC. Konsep bersih pada masya- rakat adalah langgar atau mushola yang dipergunakan sebagai tempat ibadah dan tempat berkumpul. Sementara konsep kotor direprensentasikan dengan ka- mar mandi dan dapur karena di dalam ruangan ini segala kotoran atau sampah dibersihkan dan dikumpulkan. Mereka menganggap ceklek adalah penyakit hasil guna-guna dari orang yang tidak suka dan iri kepada mereka. lanjutan 1. Analisis Potensi dan Rendah Siklus KIA Pada remaja tampak bahwa perilaku santriwati Pondok Pesantern Al-Ihsan yang mencelupkan cucian yang masih berbusa ke dalam bak mandi merupakan perilaku yang dilakukan secara sadar. Bagi mereka, ini merupakan perilaku yang menguntungkan karena dengan mencelupkan cucian ke dalam bak mandi membuat baju mereka menjadi bersih. Dari sisi kesehatan ini merupakan perilaku yang merugikan dan menjadi kendala karena remaja masih dalam masa pertumbuhan dan tentu masih membutuhkan asupan gizi dan energi yang cukup untuk aktivitas mereka. Banyak santriwati di Pondok Pesantren Al-Ihsan yang mengalami penyakit kewanitaan seperti keputihan. Sebenarnya masalah keputihan merupakan masalah yang dari dulu menjadi masalah bagi kaum perempuan. Hal yang paling menyedihkan adalah ketika para wanita tahu apa itu keputihan dan terkadang menganggap remeh masalah ini. Pada pasangan yang istrinya belum pernah hamil, beberapa perilaku yang merupakan suatu dorongan menuju peningkatan kesehatan ibu dan anak yang lebih baik, adalah memeriksakan dirinya ke bidan desa. Semua perilaku tersebut merupakan perilaku positif yang dapat dilakukan untuk memperoleh keturunan. Menurut mereka, perilaku ini menguntungkan karena dapat dijadikan sebagai pancingan untuk memiliki anak. Pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak tidak memeriksakan diri mereka ke dokter spesialis dengan alasan takut jika ternyata didiagnosis mandul selamanya. Hal yang kurang sesuai dalam sudut pandang kesehatan Dalam hal kesehatan, masyarakat Desa Jrangoan pada umumnya memiliki kebiasaan mengonsumsi jamu ramuan secara rutin, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Jamu-jamu yang biasa dikonsumsi masyarakat, yaitu jamu ramuan yang juga diolah sendiri. Namun, meski masyarakat memiliki kebiasaan minum jamu, tidak ada masyarakat yang meracik/meramu jamu dalam skala besar. Jamu ramuan tersebut hanya dibuat untuk sekali minum. Menurut masyarakat, sayuran yang dapat menyuburkan adalah kecambah. Akan tetapi, masih belum ada. Pasangan suami istri yang belum memiliki anak tidak ada yang berusaha memeriksakan dirinya ke dokter spesialis kandungan karena mereka merasa takut dan khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atau kabar buruk mengenai kesehatan reproduksinya. Biasanya dokter akan memeriksa suami dan istri sekaligus, karena dokter tidak bisa memastikan siapa yang bermasalah. Pada wanita ada beberapa hal yang menyebabkan sulit punya anak, di antaranya adalah gangguan hormon yang menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur, anovulasi, adanya kista atau tumor, kelainan alat kelamin , dan sebagainya . Kekurangan Desa Jrangoan yang terletak di dataran tinggi dan berbatu pada dasarnya memiliki jenis tanah yang tidak subur, bahkan dapat dikatakan sebagai tanah tandus. Tanah/ladang di Jrangoan hanya bisa ditanami beberapa jenis tanaman umbi-umbian. Tidak dapat ditanami jenis tanaman yang membutuhkan banyak air. Kondisi tersebut mengakibatkan status ekonomi masyarakat rendah karena mayoritas masyarakatnya bergantung pada hasil pertanian yang tidak terlalu melimpah dan komoditas hasil pertaniannya terbatas. Sementara pada ibu nifas, sebelum 40 hari harus membawa gunting atau pisau kecil agar terhindar dari gangguan jin. Dan pada bayi yang usianya belum genap 40 hari, bayi akan diberi gelang yang berisi tulisan dari ayat-ayat Alquran dan juga gelang monil. Di atas tempat tidur bayi terdapat gunting kecil. Gun- ting tersebut juga diyakini untuk menjaga bayi dari gangguan jin jahat. Banyak kebiasaan para santriwan dan santriwati ini yang tidak mencerminkan pola hidup bersih dan sehat. Dalam mencuci pakaian, para santriwati mencelupkan cucian berbusa ke dalam bak mandi. Kelebihan Berdasarkan data dari Puskesmas Jrangoan tahun 2011, sasaran ibu hamil di Desa Jrangoan adalah sebanyak 59 ibu hamil dan yang melakukan persalinan ke tenaga kesehatan sebanyak 56 orang. Jadi, pelaksanaan di masing-masing dusun adalah setiap seminggu sekali. Posyandu pun dilaksanakan setiap bulan di desa ini. Mayoritas ibu sudah sadar akan pentingnya mengetahui tumbuh kembang anak sehingga jumlah balita yang datang ke posyandu cukup banyak. Langkah-langkah yang perlu diupayakan Tindakan yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang belum memiliki anak di Desa Jrangoan ini sudah sesuai dengan yang seharusnya, yaitu mengonsumsi sayur dan buah yang dapat meningkatkan kesuburan. Anak tersebut dirawat oleh pasangan suami istri ini sebagai «pancingan» agar suatu saat benar-benar bisa melahirkan anak kandung. Pengobatan yang dilakukan oleh warga adalah melalui konsumsi jamu atau makanan yang pahit, seperti pare, biji mahoni, atau pun temulawak yang dibuat dalam bentuk jamu. Kesimpulan Kontur tanah di Desa Jrangoan kering dan berbatu, serta sulitnya sumber mata air membuat lahan-lahan tandus dan kering sehingga tidak banyak variasi komuditas tanaman yang dapat ditanam di lahan pertanian. Penduduk Desa Jrangoan mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh tani sehingga rata- rata memiliki status ekonomi yang tergolong rendah. Perkembangan Desa Jrangoan dan masyarakatnya tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Pondok Pesantren Al-Ihsan yang ada di tengah desa. Masyarakat desa ini lebih menghabiskan masa remajanya di pondok pesantren. Dalam masyarakat Desa Jrangoan garis keturunan diambil dari garis keturunan ayah dan setelah menikah pola tempat tinggal mereka termasuk dalammatrilokal dengan konsep pemukiman taneyan lanjhang. Ada tiga bentuk perilaku pencarian pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat Madura, khususnya di Desa Jrangoan ini, yaitu pengobatan ke kiai, dukun, dan tenaga kesehatan. TERIMAKASIH