Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Dr. Hafiz Cianjur
tahun 2022 ” sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan di fakultas ilmu dan
bantuan, dukungan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak dari awal
penulisan hingga penyusunan skripsi ini selesai. Maka dari itu penulis
1. Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL., M., Ph., D selaku Rektor Universitas
3. Sri Yuniarti, S.Psi., SST., M.keb selaku ketua program studi SI kebidanan
universitas jenderal achmad yani cimahi yang telah memberikan izin dalam
i
4. Bdn. Siti Nur Endah Hendayani, SKM., SST., M.Kes selaku pembimbing I,
6. Direktur Rumah Sakit Dr. Hafiz Cinajur yang telah memberikan izin
Hafiz Cianjur.
Sakit Dr. Hafiz Cianjur yang telah membantu saya dalam pengambilan data
8. Kepada orang tua dan keluarga besar saya yang telah meberikan doa,
dukungan untuk terus semangat dalam melewati hal-hal yang saya hadapi
Semoga Allah Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga proposal penelitian ini berguna
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 40
A. Hasil penelitian
iv
e. Hubungan Plasenta Previa Dengan Kejadian BBLR ........ 58
B. Pembahasan ................................................................................. 59
Previa ................................................................................. 64
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 86
A. Simpulan ....................................................................................... 86
B. Saran .............................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Bblr Berdasarkan Usia Ibu, Paritas, Kek,
4.2 Tabel Hubungan Usia Ibu Denga Kejadian Bblr Di Rumah Sakit Dr.
4.3 Tabel Hubungan Paritas Dengan Kejadian Bblr Di Rumah Sakit Dr.
4.4 Tabel Hubungan Kek Dengan Kejadian Bblr Di Rumah Sakit Dr.
vii
DAFTAR BAGAN
2. KerangkaKonsep ........................................................................... 41
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
sebuah negara, karena itu kualitas terbaik dari seorang bayi dalam melanjutkan
kesehatan yang terjadi pada bayi. Jika bayi lahir dengan berat badan yang
rendah maka bayi tersebut akan mempunyai kualitas yang berbeda dengan
bayi normal lainnya. Salah satu tujuan upaya kesehatan anak adalah menjamin
baru lahir, bayi dan balita. Berdasarkan data Bank Dunia pada tahun 2021,
angka kematian bayi neonatal secara global sebesar 17 dari 1.000 bayi lahir
hidup. Indonesia berada di urutan ke-5 tertinggi dari 10 negara dengan angka
kematian neonatus sebesar 11,7 dari 1.000 bayi lahir hidup, dan Provinsi Jawa
antara provinsi lainya dengan jumlah kematian bayi sebanyak 4.732 dari bayi
sebesar 5,44 per 1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur,
2021)
kondisi berat badan lahir rendah (BBLR). Prevalensi global BBLR di dunia
1
2
adalah sebesar 15,5% (sekitar 20 juta kasus) dimana 95% dari mereka berasal
Badan Lahir Rendah (BBLR) tercatat sebesar 34,5%, dan untuk di Jawa Barat
sendiri terdapat 22.574 dari 815.650 kalahiran hidup dengan kondisi BBLR,
kabupaten dengan kelahiran BBLR tertinggi denga jumlah 1,085 dari 21.849
BBLR merupakan bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.500
gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah
lahir. Bayi dengan BBLR cenderung lebih mudah menderita berbagai penyakit
dibandingkan dengan bayi normal. Selain itu, BBLR juga memiliki risiko
terserang penyakit menular dan mengalami kematian selama masa bayi dan
3
anak-anak. Banyak faktor risiko kejadian BBLR diantaranya yaitu usia ibu,
jumlah paritas, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan komplikasi yang menyertai
Namun ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya bayi
berat lahir rendah, seperti faktor ibu (usia ibu, paritas, KEK, riwayat
melahirkan bayi BBLR), faktor janin (cacat bawaan dan gemeli) dan faktor
plasenta ( placenta previa, kelainan pembuluh darah, insersi tali pusat yang
tidak normal).
hubungan antara usia ibu dengan kejadian BBLR. artinya kemungkinan risiko
untuk melahirkan BBLR pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun atau
lebih besar dari 35 tahun sama dengan ibu yang berusia 20 sampai dengan 35
tahun. Usia ibu menjadi salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian
BBLR dan dapat dikatakan bahwa umur resiko tinggi beresiko 4,7 kali
melahirkan bayi BBLR. Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
merupakan usia yang dianggap resiko tinggi dalam masa kehamilan. Apabila
kehamilan usia kurang dari 20 tahun maka panggul dan rahim masih kecil dan
alat reproduksi belum matang. Apabila hamil di atas 35 tahun, maka organ
Penelitian dari (shan shan et.al, 2020) Ambang batas usia ibu terhadap
risiko BBLR aterm adalah 36 tahun, yang berarti risiko BBLR aterm akan
meningkat secara signifikan ketika usia ibu lebih dari 36 tahun, dengan
bertambahnya usia ibu, risiko BBLR semakin meningkat (Wang et al., 2020)
Hasil dari penelitian oleh (riyanto, dkk, 2018) ibu dengan paritas
resiko tinggi atau ibu dengan primipara (melahirkan anak pertama kalinya)
dan grandemultipara (melahirkan >4 anak) mempunyai resiko 4,2 kali lebih
rendah atau multipara (2-3 anak). Ibu dengan paritas 1 dan ≥ 4 berisiko
sebelumnya dalam kehamilan dan persalinan sehingga bisa terjadi status gizi
yang kurang yang menyebabkan anemia serta mempengaruhi berat bayi yang
tipis, mencakup uterus lebih luas dan terganggunya penyaluran nutrisi yang
yang mengalami KEK sebagian besar melahirkan anak dengan BBLR yaitu
sebesar 69.0%, sedangkan ibu yang tidak mengalami KEK sebagain besar
5
melahirkan anak dengan berat badan yang normal yaitu sebesar 96.5%. Status
kandungan, Jika ibu hamil menderita gizi buruk atau KEK (Kekurangan
Energi Kronik), kondisi ini akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan janin
yang dikandungnya. Pengaruh ini akan menentukan berat badan lahir bayinya
yang akan kurang dari seharusnya. Berat badan bayi yang rendah ini akan
bahwa ibu bersalin dengan preeklamsiaa lebih banyak melahirkan bayi BBLR
bermakna antara preeklamsiaa dan BBLR pada ibu bersalin. Ibu yang
kejadian BBLR, karna pada ibu hamil dengan hipertensi, pembuluh darah
menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi untuk janin kurang. Jika hal
previa Plasenta previa (posisi plasenta pada rahim menutup serviks) bisa
mempengaruhi aliran darah dan nutrisi ke janin. Hal ini dapat menjadi potensi
terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah. plasenta previa bisa
sehingga beresiko bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Rumah Sakit Umum tipe C yang di dirikan sejak tahun 2014 di bawah
naungan PT. Hz & J Medika, dan merupakan salah satu rumah sakit terbesar
didukung oleh layanan dokter spesialis serta ditunjang dengan fasilitas medis
yang baik, pada tahun 2022 jumlah kelahairan di rumah sakit ini mencapai
2.835 kelahiran, dengan beberapan kasus yang terjadi pada bayi baru lahir
seperti asfiksia, BBLR dan hematochezia dari beberapa kasus tersebut bayi
lahir dengan berat badan rendah atau BBLR mencapai 242 bayi (8,53%).
Terdapat peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2021 jumlah
kelahiran berjumlah 2.846 dengan kejadian kasus BBLR sebesar 196 bayi
dengan kasus asfiksia yang terjadi di Rumah Sakit Dr. Hafiz Cianjur.
mengenai faktor yang bisa menyebabkan BBLR, maka penulisi tertarik untuk
kejadian bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Dr. Hafiz Cianjur tahun
2023”.
7
B. Masalah Penelitian
ini adalah “faktor fator yang mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor faktor yang
2022.
2. Tujuan Khusus
Cianjur.
b. Mengetahui hubungan usia ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan memberi
sebagai upaya promotif dan preventif tentang faktor faktor yang bisa
BBLR.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram
disebut prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tapi tidak
mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tetapi
semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2.500
garam disebut low birth weight infants (BBLR). Menurut kongres european
berikut:
1. Bayi kurang bulan, adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
2. Bayi cukup bulan, adalah bayi dngan masa kehamilan mulai 37 minggu
3. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan mada kehamilan mulai 42 minggu
10
11
BBLR sendiri dapat di bagi 2 golongan, yaitu bayi dengan berat badan
lahir sangan rendah (BBLSR) yaitu dengan berat lahir 1000-1500 gram dan
berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) yaitu dengan berat badan
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan
berbeda dengan bayi normal lainnya. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
prosesnya akan terjadi dalam jangka panjang. BBLR juga dapat menyebabkan
Akibat jangka panjang BBLR antara lain terhadap tumbuh kembang anak,
risiko penyakit jantung di masa yang akan datang dan penurunan kecerdasan.
B. Epidemiologi BBLR
prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kematiannya 35 kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan berat lahir
lebih dari 2.500 gram BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan
berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7.5%. angka ini lebih
besar dari target BBLR yang diterapkan pada sasaran program perbaikan gizi
C. Diagnosis BBLR
dalam jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan
1. Anamnesis
kejadian BBLR:
a. Umur ibu
f. Aktivitas
2. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:
a. Berat badan
c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan ( bila bayi kecil untuk masa
kehamilan)
3. Pemeriksaan penunjang
d. Foto dada atau pun babygram di perlukan pada bayi baru lahir dengan
D. Klasifikasi BBLR
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1000 - 1500 g
c. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000g
a. Prematur murni
Adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat
badan sesuai dengan berat badan untuk usia kahamilan atau disebut
b. Dismatiritas
Adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharus
pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasa disebut dengan bayi kecil
2021)
bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari
30 cm.
i. Genitalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora,
skrotum, pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
j. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
k. Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisan lemah.
m. Verniks kaseosa tidaka ada atau sedikit bila ada. (Proverawati & Ismawati,
2021)
muda usia kehamilan semakin besar risiko jangka pendek dan jangka panjang
dapat terjadi
BBLR yaitu :
masalah. Karena kondisi fisik belum 100 persen siap untuk mendukung
yang terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah naiknya
juga, setiap wanita memiliki jumlah dan kualitas sel telur yang terbatas.
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Usia seorang wanita pada
saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Kehamilan
kematian bayi. Salah satu faktor penyebab BBLR adalah faktor ibu, yakni
umur ibu < 20 dan >35 tahun serta paritas 1 dan ≥ 4 . Dalam kurun waktu
persalinan adalah umur 20-35 tahun (Veronica, 2015). Umur ibu saat
kehamilan berkaitan erat dengan berat badan bayi. Kehamilan pada usia
tahun. Pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental
ibu sudah matang dan mampu merawat bayi dan dirinya. Pada usia kurang
dari 20 tahun, organorgan reproduksi belum matang dan belum siap untuk
Masih ada responden dengan usia 20-35 tahun yang mengalami BBLR
baik lahir hidup maupun mati dengan berat janin > 500 gram atau umur
menjaga kesehatan kehamilan termasuk dalam menjaga status gizi ibu dan
ibu untuk hamil sehingga ibu cemas dan memikirkan banyak hal tentang
pengalaman yang kurang membuat ibu kurang menjaga status gizinya dan
ibu hamil dan bersalin sehingga bisa menimbulkan komplikasi baik pada
ibu maupun bayinya. Paritas tinggi juga akan mengurangi daya lentur
studi dari Jepang dan Swedia juga menunjukkan bahwa lebih tinggi
paritas dengan jarak kehamilan yang lebih pendek dapat meningkat risiko
BBLR karena saat perempuan hamil di atas 35 tahun memiliki risiko lebih
darah rahim, yang menyebabkan tingkat BBLR yang lebih tinggi bayi
zat gizi yang dibutuhkan tidak tercukupi.Penentuan status KEK pada ibu
mengetahui kelompok ibu hamil yang berisiko KEK. Ambang batas LILA
dengan risiko KEK adalah 23,5 cm, yang artinya apabila ukuran LILA
risiko KEK.
Gizi yang baik sangat diperlukan oleh ibu hamil agar pertumbuhan
gangguan gizi pada masa sebelum atau saat hamil, ibu akan melahirkan
bayi yang lebih sehat. Adanya kondisi ketidakseimbangan nutrisi pada ibu
tidak adekuat, darah yang menuju plasenta untuk membawa nutrisi kepada
plasenta lebih kecil.. Selain itu karena adanya gangguan sirkulasi oksigen
21
secara kronis menyebabkan ibu hamil tidak mempunyai zat gizi yang
melahirkan bayi dengan BBLR. Berat badan bayi yang rendah ini akan
sangat berpengaruh terhadap kematian bayi yang lebih besar. ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
wanita usia subur (WUS) yang mempunyai resiko KEK dan anemia
penangananan sedini mungkin. Tidak semua ibu hamil dengan KEK akan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, dan tidak semua ibu
22
yang mempunyai status gizi baik bahkan lebih akan melahirkan bayi
dengan berat badan lahir normal atau diatas 2500 gram. Pada penelitian ini
sebanyak 31.0% ibu yang mengalami KEK melahirkan anak dengan berat
badan normal, dan sebanyak 3.5% ibu yang tidak mengalami KEK
melahirkan anak dengan BBLR. Dalam hal ini peran seluruh sektor sangat
kebutuhan janin akan nutrisi dan oksigen tidak terpenuhi secara optimal,
jangka panjang yaitu bayi mengalami BBLR yang akan berpengaruh pada
asupan oksigen dan asupan gizi dari ibu ke janin. Jika asupan gizi dan
elastisitasnya, di samping itu juga terjadi arterosis akut pada arteri spiralis
yang dapat menyebabkan lumen arteri bertambah kecil, keadaan ini akan
uteroplasenta, dan hal ini akan menyebabkan berat badan lahir rendah.
mempengaruhi aliran darah dan nutrisi ke janin. Hal ini dapat menjadi
a. Pertukaran ekskresi
atau zat sisa metabolisme nutrisi makanan yang didapatkan dari ibu,
zat sisa metabolisme ini harus dikeluarkan dari tubuh janin karena
bersifat racun. Plasenta pada bayi ini berguna untuk mengeluarkan zat
25
sisa metabolisme janin menuju aliran darah ibu untuk diproses dan
b. Jalur nutrisi
segala macam nutrisi makanan yang berasal dari ibu hamil dan
plasenta ini terhubung dengan aliran darah ibu hamil, maka ibu hamil
ini berasal dari ibu karena janin belum mampu mengembangkan sistem
imun sendiri.
d. Distribusi oksigen;
terletak di bagian atas rahim. Dengan kata lain, apa yang dialami Ibu
bisa saja bergerak ke atas atau tetap di bawah menutupi rahim. “Itu
bisa terjadi sampai kehamilan berusia 26 minggu. Lebih dari itu, letak
plasenta akan tetap.” Kasus seperti ini cukup sering terjadi. Data
berisiko memiliki plasenta previa antara 1,5 – 2 kali lipat. Plasenta letak
rendah mungkin saja terinfeksi. Baik itu infeksi yang berasal dari vagina atau
penyebaran infeksi dari darah. Misalnya aliran darahnya terkena bakteri tifus.
Jika bakteri itu menempel pada plasenta, maka akan terinfeksi dan
Peneliti peneltian
kejadian BBLR
di RSIA Aceh.
( https://doi.o Pinang
rg/10.51849/j
-bikes.v1i2. )
29
pemeriksaan BBLR.
langsung pada
pasien
palembang.a di PMB.
c.id/index.ph
p/Kep/article
/view/126?
Pengumpulan
data dilakukan
dengan
kuesioner.
G. Kerangka Teori
Faktor ibu
- Usia
- Pendidikan ibu
- Status sosial
- KEK
- Jarak Kelahiran
- Paritas
- Riwayat melahirkan
BBLR
- Anemia
- Preekalmsi
Kejadian BBLR
Faktor Janin:
- Cacat bawaan
- Infeksi dalam rahim
- gemeli
Faktor Plasenta:
- Kelainan pembuluh
darah (hemangioma)
- Insersi tali pusat yang
tidak normal
- Plasenta previa
- Sulosio plasenta
Gambar : 2.1
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Paradigma Pnelitian
BBLR atau berat bayi lahir rendah merupakan keadaan dimana bayi di
lahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500g. Berat badan lahir
pertumbuhan fisik dan mental bayi di masa yang akan datang. Bayi Berat
kelahiran dan penyesuaian setelah lahir. Hal ini merupakan masalah utama
BBLR yaitu faktor dari ibu yang bisa di sebabkan oleh umur ibu yang
terlalu muda atau terlalu tua dan ibu dengan masalah selama hamil seperti
dan faktor plasenta atau perleketan plasenta yang kurang baik yang
33
34
2. Kerangka Konsep
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
Faktor ibu
- Usia
- Paritas
- KEK
- Preeklamsia
- anemia
- Jarak kehamilan
- Pendidikan
- Status sosial
Kejadian BBLR
Faktor plasenta
- Plasenta previa
- Sulosio plasenta
Keterangan
: variabel diteliti
3. Rancangan Penelitian
adakah hubungan antara umur ibu, paritas, status gizi ibu, ibu dengan
4. Hipotesis Penelitian
a. Ho:
BBLR
kejadian BBLR
BBLR
36
BBLR
b. Ha:
BBLR
BBLR
5. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu sifat yang akan di ukur atau diamati yang
nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lainya dan terukur. Ciri
sebut konstanta.
6. Definisi Operasional
(berat lahir
lebih dari
2500gram
35tahun)
Paritas ibu Jumlah anak yang pernah Lembar 0. Resiko (primi Ordinal
2008) (multipara )
Ibu dengan Hasil dari Lingkar Lengan Lembar 0. Ibu KEK ( Nominal
2013) 23,5)
negatif)
2010)
40
a. Populasi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir di Rumah
Sakit Dr. Hafiz Cianjur yang berjumlah 2.835 bayi dalam kurun waktu
b. Sampel
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Kriteria inklusi :
(plasenta previa).
Kriteria eksklusi :
(Riyanto, 2013).
42
mencangkup bayi lahir dengan berat badan rendah, umur ibu waktu
melahirkan, riwayat paritas ibu, status gizi ibu KEK atau tidak, ibu
a. Pengoloahan Data
1) Editing
2) Coding
mempermudah peneliti pada saat analisi data dan juga pada saat
entry data.
4) Cleaning
b. Analisa Data
berikut:
1) Analisa Univariat
44
gambaran data.
2) Anilisa Bivariat
X2 = Chi square
a. Anonimitas (Anonimity)
b. Kerahasiaan (Confidentiality)
data subyek dari rekam medis sesuai dengan kriteria yang telah
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
A. Hasil Penelitian
Dr. Hafiz Cianjur Tahun 2022, faktor – faktor tersebut diantaranya usia ibu,
Frekuensi Persentase
No Variabel N %
1. Kejadian BBLR
BBLR 73 75.3
Tidak BBLR 24 24.7
Jumlah 97 100
2. Usia
Resiko (<20 thn dan >35 thn) 26 26.8
Tidak resiko (20-35 thn) 71 73.2
Jumlah 97 100
3. Paritas
Resiko ( primi dan grande 78 80.4
multipara) 19 19.6
Tidak resiko (multipara) 97 100
Jumlah
4. KEK
KEK ( lila <23,5cm) 17 17.5
Tidak KEK (lila >23,5cm) 80 82.5
Jumlah 97 100
5. Preeklamsia
Preeklamsia 62 63.9
47
48
73 bayi (75,3%) mengalami BBLR, pada usia ibu terdapat 71 responden (73,2%)
dengan usia tidak beresiko, pada paritas terdapat 78 responden (80,4%) dengan
paritas yang beresiko, sedangkan pada ibu dengan KEK terdapat 80 responden
(82,5%) ibu tidak KEK, lalu pada preeklamsia terdapat 62 responden dengan
Kejadian
Usia ibu BBLR Tidak BBLR
OR p
N %
F % F % (95% CI) value
dapat di simpulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu dengan
Kejadian
Paritas BBLR Tidak BBLR
OR p
N %
F % F % (95% CI) value
Kejadian
KEK BBLR Tidak BBLR
OR p
N %
F % F % (95% CI) value
sampel (80,0%) ibu dengan tidak KEK melahirkan bayi BBLR. Hasil
Kejadian
Preeklamsi BBLR Tidak BBLR
a OR p
N %
F % F % (95% CI) value
Kejadian
Plasenta BBLR Tidak BBLR
previa OR p
N %
F % F % (95% CI) value
kejadian BBLR.
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. Hafiz Cianjur dan
hasil analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian berat bayi lahir
Dan Plsenta Previa di Rumah Sakit Dr. Hafiz Cianjur tahun 2022
Sakit Dr. Hafiz Cianjur pada tahun 2022 dari 97 sampel terdapat
beberapa faktor seperti seperti faktor ibu (usia ibu, paritas, KEK,
berumur lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun rentan usia
2022).
kehamilan, mental ibu sudah matang dan mampu merawat bayi dan
berat badan bayi seharusnya berada dalam batas normal. Masih ada
pengalaman pertama bagi ibu untuk hamil sehingga ibu cemas dan
komplikasi baik pada ibu maupun bayinya. Paritas tinggi juga akan
(Yusridawati, 2021)
57
bayi dengan berat badan lahir rendah, dan tidak semua ibu yang
dengan berat badan lahir normal atau diatas 2500 gram. Pada
berkurang, dan hal ini akan menyebabkan berat badan lahir rendah
(BBLR).
samping itu juga terjadi arterosis akut pada arteri spiralis yang
menyebabkan berat badan lahir rendah. (Fitri Nur Indah & Istri
Utami, 2020)
61
merah segar dan tanpa adanya rasa nyeri. Kondisi ini pun dapat
Hafiz Cianjur.
tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian BBLR. Penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian Hartina (2022), bahwa tidak ada
tahun) lebih banyak melahirkan bayi BBLR, hal ini bisa di sebabkan
karena meskipun ibu berada pada usia reproduksi sehat (20-35 tahun)
tetapi jika selama hamil ibu mengalami kurang gizi, resiko dan
BBLR, karena gizi kurang saat hamil merupakan faktor yang secara
oleh usia ibu, tidak adanya hubungan antara usia ibu dengan bayi
baik dari segi kesehatan ibu dan kesehatan janin, status gizi, pola
bertambahnya usia ibu. Hal ini pun yang dapat menyebabkan faktor
fungsinya belum optimal. Di sisi lain, emosi ibu yang belum matang
kejadian bayi prematur dan bayi berat lahir rendah. (Wahyuli, 2023)
BBLR, hal ini bisa di sebabkan karena umur ibu tidak berpengaruh
namun bila didukung dengan status gizi yang baik, maka risiko
akan lebih matang. Ibu yang melahirkan di usia muda kurang dari 20
kebutuhan terhadap zat gizi yang lebih besar dari pada wanita lainnya.
nafsu makan hal ini juga akan mempengaruhi asupan nutrisi yang di
pada usia muda merupakan faktor risiko karena umur kurang dari 20
lebih banyak digunakan untuk mencukupi kebutuhan ibu, dan ibu yang
Hafiz Cianjur.
penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian sitti nur intang bahwa
yang cukup pada saat kehamilan, termasuk dalam menjaga status gizi
ibu selama hamil yang dapat berdampak pada kuranya berat badan
antara paritas dengan kejadian BBLR, dilihat dari hasil chi- square
merupakan faktor utama yang berkaitan erat dengan berat bayi lahir,
bahwa tidak ada hubungan antara paritas dan kejadia BBLR, hal
termasuk BBLR. Pada ibu dengan paritas tinggi juga akan mengurangi
Cianjur.
orang (47,1%) dan ibu yang melahirkan bayi tidak BBLR dengan tidak
BBLR.
mengalami KEK lebih banyak melahirkan bayi BBLR, hal ini bisa
multifaktorial, meskipun status gizi ibu baik (LILA > 23,5cm) pada
saat hamil namun ada faktor lain yang mungkin akan menyebabkan
terjadinya bayi BBLR seperti faktor ibu (usia, paritas, riwayat penyakit
antara KEK dengan kejadian BBLR, dilihat dari hasil chi – square
menyebabkan ibu hamil tidak mempunyai zat gizi yang adekuat untuk
normal, tidak menderita sakit dan tidak mengalami gangguan gizi pada
masa sebelum atau saat hamil, ibu akan melahirkan bayi yang lebih
dan menyebabkan ukuran plasenta lebih kecil. Selain itu karena adanya
akan dikandungnya sehingga ibu yang status gizi kuran sebelum hamil
pada ibu hamil juga dapat menyebabkan ukuran plasenta menjadi lebih
melahirkan bayi tidak BBLR, hal ini bisa disebabkan karena ibu
73
(inpesari, 2020)
disfungsi sel endotel. Pada saat ibu hamil dan mengalami hipertensi,
sehingga suplai oksigen dan nutrisi ke janin berkurang. Ketika hal itu
BBLR dengan plasenta previa sebanyak 6 orang (85,7%) dan ibu yang
dari pada ibu yang mengalami plasenta previa, hal ini bisa di sebekan
karena ibu memiliki faktor resiko lain pada saat kehamilan yang dapat
0,677 (>0,05). Ibu hamil dengan plasenta previa masih bisa melahirkan
bayi tidak BBLR, hal ini dapat disebabkan karena selama hamil ibu
seksual agar perdarahan akibat plasenta previa dapat hindari dan dapat
hubungan dengan kejadian BBLR. Selain itu, ibu pada masa kehamilan
lain, beraktivitas atau olahraga kecil seperti jalan-jalan kecil, yoga atau
yang membawa oksigen dan nutrisi ke janin, serta ibu hamil lebih
2019)
BBLR, hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah
ada hubungan dengan kejadian BBLR. Selain itu, ibu pada masa
yoga atau aktivitas lain sesuai toleransi yang akan memperlancar aliran
darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke janin, serta ibu hamil
BBLR. Oleh karena itu, ibu dengan plasenta previa belum bisa
turun sehingga dapat terjadi his dan hipoksia, hal ini memicu
bisa mempengaruhi aliran darah dan nutrisi ke janin. Hal ini dapat
(juniarti, 2018)
C. Keterbatasan Penelitian
sesuaikan dengan tersediaan data di rekam medis yang ada di Rumah sakit Dr.
yang tertera di rekam medis, sehingga sulit mengetahui apakah terdapat faktor
A. Simpulan
2. Tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian BBLR di Rumah
Sakit Dr. Hafiz Cianjur, p value sebesar 0,119 dan OR OR = 1.256 (95%
CI = 1.023-1.542).
3. Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit
Dr. Hafiz Cianjur, nilai p value sebesar 0,554 dan OR = 1.124 (95% CI =
809-1.562).
4. Ada hubungan antara KEK dengan kejadian BBLR di Rumah Sakit Dr.
1,050)
79
80
Sakit Dr. Hafiz cianjur, p value sebesar 0,367 dan OR = 1,135 (95% CI =
0,890 – 1,492).
Rumah Sakit Dr. Hafiz cianjur, p value sebesar 0,677 dan OR = 1.151
B. Saran
(BBLR) di Rumah Sakit Dr. Hafiz Cianjur, maka saran yang dapat di
Hafiz Cianjur
kehamilan dan pada masa kehamilan pada ibu hamil terutama pada ibu
b. Bagi masyarakat
pada trimester pertama, minimal satu kali pada trimester kedua, dan
ditingkatkan untuk menjamin kehamilan yang aman bagi ibu dan anak
berat lahir rendah dengan meneliti variabel lain dari faktor ibu, faktor
kejadian BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. Widya. (2022). Jurnal Smart Ankes – Stikes Abdi Nusa Pangkalpinang
Desti Widya Astuti Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusa Pangk. 6(2),
21–25.
Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (Studi Di Rsud Dr.
17(1), 284–287.
Fitri Nur Indah, & Istri Utami. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (Bblr). Intan Husada Jurnal Ilmu
Https://Doi.Org/10.12962/J23373520.V11i1.62863
Heriani, H., & Camelia, R. (2022). Hubungan Umur Dan Paritas Ibu Dengan
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science
82
83
Herlina, L., & Purnama, M. (2019). Masalah Plasenta Serta Kehamilan Multiple
Kasilah, R., Wiranto, G., Sp, A., & M, M. K. (2021). Jurnal Kebidanan Dan
Indonesia-Sehat-Dengan-Pendekatan-Keluarga.Html
Noor, M. S., Husaini, H., Puteri, A. O., & Hidayat, D. T. (2020). Hubungan
Faktor Ibu, Janin, Dan Plasenta Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
Https://Doi.Org/10.20527/Jbk.V6i2.9403
84
Nurhayati, N., Hamang, S. H., & Thamrin, H. (2022). Faktor Risiko Umur,
Paritas, Dan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Terhadap Kejadian Berat Badan
Https://Doi.Org/10.33096/Wom.Vi.340
Pantiawati, I. (2021). Bayi Dengan Bblr (I. Paovi (Ed.); 2nd Ed.). Nuha Medika.
Proverawati, A., & Ismawati, C. (2021). Berat Badan Lahir Rendah (J. Budi
Riyanto, A. (2013a). Pengolahan Dan Analisi Data Kesehatan (A. Riyanto (Ed.);
Saputri, M. S., Amalia, R., Dewi, T., & Silaban, S. (2023). Berat Lahir Rendah
Per 1 . 000 Kelahiran Hidup , Akb 24 Per 1 . 000 Kelahiran Hidup , Dan
Kesehatan. Https://Yankes.Kemkes.Go.Id/View_Artikel/756/Kenali-
Tumbuh-Kembang-Bblr
85
Wang, S., Yang, L., Shang, L., Yang, W., Qi, C., Huang, L., Xie, G., Wang, R., &
020-03445-2
Hubungan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (Kek) Dengan Kejadian Berat
Xi, C., Luo, M., Wang, T., Wang, Y., Wang, S., Guo, L., & Lu, C. (2020).
Badan Lahir Rendah (Bblr) Di Rsud Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu