Anda di halaman 1dari 16

KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

DENGAN IDEOLOGI BESAR LAINNYA DI DUNIA

• Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Amelia Sandri (2211010062)
2. Ambar Wulan Widyaningrum (2211010068)
3. Untung Vininda Puri Swastika (2211010065)
4. Fatma Kurnia Utami Yusuf (2211010051)
5. Hafizhuton Khoerun Nisa (2211010094)
6. Eva Nurhayati (2211010092)
7. Dimas Wisanggeni (2211010088)
8. Naufal Erlangga (2211010089)
DEFINISI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA
Pancasila sebagai ideologi berarti Pancasila merupakan landasan/ide/gagasan yang fundamental dalam proses
penyelenggaraan tata pemerintahan suatu negara, mengatur bagaimana suatu sistem itu dijalankan. Dalam
perkembangannya, Pancasila menjadi ideologi yang unik hanya dimiliki oleh Indonesia, dan berbeda dari ideologi
yang lainnya.
NILAI PANCASILA

1. Nilai Dasar
Nilai dasar mencakup hakikat kelima sila Pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan. Kelima hal ini adalah pedoman fundamental yang sifatnya universal, mengandung cita-cita
negara, dan tujuan yang baik dan benar.
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental mencakup arahan, kebijakan, strategi, sasaran, dan lembaga yang melaksanakannya .
3. Nilai Praksis
Nilai praksis meliputi realisasi dari instrumental yang sifatnya nyata dan dapat digunakan untuk
kehidupan bernegara. Dengan nilai terakhir ini, Pancasila bisa melakukan pengembangan serta perubahan
agar penerapannya sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang berubah.
IDEOLOGI – IDEOLOGI BESAR DI DUNIA
1. Maxirsme

Menurut karl Marx negara tidak mengabdi kepada kepentingan seluruh masyarakat, melainkan hanya melayani
kepentingan kelas – kelas sosial tertentu saja. Negara secara hakiki merupakan alat dalam tangan-tangan kelas atas
untuk mempertahankan kedudukan mereka. Dalam suatu masyarakat yang sungguh-sungguh manusiawi, yang
bebas dari penguasa kelas, negara tidak mempunyai fungsi lagi. Marx menolak paham bahwa negara mewakili
kepentingan seluruh masyarakat. Negara dikuasai oleh dan berpihak kepada kelas-kelas atas.

2. Komunisme

Suatu paham yang mengutamakan persamaan yang merata tanpa ada perbedaan dalam segala hal Komunisme tidak
memandang semua bentuk pemerintahan dan organisasi politik sebagai sesuatu yang paling tidak dikehendaki oleh
semangat manusia dan kebebasan yang utuh. Bahkan dalam masyarakat komunis yang paling sempurna.
3. Sosialisme

Sosialisme adalah mendukung suatu sistem ekonomi yang mengarah kepada kesejahteraan umum. Sosialisme
merupakan suatu aliran yang digunakan sebagai dasar untuk menentang pemilikan secara perorangan. Menurut
george Lansbury dalam bukunya “My England” Sosialisme adalahcinta kasih, kerja sama, dan persaudaraan dalam
setiap masalah kemanusiaan.

4. Kapitalisme

Secara etimologis berasal dari kata caput, yang artinya Kepala Kesejahteraan. Jadi makna model dalam kapital
seharusnya diinterpretasikan sebagai kesejahteraan, definisi kapital mulai dikembangkan dengan akumulasi
keuntungan yang diperoleh dalam setiap transaksi ekonomi, iterpretasi awal dari kapitalisme adalah proses
pengusahan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan.
CIRI-CIRI KAPITALISME :
 Pemilikan seseorang (individual Ownership). Dalam sistem kepemilikan alat-alat produksi (tanah, pabrik, mesin,
sumber alam) dikuasai secara perorangan bukan oleh negara.
 Perekonomian Pasar (market economy). Prinsip yang lain dari sistem kapitalis adalah perekonomian pasar.
 Persaingan (competition). Suatu ciri pokok lain dari ekonomi pasar adalah persaingan dalam perekonomian pra-
kapitalis faktor adat atau kebiasaan dan kegunaan menentukan suatu barang atau jasa berharga atau tidak dan ada
banyak orang yang sama sekali tidak dapat bersaing karena mereka berada diluar beberapa jenis pekerjaan dan
perdagangan.
 Keuntungan (profit), keuntungan adalah merupakan tujuan utama dari sistem kapitalis
5. Anarkisme
Sebenarnya anarkisme bukanlah ajaran yang mengajarkan kekerasan. Akar pemikiran anarki ada pada zaman zeno
of citium (abad 336-264 SM) dan beberapa ajaran yang menolak kekerasan pada zaman Yunani kuno karena ajaran
itu telah berkembang selama berabad-abad akibatnya anarkisme telah menjadi suatu pandangan yg ekstrim tentang
kebebasan individu dan tentang organisasi social yang tanpa peringkat atau wewenang. Pangkal tolak pemikiran
anarkisme “ satu satunya wewenang yang mempunyai kekuatan moral dan keabsahan adalah wewenang yang oleh
setiap individu diberikan kepada dirinya ”
6. Fasism-Totalitarianisme-Nasionalisme (Nazi)
Kamus Merriem-Webster mendifinikan fasisme sebagai sebuah filsafat politik, gerakan politik atau rezim (Fascisti)
yang mengagungkan bangsa dan ras di atas individu, yang berjuang untuk mewujudkan pemerintahan otokrasi, dan
tersentral yang dikepalai seorang diktator, dengan mekanisme pengaturan sosial dan ekonomi yang keras terkontrol,
dan memakai cara-cara kekerasan untuk menekan lawan politiknya (oposisi). (Hendar Putranto, dkk., 2015; 75)
Menurut Prof. Dr. William Eberstein (dalam Sukarna, 1981) Fascisme ialah pengorganisasian pemerintah dan
masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran suatu partai, yang berwatak atau bercorak nasionalist, racialist,
militarist dan imperialist.
7. Liberalisme

Liberalisme adalah filosofi politik dan moral yang didasarkan pada kebebasan, persetujuan dari yang diperintah
dan persamaan di depan hukum. Liberal mendukung beragam pandangan tergantung pada pemahaman mereka
tentang prinsip-prinsip ini, tetapi mereka umumnya mendukung hak-hak individu termasuk hak-hak sipil dan
hak asasi manusia, demokrasi, sekularisme, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama dan
ekonomi pasar.
PERBANDINGAN ANTARA PANCASILA DENGAN IDEOLOGI BESAR
LAINNYA DI DUNIA
• Perbedaan Ideologi Pancasila dengan Liberalisme, dan Komunisme
1. Ideologi Pancasila dengan Liberalisme Pancasila:
a) Kepemilikan individu dibatasi pada kepentingan yang tidak menjadi hajat hidup orang banyak.
b) Bercampurnya aspek kepemerintahan dengan agama.
c) Masih adanya pembatasan oleh pemerintah dan agama.
• Liberalisme:
a) Kepemilikan individu tidak dibatasi sama sekali.
b) Aspek pemerintahan dan keagamaan dilarang untuk dicampur adukkan.
c) Penolakan terhadap pembatasan oleh pemerintah dan agama.
• Persamaan:
Sama-sama menganut sistem demokrasi, dimana semua orang berhak menyuarakan pendapatnya.
• 2. Ideologi Pancasila dengan Komunisme

• Pancasila:

a) Hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan jelas dan diperbolehkan sesuai peraturan.

b) Menimbulkan adanya kelas dalam masyarakatdengan penanganan masing-masing.

c) Pemerintah yang demokratis.

• Komunisme:

a) Penghapusan seluruh hak milik pribadi dan negara menjadi hak milik besama.

b) Terciptanya negara tanpa kelas.

c) Pemerintahan cenderung otoriter agar rakyat dapat diatur sepenuhnya.


KEUNGGULAN IDEOLOGI PANCASILA

• 1. Sila Pertama Pancasila lebih unggul dibandingkan paham Atheisme yang dianut Komunisme, yang
berbasiskan ajaran materialisme dialektis dan materialisme historis versi Marxisme. Berbeda dari Marxisme
dan Leninisme (Komunisme) yang menjangkarkan ideologinya pada paham sejarah dan alam yang berwujud
materi dan Kembali (lagi) pada materi, dalam suatu gerak materi yang menempuh siklus abadi tanpa akhir,
Ideologi Pancasila sila pertama menjangkarkan sekaligus menjiwai sila-sila yang lain (Perikemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial) dalam Realitas yang Pertama dan Ultim, sekaligus memberikan
orientasi yang lebih luhur dan transenden dalam diri manusia penghayatnya.
• 2. Sila Kedua Pancasila, berupa prinsip Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mau menunjukkan jalan tengah konsep
tentang “Manusia” yang lebih seimbang dan bijaksana sebagai tandingan dari kontestasi konseptual antara paham
Liberalisme-Kapitalisme, yang melihat gambaran manusia sebagai “subjek pelaku bebas yang dapat mendeterminasi
dirinya sendiri” dan homo oeconomicus murni dengan paham Sosialisme dan Komunisme, yang melihat gambaran
manusia sebagai “yang dibentuk oleh totalitas relasi-relasi sosialnya,” (pandangan Feuerbach dan Marx awal) juga
sebagai zóon politikón (Aristoteles) atau homo socius (manusia sebagai makhluk politik dan makhluk sosial). Dengan
demikian, konsep manusia Pancasila lebih lengkap, komprehensif, dan seimbang dalam memandang, meneliti, dan
memperlakukan manusia, tidak berat sebelah seperti pada Liberalisme Kapitalisme, maupun pada Marxisme Sosialisme.
• 3. Konsep Persatuan Indonesia sebagai Sila Ketiga Pancasila lebih unggul daripada konsep persatuan ras
(NAZI) dan persatuan bangsa yang chauvinis (Fasis). Persatuan ras dan bangsa yang chauvinis merupakan
pemahaman persatuan yang sempit dan singularis, bahkan eksklusif. Persatuan jenis ini mengandung unsur
peninggian diri sendiri (superioritas ras Arya) dan perendahan yang-lain yang berbeda (inferioritas), yang lalu
dilegalkan (Nuremberg Laws) dan dijustifikasi secara ilmiah (ilmu eugenics). Persatuan model fasis bertumpu
pada keseragaman dan penyeragaman yang berimplikasi pada penyangkalan bahkan peniadaan yang lain dan
berbeda. Persatuan model Volksgemeinschaft yang digelorakan NAZI secara implisit mengandung kehendak
untuk berkuasa dan meluaskan kekuasaan tersebut (ekspansi) sekaligus kehendak untuk menjaga kemurnian
darah dan tanah air dari unsur-unsur yang dianggap “asing, lain, dan berbeda” (seperti orang Yahudi, kaum
gipsy, kaum homoseksual, dst). Prinsip Persatuan Indonesia versi Pancasila tidak seperti ini. Prinsip Persatuan
Indonesia didasarkan pada penghormatan atas perbedaan dan keragaman, bukan hanya secara prinsipiil, namun
juga secara riilkonkret.
4. Sila keempat pancasila lebih unggul dibandingkan paham kerakyatan yang diusung baik oleh sosialisme
maupun fasisme. Dalam pidatonya di depan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, Sukarno mengatakan bahwa
’Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara
untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara
semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu. Saya yakin bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara
Indonesia ialah permusyawaratan, perwakilan’. Dengan demikian jelas bahwa prinsip kerakyatan yang
diwujudkan dalam bentuk badan permusyawaratan/ perwakilan, yang dipimpin oleh “hikmat kebijaksanaan”
(dalam bentuk tuntunan moral lewat agama dan tuntunan akal budi lewat filsafat) merupakan amanah para bapak
pendiri Negara Indonesia yang membedakannya dengan, dan membuatnya lebih unggul dari, prinsip kerakyatan
“solidaritas sosial” yang bertumpukan pada perjuangan dan antagonisme kelas yang dicita-citakan Sosialisme dan
Marxisme.
5. Konsep sila kelima Pancasila yang berimplikasi pada konsep kesejahteraan sosial dan demokrasi ekonomi lebih
unggul daripada konsep pasar bebas yang diusung Liberalisme-Kapitalisme dan bentuk barunya, yaitu paham
NeoLiberalisme, maupun ekonomi yang dikontrol sepenuhnya oleh negara seperti tampak dalam paham
komunisme maupun fasisme.
KESIMPULAN

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga merupakan ideologi negara. Sebagai ideologi negara berarti
pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan negara. Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis
melandasi berdirinya negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat tertentu yang
diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk mewujudkannya. Pancasila membawakan nilai-nilai
tertentu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa Indonesia. Ideologi membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya
dengan ideologi lainnya. Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang membawa konsekuensi
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi Pancasila dilihat dari dimensi realitas
membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas sosiobudaya bangsa Indonesia, dari segi idealitas mampu memberikan
keyakian akan terwujudnya masyarakat yang dicitacitakan, dan dari dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada didalamnya dapat
dijabarkan secara konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan perkembangan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai