Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 2

BAHASA INDONESIA

PEMBELAJARAN ONLINE PADA MASA PANDEMI COVID 19 SEBAGAI


STRATEGI PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH
LISDIA ERNAWATI
856764181

UPBJJ UT PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kapita Selekta
Pendidikan dengan judul “Permasalahan Aktual Pendidikan dan Penanggulangannya”.
Salawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW yang mana telah membawa dan menuntun Kami dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang ini. Terimakasih pula kami haturkan kepada semua pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita semoga makalah tentang observasi
masalah yang dilakukan guru dalam pembelajaran daring dan bimbingan yang dilakukan
guru dalam mengatasi hal tersebut bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.

Lubuklinggau, November 2023


Penyusun

Lisdia Ernawati
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak merebaknya pandemi yang disebabkan oleh virus Corona di Indonesia, banyak
cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebarannya. Salah satunya adalah
melalui surat edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Pendidikan
sekolah dasar tahun 2020 tentang pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)
di sekolah Melalui surat edaran teresebut pihak Kemendikbud memberikan instruksi kepada
sekolahi untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan menyarankan siswa untuk
belajar dari rumah masing-masing.
Menurut Moore, Dickson-Deane, &Galyen (2011) Pembelajaran online merupakan
pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas,
fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan bahwa penggunaan
internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan
dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.
Pembelajaran online pada pelaksanaannya membutuhkan dukungan perangkat-
perangkat mobile seperti telepon pintar, tablet dan laptop yang dapat digunakan untuk
mengakses informasi dimana saja dan kapan saja (Gikas & Grant, 2013). Penggunaan
teknologi mobile memiliki kontribusi besar di dunia pendidikan, termasuk di dalamnya
adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh (Korucu & Alkan, 2011). Berbagai media
juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran secara online. Misalnya
kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology
(Enriquez, 2014; Sicat, 2015; Iftakhar, 2016), dan applikasi pesan instan seperti WhatsApp
(So, 2016). Pembelajaran secara online bahkan dapat dilakukan melalui media social seperti
Facebook dan Instagram (Kumar & Nanda,2018).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan dalam penulisan makalah
ini diantaranya adalah:
1. Bagaimana Strategi Guru Dalam Proses Pembelajaran Online di Tengah Pandemi
covid-19?
2. Apa Saja Faktor Penghambat Bagi Siswa Terhadap Pembelajaran Online di Tengah
Pandemi Covid 19?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini diantaranya adalah untuk mengetahui :
1. Strategi Guru Dalam Proses Pembelajaran Online di Tengah Pandemi covid-
19
2. Faktor Penghambat Bagi Siswa Terhadap Pembelajaran Online di Tengah Pandemi
Covid 19
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Guru Dalam Proses Pembelajaran Online di Tengah Pandemi covid-19


Pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia membuat banyak sekolah
menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Sebagai gantinya, pembelajaran dilakukan
dengan pembelajaran jarak jauh atau remote learning. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Nadiem Makarim juga berupaya membangun kerjasama dengan berbagai pihak
yang fokus mengembangkan sistem pendidikan daring (dalam jaringan).
Penerapan pembelajaran daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak, baik
itu dari penyedia layanan pendidikan atau dari peserta didik sendiri. Bagaimanapun juga,
pembelajaran secara daring dan jarak jauh membutuhkan bantuan teknologi yang mumpuni
dan dapat diakses dengan mudah.
Strategi pembelajaran adalah metode atau pendekatan yang digunakan untuk
membantu siswa memahami, mengingat, dan mengaplikasikan informasi yang diajarkan
dalam proses pendidikan. Strategi ini dirancang untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran
dan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran mereka. Berikut adalah beberapa contoh
strategi pembelajaran yang umum digunakan:
1. Pembelajaran Aktif: Melibatkan siswa dalam proses belajar dengan memberi mereka
kesempatan untuk berpartisipasi aktif, seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif,
atau eksperimen.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah: Menyajikan siswa dengan masalah nyata atau situasi
yang memerlukan pemecahan, dan mereka harus menggunakan pengetahuan mereka
untuk menyelesaikannya.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa bekerja pada proyek-proyek yang memerlukan
penelitian, perencanaan, dan pelaksanaan tugas-tugas yang relevan dengan topik
pembelajaran.
4. Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong siswa untuk bekerja bersama dalam kelompok
untuk memecahkan masalah atau mengejar tujuan bersama.
5. Metode Demonstrasi: Guru menjelaskan atau menunjukkan bagaimana melakukan
sesuatu, dan siswa kemudian mengikuti contohnya.
6. Pembelajaran Berbasis Teknologi: Menggunakan alat dan sumber daya teknologi
seperti komputer, perangkat lunak pembelajaran, dan internet untuk meningkatkan
pengalaman pembelajaran.
7. Pembelajaran Berbasis Game: Menggunakan elemen permainan, seperti tantangan,
kompetisi, dan hadiah, untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa.
8. Metode Ceramah: Guru memberikan informasi kepada siswa dalam bentuk ceramah,
sementara siswa mendengarkan dan membuat catatan.
9. Pembelajaran Mandiri: Siswa diberi tanggung jawab untuk belajar sendiri dengan
panduan dari guru, buku teks, atau sumber belajar lainnya.
10. Pembelajaran Konstruktivis: Berfokus pada konstruksi pengetahuan oleh siswa
melalui refleksi, diskusi, dan eksplorasi.
11. Pembelajaran Berbasis Masukan (Feedback): Guru memberikan umpan balik
konstruktif kepada siswa tentang kinerja mereka untuk membantu mereka
memperbaiki pemahaman dan keterampilan mereka.
12. Pembelajaran Berbasis Masalah Sosial: Mengaitkan topik pembelajaran dengan isu-
isu sosial atau lingkungan yang relevan.
13. Pemodelan: Guru atau rekan sebaya memberikan contoh yang baik atau pemodelan
perilaku yang diharapkan.
Pilihan strategi pembelajaran yang tepat tergantung pada tujuan pembelajaran, siswa
yang terlibat, materi yang diajarkan, dan lingkungan pembelajaran. Kombinasi berbagai
strategi pembelajaran juga sering digunakan untuk memaksimalkan efektivitas pembelajaran.

Pandemi COVID-19 telah memaksa banyak sekolah dan guru untuk beralih ke
pembelajaran online. Dalam konteks ini, guru perlu mengadopsi strategi khusus untuk
memastikan bahwa pembelajaran tetap efektif. Berikut beberapa strategi yang dapat
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran online di tengah pandemi COVID-19:
1. Persiapan dan Perencanaan
a. Membuat rencana pelajaran yang jelas dan terstruktur.
b. Menentukan tujuan pembelajaran yang spesifik.
c. Menyesuaikan materi pembelajaran dengan format online.
2. Penggunaan Teknologi:
a. Memahami platform pembelajaran online yang digunakan (seperti Zoom, Google
Classroom, atau Microsoft Teams).
b. Menguasai alat-alat digital yang diperlukan untuk mengajar (misalnya, penggunaan
layar berbagi, polling, dan papan tulis digital).
3. Keterlibatan Siswa:
a. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan menarik.
b. Mendorong partisipasi aktif siswa melalui diskusi, tanya jawab, dan berbagai
aktivitas kreatif.
4. Ketersediaan
a. Menentukan waktu kapan guru dan siswa dapat dihubungi untuk pertanyaan atau
konsultasi.
b. Menyediakan materi pembelajaran, tugas, dan petunjuk dengan jelas dan mudah
diakses.

5. Fleksibilitas
Memahami bahwa siswa mungkin memiliki tantangan teknis atau pribadi yang berbeda-
beda, dan bersedia untuk memberikan fleksibilitas dalam jadwal dan tenggat waktu.
6. Evaluasi dan Umpan Balik
a. Menggunakan alat evaluasi online untuk mengukur pemahaman siswa, seperti kuis
online atau tugas daring.
b. Memberikan umpan balik konstruktif kepada siswa secara teratur.
7. Kolaborasi dengan Orang Tua:
a. Berkomunikasi dengan orang tua atau wali murid tentang perkembangan dan kinerja
siswa.
b. Melibatkan orang tua dalam mendukung proses pembelajaran online.
8. Dukungan Teknis
Menyediakan bantuan teknis kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan teknologi
atau platform pembelajaran online.
9. Perhatian terhadap Kesejahteraan Mental
Mengenali tanda-tanda stres atau ketidaknyamanan siswa dan memberikan dukungan
kesejahteraan mental jika diperlukan.
10. Pembaruan Terus-Menerus:
a. Terus mengikuti perkembangan teknologi dan metodologi pembelajaran online.
b. Berkolaborasi dengan rekan guru untuk bertukar pengalaman dan ide.
Penting untuk diingat bahwa pembelajaran online dapat menantang bagi guru dan
siswa. Oleh karena itu, adaptasi dan fleksibilitas sangat penting, serta komunikasi yang
terbuka antara guru, siswa, dan orang tua adalah kunci untuk menjadikan pembelajaran
online lebih efektif di tengah pandemi COVID-19.
B. Faktor Penghambat Bagi Siswa Terhadap Pembelajaran Online di Tengah
Pandemi Covid 19
Pembelajaran online di tengah pandemi COVID-19 telah menjadi norma baru dalam
dunia pendidikan, namun ada beberapa faktor penghambat yang dapat mempengaruhi
kemampuan siswa untuk belajar secara efektif melalui platform online. Beberapa faktor
penghambat tersebut:
1. Keterbatasan Akses Internet: Banyak siswa di berbagai daerah, terutama di wilayah
pedesaan, menghadapi kendala akses internet yang tidak stabil atau bahkan tidak ada
sama sekali. Ini membuat sulit bagi mereka untuk mengikuti pembelajaran online secara
konsisten.
2. Kurangnya Akses ke Perangkat Komputer: Tidak semua siswa memiliki akses ke
perangkat komputer yang memadai untuk mengikuti pembelajaran online. Ini dapat
menjadi hambatan serius bagi mereka dalam mengakses materi pelajaran dan
berpartisipasi dalam kelas virtual.
3. Kurangnya Keterampilan Teknologi: Siswa yang kurang berpengalaman dalam
menggunakan teknologi atau perangkat tertentu mungkin merasa kesulitan dalam
mengoperasikan platform pembelajaran online. Ini dapat membuat mereka merasa cemas
atau frustrasi.
4. Motivasi dan Disiplin Diri: Pembelajaran online memerlukan tingkat motivasi dan
disiplin diri yang tinggi. Siswa perlu belajar mandiri dan mengatur jadwal mereka
sendiri. Beberapa siswa mungkin kesulitan dalam menjaga motivasi dan disiplin diri ini.
5. Isolasi Sosial: Pembelajaran online dapat membuat siswa merasa terisolasi sosial karena
kurangnya interaksi langsung dengan teman sekelas dan guru. Hal ini dapat
mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka.
6. Kesulitan Pemahaman Materi: Beberapa siswa mungkin kesulitan dalam memahami
materi pembelajaran tanpa bantuan langsung dari guru. Mereka mungkin merasa
kesulitan untuk mengajukan pertanyaan atau mendapatkan klarifikasi.
7. Kurangnya Sarana dan Prasarana: Lingkungan di mana siswa belajar dari rumah
mungkin tidak selalu mendukung pembelajaran yang efektif. Faktor seperti kebisingan,
ketersediaan ruang yang cocok, atau gangguan lainnya bisa mengganggu pembelajaran.
8. Masalah Kesehatan Mental: Stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya
dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk berkonsentrasi dan belajar dengan baik
dalam lingkungan pembelajaran online.
9. Kurangnya Dukungan Orang Tua: Siswa mungkin memerlukan bantuan dari orang tua
atau wali dalam menjalani pembelajaran online. Tidak semua orang tua memiliki
pengetahuan atau waktu yang cukup untuk memberikan dukungan ini.
10. Ketidaksetaraan Pendidikan: Pembelajaran online dapat memperburuk ketidaksetaraan
pendidikan, di mana siswa yang kurang beruntung secara ekonomi mungkin memiliki
lebih sedikit akses dan dukungan dibandingkan dengan siswa yang lebih beruntung.
Pendekatan yang efektif untuk mengatasi faktor penghambat ini adalah dengan
mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh masing-masing siswa dan menyediakan solusi
yang sesuai. Pendidik dan lembaga pendidikan juga dapat bekerja sama dengan orang tua
dan siswa untuk mencari solusi yang tepat agar pembelajaran online menjadi lebih inklusif
dan efektif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai usaha untuk menekan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah maka
kepala sekolah melaksanakan pembelajaran online sebagai alternatif pembelajaran
konvensional. Melalui penelitian ini kita dapat melihat bahwa secara umum siswa telah
memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran online.
Meski demikian, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, termasuk didalamnya
ketersediaan layanan internet dan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh siswa.
Pembelajaran online mendapat tanggapan yang sangat baik dari siswa terutama
mengenai fleksibilitas pelaksanaannya. Metode pembelajaran ini juga mampu memicu
munculnya kemandirian belajar dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
Sayangnya, interaksi dalam pembelajaran online memiliki batasan sehingga tidak
memungkinkan guru untuk memantau secara langsung aktivitas siswa selama perkuliahan.
Siswa juga kesulitan memahami bahan ajar yang disampaiakan secara online. Komunikasi
antara guru dengan siiswa yang terbatas melalui applikasi pesan instan ataupun melalui kelas-
kelas virtual dirasa tidak cukup oleh siswa Pelaksanaan pembelajaran online memungkinkan
siswa untuk mengikuti pembelajaran dari rumah masing-masing. Hal ini mendorong
munculnya perilaku social distancingdan meminimalisir kemungkinan munculnya kerumuna
siswa di sekolah Dua hal ini merupakan langkahlangkah yang direkomendasikan WHO dalam
menekan penyebaran Covid-19. Meski demikian, pembelajaran online di daerah-daerah yang
tidak dijangkau jaringan internet harus diawasi karena berpotensi memunculkan kerumunan
di area-area tertentu yang justru meningkatkan kemungkinan penyebaran Covid-19.

B. Saran
Kepada guru untuk memperhatikan kondisi geografis rumah siswa. Mungkin siswa
yang berada di area terpencil sedikit kesulitan untuk mengakses pelajaran. Tidak semua
siswa kondisi ekonominya diatas rata-rata.. Demkian makalah yang kami buat, semoga dapat
bermanfaat bagi para pembaca. .Apabila ada saran dan kritik mohon disampaikan
kepada kami karna kami hanyalah hamba Allah yang tak luput dari kesalahan.
Dan demi perbaikan penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arzayeva, M., Rakhimzhanov, K., Abdrahmanova, A., & Umitkaliev, U. (2015). Special
aspects of distance learning in educational system. Anthropologist, 22(3), 449–454
https://doi.org/10.1080/09720073.2015.11891900 Bell, D., Nicoll, A., Fukuda, K., Horby, P.,
Monto, A., Hayden, F., … Van Tam, J. (2006).
Jusmawati, (2020) Kolokium Internasional tentang Pendidikan Lingkungan (ICEE).
Tersedia: https://www. gerbang penelitian. Nonpharmaceutical interventions for
pandemic influenza, national and community measures. Emerging Infectious
Diseases.
Jusmawati, S., & Irman, R. (2018). Strategi Belajar Mengajar. Makassarz:
Rizky Artha Mulia.Jusmawati, J. (2018). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Dengan Pendekatan Problem Solving Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Di Kelas IV Inpres Bangkala III Kota Makassar. Socioedu Journal
(Pendidikan, Sosial, Humaniora), 1(2). A Abu, J Jusmawati, Z Makmur, J Jumladi,
M Yusuf Tanggal penerbitan 2020/7

Anda mungkin juga menyukai