Anda di halaman 1dari 3

TEKS CERITA SEJARAH

(SIJELLO TO MAMPU)

Disusun Oleh:
KELAS XII MIPA 1
KELOMPOK 4
AIDAH FITRIANI SYAM (02)
ANDI NAYLA INDAH AYUDYA (10)
DHYRA AL ZAHRA (13)
DIAN AYU ISMAWANTI (14)
MOCH. FARID PANRITA (19)
PRABA KUNCARA BONE (29)
REGITA NUR MILA SARI (30)

UPT SMA NEGERI 1 BONE

TAHUN AJARAN 2022/2023


SIJELLO TO MAMPU

ABSTRAK

Di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan terdapat situs sejarah bernama Goa


Mampu yang didalamnya tersimpan batu-batu menyerupai manusia hewan dan
lainnya. Goa Mampu adalah sebuah bekas kerajaan tua yang tinggal kisah dalam
sebuah legenda ‘Sijello To Mampu’. Yang dimana kerajaan tersebut terkena
kutukan akibat pengingkaran janji yang telah di lakukan oleh sang putri. Pesan
pembelajaran yang terkandung dalam legenda Sijello To Mampu adalah tentang
sikap tanggung jawab terhadap perkataan dari diri sendiri. Dengan menggunakan
pesan yang dikandung oleh legenda ‘Sijello To Mampu’ dapat mengajarkan kita
untuk berperilaku dengan baik.

Kerajaan Mampu berasal dari kata ‘mampu’ atau bisa, dapat diartikan
sebagai kerajaan tersebut sangat makmur sehingga mampu mencukupi kebutuhan
kerajaan itu sendiri. Di masa itu, kerajaan Mampu dipimpin oleh
raja pertama yang bernama La Oddang Batara Mampu (Oddang Patara) yang
merupakan putra dari To Manurungnge Ri Mampu. La Oddang Batara Mampu
memperisterikan We Lele Ellung dan mempunyai putri yang cantik jelita bernama
We Apung Mangenre.

Pada suatu ketika We Apung Mangenre, putri tersebut terkenal akan tidak
pernahnya keluar rumah maupun menginjakkan kakinya di atas tanah. Di suatu
hari yang cerah, We Apung Mangenre sedang menenun dan tak lama kemudian
angin sepoi-sepoi masuk ke dalam rumahnya yang membuat sang putri tertidur.
Tak sengaja ia menendang alat tenunnya sehingga terjatuh.

Sepintas sang putri pun berkata “Andaikan ada yang bisa menolongku
mengambil alat tenunku ditanah, maka kalau dia seorang laki laki akan
kujadikan ia suamiku dan jika ia seorang perempuan maka akan kuajdikan
ia saudariku”.

Tapi tak seorangpun yang mendengarkan teriakan sang putri kecuali


seekor anjing jantan yang bernama Bolong Lasariweng. Anjing itu pun
mengambilkan alat tenun sang putri yang jatuh di tanah. Betapa terkejutnya sang
putri bahwa yang mengambilkan alat tenunnya adalah seekor anjing jantan,
sedangkan anjing tersebut hanya seekor anjing liar dan bisa mengerti perkataan
sang putri.
Lalu anjing tersebut tiba-tiba berkata selayaknya manusia “Wahai putri,
aku telah membawakan alat tenunmu maka penuhilah janjimu”.

Putri pun berkata “Mustahil jika saya harus menikahi seekor anjing’’. Putri
pun mengingkari janjinya dan menolak dengan keras untuk menikah
dengannya karena dia adalah seekor anjing.

Bolong Lasariweng pun berkata “Engkau telah mengingkari janjimu


wahai sang putri. Maka dari itu aku akan mengutuk seluruh Kerajaan
mampu”.

Kemudian Bolong Lasariweng pun pergi meninggalkan rumah sang putri.


Tak lama kemudian orang tua dari sang putri yaitu La Oddang Patara dan We Lele
Ellung datang, alangkah terkejutnya mereka melihat putri kesayangannya dengan
dahi ditumbuhi batu.

“Anakku mengapa di dahimu terdapat batu?” ucap We Lele Ellung dengan


terheran-heran sembari menunjuk dahi anaknya.

Sebaliknya We Apung Mangenre juga sangat bingung melihat dahi kedua


orang tuanya ditumbuhi batu.

Terjadilah saling tunjuk-menunjuk antara We Apung Mangenre dengan


kedua orang tuanya dengan kata-kata “Mengapa di dahimu terdapat batu?”.
Seluruh kerajaan tersebut pun mengalami hal yang serupa. Mereka saling tunjuk-
menunjuk tentang adanya batu yang terdapat di dahi mereka. Tak lama setelah
kejadian tersebut berlanjut, seluruh kerajaan pun berubah menjadi batu.

Anda mungkin juga menyukai