Anda di halaman 1dari 164

CONFINED

SPACE ENTRY

Created by Adi Pramono


REGULASI PEMERINTAH
 Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
 • Undang Undang No. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
 • Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja
 Permenaker No 5 tahun 2008 NAB bahan
kimia

Created by Adi Pramono


PENGETAHUAN TENTANG
CONFINED SPACE

Created by Adi Pramono


DEFINISI CONFINED SPACE

Ruang tertutup atau sebagian


tertutup yang memiliki potensi
perbedaan atmosfir dan tidak di
maksudkan sebagai ruang kerja
serta untuk akses masuk dan
keluar sangat terbatas.

Created by Adi Pramono


MENGAPA ANDA DITRAINING

HARUS
1. Agar mengetahui apakah ruangan terbatas
itu (Confined Space).
2. Agar dapat mengenali potensi bahaya-2
masuk atau bekerja dalam Ruangan Terbatas,
3. Agar dapat mengendalikan Resikonya
saat bekerja didalam ruang terbatas.
4. Dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
selamat tanpa kecelakaan/cidera.

Created by Adi Pramono


HAZARD CONFINED SPACE

Created by Adi Pramono


BAHAYA MASUK RUANG
1.
T
Kekurangan Oksigen.
ERBATAS
2. Kelebihan Oksigen.
3. Terbakar.
4. Explotion atau Meledak.
5. Terjebak tdk bisakeluar.
6. Iritasi Kulit.
7. Over Heating.
8. TerhirupGasBeracun
9. Tertimpa bendajatuh
10. Bahaya listrik statis
11. SurfaceHazards (licin, tersandung, jatuh) 11

12. Masuknya bahan bebahaya melalui saluran atau pipa


Created by Adi Pramono
PENYEBAB TERBANYAK KEMATIAN BEKERJA

PADACONFINED SPACE. .?
1. Tidak mengetahui Bahayanya.
2. Terlalu percaya dengan pancaindra.
3. Menganggap ringan terhadap bahaya.
4. Lupa bahwa kondisi dapatberubah
drastis.
5. Mencoba menolong orang lain. 8

Created by Adi Pramono


KATEGORI CONFINED SPACE

Created by Adi Pramono


Penggolongan Kategori di Ruang
Terbatas dibagi menjadi 3 Kategori
diantaranya adalah :

Created by Adi Pramono


1.POTENSI BAHAYA KECIL

CATEGORY 2.POTENSI BAHAYA TINGGI


CONFINED
SPACE
3.POTENSI BAHAYA SANGAT
TINGGI
KATEGORI I

1. Risiko pencemaran dapat di kendalikan


2. Mudah masuk dan keluar
3. Mempunyai penerangan yang baik
4. Isolasi dapat dilakukan dengan baik
5. Tidak memerlukan pengawasan yang
countinue
KATEGORI II

1. JENIS GAS DI KETAHUI


2. SUMBER PENCEMARAN DAPAT DI
KENDALIKAN
3. ZAT ZAT YANG TIMBUL DAPAT DI
PERKIRAKAN
4. VENTILASI TIDAK TERLALU BAIK
5. JALAN MASUK DAN KELUAR TERBATAS
KATEGORI III

1. Kadar penceamaran sangat tinggi dan tidak


diketahui jenis keberadaanya
2. Tidak dapat di buatkan ventilasi
3. Pengisolasian tidak dapat dilakukan dengan
sempurna
4. Terdapat bahaya phisik lain nya
5. Jalan masuk berbahaya atau sulit
Created by Adi Pramono
PRAKTISI & TRAINER K3
LANGKAH-LANGKAH MEMASUKI RUANG TERBATAS:
Langkah 1 : Mengidentifikasi Ruang terbatas.
Langkah 2 : Mengidentifikasi bahaya dan resiko bahaya.
Langkah 3 : Mengidentifikasi Peralatan/Lokasi
Langkah 4 : Isolasi
Langkah 5 : Pembersihan.
Langkah 6 : Persiapan peralatan pelindung diri.
Langkah 7 : Menentukan kualifikasi dan tanggung jawab.
Langkah 8 : Menguji atau mengukurAtmosfir.
Langkah 9 : Mendapatkan Ijin Kerja (Permit ToWork).
Langkah 10 : Pelaksanaan pekerjaan ruang terbatas.
Langkah 1 : Post check / Pemeriksaan akhir.

12

Created by Adi Pramono


1.IDENTIFIKASI RUANG TERBATAS

Created by Adi Pramono


PRAKTISI & TRAINER K3
2.IDENTIFIKASI BAHAYA & RISIKO

• LEDAKAN
• KEBAKARAN
• SESAK NAFAS

Created by Adi Pramono


PRAKTISI & TRAINER K3
3.MENGIDENTIFIKASI PERALATAN /LOKASI

Created by Adi Pramono


PRAKTISI & TRAINER K3
4.MELAKUKAN ISOLASI/LOTO

Created by Adi Pramono


PRAKTISI & TRAINER K3
5.MELAKUKAN PEMBERSIHAN/CLEANING
Created by Adi Pramono
6.ALAT PELINDUNG DIRI
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
7.MENENTUKAN KUALIFIKASI PERSONAL
TEAMCONFINED SPACEENTRY
• Man Entry / Orang Yang Masuk
minimum ( 2.Org )
• Dokter atau Paramedic ( 1.Org )
• Fire Man ( 1.Org )
• Log Keeper / Pencatat yang
masuk/keluar ( 1.Org )
• Pengawas/Supervisor ( 1.Org )
• Rescue Team standby minimum (2 Org).

23

Created by Adi Pramono


Tugas dan Tanggung Jawab :
Supervisor

• Meyakinkan kecukupan proteksi tersedia untuk


pekerja yang masuk denganmelakukan
pemeriksaan LOTO dan semua bahaya sudah
terisolasi denganaman
• Mendukung petugas penunggu luar yang
berwenang dalam pengendalianmasuk ruang
tertutup
• Bertanggung jawab terhadap proses kegiatan
bekerja di ruang terbatas baiksebelum masuk,
pada saat berada didalam maupun setelah selesai

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
• Meyakinkan semua personil
yang terlibat memahami dan
peduli terhadapbahaya dan
risiko yang terkait dengan
ruang tertutup
• Mencegah orang tidak
berwenang masuk kedalam
ruang terbatas

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
Attendant
• Memantau pekerja saat pekerjaan berjalan dan
saat masuk dan keluar serta meyakinkan
keselamatan mereka, Attendent( penjaga) tidak
boleh meninggalkan posnya apapun alasannya
saat pekerja ada di dalam kecuali diganti
olehattendant yang berkualifikasi
• Memantau kondisi atmosfer dalam ruang
sebelum dan saat orang masuk
• Memantau jalan masuk/keluar dari ruang
tertutup

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Enterance
• Pekerja dimana secara fisik masuk
kedalam ruang tetutup untuk
melaksanakan pekerjaan.
• Memastikan bahwa ruang tertutup
tersebut telah diventilasi,
diisolasi,dikosongkan, atau membuat
aman untuk masuk
• Segera keluar ruang, tanpa bertanya,
sesuai peringatan attendant,
tidakpeduli alasannya

Created by Adi Pramono


• Mengikuti semua aturan
dan prosedur keselamatan
yang diterapkan
• Mampu melakukan isolasi
terhadap sumber –sumber
energi yang teridentifikasi
sebelum melakukan
pekerjaan
• Memahami pekerjaan yang
akan dilakukan dan
prosedur yang
diterapkanuntuk pekerjaan
tersebut
Created by Adi Pramono
8.MELAKUKAN PENGUKURAN/PENGUJIAN
KEMAMPUAN GAS DETECTOR

oksigen (O2)
GAS METHAN CH4(LEL),

Hidrogen sulfida (H2S) PPM

karbon monoksida (CO)PPM

Created by Adi Pramono


Jenis gas

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
Gas detector

• Gas detector merupakan alat pendeteksi


kebocoran gas yang dapat menyebaban
kebakaran,

Created by Adi Pramono


Pemilihan Gas Detector yang tepat
adalah :
• 1. Sesuai bahan yang akan diukur,
2. Etektif dan efisien,
3. Tingkat ketelitian yang tinggi.
4. Mudah dioperasikan,
5. Mudah dikalibrasi, dan
6. Suku cadang mudah di dapat.

Created by Adi Pramono


KEMAMPUAN GAS DETECTOR

oksigen (O2)
GAS METHAN CH4(LEL),

Hidrogen sulfida (H2S) PPM

karbon monoksida (CO)PPM

Created by Adi Pramono


KEMAMPUAN DAYA INDICATOR GAS DETECTOR

Gas yang dapat EX,O2,H2S,CO2,NO2 EX,CO2,H2S,CH4,NO EX,CO2,H2S,SO2,CH4


diukur 2,SO2 ,O2,VOC

Jumlah gas 1-4 1-6 1-7

Aplikasi PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN


UDARA UDARA UDARA
PRIBADI+TITIK PRIBADI+TITIK PRIBADI+TITIK
MASUK RUANG MASUK RUANG MASUK RUANG
TERTUTUP TERTUTUP TERTUTUP

Created by Adi Pramono


POWER
• Alat ini mendapatkan daya dari listrik dan
ada pula yang menggunakan batere

Created by Adi Pramono


Cara kerja Alat Gas Detector
• ketika detector mengukur konsentrasi gas di
sebuah area, sensornya bereaksi terhadap gas
kalibrasi yang akhirnya menunjuk pada skala
tertentu.

Created by Adi Pramono


9.MENDAPATKAN IJIN KERJA
Perlunya Ijin Kerja ketika melakukan
Pekerjaan di Ruang Terbatas agar :
• Memberikan informasi dan instruksi tertulis
mengenai keadaan berbahaya yang harus
dihindari, petugas dan peralatan pelindung
keselamatan yang diperlukan.
• Menjamin adanya persiapan yang benar sebelum
pekerjaan dimulai.
• Membatasi jenis pekerjaan dimana pembatasan
tersebut akan mempengaruhi kebutuhan untuk
menjamin Keselamatan dan Kesehatan.

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
10.PELAKSANAAN KERJA RUANG
TERBATAS
11.PENGUJIAN ULANG
Tahapan Pengendalian HOC Pada
Pekerjaan di Ruang Terbatas :

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
• Memberikan pemberitahuan yang cukup
kepada semua pihak yang terlibat dalam
pekerjaan tersebut.
• Membagi tanggung jawab dengan semua
pihak menandatangani untuk memastikan
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja dan
lindungan lingkungan pada pekerjaan tersebut
telah disetujui.

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Bahan Mudah terbakar dan Meledak

• 1) Lower Explosive Limit (LEL) : Jumlah


prosentase minimun gas yang
dibutuhkanuntuk penyalaan
• 2) Upper Explosive Limit (UEL) : Jumlah
presentase maksimum gas yang
dibutuhkanuntuk penyalaan

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
• Untuk proses pembakaran, CH4 Methane,

Created by Adi Pramono


• Untuk masing -masing jenis Gas (LEL-UEL)

TABEL

Created by Adi Pramono


Konsentrasi Paparan Gas

Created by Adi Pramono


Time Weighted Average (TWA)
• Nilai Ambang Batas suatu zat selama 8 jam
sehari dalam 40 jam kerja per minggu, dimana
diyakini bahwa hampir semua pekerja yang
terpapar berulang – ulang tidak akan
menderita efek yang merugikan

Created by Adi Pramono


Short Term Exposure Limit (STEL)
• Konsentrasi suatu zat dimana para pekerja
diijinkan terpapar secara terus menerus dalam
waktu yang singkat tanpa
mengalami Iritasi;Kerusakan jaringan yang
tidak bisa pulih kembali, Paparan pada STEL
tidak boleh lebih dari 15 menit dan tidak
boleh diulangi lebih dari 4 kali setiap hari,
dengan selang waktu istirahat tidak boleh
kurang dari 60 menit.
Created by Adi Pramono
Peak Exposure Limit / TLV

• Batas maksimum konsentrasi suatu zat yang


dianggap tidak akan mempengaruhi kondisi
seseorang (aman) yang secara analitis dapat
dipraktekkan, yaitu tidak melampaui 15 menit.
Konsentrasi ini tidak boleh dilampaui selama
paparan kerja bagi zat – zat yang dapat
menyebabkan iritasi dengan segera.

Created by Adi Pramono


Contoh Jenis gas dengan TLV -TWA,
TLV-STEL

Created by Adi Pramono


Pengenalan Gas
Berbahaya
dalam Ruangan
Terbatas

Created by Adi Pramono


1. H2S (Hydrogen Sulfide)

• H2S adalah rumus kimia


dari gas Hidrogen Sulfida
yang terbentuk dari 2
unsur Hidrogen dan 1
unsur Sulfur. Satuan ukur
gas H2S adalah ppm
( part per milion ) atau %

Created by Adi Pramono


Sifat Fisik dari H2S (Hydrogen Sulfide)
• Berbau seperti telur busuk pada
konsentrasi 0,13 – 30 ppm
• Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi
LEL (Lower Explosive Limit ) 4.3% sampai UEL
( Upper Explosive Limite ) 46% dengan nyala
apiberwarna biru pada temperature 500 0F
(260 0C)

Created by Adi Pramono


• Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat
dari udara denganperbandingan berat jenis
H2S : 1.189 dan berat jenis udara : 1 ( 150C ,
1atm
• H2S dapat larut (bercampur) dengan air ( daya
larut dalam air 437 ml/100 ml air pada 0 0C;
186 ml/100 ml air pada 40 0C ).

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
• Batas kontaminasi H2S adalah nilai ambang
batas yang dimaksudkan sebagai pedoman
standar paparan H2S untuk dapat bekerja
dengan selamat.Menurut ACGIH , TLV-TWA
/ Threshold Limit Value-Time Weighted
Average : TLV – TWA H2S : 10 ppm, TLV –
STEL (Treshold Limit Value – Short Term
Exposure Limit ) : TLV – STEL H2S : 15 PPM

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
Pernafasan.
• Sebelum mengenali gas-gas beracun,kita perlu memahami
tentang system pernafasan.

- System pernafasan
• System Pernafasan ialah ; Proses dimana Oxygen masuk,dan karbon dioksida keluardari
tubuh kita.
Udara yang dihirup melalui hidung masuk ke Paru-Paru, yang selanjutnya menstransfer
oksigen ke darah,dan karbon dioksida dari darah, terjadi dalam kantong kecil udara
yang kecil dan berdinding tipis yang di sebut alveoly.yang di kelilingi dengan pembuluh
darah yang sangat kecil dan berdinding tipis yang disebut dengan pembuluh darah
kapiler.
• Dalam kondisi normal kita bernafas 12 – 20 kali per menit ( orang dewasa )
15 – 30 kali per menit ( anak-anak )
25 – 50 kali per menit ( bayi ).

Created by Adi Pramono


Fungsi udara bagi tubuh
• Fungsi udara bagi tubuh:
Tubuh kita membutuhkan Oksigen secara terus menerus untuk bertahan
hidup
dan megeluarkan karbon dioksida secara terus menerus dari udara sekeliling.

Oksigen di supplay ke sel sel agar sel sel dapat berfungsi dan bahkan untuk
tetap hidup ,pada waktu yang bersamaan, karbon dioksida dan produk
produk buangan lainnya perlu di keluarkan.

Bila saluran oksigen ke tubuh kita terputus maka sel sel otak akan mati
dalam kira kira 5 menit.

84
Created by Adi Pramono
Komposisi udara
• Udara yang ditarik ke dalam paru-paru dari atmosfir terdiri dari sejumlah
gas dalam perkiraan proporsi dalam volume sebagai berikut.

21% Oxygen 17%


0,03% Carbon dioxide 4%
78 % Nitrogen 78 %

0,96% Noble gases 0,96%

Kalau kita lihat dari angka –angka diatas tubuh kita hanya membyerap oksigen 4% dan sisanya di hembuskan
Lagi. Agar tubuh kita dapat berfungsi dengan baik udara yang kita hirup harus mengandung minimal 19,5%
oksigen Dan tidak ada gas beracun.

85
Created by Adi Pramono
Nama lain dan sebutan untuk H2S:
Stink Damp Hydrogen Sulfide
(Bau lembab)

Rotten-Egg Gas Sour Crude / Sour Gas


(Gas telur busuk)
(Asam mentah/Asam gas)

H2S
Swamp Gas Sewer Gas
(Gas rawa)
(Bau selokan)

Dihydrogen Sulfide Hydrosulphuric Acid

Hepatic Gas Sulphurated Hydrogen

Zwavelwaterstoff

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Efek fisik gas h2s pada tingkat rendah
dapat menyebabkan terjadinya gejala
gejala sebagai berikut

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
SULFUR DIOKSIDA

Lembar data Sulfur Dioksie ( SO2)


Bahaya : Terbakar,
tidak meledak
Klasifikasi kesehatan : Sangat
beracun
Exposure limit: (OSHA) PEL / TWA : 2 ppm
(ACGIH) STEL : 10 ppm
(OSHA) IDLH : 100 ppm
EFEK SULFUR DIOKSIDA
PPM GEJALA-GEJALA DAN EFEK KESEHATAN

0,3 – 1 Sulfur Dioksida awalnya diketahui dari rasa

2 Permissible exposure level (OSHA, ACGIH )

3 Bau menjadi mudah diketahui

6 – 12 Iritasi pada hidung dan tenggorokan

20 Iritasi pada mata

50 – 100 Kontaminasi maksimum untuk periode waktu 30 menit

400 – 500 Kontaminasi yang berbahaya dapat menyebabkan edema paru.

97
Created by Adi Pramono
KARBON MONOKSIDA (CO)

Lembar data Karbon Monoksida: CO


Bahaya : Terbakar, akan meledak: LEL
12,5%
Klasifikasi kesehatan : Sangat beracun
Exposure limit: (OSHA) PEL / TWA : 50 ppm
(ACGIH) STEL : 400 ppm
(OSHA) IDLH : 1200 ppm

Created by Adi Pramono


TINGKAT CO DALAM PPM
KONDISI YANG DIAKIBATKAN / EFEK PADA
PPM
MANUSIA
50 Tingkat kontaminasi yang diijinkan untuk 8 jam
Dapat terjadi sakit kepala ringan dibagian depan dalam 2 sampai
200
3 jam
400 Sakit kepala bagian depan dan mual setelah 1 sampai 2 jam .
Sakit kepala , pening,dan mual dalam 45 minit.pingsan dan bisa
800
terjadi kematian dalam 2 jam.
Sakit kepala , pening,dan mual dalam 20 minit.pingsan dan bisa
1600
terjadi kematian dalam 1 jam.
Sakit kepala , pening,dan mual dalam 5 sampai 10 minit.
3200
Ketidaksadaran dan bahaya kematian dalam 30 menit
Sakit kepala dan dalam 1 sampai 2 menit. Ketidak sadaran dan
6400
bahay kematian dalam 10 sampai 15 menit.
Efek cepat - ketidak sadaran. Bahaya kematian dalam 1 sampai 3
12.800
menit.

99
Created by Adi Pramono
KARBON DIOKSIDA (CO2)
Meskipun dalam bernafas kita menghembuskan karbon dioksida dan bahwa gas
ini berada di atmosfir sekitar 400 ppm, tingkat aman maksimumnya adalah 5000
ppm (0,5% dari volume). Gas ini adalah produk dari pembakaran yang sempurna,
dan ditemukan pada pembuatan bir dan proses fermentasi lainnya. CO2 dengan
metana adalah komponen utama gas pencerna dalam pengurukan tanah dan
pemorosesan sampah. CO2 digunakan untuk mengkarbonasi bir,

Beberapa resiko ditempat yang sesak dan ventilasinya buruk, dan atmosfir yang
kurang oksigen akan menyertai masalah ini.

Lembar data Karbon Monoksida: CO


Bahaya : Gas yang tidak mudah terbakar
Klasifikasi kesehatan : pembuat sesak nafas
Exposure limit: (OSHA) PEL / TWA : 5.000 ppm
(ACGIH) STEL : 30.000 ppm
(OSHA) IDLH : 40.000 ppm
100
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
EFEK TINGKAT CO2 DALAM PPM

KONDISI YANG DIAKIBATKAN / EFEK PADA


PPM
MANUSIA

konsentrasi rendah karena respirasi yang meningkat dan sakit


3000 - 5000
kepala.

Konsentrasi menyebabkan sakit kepala,mual dan muntah yang


8000 - 12000 dapat mengakibatkan ketidaksadaran bila dibawa ke udara
bebas atau diberikan oksigen

Konsentrasi tinggi menyebabkan kekurangan sirkulasi yang


> 15.000
cepat dan mengakibatkan koma dan kematian

102
Created by Adi Pramono
AMONIAK (NH4)

Lembar data Amoniak: NH4


Bahaya : Sulit terbakar, LEL 15%
Klasifikasi kesehatan : sangat beracun
Exposure limit: (OSHA) PEL / TWA : 25 ppm
(ACGIH) STEL :35 ppm
(OSHA) IDLH : 500 ppm

Created by Adi Pramono


EFEK –EFEK DARI BERBAGAI TINGKAT NH4

KONDISI YANG DIAKIBATKAN / EFEK PADA


PPM
MANUSIA

0 - 25 Iritasi minor pada mata dan saluran pernafasan

25 Permissible Exposure level (OSHA)

50 - 100 Mual & muntah - muntah, Iritation of the throat.

Iritasi semakin intense, kematian dapat terjadi karena


100 - 500
kontak yang lama

104
Created by Adi Pramono
GAS KHLORIN (CI2)

Lembar data gas khlorin : CI2


Bahaya : Tidak akan meledak
Klasifikasi kesehatan : sangat beracun
Exposure limit: (OSHA) PEL / TWA : 0,5 ppm
(ACGIH) STEL :1ppm
(OSHA) IDLH : 30 ppm

105
Created by Adi Pramono
GAS KHLORIN (CI2)
TINGKATAN KONDISI YANG DIAKIBATKAN / EFEK-EFEK PADA
DALAM PPM MANUSIA

Tingkatan Kontaminasi uang diperboleghkan


O,5
( OSHA,ACGIH )
Iritasi pada membran mukosa, mata dan sistem
3
pernafasan
3,5 menimbulkan bau yang mudah dikenali
15 Menyebabkan iritasi tenggorokan dengan cepat
30 Kontaminasi maksimum selama periode 30 menit

100 - 150 Sakit, sesak dada, dan kematian yang disebabkan


kontaminasi yang berkelanjutan

106
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
PENGENALAN
GAS TESTING

Created by Adi Pramono


APAKAH GAS
TESTING ITU?

Created by Adi Pramono


Gas testing yang dimaksud dalam training ini adalah pengukuran
kandungan dan konsentrasi gas baik itu gas beracun maupun
gas-gas yang mudah terbakar dengan menggunakan peralatan-
peralatan gas detector lengkap dengan assesorisnya jika
diperlukan.

Created by Adi Pramono


Contoh gas – gas atau uap di udara
yang di ukur :
• 1. Hidrokarbon.
2. Karbon monoksida (CO),
3. Karbon dioksda (C02),
4. Hidrogen Sulfida (H2S), dan
5. Oksigen (02).
• Sistem monitoring gas H2S yang digunakan
merupakan sistem berbasis komputer dengan
tujuan agar proses monitoring dapat
termonitor akurat dan terkendali secara
komputerisasi.

Created by Adi Pramono


Alat Deteksi Terpasang Tetap
(Fixed System)

Penempatan alat deteksi ditentukan berdasarkan 3


faktor :
1. Batas keliling daerah berbahaya.
2. Atmosfer tempat kerja, lalu lintas
personil keluar masuk daerah berbahaya.
3. Dekat dengan sumber kebocoran dalam
daerah berbahaya.

Created by Adi Pramono


www.akualita.com 120
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono
Jenis Jenis Detector

SMOKE

GAS

FIRE Created by Adi Pramono HEAT


Created by Adi Pramono
Contoh Single gas Detector

Created by Adi Pramono 131


Contoh-contoh Multi Gas Detector

Created by Adi Pramono 132


ALAT PELINDUNG
PERNAFASAN
(SCBA)

Created by Adi Pramono


Self Contained Breathing Apparatus
(SCBA)

Created by Adi Pramono


ALAT BANTU PERNAFASAN (ABP)
BREATHING APPARATUS (BA)
Mengapa ABP / BA diperlukan?
• Udara panas
• Udara asphyxiant (kekurangan
oksigen)
• Udara mengandung gas
beracun (toksik)
• Udara mengandung partikel
atau asap

135
Fungsi ABP

• Mensuplai udara atau oksigen


untuk pernafasan normal
• Efektif untuk membuang CO2
hasil pernafasan dengan
memindahkannya ke atmosfir
• Sarana untuk meningkatkan
suplai udara atau oksigen pada
waktu kerja keras

136
Komponen ABP

1. SILINDER
2. PLAT PUNGGUNG (BACK PLATE)
HARNESS
3. MASKER
4. VALVE GROUP ASSEMBLY
5. AUTOMATIC DEMAND VALVE

137
Komponen ABP - 1

• SILINDER
– Terbuat dari baja
– Bagian luar digalvanisasi dan dicat.
– Saat ini dikembangkan bahan
komposit yang lebih ringan
– Tekanan kerja diijinkan (Allowable
working pressure) mencapai 300
bar (4500 psi)
– Volume udara tekan / oksigen
bervariasi

140
Komponen ABP - 2

• PLAT PUNGGUNG (BACK PLATE)


/ HARNESS
– Terbuat dari baja tahan karat dan
aksesori dari karet
– Pengikatan dan pelepasan cepat
dan mudah

142
Komponen ABP - 3

• MASKER
– Masker terbuat dari karet dengan
plastik untuk penglihatan
– Double seal periphery
– Penguat kepala sebanyak 5 buah
– Ori nassal iner mask
– Diafragma untuk berbicara
– Spring loaded exhalation valve

144
Komponen ABP - 4

• VALVE GROUP ASSEMBLY


– Gauge line and pressure gauge
– Reducer valve
– Accoustic warning signal
– Pressure relief valve  10 bar
– Intermediate pressure line

146
Komponen ABP - 5

• AUTOMATIC LUNG DEMAND


VALVE
– Fasilitas tekanan positif
Automatic lung demand valve
bekerja secara otomatis (switch
on) bila pemakai bernafas dari
maskernya.

148
WAKTU PEMAKAIAN
• FULL DURATION
– Lamanya waktu pemakaian dari
mulai digunakan ABP sampai
silinder kosong
• WORKING DURATION
– Lamanya waktu pemakaian
sejak mulai digunakan sampai
tekanan silinder terdengar
sinyal peringatan (peluit)
• SAFETY MARGIN
– Lamanya waktu pemakaian
sejak peluit berbunyi sampai
silinder kosong

Created by Adi Pramono 151


ISI SILINDER
Lamanya waktu pemakaian ABP tergantung
dari jumlah udara /oksigen dan rata-rata laju
konsumsi pernafasan.

KAPASITAS (Liter) x TEKANAN (Bar) = KAPASITAS (Liter)

Full Duration
KAPASITAS (6 Liter) x TEKANAN (300 Bar) = KAPASITAS (1800Liter)

Created by Adi Pramono 152


LAMA PEMAKAIAN

Laju konsumsi udara = 40 Liter/menit


Margin Keselamatan (Safety Margin) = 10 menit

1800 Liter
FULL DURATION = = 45 menit
40 Liter / menit

WORKING DURATION = 45 – 10 menit = 35 menit

Created by Adi Pramono 153


Keperluan Udara Pernafasan
Kegiatan Jumlah Volume udara Udara Konsumsi
respirasi tiap respirasi, pernafasan oksigen
tiap menit Liter Liter/mnt Liter/mnt
Istirahat di 16,8 0,457 7,7 0,237
tempat tidur
Istirahat biasa 17,1 0,612 10,4 0,328
Berjalan 14,7 1,27 18,6 0,780
3,2 km/j
Berjalan 16,2 1,53 24,8 1,065
4,8 km/j
Berjalan 18,2 2,02 37,3 1,595
6,4 km/j
Berjalan 19,5 3,14 60,9 2,543
8,0 km/j

Created by Adi Pramono 154


Lama pemakaian

TEKANAN SILINDER = 300 BAR Tekanan Lama


VOLUME SILINDER = 6 LITER silinder pemakaian,
menit
VOLUME UDARA NORMAL = 300 35

1800 LITER 290 33

280 32
RESPIRASI RATA-RATA =
270 30
40 LITER/MENIT
260 29

250 27

200 20

Created by Adi Pramono 155


HIGH PRESSURE TEST

1. Cek coupling untuk pengencangan


2. Pilih mode negative demand valve
3. Buka valve utama (main valve) sebanyak 2
atau 3 putaran
4. Cek isi silinder minimum sebesar 80% dari isi
maksimum
5. Dengarkan bila ada kebocoran
6. Tutup valve utama
Created by Adi Pramono 156
HIGH PRESSURE TEST ….

7. Amati pressure gauge, tidak boleh kurang


dari 10 bar selama 1 menit
8. Buang tekanan sisa secara manual melalui
demand valve
9. Cek peringatan tekanan rendah beroperasi
dengan baik
10. Inspeksi semua peralatan aksesori, masker,
frame

Created by Adi Pramono 157


Donning / Fitting

1. Pakai masker dan coba beberapa kali


pernafasan untuk mengecek demand valve
2. Kenakan masker dengan cara
mengencangkan ikatan kepala mulai dari
bagian bawah ke atas
3. Pastikan tidak ada rambut, jambang, yang
mengganggu
4. Lakukan uji tekanan rendah

Created by Adi Pramono 158


PERAWATAN ALAT

1. ABP disimpan di tempat kering


dan bebas debu
2. Penanganan oleh operator harus
hati-hati
3. ABP tidak diletakkan langsung di
tanah
4. Setelah digunakan untuk
keperluan darurat, kembalikan ke
kondisi semula siap digunakan
5. Untuk silinder yang ringan perlu
perawatan dengan lebih baik,
letakkan pada protective cover

Created by Adi Pramono 159


PERAWATAN
1. Pengecekan bulanan untuk
memastikan ABP siap
digunakan pada keadaan
darurat
2. Peralatan ABP terpasang
secara lengkap sesuai
instruksi dari pembuat
3. Tutup valve silinder.
Penurunan tekanan tidak
boleh lebih dari 10 bar
selama 1 menit.

Created by Adi Pramono 160


MENGGUNAKAN SCBA

• Berdirikan SCBA pada posisi yang


benar.
• Masukan tangan kiri dan kanan
kerangkaian hardness yang
tersedia.
• Betulkan posisi SCBA set di
punggung , dengan posisi yang
nyaman
• Ikatkan sabuk pinggang yang baik
Created by Adi Pramono
MERAKIT / MEMASANG SCBA

• Atur sebaik mungkin hardness dan plat


penggendong
• Longgarkan sabuk penggendong sebaik
mungkin.
• Pasang botol udara ke pelat penggendong dan
ikat yang sebaiknya.
• Sambung selang pada botol dengan
menggunakan jari tangan (jangan
menggunakan kekuatan penuh).

Created by Adi Pramono


Created by Adi Pramono
Created by Adi Pramono

Anda mungkin juga menyukai