Anda di halaman 1dari 8

SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL

Sistem bahan bakar kapal, atau fuel oil system, adalah sistem penting yang digunakan untuk
menyuplai bahan bakar ke mesin utama kapal

System yang mengelolah, menyimpanan, pengiriman, bahan bakar ke main engine

DANIEL YONATHAN BASTIAN HARIANJA


420220106004
PERMESINAN KAPAL
SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL
Sistem Bahan Bakar merupakan sistem
yang digunakan untuk mensupply bahan
bakar yang diperlukan oleh motor induk
dan motor bantu.

JENIS BAHAN BAKAR

Sistem bahan bakar High-Speed Diesel (HSD) digunakan pada mesin diesel yang dirancang
untuk menghasilkan tenaga tinggi dengan putaran mesin yang lebih cepat, seperti mesin
yang digunakan pada kendaraan bermotor, kapal, atau generator. Berikut ini adalah
penjelasan tentang cara kerja sistem bahan bakar High-Speed Diesel (HSD):

1. Penyimpanan Bahan Bakar: Sistem dimulai dengan penyimpanan bahan bakar diesel
dalam tangki bahan bakar kapal atau kendaraan. Bahan bakar diesel adalah cairan
berwarna kuning atau hijau dan merupakan bahan yang mudah terbakar.
2. Pemompaan Bahan Bakar: Bahan bakar diesel dari tangki disedot oleh pompa bahan
bakar. Pompa ini memompa bahan bakar ke tekanan yang cukup tinggi untuk
menyemprotkannya ke dalam ruang bakar mesin.
3. Filter Bahan Bakar: Sebelum bahan bakar mencapai mesin, biasanya ada filter bahan
bakar yang digunakan untuk menyaring partikel-partikel kotoran dan air dari bahan
bakar. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan pada komponen mesin, seperti
injektor.
4. Pengkabutan Bahan Bakar: Bahan bakar yang telah disaring dan ditekan tinggi oleh
pompa bahan bakar kemudian disemprotkan atau dikabutkan ke dalam ruang bakar
mesin melalui injektor. Injektor adalah komponen kunci yang berfungsi untuk mengubah
bahan bakar cair menjadi kabut halus yang dapat dengan mudah terbakar.
5. Kompresi Udara: Pada mesin diesel, udara dihisap oleh kompresor udara dan dikompresi
hingga mencapai suhu dan tekanan tinggi. Hal ini menghasilkan kondisi yang optimal
untuk pembakaran bahan bakar diesel.
6. Pembakaran: Setelah bahan bakar diesel disemprotkan ke dalam ruang bakar yang telah
diisi dengan udara yang terkompresi, bahan bakar tersebut akan terbakar secara spontan
akibat panas yang dihasilkan oleh kompresi udara yang tinggi. Ini berbeda dengan mesin
bensin yang menggunakan penyalaan percikan bunga api.
7. Pendorongan Torak: Proses pembakaran menghasilkan tekanan tinggi di dalam ruang
bakar, yang mendorong torak (piston) ke bawah dengan kekuatan besar. Gerakan torak
ini menghasilkan tenaga mekanis yang kemudian dialirkan melalui sistem transmisi untuk
melakukan kerja, seperti memutar roda pada kendaraan atau menggerakkan propeller
pada kapal.
8. Pengeluaran Gas Buang: Setelah proses pembakaran selesai, gas-gas pembakaran yang
sisa akan dikeluarkan dari dalam silinder mesin melalui katup buang. Gas-gas ini
kemudian dapat melewati sistem pembersihan gas buang sebelum dilepaskan ke
atmosfer.
9. Pemindahan Tenaga: Tenaga mekanis yang dihasilkan oleh gerakan torak di dalam
silinder dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan mekanis sesuai dengan aplikasi
mesin tersebut. Misalnya, pada kendaraan, tenaga ini digunakan untuk memutar roda;
sementara pada kapal, tenaga ini digunakan untuk menggerakkan propeller.
10. Sistem Pengendalian: Proses pembakaran dan pengiriman bahan bakar dikendalikan oleh
unit kendali mesin (ECU) yang cerdas. ECU mengatur waktu injeksi bahan bakar, jumlah
bahan bakar yang disemprotkan, dan sejumlah parameter lainnya untuk memastikan
mesin beroperasi efisien dan sesuai dengan kebutuhan.
Sistem bahan bakar Marine Diesel Oil (MDO) adalah bagian integral dari mesin diesel kapal
yang digunakan untuk menggerakkan kapal melalui laut. MDO adalah jenis bahan bakar yang
digunakan pada mesin diesel laut dan memiliki karakteristik tertentu yang
memungkinkannya beroperasi dalam lingkungan laut yang keras. Berikut adalah penjelasan
lengkap tentang cara kerja sistem bahan bakar MDO pada mesin diesel kapal.

1. Penyimpanan Bahan Bakar: Proses dimulai dengan penyimpanan MDO dalam tangki
bahan bakar kapal. MDO adalah bahan bakar diesel yang memiliki viskositas yang lebih
tinggi daripada bahan bakar diesel yang digunakan dalam kendaraan darat. Ini
disesuaikan dengan kebutuhan kapal yang sering menghadapi kondisi cuaca ekstrem di
laut.
2. Pompa Bahan Bakar: Bahan bakar MDO disedot dari tangki oleh pompa bahan bakar.
Pompa ini memompa bahan bakar ke tekanan yang diperlukan untuk menyemprotkannya
ke dalam ruang bakar mesin.
3. Filter Bahan Bakar: Sebelum mencapai ruang bakar, bahan bakar MDO biasanya melewati
filter bahan bakar untuk menghilangkan partikel kotoran dan air yang mungkin ada dalam
bahan bakar. Hal ini dilakukan untuk melindungi komponen mesin, seperti injektor, dari
kerusakan.
4. Injeksi Bahan Bakar: Bahan bakar MDO yang sudah bersih kemudian disemprotkan ke
dalam ruang bakar mesin melalui injektor. Injektor adalah komponen penting yang
berfungsi mengubah bahan bakar cair menjadi kabut halus yang akan terbakar dengan
mudah.
5. Kompresi Udara: Mesin diesel bekerja berdasarkan prinsip kompresi udara. Udara dihisap
oleh kompresor udara dan dikompresi hingga mencapai tekanan dan suhu yang tinggi di
dalam ruang bakar mesin. Kompresi udara ini diperlukan untuk menciptakan kondisi yang
optimal untuk pembakaran bahan bakar.
6. Pembakaran: Setelah kompresi udara mencapai titik tertentu, bahan bakar MDO
disemprotkan ke dalam ruang bakar, di mana suhu dan tekanan tinggi dari kompresi
udara menyebabkan bahan bakar tersebut terbakar secara spontan. Ini adalah langkah
penting dalam menghasilkan tenaga dalam mesin diesel.
7. Pendorongan Torak: Proses pembakaran menghasilkan tekanan yang tinggi di dalam
ruang bakar. Tekanan ini mendorong torak (piston) ke bawah dengan kekuatan besar.
Gerakan torak ini menghasilkan tenaga mekanis yang akan digunakan untuk
menggerakkan poros engkol dan akhirnya menggerakkan propeller kapal.
8. Pengeluaran Gas Buang: Setelah proses pembakaran selesai, gas-gas sisa pembakaran
dikeluarkan dari dalam silinder mesin melalui katup buang. Gas-gas ini kemudian
melewati sistem pengeluaran gas buang yang sering dilengkapi dengan perangkat
pemurnian untuk mengurangi emisi polutan.
9. Penggunaan Tenaga: Tenaga mekanis yang dihasilkan oleh gerakan torak akan dialirkan
melalui poros engkol dan sistem transmisi untuk menggerakkan propeller kapal. Propeller
mengubah tenaga mekanis menjadi daya dorong yang diperlukan untuk menggerakkan
kapal melalui air.
10. Pengendalian Sistem: Proses pembakaran dan pengiriman bahan bakar MDO
dikendalikan oleh unit kendali mesin (ECU) yang cerdas. ECU mengatur waktu injeksi
bahan bakar, jumlah bahan bakar yang disemprotkan, dan sejumlah parameter lainnya
untuk memastikan mesin beroperasi efisien dan sesuai dengan kebutuhan.
Sistem bahan bakar Heavy Fuel Oil (HFO) adalah salah satu komponen kunci dalam operasi
mesin diesel besar, terutama pada kapal-kapal besar dan pembangkit listrik. HFO adalah
jenis bahan bakar yang memiliki viskositas tinggi dan digunakan dalam mesin diesel dengan
karakteristik tertentu. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang cara kerja sistem bahan
bakar Heavy Fuel Oil (HFO) dalam mesin diesel:

1. Penyimpanan Bahan Bakar: Proses dimulai dengan penyimpanan HFO dalam tangki
bahan bakar kapal atau pembangkit listrik. HFO adalah jenis bahan bakar yang
memiliki viskositas yang sangat tinggi dan perlu dipanaskan sebelum digunakan.
Oleh karena itu, kapal dan pembangkit listrik biasanya dilengkapi dengan sistem
pemanas bahan bakar untuk mengurangi viskositas HFO.
2. Pemanasan Bahan Bakar: Sebelum mencapai ruang bakar mesin, HFO melewati
pemanas bahan bakar. Pemanasan ini dilakukan untuk mengurangi viskositas HFO
agar dapat mengalir lebih lancar dan disemprotkan ke dalam ruang bakar dengan
lebih baik. Pemanasan juga diperlukan untuk menghindari pengendapan partikel
padat yang mungkin terdapat dalam HFO.
3. Pompa Bahan Bakar: HFO yang telah dipanaskan dan lebih encer akan disedot dari
tangki bahan bakar oleh pompa bahan bakar kapal atau pembangkit listrik. Pompa
ini bertanggung jawab memompa HFO ke tekanan yang diperlukan agar dapat
disemprotkan ke dalam ruang bakar mesin.
4. Filter Bahan Bakar: Sebelum mencapai ruang bakar, HFO melewati filter bahan
bakar yang digunakan untuk menyaring partikel-partikel kotoran, kontaminan, dan
air yang mungkin ada dalam HFO. Filter ini sangat penting untuk menjaga kebersihan
bahan bakar dan mencegah kerusakan pada komponen mesin.
5. Injeksi Bahan Bakar: HFO yang telah disaring kemudian disemprotkan ke dalam
ruang bakar mesin melalui injektor. Injektor adalah komponen kunci yang berfungsi
mengubah HFO cair menjadi kabut halus yang dapat terbakar dengan mudah.
6. Kompresi Udara: Mesin diesel bekerja berdasarkan prinsip kompresi udara. Udara
dihisap oleh kompresor udara dan dikompresi hingga mencapai suhu dan tekanan
tinggi di dalam ruang bakar mesin. Kompresi udara yang tinggi ini diperlukan untuk
menciptakan kondisi yang optimal untuk pembakaran HFO.
7. Pembakaran: Setelah kompresi udara mencapai titik tertentu, HFO yang telah
disemprotkan ke dalam ruang bakar akan terbakar secara spontan akibat suhu dan
tekanan tinggi dari kompresi udara. Proses pembakaran ini menghasilkan panas
yang kuat dan tekanan yang tinggi.
8. Pendorongan Torak: Tekanan yang tinggi yang dihasilkan selama pembakaran
mendorong torak (piston) ke bawah dengan kekuatan besar. Gerakan torak ini
adalah sumber utama tenaga mekanis dalam mesin diesel.
9. Pengeluaran Gas Buang: Setelah proses pembakaran selesai, gas-gas sisa
pembakaran dikeluarkan dari dalam silinder mesin melalui katup buang. Gas-gas ini
kemudian melewati sistem pengeluaran gas buang yang dapat mencakup perangkat
pemurnian untuk mengurangi emisi polutan.
10. Penggunaan Tenaga: Tenaga mekanis yang dihasilkan oleh gerakan torak akan
dialirkan melalui poros engkol dan sistem transmisi untuk menggerakkan propeller
kapal atau generator listrik pada pembangkit listrik. Propeller atau generator
mengubah tenaga mekanis menjadi daya yang diperlukan untuk menggerakkan
kapal atau menghasilkan listrik.
11. Pengendalian Sistem: Proses pembakaran dan pengiriman HFO dikendalikan oleh
unit kendali mesin (ECU) yang cerdas. ECU mengatur waktu injeksi bahan bakar,
jumlah bahan bakar yang disemprotkan, dan parameter lainnya untuk memastikan
mesin beroperasi efisien dan sesuai dengan kebutuhan.
PERBANDINGAN JENIS BAHAN BAKAR

Parameter HSD MDO HFO

Stroke Rendah Sedang Tinggi

RPM Tinggi Sedang Rendah

Flash Point Rendah Sedang Tinggi

Viskositas Rendah Sedang Tinggi

Residu Rendah Sedang Tinggi

Sulfur Rendah Sedang Tinggi

PEMILIHAN BAHAN BAKAR DITINJAU DARI PEMILIHAN M/E

 Peralatan yang diperlukan dan pengoperasian pada diesel engine berbahan bakar
MFO jauh lebih rumit dan lebih kompleks.
 Penggunaan bahan bakar MFO harus disertai dengan penggunaan minyak pelumas
dengan nilai TBN yang lebih tinggi.
 MFO memiliki sludge yang tinggi yaitu sebesar 18% volume (data dari Pertamina).
 Akibat lebih kompleksnya sistem bahan bakar diesel berbahan bakar MFO, resiko
kegagalan pada suatu komponen sistem bahan bakar ini akan mengakibatkan
potensi yang lebih besar pada kegagalan sistem secara keseluruhan.
 Time Between Overhaul (TBO) diesel engine berbahan bakar MFO lebih pendek bila
dibandingkan dengan TBO diesel engine berbahan bakar MDF.
 Secara umum engine performance diesel engine berbahan bakar MFO lebih baik bila
dibandingkan denga engine performance diesel engine berbahan bakar MDF.

Anda mungkin juga menyukai