Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.NY.

R DENGAN MASALAH
UTAMA GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA KASUS
RESPIRATORY DISSTRES SYNDROM DI BANGSAL PERINETOLOGI

Disusun Untuk Memenuhi Praktik Keperawatan Anak

Mata Kuliah Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

Nama : Rista Amilia

Nim : A12019083

Kelas : 3C

PRODI STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.NY. R DENGAN MASALAH


UTAMA GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA KASUS RESPIRATORY
DISSTRES SYNDROM DI BANGSAL PERINETOLOGI

Asuhan Keperawatan ini telah diajukan oleh :

Nama : Rista Amilia

NIM : A12019083

Prodi : Keperawatan Program Sarjana

Telah disahkan

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Wuri Utami, M.Kep) (Sukma Ismayasari, Amd.Keb)

i
DAFTAR ISI

Lembar Judul........................................................................................................................

Lembar Pengesahan..................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................ii

Bab I Laporan Pendahuluan.....................................................................................1

A. Pengertian......................................................................................................1

B. Etiologi..........................................................................................................2

C. Batasan Karakteristik....................................................................................3

D. Pemeriksaan Penunjang................................................................................3

E. Fokus Pengkajian..........................................................................................4

F. Pathway Keperawatan...................................................................................5

G. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul....................................................6

H. Intervensi Keperawatan.................................................................................6

Bab II Tinjauan Kasus..............................................................................................8

A. Pengkajian.........................................................................................................8

A. Identitas Neonatus.........................................................................................8

B. Identitas Orang Tua.......................................................................................8

C. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan.............................................................8

D. Riwayat Keperawatan...................................................................................9

E. Pemeriksaan Penunjang :............................................................................18

F. Terapi..........................................................................................................19

B. Analisa Data....................................................................................................20

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan.....................................................................22

D. Intervensi........................................................................................................22

E. Implementasi...................................................................................................24
ii
F. Evaluasi...........................................................................................................32

Daftar Pustaka........................................................................................................41

iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Sindrom distress pernapasan/respiratory distress syndrome (RDS)
merupakan suatu gangguan respiratori pada neonatus terutama akibat
kurangnya surfaktan yang berfungsi menurunkan tekanan permukaan alveoli
dan mempertahankan alveoli agar tidak kolaps. (Fatoni1 & Rakhmatullah2,
2021)

Penyakit membran hialin (PMH)


atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) adalah suatu sindroma yang
terjadi pada bayi prematur karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi
produksi surfaktan. Surfaktan biasanya didapatkan pada paru yang matur,
sedangkan pada bayi prematur dimana sel pneumosit tipe II yang
menghasilkan surfaktan kurang matur, produksi surfaktan juga berkurang.
(Sugiarno1 & Wiwin A, 2020)

RDS adalah suatu bentuk cedera jaringan paru sebagai respons


inflamasi terhadap berbagai faktor penyebabnya, dan ditandai dengan adanya
inflamasi, peningkatan permeabilitas vaskular, dan penurunan aerasi jaringan
paru.(Sugiarno1 & Wiwin A, 2020)

Penyakit membran hialin (PMH) atau


Respiratory Distress Syndrome (RDS) adalah suatu sindroma yang terjadi
pada bayi premature karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi produksi
surfaktan. Pada bayi prematur, defisiensi surfaktan, baik produksi maupun
sekresi surfaktan, akan menurunkan simpanan surfaktan intraseluler dan
ekstraseluler, yang selanjutnya mengakibatkan insufisiensi surfaktan alveolar
dan atelectasis (Suminto, 2017)

Respiratory distress syndrome adalah suatu bentuk gagal nafas yang


ditandai dengan hipoksemia,penurunan compliance paru, dispnea, edema
pulmonal bilateral tanpa gagal jantung dan infiltrat yang menyebar
(Fajariyah, Bermawi, & Tasli, 2016)

Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigen


atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler yang
disebabkan oleh ketidakseimbangan ventilasi-perfusiyang ditandai dengan
dyspnea, PCO2 meningkat / menurun nilai normal : 35-45 mmHg, PO2
menurun nilai normal : 80-100 mmHg, Takikardi, pH arteri meningkat /

1
menurun nilai normal 7,35-7,45, Bunyi nafas tambahan (Amin & Purwoto,
2009)

Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigen


dan atau eliminasi karbohidrat pada membrane alveolus-kapiler (PPNI, 2016)

B. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya Respiratory distress syndrome yaitu
diantaranya adalah

1. Bayi kurang bulan atau bayi premature

2. Kegawatan neonatal

3. Bayi dari ibu diabetes mellitus(Warman, 2012).

4. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwah hipertensi ibu merupakan


faktor resiko signifikan pada RDS neonatus(Marfuah, (2013).

Hipertensi dalam pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat


kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau
lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya
normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan
tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai
normal (Junaidi, 2010).

5. Serta faktor jenis persalinan menjadi salah satu pendukung dalam tingkat
kejadian Respiratory Distress Syndrome (RDS) dimana lama partus atau
jenis persalinan ibu yang meliputi partus lama, partus dengan tindakan dan
lain-lain akibat RDS atau yang biasa disebut sebagai disfungsi pernafasan
pada neonatus. mengingat bahaya hipoksia akibat dari gangguan ventilasi
paru atau disfungsi pernafasan yang merupakan kegawatan neonatus yang
berakibat kematian atau cacat fisik dan mental dimasa mendatang. Ini
membuktikan bahwa jenis persalinan dapat berpengaruh terhadap
terjadinya Respiratory Distress Syndrome (RDS)

Penyebab terjadinya gangguan pertukaran gas yaitu :

1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

2. Perubahan membrane alveolus-kapile

2
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Tanda Mayor Tanda Minor

Gejalan dan Tanda Mayor – Gejala dan Tanda Minor –


Subjektif :
1. Dispnea. Subjektif :
1. Pusing.
2. Penglihatan kabur.

Gejalan dan Tanda Mayor – Gejala dan Tanda Minor – Objektif :


Objektif : 1. Sianosis.
1. PCO2 meningkat / menurun. 2. Diaforesis.
2. PO2 menurun. 3. Gelisah.
3. Takikardia. 4. Napas cuping hidung.
4. pH arteri meningkat/menurun. 5. Pola napas abnormal (cepat / lambat,
5. Bunyi napas tambahan. regular/iregular, dalam/dangkal).
6. Warna kulit abnormal (mis. pucat,
kebiruan).
7. Kesadaran menurun.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium:

a. AGDA: hipoksemia, hipokapnia (sekunder karena hiperventilasi),


hiperkapnia (pada emfisema atau keadaan lanjut), bisa terjadi alkalosis
respiratorik pada proses awal dan kemudian berkembang menjadi
asidosis respiratorik.

b. Pada darah perifer bisa dijumpai gambaran leukositosis (pada sepsis),


anemia, trombositopenia (refleksi inflamasi sistemik dan kerusakan
endotel, peningkatan kadar amylase (pada kasus pancreatitis sebagai
penyebab ARDSnya)

c. Gangguan fungsi ginjal dan hati, gambaran koagulasi intravascular


disseminata yang merupakan bagian dari MODS

d. Radiologi: Pada awal proses, dari foto thoraks bisa ditemukan


lapangan paru yang relatif jernih namun pada foto serial berikutnya
tampak bayangan radio-opak yang difus atau patchy bilateral dan
diikuti pada foto serial berikutnya tampak gambaran confluent tanpa
gambaran kongesti atau pembesaran jantung. Dari CT scan tampak
3
pola heterogen, predominan limfosit pada area dorsal paru (foto
supine)

E. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian adalah proses pengumpulan data untuk mendapatkan berbagai
informasi yang berkaitan dengan masalah yang dialami oleh klien. Pengkajian
focus pada RDS sebagai berikut :

1. Identitas klien

Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, dan alamat
klien.

2. Keluhan utama

Keluhan utama yang sering dirasakan pada bayi RDS adalah takipnea. 15

3. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan dapat mempengaruhi terjadinya RDS seperti kelahiran


preterm, riwayat kehamilan ibu menderita perdarahan, ibu menderita
hipertensi, riwayat neonatus dengan asfiksia akibat hipoksia akut,
hipotermia, dan nilai APGAR skor rendah (Asrining Surasmi, Siti
Handayani, 2003).

4. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian fisik dilakukan secara sistematik dengan penekanan khusus


pada pengkajian pernafasan. RDS dapat dikaji dengan mengobservasi
takipnea, retraksi substernal, kreleks inspirasi, mengorok ekspiratori,
pernafasan cuping hidung dan adanya sianosis (Wong, 2003).

5. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan analisa gas darah.

4
F. PATHWAY KEPERAWATAN
Bayi lahir premature

Inadekuat surfaktan Lapisan lemak belum terbentuk pada kulit

Alveolus kolaps Resiko Gangguan Termoregulasi Hipotermia

Ventilasi berkurang Hipoksia

Peningkatan usaha Cedera paru Pembentukan

Nafas Edema membrane hialin

Takipnea Pertukaran Gas Terganggu mengendap di

alveoli

Pola Nafas Tidak Efektif Penguapan meningkat

Reflex hisap menurun Resiko Kekurangan

Volume Cairan

Intake tidak adekuat

Kekurangan Nutrisi

5
G. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Gangguan Pertukaran Gas

2. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan upaya nafas

3. Menyusu Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan pada neonates


ditandai dengan reflex hisap lemah

4. Resiko Ketidakseimbangan Cairan

5. Risiko Hipotermia

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

No SLKI SIKI Rasional


DX

1. Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi 1) Memantau


intervensi ( I.01014) kondisi system
keperawatan selama pernafasan
3 x 8 jam maka Observasi pasien
pertukaran gas 1. Monitor frekuensi,
meningkat dengan 2) Untuk
irama, kedalaman mengetahui dan
kriteria hasil : dan upaya nafas mencegah
(L.01003) 2. Monitor adanya sumbatan nafas
produksi sputum karena sputum
- Nafas cuping
hidung cukup 3. Auskultasi bunyi 3) Memantau
menurun nafas adanya mucus
atau peningkatan
- Sianosis cukup 4. Monitor saturasi oupaya naffas
membaik oksigen
4) Menstabilkan
- Pola nafas 5. Monitor nilai AGD asupan oksigen
cukup membaik yang cukup
- Warna kulit sesuai kebutuhan
cukup membaik bayi

2. Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas 1) Memantau


intervensi (I.01011) adanya usaha
keperawatan selama nafas yang

6
3 x 8 jam maka pola Observasi ekstra sehingga
nafas membaik frekuensi nafas
dengan kriteria hasil 1. Monitor pola nafas meningkat
: (frekuensi,
kedalaman, usaha 2) Memaksimalkan
- Dipsnea cukup nafas) udara masuk
menurun kedalam rongga
Terapeutik paru
- Penggunaan
otot bantu 2. Posisikan semi 3) Membantu
menurun fowler mengencerkan
3. Berikan minum sputum
- Pernafasan
cuping hidung hangat 4) Membantu paru-
cukup menurun 4. Berikan oksigen paru bayi dalam
memenuhi
- Frekuensi nafas kebutuhan
membaik oksigen sesuai
kebutuhan tubuh

3. Setelah dilakukan Pencegahan Aspirasi 1) Untuk


intervensi ( I.01018) mengetahui
keperawatan selama kemampuan
3 x 8 jam maka Observasi reflex menelan
status menelan 1. Monitor tingkat pasien dan
membaik dengan kesadaran, batuk, kesadaran pasien
kriteria hasil : muntah dan 2) Untuk mencegah
(L.06052) kemampuan menelan tersedak

- Reflek menelan Terapeutik 3) Memudahkan


meningkat 2. Posisikan semi fowler pasien makan
(30-45 derajat) 30 dengan melalui
- Usaha menelan oral gastric tube
meningkat menit sebelum
memberi asupan oral 4) Memenuhi terapi
- Frekuensi kepada pasien
tersedak 3. Berikan makanan
menurun dengan ukuran kecil
atau lunak

4. Berikan obat oral


dalam bentuk cair

7
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN NEONATUS

A. IDENTITAS NEONATUS
Nama bayi : By Ny.R

Tempat tanggal lahir : Karangsari 01/01 Kawunganten Cilacap, Jam :

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 7 hari

Berat badan : 2700 gr

Ruang : Perinatologi/ Melati

Kelahiran : Tunggal/ kembar, hidup/mati

Tanggal MRS : 7/ 12/ 2021 Jam : 07.30 WIB

Tanggal pengkajian : 14/ 12/ 2021 Jam : 09.00 WIB

Diagnosa medis : Respiratory Distress Syndrome

B. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ibu : Ny.R Nama Ayah : Tn.Y

Umur Ibu : 36 Tahun Umur Ayah : 36 Tahun

Pekerjaan Ibu : ibu rumah tangga Pekerjaan Ayah : Wiraswasta

Pendidikan Ibu : SMA Pendidikan Ayah : SMA

Agama : Islam

Alamat : Karangsari 01/01 Kawunganten Cilacap

C. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN


1. Riwayat kehamilan

8
Ibu : (G: 5 P : 4 A:1 )

BB : 55 Kg Umur kehamilan : 37 Minggu/ bulan

TB : 155 Cm

Pemeriksaan Antenatal setiap bulan bisa 2 Kali di Klinik

Teratur/ tidak teratur, sejak kehamilan hari pertama, mulai rutin


dikehamilan ke 4 Minggu

Penyakit/ komplikasi kehamilan : perdarahan pada bulan ke 8

Kebiasaan makanan : selama hamil ibu sering mengkonsumsi

makanan pedas dan asam

Merokok : Ya/tidak

Jamu : Ya/tidak

Kebiasaan minum obat : Ya/tidak

Periksa terakhir : Sebelum melahirkan (6/ 12/ 2021)

Hb : - gr

Golongan darah : O

Gula darah : - mg%

Lain-lain : -

Pernah mendapat alergi : Tidak

Alergi obat : Tidak

2. Riwayat persalinan :

Bayi lahir dengan berat badan bayi 2700 gram melalui operasi Caesar,
umur kehamilan 36 minggu, lahir di Santa Maria pada tanggal 7 desember
2021. Terdapat pendarahan pada bulan 8 antepartum plasenta previa
totalis.

D. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan sekarang :

a. Keluhan utama :

Bayi sesak nafas


9
b. Riwayat penyakit sekarang :

Bayi Ny. R lahir pada tanggal 7 desember 2021 jam 07.30 WIB di
Klinik, bayi Ny R lahir dengan BB 2700 gr tangis (-), Bayi sesak
nafas (+), takipnea (+), retraksi dada (+) dan sianosis, dengan nilai
apgar pada menit pertama 5 menit dan apgar kedua 6 menit. Setelah
persalinan bayi langsung ditempatkan di incubator dan mendapatkan
O2 9 liter FiO2 PEEP 6 l/menit, diobservasi pada 2 jam setelah
melahirkan 15 menit di jam pertama dan 30 menit di jam kedua

2. Riwayat keperawtan sebelumnya

a. Riwayat kesehatan yang lalu

Ny R mengatakan pernah mendapatkan perdarahan saat usia


kehamilan 8 bulan. Ny R mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan
oleh Dokter klinik. Ny R jarang sekali meminum jamu-jamuan hanya
jamu kunyitasem. Ny R tida mempunyai riwayat penyakit diabetes
melitus maupun hipertensi

b. Imunisasi

a. BCG : belum d. Polio : belum

b. DPT : belum e. Hepatitis : belum

c. Campak : belum

3. Riwayat keluarga

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Bayi tidak diketahui

Jenis kelamin
10
: Perempuan : klien

4. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

Tahap pertumbuhan

a. Berat badan lahir : 2700 gr

Berat badan sekarang :2800 gr

b. Lingkar kepala : 35 cm

Lingkar dada : 30 cm

Lingkar abdomen : 29 cm

Lingkar lengan atas : 10 cm

c. Panjang badan : 52 cm

Tahap perkembangan

a. Psikososial :

An bayi Ny R belum mampu berkomunikasi dengan social secara


lancar, bayi berkomunikasi dengan cara menangis dan paling dekat
dengan ibu serta keluarganya

b. Psikoseksual :

An bayi Ny R berjenis kelamin perempuan belum mampu


menyebutkan organ genital, pasien mengekspresikan BAB/ BAK
dengan menangis

c. Kognitif :

An bayi Ny R dalam kondisi tidak baik, bayi terlihat sesak nafas dan
belum bisa disusui karena reflek menelannya dan menghisapnya
masih kurang sehingga harus dipasang selang makan

5. Pengkajian fisik

a. Tanda- tanda vital:

Nadi : 146 x/ menit

11
Suhu : 36,2 o C

Pernafasan : 69 x/ menit

CRT : < 2 detik

SPO2 : 98% menggunakan oksigen

SPO2 : tidak stabil dibawah 80% tanpa menggunakan


oksigen

Tekanan darah :-

b. Pemeriksaan fisik

Kulit : warna kulit pucat dengan ekstremitas terkadang


kebiruan, tidak ikteus, terdapat sedikit lanugo
pada bahu dan sekitar pipi, kulit tipis

Kepala : rambut hitam, tipis, tidak ada lesi, sutura terlihat

Mata : sclera mata putih, konjungtiva merah muda

Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung,lubang hidung


terdapat 2 lubang, terpasang O2 FIO 60% PEEP 6
l/mnt

Mulut : bibir merah, tidak ditemukan stomatitis,


mukosabibir kering, terpasang OGT

Telinga : bentuk simetris, tidak ada deformitas, lubang


telinga bersih

Leher : bersih, tidak ada pembesaran tiroid

Thoraks : simetris (kanan dan kiri sama), adanya tarikan


intercostal, terdapat retraksi dada, dada cekung
kebawah (di bawah px) RR 65,ditemukan suara
nafas ronchi

Cardiovascular : HR :146 x/menit

Abdomen : simetris, tidak ada lesi, terdapat bising usus 5


x/menit

Umbilicus : tali pusat masih basah terdapat penjepit pada tali


pusat, tidak terjadi perdarahan, tidak terjadi
infeksi

12
Genetalia : labia mayora belum menutupi labia minora, tidak
ada kelainan lubang uretra

Anus : tidak ada lesi, tidak ada iritasi pada perineal,


warna feses kekuningan

Ekstremitas : akral dingin, jari tangan berjumlah 5/5, jari kaki


berjumlah 5/5, tidak ada kelumpuhan, gerak
kurang aktif

 Refleks : (Beri tanda pada hasil pemeriksaan)

Sucking (Menghisap) : Ada ( ) Tidak ( √ )

Palmar Grasping (menggenggam) : Ada ( √ ) Tidak ( )

Tonic neck (leher) : Ada ( √) Tidak ( )

Rooting (mencari) : Ada ( ) Tidak ( √ )

Moro (kejut) : Ada ( √ ) Tidak ( )

Babinsky : Ada (√ ) Tidak ( )

Gallant (punggung) : Ada (√) Tidak ( )

Swallowing (menelan) : Ada ( ) Tidak (√)

Piantar grasping telapak kaki : Ada (√ ) Tidak ( )

Tonus/ otot aktivitas

a. Aktif ( ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )

b. Menangis keras ( ) Lemah (√) Melengking ( )

Kepala/Leher

a. Fontanel anterior :

Lunak ( ) Tegas ( √ ) Datar ( ) Menonjol ( )

Cekung ( )

b. Sutura sagitalis :

Tepat ( √ ) Terpisah ( ) Menjauh ( ) Tumpang tindih ( )

c. Gambaran wajah : Simetris ( √ ) Asimetris ( )

13
d. Molding ( √ ) Caput succedaneum ( )

Cephalhematoma ( )

Mata

Bersih (√ ) Sekresi ( )

Jarak interkanus ( ) : 2 cm normal Sklera : putih

THT

a. Telinga : Normal ( √ ) Abnormal : ( )

b. Hidung : Simetris ( √ ) Asimetris : ( )

Wajah

a. Bibir sumbing ya( ) Tidak ( √ )

b. Sumbing langit-langit/palatum ya( ) Tidak ( √ )

Abdomen

a. Lunak ( √ ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )

b. Lingkar perut 29 cm

c. Liver : teraba ( ) Kurang 2 cm ( ) Lebih 2 cm (√ )

Thoraks

a. Simetris ( √ ) Asimetris ( )

b. Retraksi derajat 0 ( ) derajat 1 ( ) derajat 2 ( √ )

c. Klavikula normal (√ ) Abnormal ( )

Paru-Paru

a. Suara napas kanan kiri sama (√ ) Tidak sama ( )

b. Suara nafas :

Bersih ( ) : Ronchi (√ ) Sekresi ( ) : Wheezing ( )

Vesikuler ( )
14
c. Respirasi : spontan ( ) Tidak spontan ( )

Alat bantu napas : ( ) Oxihood : ( ) Nasal kanul :

(√ ) O2/incubator

Konsentrasi O2 : 4 liter/menit

Jantung

a. Bunyi normal sinus rhytm (NSR) ( ) Frekuensi : 65 x/ menit

b. Murmur ( - ) Lokasi -

c. Waktu pengisian kapiler : < 2 detik

d. Denyut nadi : 146 x/menit

Nadi perifer

( √ ) keras ( ) lemah ( ) tidak ada

(√ ) Brakial kanan

(√ ) Brakial kiri

(√) Femoral kanan

(√) Femoral kiri

Ekstremitas

Gerakan bebas (√) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )

Esktremitas atas Normal (√) Abnormal ( )

Sebutkan : bayi mampu mengerakkan tangan

Ekstremitas bawah Normal (√) Abnormal ( )

Sebutkan : bayi mampu mengerakkan kaki

Panggul Normal (√) Abnormal ( ) Tidak Terkaji ( )

Umbilikus

Normal (√) Abonrmal ( )

Inflamasi ( ) Drainase ( )
15
Genital

Perempuan normal (√ ) Laki-laki normal ( )

Abnormal ( )

Sebutkan : bayi berjenis kelamin perempuan

Anus

Paten (√ ) Imperforata ( )

Kulit

Warna : Pink (√) Pucat ( ) Jaundice ( )

Sianosis pada : Kuku ( ) Sirkumoral (√ )

Periorbital ( ) Seluruh tubuh ( )

Kemerahan ( rash) ( )

Tanda lahir : ( tidak ada ) ; sebutkan :

Turgor kulit : Elastis (√ ) Tidak elastis ( ) Edema ( ) Lanugo (√ )

Suhu

a. Lingkungan

Penghangat radian (√ ) Pengaturan suhu ( )

Inkubator ( ) Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )

16
b. Suhu kulit :

Nilai Apgar

Nilai Apgar 0 1 2 1 5
menit menit

Frekuensi Tidak ada <100 >100 1 2


Jantung

Usaha Tidak ada Tidak Baik 2 2


Bernapas teratur

Tonus Otot Lemah Sedang Baik 1 1

Iritabilitas Tidak ada Meringis Menanggis 1 1


Refleks

Warna Kulit Biru/ Ekstremita Merah 0 0


pucat s biru jambu

Total 5 6

Keteranan :

1. Virgorous baby (bbayi normal) : 7-10

2. Mild moderate asphyxia (asfiksia sedang) :4 - 6

3. Asfiksia berat :0-3

17
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Nama Ibu : Ny.R Bangsal/ poli : Perinatal/melati

Alamat : Karangsari 01/01 Umur : 9 hari

No RM : 01008180 Jenis Kelamin : Perempuan

No Lab : 2112002190 Tanggal Terima : 14/12 2021 (08.40)

Prioritas : Rutin Tanggal Pelaporan :14/12/2021 (08.46)

Jenis pemeriksaan Hasil Unit Nilai normal

Hematologi

Hemoglobin 13.4 gr/dL 13.5 – 21.5

Leukosit 8.100 /uL 5000 – 21000

Hematocrit 36.4 % 46 – 62

Eritrosit 3.84 Juta/uL 4.76 – 6.95

Trombosit 104.000 /uL 150.000 – 450.000

Index Eritrosit

MCV 94. Fl 85 – 123

MCH 94.9 Pg 28 – 40

MCHC 34.8 % 29 -37

Hitung Jenis Leukosit

Basophil 0 % 0.1 – 1

Eosinophil 6 % 1–6

Batang 0 % 3–5

Segmen 33 % 30 – 48

Limfosit 47 % 40 81

Monosit 15 % 2 - 10

18
Netrofil Limfosit Rasio 0.70

Total limfosit count 3.807 /uL 1000 -3700

Golongan darah rhesus O+ - -

Kimia Klinik

Karbohidrat

Glukosa darah sewaktu 69 mg/dL 60 -100

F. TERAPI
1. FiO2 60%

2. PEEP 6 l/mnt

3. Suction

4. Inf bactesya

5. IVFD D10 %

6. Gentamycine Zalt in

B. ANALISA DATA
No Data Klien Pathway Masalah Etiologi
19
Keperawat
an

1. DS: - Bayi lahir Gangguan Ketidakseimbang


Pertukaran an ventilasi-
DO : Inadekuat Gas perfusi
surfaktan
- KU: lemah
Alveolus kolaps
- Retraksi dada (+)
Ventilasi
- Tarikan intercostal berkurang
(+)
Hipoksia
- Suara nafas ronchi
Cedera paru
- Sianosis di bibir
Pembentukan
- Takipnea membrane hialin
- TTV: Mengendapnya di
N: 146 x/ menit alveolus

S: 36,2 o C Peningkatan
usaha nafas
RR: 69 x/ menit
Takipnea
- Terpasang O2
FiO2 60% PEEP 6 Gangguan
l/mnt Pertukaran Gas

- SPO2 : 98%
menggunakan
oksigen

- SPO2 tidak stabil


dibawah 80 tanpa
menggunakan
oksigen

2. DS: - Bayi lahir Pola Nafas Hambatan upaya


Tidak nafas
DO : Inadekuat Efektif
surfaktan
- KU: lemah
Alveolus kolaps
- Retraksi dada (+)
Ventilasi
20
- Tarikan intercostal berkurang
(+)
Peningkatan
- Suara nafas ronchi usaha nafas

- Sianosis di bibir Takipnea

- Takipnea Pola nafas tidak


efektif
- TTV:

N: 146 x/ menit

S: 36,2 o C

RR: 69 x/ menit

- Terpasang O2
FiO2 60% PEEP 6
l/mnt

- SPO2 : 98%
menggunakan
oksigen

- SPO2 tidak stabil


dibawah 80 tanpa
menggunakan
oksigen

3 DS : Surfaktan Menyusu Hambatan pada


menurun Tidak neonatus
DO : Efektif
Bayi tidak dapat
- Berat badan 2700 menjaga rongga
gr paru tetap
- Otot menelan mengembang
lemah Tekanan negative
- Terpasang OGT intra thorakx
yang besar

Reflex hisap
lemah

Usaha inspirasi
lebih masukan

21
oral tidak
adekuat/
menyusu buruk

Menyusu tidak
efektif

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi ditandai dengan nafas pasien cepat

2. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan upaya nafas

3. Menyusu Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan pada neonates


ditandai dengan reflex hisap lemah

D. INTERVENSI
No Tgl/ SLKI SIKI Rasional
DX
Jam

1. 14/ 12/ Setelah dilakukan Pemantauan 1) Memantau


2021 intervensi Respirasi ( I.01014) kondisi system
keperawatan pernafasan
selama 3 x 8 jam Observasi pasien
09.00 maka pertukaran 1. Monitor 2) Untuk
WIB gas meningkat frekuensi, mengetahui dan
dengan kriteria irama,
hasil : mencegah
kedalaman dan sumbatan nafas
Pertukaran Gas upaya nafas karena sputum
(L.01003) 2. Monitor adanya 3) Memantau
- Nafas cuping produksi adanya mucus
hidung cukup sputum atau peningkatan
menurun 3. Auskultasi oupaya naffas

- Sianosis bunyi nafas 4) Menstabilkan


cukup 4. Monitor asupan oksigen
membaik saturasi oksigen yang cukup
sesuai kebutuhan
- Pola nafas 5. Monitor nilai

22
cukup AGD bayi
membaik

- Warna kulit
cukup
membaik

2. 14/ 12/ Setelah dilakukan Manajemen Jalan 1) Memantau


2021 intervensi Nafas (I.01011) adanya usaha
keperawatan nafas yang
selama 3 x 8 jam Observasi ekstra sehingga
09.00 maka pola nafas 1. Monitor pola frekuensi nafas
WIB membaik dengan nafas meningkat
kriteria hasil : (frekuensi, 2) Memaksimalkan
Pola Nafas kedalaman, udara masuk
( L.01004) usaha nafas) kedalam rongga
Terapeutik paru
- Dipsnea
cukup 2. Posisikan semi 3) Membantu
menurun fowler mengencerkan
sputum
- Penggunaan 3. Berikan minum
otot bantu hangat 4) Membantu paru-
menurun paru bayi dalam
4. Berikan memenuhi
- Pernafasan oksigen kebutuhan
cuping oksigen sesuai
hidung cukup kebutuhan tubuh
menurun

- Frekuensi
nafas
membaik

3. 14/ 12/ Setelah dilakukan Pencegahan 1) Untuk


2021 intervensi Aspirasi ( I.01018) mengetahui
keperawatan kemampuan
selama 3 x 8 jam 1. Monitor tingkat reflex menelan
maka status kesadaran, pasien dan
09.00 batuk, muntah
WIB menelan membaik kesadaran pasien
dengan kriteria dan
hasil : kemampuan 2) Untuk mencegah
menelan tersedak
Status Menelan
23
(L.06052) 2. Posisikan semi 3) Memudahkan
fowler (30-45 pasien makan
- Reflek derajat) 30 dengan melalui
menelan menit sebelum oral gastric tube
meningkat memberi
asupan oral 4) Memenuhi terapi
- Usaha kepada pasien
menelan 3. Berikan
meningkat makanan
- Frekuensi dengan ukuran
tersedak kecil atau lunak
menurun 4. Berikan obat
oral dalam
bentuk cair

E. IMPLEMENTASI
NO JAM IMPLEMENTASI RESPON TTD
DX

Selasa, 14 Desember 2021, 09.30 WIB

1 1. Memonitor 1) DS : -
frekuensi,
irama, DO: frekuensi
kedalaman dan nafas pasien 69
upaya nafas x/menit dengan
irama yang tidak
09.30 teratur, bernafas Rista
WIB tidak terlalu dalam Amilia
dan tampak
berupaya untuk
bernafas. Tampak
adanya retraksi
dinding dada

09.35 2. Memonitor 2) DS :- Rista


WIB adanya produksi Amilia
sputum DO : adanya
sedikit sputum
3. Mengauskultasi pada jalan nafas
bunyi nafas

24
pasien

3) DS : -

DO : bunyi nafas
pasien terdengar
ronchi lirih

4. Memonitor 4) DS : -
saturasi
oksigen DO : saturasi
pasien normal saat
5. Memonitor menggunakan
nilai AGD oksigen
SPO2 :98%
09.40 Rista
5) DS:- Amilia
WIB
DO:

- PCO2 :32

- PO2: 76

- PH: 7,32

2. 1. Memonitor 1) DS: -
pola nafas
09.30 (frekuensi, Do : frekuensi Rista
WIB kedalaman, nafas pasien cepat Amilia
usaha nafas) dan cukup dalam,
pasien 69 x/menit

09.40 2. Memposisikan 2) DS : - Rista


WIB semi fowler Amilia
Do : posisi pasien
3. Memberikan dengan kepala
minum hangat tinggi

4. Memberikan 3) DS : -
oksigen
DO : pasien minum
susu formula
hangat

4) DS : -

25
DO : pasien
diberikan oksigen 2
liter

3. 1) Memonitor 1. DS : -
tingkat
kesadaran, DO : Kesadaran
batuk, muntah pasien cukup baik,
dan kemampuan sulit untuk menelan
menelan 2. DS : -
09.30 Rista
WIB 2) Memposisikan DO : nafas pasien Amilia
semi fowler lebih baik tidak
(30-45 derajat) terlihat kelelahan
30 menit saat bernafas
sebelum
memberi asupan
oral

3) Memberikan 3. DS : -
makanan
dengan ukuran DO : pasien
09.40 diberikan susu ASI Rista
WIB kecil atau lunak Amilia
dan susu formula.
Pasien terpasang
oral gastric tube

4) Memberikan 4. DS : -
obat oral dalam
bentuk cair DO : pasien
diberikan obat
11.00 Rista
injeksi, tidak
WIB Amilia
terdapat obat oral.

Injeksi bactecyn
2x250 mg (11.00)

Rabu, 15 Desember 2021, 20.10 WIB

1. 20.10 1. Memonitor 1. DS : - Rista


WIB frekuensi, Amilia
irama, DO: frekuensi
kedalaman dan nafas pasien 59
upaya nafas x/menit dengan
irama mulai

26
20.15 2. Memonitor teratur, bernafas
WIB adanya produksi tidak terlalu dalam
sputum dan tampak
berupaya untuk
3. Mengauskultasi bernafas
20.15 bunyi nafas
WIB 2. DS :-
4. Memonitor
20.17 saturasi oksigen DO : adanya
WIB sedikit sputum
5. Memonitor nilai pada jalan nafas
AGD pasien

3. DS : -

DO : bunyi nafas
pasien terdengar
membaik

4. DS : -

DO : saturasi
pasien normal saat
menggunakan
oksigen
SPO2 :98%

5. DS:-

DO: tidak diperiksa

2. 20.20 1. Memonitor 1) DS: -


pola nafas
WIB (frekuensi, Do : frekuensi nafas
kedalaman, pasien pasien 59
usaha nafas) x/menit Rista
Amilia
2. Memposisikan 2) DS : -
semi fowler Do : posisi pasien
dengan kepala tinggi
menggunakan bantal

20.25 3. Memberikan 3.) DS : - Rista


WIB minum hangat Amilia
DO : pasien minum
susu formula hangat
27
4. Memberikan 3) DS : -
oksigen
DO : pasien
diberikan oksigen 2
liter dan beberapa
jam diturunkan
menjadi 1 liter serta
dilatih untuk
bernafas tanpa
oksigen

3. 1. Memonitor 1) DS : -
tingkat
kesadaran, DO : Kesadaran
batuk, muntah pasien cukup baik,
dan pasien sudah mampu
kemampuan untuk menelan ASI
menelan dan susu formula
20.25 Rista
WIB 2. Memposisikan 2) DS : - Amilia
semi fowler DO : nafas pasien
(30-45 derajat) lebih baik, masih
30 menit terlihat kelelahan
sebelum saat bernafas, saat
memberi dilepaskan oksigen
asupan oraL pasien mengalami
sianosis

20.30WIB 3. Memberikan 3) DS : - Rista


makanan Amilia
dengan ukuran DO : pasien
kecil atau diberikan susu ASI
lunak dan susu formula.
OGT pasien sudah
4. Memberikan terlepas
obat oral
dalam bentuk 4) DS : -
cair DO : pasien
diberikan obat
injeksi, tidaterdapat
obat oral

Injeksi cefotaxim

28
2x75 mg (00.00)

Kamis, 16 Desember 2021, 14.10 WIB

1. 1. Memonitor 1. DS : -
frekuensi,
irama, DO: frekuensi
kedalaman dan nafas pasien 56
upaya nafas x/menit dengan
irama mulai
2. Memonitor teratur, bernafas
adanya tidak terlalu dalam
produksi dan tampak masih
sputum sedikit berupaya
14.10 untuk bernafas
WIB 3. Mengauskulta
si bunyi nafas 2. DS :-

DO : tidak adanya
sputum pada jalan
nafas pasien

3. DS : -

DO : bunyi nafas
pasien terdengar
vesikuler

4. Memonitor 4. DS : -
saturasi
oksigen DO : saturasi
pasien normal saat
14.14 5. Memonitor menggunakan Rista
WIB nilai AGD oksigen Amilia
SPO2 :98%

5. DS:-

DO: tidak diperiksa

2. 1. Memonitor 1) DS: -
pola nafas
14.15 (frekuensi, Do : frekuensi Rista
WIB kedalaman, nafas, pasien 56 Amilia
usaha nafas) x/menit

29
2. Memposisikan 2) DS : -
semi fowler
Do : posisi pasien
supinasi

3. Memberikan 3) DS : -
minum hangat
DO : pasien minum
4. Memberikan susu formula
oksigen haangat

14.16 4) DS : - Rista
WIB Amilia
DO : pasien dilatih
bernafas tanpa
oksigen dan hasilnya
pasien mampu untuk
bernafas dengan
SPO2 85%

3. 14.10 1. Memonitor 1) DS : - Rista


WIB tingkat Amilia
kesadaran, DO : Kesadaran
batuk, muntah pasien sudah mampu
dan untuk menelan ASI
kemampuan dan susu formula
menelan 2) DS : -
2. Memposisikan DO : nafas pasien
semi fowler lebih baik tidak
(30-45 derajat) terlihat kelelahan
30 menit saat bernafas,
sebelum
memberi 3) DS : -
asupan oral
DO : pasien
3. Memberikan diberikan susu ASI
makanan dan susu formula.
dengan ukuran OGT pasien sudah
kecil atau dilepas
lunak

30
4. Memberikan 4) DS : -
obat oral Rista
- DO : pasien tidak
dalam bentuk Amilia
cair ada therapy

Jumat, 17 Desember 2021, 07.00 WIB

Observasi DS : Ibu bayi


perkembangan dan mengatakan bayinya
kemampuan bayi sudah kuat dalam
dalam bernafas dan menyusu
beradaptasi dengan
lingkungan DO :
didampingi oleh - Retraksi dinding
ibu dalam dada baik
10.00 perawatan Rista
WIB - Frekuensi nafas baik Amilia
(RR: 53 x/menit)

- Bayi mampu
menghisap

- Bayi mampu
mengenggam

- OGT terlepas

F. EVALUASI
NO HARI/ EVALUASI TTD
DX TANGGAL/
JAM

Hari pertama

1. Selasa, 14 S :- Rista

31
Desember 2021 O : KU: lemah Amilia

09.30 WIB - Retraksi dada (+)

- Tarikan intercostal (+)

- Suara nafas ronchi tetapi lemah

- Sianosis di bibir saat dilepaskan


oksigen 81 % tidak stabil selalu
menurun

- Takipnea

- TTV:

N: 146 x/ menit

S: 36,2 o C

RR: 69 x/ menit

- SPO2 menggunakan oksigen 98


%

- Hari pertama perawatan


terpasang O2 : 9 Liter

- 14 desember 2021 terpasang


O2 : 2 liter

- FiO2 60% PEEP 6 l/mnt

- PCO2 :32

- PO2: 76

- PH: 7,32

A : Gangguan Pertukaran Gas


berhubungan dengan
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ditandai dengan nafas pasien cepat
belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1) Monitor frekuensi, irama,

32
kedalaman dan upaya nafas

2) Monitor adanya produksi sputum

3) Auskultasi bunyi nafas

4) Monitor saturasi oksigen

2. Selasa, 14 S :- Rista
Desember 2021 Amilia
O : KU: lemah beberapa waktu
09.30 WIB terbangun, tidak merintih

- Retraksi dada (+)

- Tarikan intercostal (+)

- Suara nafas ronchi

- Sianosis di bibir saat dilepaskan


oksigen

- Takipnea

- TTV:

N: 146 x/ menit

S: 36,2 o C

RR: 69 x/ menit

- Hari pertama perawatan


terpasang O2 : 9 Liter

- 14 desember 2021 terpasang O2 :


2 liter

- SPO2 98%

- FiO2 60% PEEP 6 l/mnt

A : Pola nafas tidak efektif berhubungan


dengan Hambatan upaya nafas belum
teratasi

P:

1. Monitor pola nafas (frekuensi,

33
kedalaman, usaha nafas)

2. Posisikan semi fowler

3. Berikan minum hangat

4. Berikan oksigen

3. Selasa, 14 S: - Rista
Desember 2021 Amilia
O : KU pasien cukup membaik
09.30 WIB
- Berat badan 2700 gr

- Otot menelan lemah

- Otot mengenyot lemah

- Terpasang OGT

A : Menyusu Tidak Efektif berhubungan


dengan Hambatan pada neonates
ditandai dengan reflex hisap lemah
belum teratasi

P:

1. Monitor tingkat kesadaran, batuk,


muntah dan kemampuan menelan

2. Posisikan semi fowler (30-45


derajat) 30 menit sebelum memberi
asupan oral

3. Berikan makanan dengan ukuran


kecil atau lunak

4. Berikan obat oral dalam bentuk cair

Hari kedua

1. Rabu, 15 S :- Rista
Desember Amilia
2021, 20.10 O : KU: cukup membaik
WIB - Retraksi dada mulai membaik

- Tarikan intercostal cukup

34
membaik

- Suara nafas ronchi tidak


terdengar

- Sianosis di bibir saat dilepaskan


menggunakan oksigen SPO2
83% tidak stabil selalu menurun

- TTV:

N: 140 x/ menit

S: 36,5 o C

RR: 59 x/ menit

- Terpasang O2 : 2 Liter

- FiO2 60% PEEP 6 l/mnt

- SPO2 baik saat menggunakan


oksigen 97%

A : Gangguan Pertukaran Gas


berhubungan dengan
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ditandai dengan nafas pasien cepat
belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor frekuensi, irama,


kedalaman dan upaya nafas

2. Monitor adanya produksi sputum

3. Auskultasi bunyi nafas

4. Monitor saturasi oksigen

2. Rabu, 15 S :- Rista
Desember Amilia
2021, 20.10 O : KU: cukup membaik
WIB - Retraksi dada membaik

- Tarikan intercostal cukup

35
membaik

- Suara nafas ronchi tidak


terdengar

- Sianosis di bibir saat dilepaskan


menggunakan oksigen SPO2
83% tidak stabil selalu menurun

- TTV:

N: 140 x/ menit

S: 36,5 o C

RR: 59 x/ menit

- Terpasang O2 : 2 Liter beberapa


waktu diturunkan menjadi 1 liter

- SPO2 dengan menggunakan


oksigen 98%

- FiO2 60% PEEP 6 l/mnt

A : Pola nafas tidak efektif berhubungan


dengan Hambatan upaya nafas belum
teratasi

P:

1. Monitor pola nafas (frekuensi,


kedalaman, usaha nafas)

2. Posisikan semi fowler

3. Berikan minum hangat

4. Berikan oksigen

3. Rabu, 15 S: - Rista
Desember Amilia
2021, 20.10 O : KU: cukup membaik
WIB - Berat badan 2700 gr

- Otot menelan cukup membaik

36
- Otot mengenyot cukup membaik

- OGT dilepas

- Pasien spin dengan ibu

A : Menyusu Tidak Efektif berhubungan


dengan Hambatan pada neonates
ditandai dengan reflex hisap lemah
belum teratasi

P:

1. Monitor tingkat kesadaran, batuk,


muntah dan kemampuan menelan

2. Posisikan semi fowler (30-45


derajat) 30 menit sebelum memberi
asupan oral

3. Berikan makanan dengan ukuran


kecil atau lunak

4. Berikan obat oral dalam bentuk


cair

Hari ketiga

1. Kamis, 16 S :- Rista
Desember Amilia
2021, 14.10 O : KU: cukup membaik
WIB - Retraksi dada mulai membaik

- Tarikan intercostal membaik

- Suara nafas ronchi tidak terdengar

- Sianosis di bibir menurun,


beberapa waktu oksigen
dilepaskan

- Setelah observasi pasien mampu


bernafas tanpa teraphy oksigen
dengan SPO2 86%

- TTV:

37
N: 134 x/ menit

S: 36,3 o C

RR: 56 x/ menit

- Terpasang O2 : 1 Liter
terkadang oksigen dilepaskan

- FiO2 60% PEEP 6 l/mnt

- SPO2 tanpa oksigen 81%

A : Gangguan Pertukaran Gas


berhubungan dengan
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ditandai dengan nafas pasien cepat sudah
teratasi

P : Intervensi dihentikan

2. Kamis, 16 S :- Rista
Desember Amilia
2021, 14.10 O : KU: cukup membaik
WIB - Retraksi dada mulai membaik

- Tarikan intercostal membaik

- Suara nafas ronchi tidak terdengar

- Sianosis di bibir menurun,


beberapa waktu oksigen
dilepaskan

- TTV:

N: 134 x/ menit

S: 36,3 o C

RR: 56 x/ menit

- Terpasang O2 : 1 Liter
terkadang oksigen dilepaskan

- Setelah observasi pasien mampu


bernafas tanpa teraphy oksigen

38
dengan SPO2 86%

- FiO2 60% PEEP 6 l/mnt

A : Pola nafas tidak efektif berhubungan


dengan Hambatan upaya nafas sudah
teratasi

P : Intervensi dihentikan

3. Kamis, 16 S: - Rista
Desember Amilia
2021, 14.10 O : KU: cukup membaik
WIB - Berat badan 2800 gr

- Otot menelan membaik

- Otot mengenyot membaik

- OGT dilepas

- Pasien spin dengan ibu

A : Menyusu Tidak Efektif berhubungan


dengan Hambatan pada neonates
ditandai dengan reflex hisap lemah
sudah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Hari keempat

Jumat, 17 Observasi perkembangan dan Rista


Desember kemampuan bayi dalam bernafas dan Amilia
2021, 07.00 beradaptasi dengan lingkungan
WIB didampingi oleh ibu dalam perawatan
diruang rawat gabung

DS : Ibu bayi mengatakan bayinya


sudah kuat dalam menyusu, pasien
mampu bernafas tanpa therapy oksigen
lagi

DO :

- Retraksi dinding dada baik

39
- Frekuensi nafas baik (RR: 53
x/menit)

- Bayi mampu menghisap

- Bayi mampu mengenggam

- OGT dilepaskan

- O2 dilepaskan

- SPO2 88%

Pasien dipulangkan pada pukul 10.30


WIB

40
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Z., & Purwoto, J. (2009). Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
In: Sudoyo AW, Seyohadi B, Alwi I. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Balai Penerbit FK UI.

Fajariyah, S. U., Bermawi, H., & Tasli, J. M. (2016). Terapi Surfaktan pada
Penyakit Membran Hyalin. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 3, 194-202.

Fatoni1, A. Z., & Rakhmatullah2, R. (2021). Acute Respiratory Distress


Syndrome (ARDS)pada Pneumonia COVID-19. Journal of Anaesthesia
and Pain, 2, 11-24.

Herawati, D. N. (2020). Asuhan Keperawatan pada Klien Pneumonia dengan


masalah Gangguan Pertukaran Gas di Rumah Sakit Panti Waluya. Jurnal
Keperawatan Malang, 1-13.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tndakan


Keperawatan (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Sugiarno1, A., & Wiwin A, N. W. (2020). Hubungan Hipertensi Maternal dan


Jenis Persalinan dengan Kejadian Respiratory DistressSyndrome (RDS)
pada Neonatus di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Borneo
Student Research, 1, 1582-1587.

Suminto, S. (2017). Peranan Surfaktan Eksogen pada TatalaksanaRespiratory


Distress Syndrome Bayi Prematur. Cermin Dunia Kedokteran, 1-4.

41

Anda mungkin juga menyukai