Anda di halaman 1dari 7

Nama: Resi Marsanda

Nim: PO71330190012

Dosen: Jessy Novita Sari, S.Pd

1. Uraikan Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang persyaratan kulitas air parameter
mikrobiologi

A. Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media Air untuk Keperluan
Higiene Sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang dapat berupa
parameter wajib dan parameter tambahan. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi dan sikat
gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan pakaian. Selain
itu Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi dapat digunakan sebagai air baku air minum.

Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi

No Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu(Kadar


Maksimum)
1 Total coliform CFU/100ml 50.2
2 E.coli CFU/100ml 0

B. Air untuk Kolam Renang

Parameter biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air
Kolam Renang terdiri dari 5 (lima) parameter. Empat parameter tersebut terdiri dari
indikator pencemaran oleh tinja (E. coli), bakteri yang tidak berasal dari tinja
(Pseudomonasaeruginosa, Staphylococcus aureus dan Legionella spp). Sedangkan
parameter Heterotrophic Plate Count (HPC) bukan merupakan indikator keberadaan
jenis bakteri tertentu tetapi hanya mengindikasikan perubahan kualitas air baku atau
terjadinya pertumbuhan kembali koloni bakteri heterotrophic.

Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air
Kolam Renang

No Parameter Unit Standar Baku Keterangan


Mutu(Kadar
Maksimum)
1 E.coli CFU100/ml <1 Diperiksa setiap bulan
2. Heterotrophic CFU/100ml 100 Diperiksa setiap bulan
Plate Count
(HPC)
3 Pseudomonas <1 diperiksa bila diperlukan
aeruginosa
4 Staphylococcus 100 diperiksa sewaktuwaktu
aureus
5 Legionella spp CFU/100ml <1 diperiksa setiap 3 bulan
untuk air yang diolah dan
setiap bulan untuk SPA
alami dan panas

C. Untuk Air untuk SPA

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air SPA meliputi
parameter fisik, biologi, dan kimia. Beberapa parameter Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk media air SPA berbeda berdasarkan jenis SPA (indoor atau outdoor),
menggunakan air alam atau air yang diolah, dan bahan disinfektan yang digunakan
dalam penyehatan air SPA.

Paramater biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air
SPA meliputi Escherichia coli, Heterotropic Plate Count (HPC), Pseudomonas
aeruginosa, dan Legionella spp. Angka maksimum Pseudomonas aeruginosa untuk air
SPA alam lebih besar daripada angka maksimum untuk air SPA yang diolah.

No Parameter Unit Standar Baku Keterangan


Mutu(kadar
maksimum)
1 E.coli CFU/ 100ml <1
2 Heterotropic Plate CFU/ 100ml <200
Count (HPC)
3 Pseudomonas CFU/ 100ml <1
aeruginosa

Pseudomonas CFU/ 100ml <10 SPA ALAM


aeruginosa
4 Legionella spp CFU/ 100ml <1

D. Air Untuk Pemandian Umum

Parameter biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk media air
Pemandian Umum meliputi parameter Enterococci dan E.coli. Ada dua cara
penghitungan parameter biologi yaitu nilai rata-rata geometric dan nilai batas statistic
yang signifikan. Parameter Enterococci berlaku untuk air laut dan air tawar, sedangkan
E. coli hanya untuk air tawar,masing-masing dengan satuan colony forming unit (CFU)
dalam 100 ml sampel air. Khusus untuk Pemandian Umum yang tidak berbatas (laut,
danau, sungai), jumlah sampel minimal yang diuji adalah 30 sampel sehingga standar
baku mutu yang digunakan adalah batas rata-rata statistik Jika hasil pengujian sampel
menunjukkan >10% jumlah sampel melebihi standar baku mutu maka pengujian sampel
harus dilakukan setiap bulan sekali.

Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air
Pemandian Umum
No Parameter Unit Standar Baku Mutu (kadar Keterangan
maksimum)
Rata-rata Nilai batas
geometrik statistik
(STV)

1 Enterococci CFU/ 35 130 air laut dan tawar


100ml
2 E.coli CFU/ 126 410 air tawar
100ml
Jumlah Pemandian Umum tidak
sampel berbatas = 30 sampel
minimal (menggunakan baku mutu
ratarata batas statistik)

Pemandian Umum berbatas,


besar sampel = 1 sampel
(menggunakan rata-rata
geometrik)

2. Uraikan persyaratan mikrobiologi pada makanan dari daging dan susu menurut
peraturan BPOM tentang cemaran mikroba pada makanan

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.06.1.52.4011 TANGGAL 28 OKTOBER 2009
A. JENIS DAN BATAS MAKSIMUM CEMARAN MIKROBA DALAM MAKANAN

No Jenis Makanan Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum


Produk-produk susu
1. Susu pasteurisasi ALT (30o C, 72 jam) 5x104 koloni/ml
(plain atau APM Koliform 10/ml
berperisa) APM Escherichia coli <3/ml
Salmonella sp. negatif/25 ml
Staphylococcus aureus 1 x 102 koloni/ml
Listeria monocytogenes negatif/25 ml
2. Susu steril dan susu ALT (30o C, 72 jam) setelah < 10 koloni/0,1 ml
UHT (plain atau inkubasi selama 15 hari
berperisa)
3. Susu fermentasi APM Koliform 10/ml *
(yogurt) (plain atau Salmonella sp. negatif/25 ml
berperisa) Listeria monocytogenes negatif/25 ml
4. Susu evaporasi dan ALT (30o C, 72 jam) 1 x 102 koloni/ml
susu skim APM Koliform 10/ml *
evaporasi Salmonella sp. negatif/25 ml
Staphylococcus aureus 1 x 102 koloni/ml
5. Susu kental manis ALT (30o C, 72 jam) 1 x 104 koloni/g
dan susu skim APM Koliform 10/g *
kental manis (plain Salmonella sp. negatif / 25 g
atau berperisa) Staphylococcus aureus 1 x 102 koloni/g
Kapang dan khamir 2 x 102 koloni/g
6. Krimer nabati bubuk ALT (30o C, 72 jam) 5x104 koloni/g
APM Koliform 10/g *
Salmonella sp. negatif/25 g
Staphylococcus aureus 1 x 102 koloni/g
7. Krim pasteurisasi ALT (30o C, 72 jam) 5x104 koloni/g
APM Koliform 10 /g *
Salmonella sp. negatif/25
Staphylococcus aureus 1 x 102 koloni/g
Listeria monocytogenes negatif/25 g
8. Susu Bubuk dan ALT (30o C, 72 jam) 5 x104 koloni/ml
Susu Krim Bubuk APM Koliform 10/g *
Salmonella sp. negatif/25 g
Staphylococcus aureus 1 x 102 koloni/g

Daging dan Produk Daging


1. Dendeng sapi, ALT (30o C, 72 jam) 1x105 koloni/g
daging asap APM Escherichia coli <3/g
yang diolah dengan Salmonella sp. negatif/25g
panas Staphylococcus aureus 1x102 koloni/g

Bacillus cereus 1x103 koloni/g


2. Produk daging ALT (30o C, 72 jam) 1x105 koloni/g
kering (termasuk APM Escherichia coli <3/g
abon); kerupuk kulit, Salmonella sp. negatif/25g
kerupuk Staphylococcus aureus 1x102 koloni/g
paru, keripik usus
ayam
3. Daging olahan dan ALT (30o C, 72 jam) 1x105 koloni/g
daging ayam APM Koliform 10/g
olahan (bakso, APM Escherichia coli <3/g
sosis, naget, Salmonella sp. negatif/25 g
burger) Staphylococcus aureus 1 x 102 koloni/g

Clostridium perfringens 1x102 koloni/g


4. Sosis masak (tidak ALT (30o C, 72 jam) 1 x 104 koloni/g
dikalengkan, APM Escherichia coli <3/g
Salmonella sp. Negatif/25g
siap konsumsi) Staphylococcus aureus 1 x 102 koloni/g

Clostridium perfringens 10 koloni/g

Listeria monocytogenes negatif/25g

5. Corned dalam ALT (30o C, 72 jam) 1x102 koloni/g


kaleng, sosis dalam Clostridium perfringens Negatif/g
kaleng

3. Mengapa E. coli menjadi salah satu persyaratan kualitas mikrobiologi pada makanan
dan minuman dan apakah resiko bagi kesehatan jika makanan terkontaminasi oleh E
Coli ?

Jawab: Kehadiran bakteri Escherichia coli dan Coliform merupakan indikator biologi
adanya kontaminasi feses terhadap makanan dan minuman. Apabila pada terdapat
Coliform, berarti makanan dan minuman tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia.
Makanan dan minuman tersebut kemungkinan juga mengandung bakteri-bakteri
patogen yang berasal dari kotoran tersebut.resikonya memungkinkan terjadinya
penyakit yang pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanisme pertahanan
tubuh, antara lain dapat menyebabkan diare, dan infeksi-infeksilainnya.

Anda mungkin juga menyukai