Askeb seminar ini telah kami periksa dan disetujui untuk di pertahanankan
dalam seminar PKK II di hadapan pembimbing lahan maupun institusi STIK GIA
MAKASSAR pada tanggal. MARET 2022.
Makassar,
Cl lahan Cl Institusi
ASKEB SEMINAR
ASUHAN KEBIDANAN PADA PADA BAYI NY. “F” UMUR 0 HARI DENGAN
RESPIRATORY DISTRESS OF NEWBORN (RDN)
DI RSUD HAJI MAKASSAR
12 DESEMBER 2021
OLEH
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat allah SWT serta salawat dan
salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi muhammad SAW atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan
kebidanan interanatal.
Kami sadar dengan sepenuhnya dengan segala keterbatasan dan
kelemahan yang ada sehingga kami menyadari bahwa ASKEB SEMINAR
PERINATOLOGI ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan hasil tulisan ini.
Semoga tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada semua yang telah membantu kami dari menyusun ASKEB
SEMINAR ( asuhan kebidanan perinatologi )
Makassar,
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
Penulisan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujun Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gangguan pernafasan yang sering ditemukan pada bayi yang baru lahir (BBL)termasuk
respiratory distress of newborn (RDN) atau idiopatik respiratory distress of newborn
(RDN) Yang terdapat pada bayi premature,syndrome gawat nafas pada neonatus (SGNN)
Dalam bahasa inggris disebut respiratore distress of newborn,merupakan kumpulan gejala
yang terdiri dari dyspnea atau hiperkapnea.sindrom ini dapat terjadi karena ada kelinan
diluar atau didalam paru.oleh karena itu gtindakannhya disesuaikan penyebab syndrome
ini.beberapa kelainan dalam paru yang menunjukan syndrome ini adalah
pneumotoraks,penyakit membran hialin atau (PMH),Pneumonia,aspirasi,dan syndrome
Wilson-mikity
Kegawatan pernafasan pada anak merupakan penyebab utama kematian pada bayi baru
lahir,diperkirakan 30% dari semua kematian neonatus disebebkan oleh penyakit ini atau
komplikasinya.penyakit ini terjadi pada bayi premature insidennya berbanding terbalik
dengan umur kehamilan dan berat badannya.60-80% terjadi pada bayi yang umur
kehamilannya kurang dari 28 minggu,15-30% pada bayi antara 32036 minggu,sekitar 3%
pada bayi yang lebih dari 37 minggu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A .LANDASAN TEORI
1. Pengertian
RDN (Respiratory Distress Of Newborn)adalah gangguan pernafasan yang sering
terjadi pada bayi premature dengan tanda-tanda takipnea (>60x/menit),retraksi
dada ,sianosis pada udara kamar yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam
kehidupan dengan x-ray thorax yang spesifik.tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya
bayi,berat penyakit,adanya infeksi dan ada tidaknya shunting darah melalui PDA (stark
1986).
Sindrom distress pernafasan adalah perkembangan yang imatur pada system
pernafasan atau tidak edukuatnya jumblah surfaktan dalam paru.RDN dikatakan dengan
Hyaline Membrane Disesae.
2. Etiologi
Penyebab terjadinya RDN yaitu kurang atau tidak adanya surfaktan dalam paru-
paru ,namum terdapat predisposisi diantaranya :
a. Bayi dari ibu diabetes
b. Persalinan sebelum kehamilan 37 minggu
c. Kehamilan multijanin
d. Persalinan SC
e. Persalinan cepat
f. Asfiksia
g. Stress dingin riwayat bayi sebelum terkena RDN
3. Prognosis
Prognosis pada bayi prematur memburuk seiring dengan berat badan dan usia gestasi
yang semakin kecil. Bayi-bayi prematur dengan BBLASR memiliki risiko mortalitas
30-50% dan morbiditas 20-50% meskipun mendapatkan tata laksana yang adekuat.
Sebanyak 60% kematian neonatus terjadi pada bayi yang lahir pada usia gestasi < 34
minggu.[1,7,16]
Prognosis pada bayi dapat ditingkatkan dengan melakukan intervensi maternal sebelum
bayi lahir, seperti pemberian kortikosteroid, antibiotik profilaksis, dan kontrol faktor
risiko. Persiapan dan perencanaan kelahiran pada wanita hamil yang berisiko tinggi
mengalami kelahiran prematur juga dapat dilakukan agar bayi mendapatkan fasilitas
kesehatan yang memadai segera setelah lahir.
5. Manifestasi klinis
Menurut martin 1999 manifestasi klinis pada bayi yang menderita RDN diantaranya :
a. Kesulitan dalam memulai respirasi normal
b. Dengkingan (grunting)pada saat ekspirasi diamati pada saat tidak dalam
keadaan menangis (disebabkan oleh penutupan glottis)merupakan tanda atau
indikasi awal penyakit berkurangnya dengkingan mungkin merupakan tanda
pertama perbaikan.
c. Nafas cuping hidung
d. Sianosis pada udara kamar
e. Respiurasi cepat atau kadang lambat jika sakit parah
f. Auskultasi udara yang masuk berkurang
g. Edema ekstremitas
h. Pada foto rontgen ditemukan retikulogranural,gambaran bulat-bulatkecil
dengan kecil dengan corakan bronkogram udara.
6. Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat RDN yaitu antara lain :
a. Rupture alveoli
Bila dicurigai terjadi kebocoran udara pada bayi dengan RDN yang tiba-tiba
memburuk dengan gejala klinis hipotensi,apnea,atau bradikardi atau adanya asidosis
yang menetap.
b. Dapat timbul infeksi yang terjadi karena keadaan penderita yang memburuk dan
adanya penurunan jumblah leukosit dan trombositopeni,infeksi dapat timbul karena
tindakan infasif seperti pemasangan jarum vena,kateter,dan alat respirasi.
c. Perdarahan intrakarnial danm leukomalasia periventikular,perdarahan
intraventikuler terjadi pada 20-40% bayi premature dengan frekuensi terbanyak pada
bayi RDN terutama pada bayio yang dihentikan surfaktannya.
Pentalaksanaan
a. Pengobatan yang biasa diberikan selama fase akut penyakit RDN adalah :
b. Penunjang /diagnostic
1) Seri roentgen dada untuk melihat densitas atelectasis dan elevasi diafargma
dengan overdistensi ductus alveolar.
2) Bronchogram udara untuk menentukan ventilasi jalan nafas
3) Data laboratorium
c. Pencegahan
Makanan peroral sebaiknya tidak diberikan dan bayi dibetrikan cairan intravena yang
disesuikan dengan kebutuhan kalorinya.pemberian cairan ini bertujuan untuk
memberikan kalori yang cukup,menjaga agar bayi tidak mengalami
dehidrasi,memperthankan pengeluaran cairan melalui ginjal dan mempertahankan
keseimbangan asama basah tubuh.dalam 48 jam pertama baiasanya cairan yang diberikan
terdiri glukosa atau dektrose 10% dalam jumblah 100 ml/kg BB/hari.dengan pemberian
secara ini diharapkan kalori yang dibutuhkan (44 kg BB/hari )untuk mencegah
metabolisme tubuh dapat terpenuhi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kebutuhan dasar :
B. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan antropometri
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Berat badan : 1600 gram (N=2500-4000 gr)
d. Panjang badan : 38 cm (N=45-53 cm)
e. Lingkar kepala : 28 cm (N=33-35,6 cm)
f. Lingkar dada : 25 cm (N=33-36 cm)
g. Lingkar perut : 26 cm (N=26-32 cm)
h. Lingkar lengan : 7 cm (N=6-12 cm)
i. APGAR score : 8/9
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. DJB : 118x/menit. (N=120-160 X/menit)
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : Rambut tebal lurus, hitam,dan ubun-ubun kecil dan besar belum
menutup suptura
b. Wajah
Inspeksi : tamapak sianosis
c. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, sclera tampak putih dan konjungtiva merah
mudah
d. Telinga
Inspeks : Tampak simetris kiri dan kanan, Tidak ada serumen
e. Hidung
Inspeksi : Terpasang CPAP/ alat bantu pernafasan
BBK :1590 gr
Pb :38 cm
Lk :28 cm
Ld :25 cm
Lp :26 cm
Ds :5
Djb:118x/menit
Pernafasan :72x/menit
Suhu :36,5oc
yang relative lebih hangat sekitar 37oc.kemampuan bayi baru lahir belum sempurna
dalam mengendalikan suhu secara adekuat,bahkan jikia bnayi lahir saat cukup bulan dan
sehat pun masih sangat rentan untuk kehilangan panas.
b. RDN (Respiratory Ditres OF Newborn)
Ds :
a.pasien datang pukul 10.50 wita dari RSIA amanat.
b. Bayi lahir tanggal 11-12-2021 pukul 18.03 wita (SC/gamely)
c.Bayi lahir dengan BBL:1600 Gr,PB :45 cm,Apgar score 8/9
Do :
KU lemah,klinis tampak sianosis,pada ektremitas kaki dan tangan terpasang
infus umlical,O2 nasal 0,5 liter/menit,terpasang OGT dekompresi retraksi
(+)
BBK :1590 gr
Pb :38 cm
Lk :28 cm
Ld :25 cm
Lp :26 cm
Ds :5
Djb:118x/menit
Pernafasan :72x/menit
Suhu :36,5oc
INTERVENSI
1. Menghangatkan bayi di bawa infat warmer
Rasional : menjaga bayi agar tetap hangat dan mencegah bayi kehilangan panas
2. Melakukan pengkajian awal
Rasional :untuk memastikan kedaan bayi baru lahir dalam kedaan sehat atau memiliki
kelainan tubuh maupun gangguan kesehatan
3. Obsevasi TTV
Rasional : memantau tanda-tanda vital pada bayi merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui keadaan umum bayi
4. Melakukan pemeriksaan antropometri
Rasional : mencermikan perubahan status gizi dan kesehatan fisik seorang anak seperti untuk
mendeteksi adanya ganguan atau kelainan pada bayi baru lahir
5. Merawat bayi incubator
Rasional : untuk mencegah terjadinya hipotermi dan infeksi
6. Mengobservasi jalan nafas
Rasinal : untuk membersihkan lender dari jalan nafas
7. Mengobservasi terpasangnya OGT
Rasional : untuk mengetahui apakah OGT sudah terpasang dengan baik atau tidak
8. Memberikan cairan ASI
Rasional : agar kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi
9. Melakukan residu lambung
10. Melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter
STANDAR VI : IMPLEMENTASI
Tanggal 12 Desember 2021 pukul : 14.15 WITA
1. Menghangat bayi dibawah infat warmer
Hasil: Tindakan telah dilakukan
2. Melakukan pengkajian awal
Hasil : keadaan umum bayi baik
3. Melakukan pemeriksaan TTV
Hasil :
• DJB : 118X/menit
• Suhu : 72x/menit
• Pernafasan : 36,5 oc
4. Melakukan pemeriksaan antropometri
Hasil:
• BBS = 1590 kg
• PB = 38 cm
• LK = 28 cm
• LD = 25 cm
• LP = 26 cm
• Suhu : 36,5 oc
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti panas,bengkak,kemerahan dan nanah
4. BAB dan BAK lancar.
SOAP
ANALISA (A)
Diagnosa : RDN ( respiratory ditres of newborn)
PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal 12 Desember 2021 pukul : 14.15 WITA
11. Menghangat bayi dibawah infat warmer
Hasil: Tindakan telah dilakukan
12. Melakukan pengkajian awal
Hasil : keadaan umum bayi baik
13. Melakukan pemeriksaan TTV
Hasil :
• DJB : 118X/menit
• Suhu : 72x/menit
• Pernafasan : 36,5 oc
14. Melakukan pemeriksaan antropometri
Hasil:
• BBS = 1590 kg
• PB = 38 cm
• LK = 28 cm
• LD = 25 cm
• LP = 26 cm
15. Memberikan cairan ASI melalui OGT
Hasil: bayi deberikan ASI lewat OGT setiap 1 jam sekali sebanyak 2 cc.
16. Melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter
Hasil :
• Melakuakn pemasangan CPAP
• Melakukan pemasangan infus
• Melakukan pemasangan monitor
• Melakukan pemasangan OGT
• Pemberian obat injeksi :
Cefotaxim 80 mg/12 jam
Aminophyllin 4 mg/ 12 jam
Gentamicin 8 mg/24jam
Omeprazole 1,2 mg/24 jam
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Syndrome distress pernafasan adalah perkembangan yangh imatur pada system pernafasan atau
tidak edukuatnya jumblah surfaktan dalam paru.RDN dikatakan sebagai hyline membrane
disease.penyebab terjadinya RDN yaitu kurang atau tidak adanya surfaktan dalam paru-
paru.namun terdapat bebrapa factor predisposisi,yaitu bayi dari ibu diabetes persalinan sebelum
kehamilan,kehamilan multijanin,persalinan SC,persalinan cepat,asfiksia,stress dingin,dan
riwayat bayisebelumnya terkena RDN.
Bayi premature lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnhya untuk berfungsi sebagai
organ pertukaran gas yuang efektif.pemeriksaan penunjang pada RDN yaitu seri rontgen
dada,bronchogram udara,data laboratorium,dan profil baru.
B.Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini saja karena masih banyak
refrensi uyang lebih lengkapyang membahas materi dari makalah ini.oleh karena itu pembaca
sebaiknya membaca dari referensi dan literatur lain untuk menambah wawasan yang lebih luas
tentang materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Glass H,Costarino A,Stayer S,Brett C,Cladis F,Davis P,Outcomes for Extremely Premature
infants.Anesth Analg.2015;120:1337-51