Anda di halaman 1dari 26

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Askeb seminar ini telah kami periksa dan disetujui untuk di pertahanankan
dalam seminar PKK II di hadapan pembimbing lahan maupun institusi STIK GIA
MAKASSAR pada tanggal. MARET 2022.

Makassar,

Cl lahan Cl Institusi

MENGETAHUI KETUA PRODI DIII KEBIDANAN

Herlianty, S.ST .,SKM.,M.Kes

ASKEB SEMINAR

ASUHAN KEBIDANAN PADA PADA BAYI NY. “F” UMUR 0 HARI DENGAN
RESPIRATORY DISTRESS OF NEWBORN (RDN)
DI RSUD HAJI MAKASSAR
12 DESEMBER 2021

RSUD HAJI MAKASSAR

OLEH

DELIANTI RIHI TUNGA : 1219002


MARIA NONA ERLINDA : 1219011
MARTILDA SERLI : 1219022

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat allah SWT serta salawat dan
salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi muhammad SAW atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan
kebidanan interanatal.
Kami sadar dengan sepenuhnya dengan segala keterbatasan dan
kelemahan yang ada sehingga kami menyadari bahwa ASKEB SEMINAR
PERINATOLOGI ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan hasil tulisan ini.
Semoga tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada semua yang telah membantu kami dari menyusun ASKEB
SEMINAR ( asuhan kebidanan perinatologi )

Makassar,

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
Penulisan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujun Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN KASUS


Standar 1 Identifikasi data dasar
Standar 2 Identifikasi diagnosa / masalah aktual
Standar 3 Rencana Tindakan / Intervensi
Standar 4 Implementasi
Standar 5 Evaluasi
Pendokumentasian

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gangguan pernafasan yang sering ditemukan pada bayi yang baru lahir (BBL)termasuk
respiratory distress of newborn (RDN) atau idiopatik respiratory distress of newborn
(RDN) Yang terdapat pada bayi premature,syndrome gawat nafas pada neonatus (SGNN)
Dalam bahasa inggris disebut respiratore distress of newborn,merupakan kumpulan gejala
yang terdiri dari dyspnea atau hiperkapnea.sindrom ini dapat terjadi karena ada kelinan
diluar atau didalam paru.oleh karena itu gtindakannhya disesuaikan penyebab syndrome
ini.beberapa kelainan dalam paru yang menunjukan syndrome ini adalah
pneumotoraks,penyakit membran hialin atau (PMH),Pneumonia,aspirasi,dan syndrome
Wilson-mikity
Kegawatan pernafasan pada anak merupakan penyebab utama kematian pada bayi baru
lahir,diperkirakan 30% dari semua kematian neonatus disebebkan oleh penyakit ini atau
komplikasinya.penyakit ini terjadi pada bayi premature insidennya berbanding terbalik
dengan umur kehamilan dan berat badannya.60-80% terjadi pada bayi yang umur
kehamilannya kurang dari 28 minggu,15-30% pada bayi antara 32036 minggu,sekitar 3%
pada bayi yang lebih dari 37 minggu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A .LANDASAN TEORI
1. Pengertian
RDN (Respiratory Distress Of Newborn)adalah gangguan pernafasan yang sering
terjadi pada bayi premature dengan tanda-tanda takipnea (>60x/menit),retraksi
dada ,sianosis pada udara kamar yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam
kehidupan dengan x-ray thorax yang spesifik.tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya
bayi,berat penyakit,adanya infeksi dan ada tidaknya shunting darah melalui PDA (stark
1986).
Sindrom distress pernafasan adalah perkembangan yang imatur pada system
pernafasan atau tidak edukuatnya jumblah surfaktan dalam paru.RDN dikatakan dengan
Hyaline Membrane Disesae.

2. Etiologi
Penyebab terjadinya RDN yaitu kurang atau tidak adanya surfaktan dalam paru-
paru ,namum terdapat predisposisi diantaranya :
a. Bayi dari ibu diabetes
b. Persalinan sebelum kehamilan 37 minggu
c. Kehamilan multijanin
d. Persalinan SC
e. Persalinan cepat
f. Asfiksia
g. Stress dingin riwayat bayi sebelum terkena RDN

3. Prognosis
Prognosis pada bayi prematur memburuk seiring dengan berat badan dan usia gestasi
yang semakin kecil. Bayi-bayi prematur dengan BBLASR memiliki risiko mortalitas
30-50% dan morbiditas 20-50% meskipun mendapatkan tata laksana yang adekuat.
Sebanyak 60% kematian neonatus terjadi pada bayi yang lahir pada usia gestasi < 34
minggu.[1,7,16]
Prognosis pada bayi dapat ditingkatkan dengan melakukan intervensi maternal sebelum
bayi lahir, seperti pemberian kortikosteroid, antibiotik profilaksis, dan kontrol faktor
risiko. Persiapan dan perencanaan kelahiran pada wanita hamil yang berisiko tinggi
mengalami kelahiran prematur juga dapat dilakukan agar bayi mendapatkan fasilitas
kesehatan yang memadai segera setelah lahir.

4. Patofisiologi dan patways


Bayi premature lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya untuk berfungsi
sebagai organ pertukaran gas yang efektif.hal ini merupakan factor krisis dalam terjadi
RDN ketidaksiapan paru dalam menjalankan fungsinya tersebut disebabkan oleh
kekurangan atau adanya surfaktan.
Surfakatan adalah subtansi yang merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga
tidak terjadi kolapspada akhir ekspirasidan mampu menahan sisa udara fungsional atau
kapasitas residu fungsional .surfaktan juga menyebabkan ekspansi yang merata dan
menjaga ekspansi paru pada tekanan intraalveolar yang rendah.kekurangan atau
ketidakmatangan fungsi surfaktan menimbulkan ketidakseimbangan infkansi pada saat
inspirasi dan kolaps alveoli saat ekspirasi.
Bila surfaktan tidak ada,janin tidak dapat menjaga parunya tetap mengembang .oleh
karena itu perlu usaha yang keras untuk mengembangkan parunya pada setiap hembusan
napas (ekspirasi )sehingga untuk pernafasan berikutnya dinutuhkan tekanan negative
intratoraks yang lebih besar dengan disertai dengan usaha inspirasi yang lebih
kuat.akibatnya setiap kali bernafas menjadi sukar seperti saat pertama kali bernafas (saat
kelahiran )sebagai akibat janin lebih banyak menghasilkan energi ini dari pada yang ia
terima dan ini menyebabkan bayi kelelahan,dengan meningkatnya kelelahan bayi akan
semakin sedikit membuka alveolinya.ketidakmampunya mempertahankan pengembangan
paru ini dapat menyebabkan atelaktasi.
Tidak adanya stabilitas dan atelaktasis akan meningkatkan pullmomary vascular
resistance (PVR )yang nilainya menurun pada ekspansi paru normal ,akibatnya terjadi
hipoperfusi jaringan paru dan selanjutnya menurunkan aliran darah pulmonal .disamping
itu peningkatan PVR juga menyebabkan pembalikan persial sirkulasi darah janin dengan
arah aliran dari kanan kekiri melalui ductus arteriosus dan foramen ovale.
Kolapa baru (atelectasis)akan menyebabkan gangguan ventilasi pulmonal yang
menimbulkan hipoksia.akibat dari hipoksia adalah konstriksin vaskularisasi pulmonal
yang menimbulkan penurunan oksigenasi jaringan dan selanjutnya menyebabkan
metabolisme anareobik.
RDN atau sindrome gangguan pernafasan adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri dan
mengikuti masa deteriorasi (kurang lebih 48 jam )dan jika tidak ada komplikasi paru akan
menbaik dalam 72 jam.proses perbaikan ini teruatama dikaitkan dengan meningkatkan
produksi dan ketersediaan materi surfaktan.

5. Manifestasi klinis
Menurut martin 1999 manifestasi klinis pada bayi yang menderita RDN diantaranya :
a. Kesulitan dalam memulai respirasi normal
b. Dengkingan (grunting)pada saat ekspirasi diamati pada saat tidak dalam
keadaan menangis (disebabkan oleh penutupan glottis)merupakan tanda atau
indikasi awal penyakit berkurangnya dengkingan mungkin merupakan tanda
pertama perbaikan.
c. Nafas cuping hidung
d. Sianosis pada udara kamar
e. Respiurasi cepat atau kadang lambat jika sakit parah
f. Auskultasi udara yang masuk berkurang
g. Edema ekstremitas
h. Pada foto rontgen ditemukan retikulogranural,gambaran bulat-bulatkecil
dengan kecil dengan corakan bronkogram udara.
6. Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat RDN yaitu antara lain :
a. Rupture alveoli
Bila dicurigai terjadi kebocoran udara pada bayi dengan RDN yang tiba-tiba
memburuk dengan gejala klinis hipotensi,apnea,atau bradikardi atau adanya asidosis
yang menetap.
b. Dapat timbul infeksi yang terjadi karena keadaan penderita yang memburuk dan
adanya penurunan jumblah leukosit dan trombositopeni,infeksi dapat timbul karena
tindakan infasif seperti pemasangan jarum vena,kateter,dan alat respirasi.
c. Perdarahan intrakarnial danm leukomalasia periventikular,perdarahan
intraventikuler terjadi pada 20-40% bayi premature dengan frekuensi terbanyak pada
bayi RDN terutama pada bayio yang dihentikan surfaktannya.
Pentalaksanaan
a. Pengobatan yang biasa diberikan selama fase akut penyakit RDN adalah :

a) Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder


b) Furosemide untuk mefasilitasi reduksi cairan ginjal dan menurunkan cairan paru
c) Fenobarbital
d) Vitamin E menurunkan produksi radikal bebas oksigen
e) Metilksantin (teofiloin dan kafein )untuk mengobati apnea dan untuk
pemberhentian dari pemakian ventilasi mekanik.
Salah satu pengobatan terbaru dan telah diterima penggunaaan dalam pengobatan
RDN adalah pemberian surfaktan oksigen.

b. Penunjang /diagnostic
1) Seri roentgen dada untuk melihat densitas atelectasis dan elevasi diafargma
dengan overdistensi ductus alveolar.
2) Bronchogram udara untuk menentukan ventilasi jalan nafas
3) Data laboratorium
c. Pencegahan
Makanan peroral sebaiknya tidak diberikan dan bayi dibetrikan cairan intravena yang
disesuikan dengan kebutuhan kalorinya.pemberian cairan ini bertujuan untuk
memberikan kalori yang cukup,menjaga agar bayi tidak mengalami
dehidrasi,memperthankan pengeluaran cairan melalui ginjal dan mempertahankan
keseimbangan asama basah tubuh.dalam 48 jam pertama baiasanya cairan yang diberikan
terdiri glukosa atau dektrose 10% dalam jumblah 100 ml/kg BB/hari.dengan pemberian
secara ini diharapkan kalori yang dibutuhkan (44 kg BB/hari )untuk mencegah
metabolisme tubuh dapat terpenuhi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Nomor Register : 287576


Tanggal Lahir : 11 Desember 2021, Pukul 18.03 WITA
Tanggal Pengkajian : 12 Desember 2021, Pukul 14.15 WITA
Nama Pengkaji : DELIANTI RIHI TUNGA

STANDAR I : IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. “F”
Tanggal Lahir : 11 Desember 2021, Pukul 18.03 WITA
Anak : Ke Tiga
Jenis Kelamin : Laki-laki
B. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny. “F” / Tn. “D”
Umur : 33 tahun / 37 tahun
Nikah/lamanya : 1kali / ±18 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / Buru harian
Alamat : jl. Lemo-lemo
C.Data Biologis/Fisiologis
1.Riwayat Kehamilan
a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke tiga dan tidak pernah keguguran.
b. Hari pertama haid terakhir tanggal : 20-05-2021
c. HTP : 20-05-2021
d. Gestasi 25 minggu
1. Riwayat Kelahiran
a. Ibu melahirkan tanggal 11 Desember 2021 Pukul : 18.03 WITA
b. Ini merupakan anak ke tiga
c. Tempat bersalin di rumah sakit ibu dan anak Amanat
d. Penolong persalinan adalah Dokter
e. Jenis persalinan yaitu SC (gamelly)
f. Jenis kelamin laki-laki
g. Berat badan lahir 1600 gram, panjang badan lahir 45 cm.
h. Penilaian APGAR score
Tanda APGAR 0 1 2 Nilai
Seluruh
Badan merah,
(Appearance) t u b u h
Pucat biru ekstremitas 1 1
(warna kulit) kemeraha
biru
n
(Pulse)
>100 x/
( F r e k u e n s i Tidak ada <100 x/menit 2 2
menit
Jantung)
(Grimace)
( R e a k s i ) Batuk/
Tidak ada Menangis 1 2
t e r h a d a p bersin
rangsangan
(Activity)) Gerakan
Lumpuh Refleks sedikit 1 2
(Tonus otot) aktif
(Respiration) Menangis
Tidak ada Lambat 1 2
(Usaha nafas) kuat
Jumlah 8 9
d. Kebutuhan Dasar Bayi

Kebutuhan dasar :

A. Nutrisi/cairan : a).reflex mengisap baik


b). Bayi belum menyusu pada ibunya

B. eliminasi : a) BAK :3x sehari warna agak kekuningan-kuningan

b) BAB :Bayi sudah di vaksin

C. istirahat : waktu tidur belum dapat diedentifikasi

D. personal hygiene : a) bayi belum pernah dimandikan

b) penis dan anus selalu dibersihakn setiap kali sehabis BAK


maupun BAB

c) pakaian bayi diganti tiap kali basah atau kotor

B. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan antropometri
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Berat badan : 1600 gram (N=2500-4000 gr)
d. Panjang badan : 38 cm (N=45-53 cm)
e. Lingkar kepala : 28 cm (N=33-35,6 cm)
f. Lingkar dada : 25 cm (N=33-36 cm)
g. Lingkar perut : 26 cm (N=26-32 cm)
h. Lingkar lengan : 7 cm (N=6-12 cm)
i. APGAR score : 8/9
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. DJB : 118x/menit. (N=120-160 X/menit)

b. Suhu : 36,50C. (N=36,5-37,5 OC)


c. Pernafasan : 572x/menit (N=30-60 X/menit)

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : Rambut tebal lurus, hitam,dan ubun-ubun kecil dan besar belum
menutup suptura
b. Wajah
Inspeksi : tamapak sianosis
c. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, sclera tampak putih dan konjungtiva merah
mudah
d. Telinga
Inspeks : Tampak simetris kiri dan kanan, Tidak ada serumen
e. Hidung
Inspeksi : Terpasang CPAP/ alat bantu pernafasan

f. Mulut dan bibir


Inspeksi : mulut tampak kebiruan dan pada mulut bayi terpasang OGT
decompresi
g. Dada
Inspkesi : Tampak simetris, putting susu belum terbentuk, terlihat tarikan tajam
pada bagian bawah dan di antara tulang rusuk di setiap helaan nafas.
h. Abdomen
Inspeksi : keadaan tali pusat masih basah
i. Penis dan Anus
Inspeksi : tidak ada kelainaan dan terdapat lubang anus
j. Ekstremitas Atas
Inspeksi : Tampak simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap,tampak kuku
Panjang, pada telapak tangan tampak sianosis
k. Ekstremitas bawah
Inspeksi : simetis kiri dan kanan, jumlah jari lengkap, tampak sianosis pada
telapak kaki.

EVALUASI GAWAT NAFAS DENGAN SKOR DOWNE


Pemeriksaan Skor
Frekuensi nafas 1
Retraksi 1
Sianosis 1
Suara nafas 1
Merintih 1
Total 5
Referensi :

STANDAR II : IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA AKTUAL


Diagnosa : Bayi Ny “F” umur 0 hari dengan RDN (Respiratory Ditres OF Newborn)
a. Bayi umur 0 hari
Ds :
1. pasien datang pukul 10.50 wita dari RSIA amanat.
2. Bayi lahir tanggal 11-12-2021 pukul 18.03 wita (SC/gamely)
3. Bayi lahir dengan BBL:1600 Gr,PB :45 cm,Apgar score 8/9

Do : KU lemah,klinis tampak sianosis,pada ektremitas kaki dan tangan


terpasang infus umlical,O2 nasal 0,5 liter/menit,terpasang OGT
dekompresi retraksi (+)

BBK :1590 gr

Pb :38 cm

Lk :28 cm

Ld :25 cm

Lp :26 cm

Ds :5

Djb:118x/menit

Pernafasan :72x/menit

Suhu :36,5oc

Analisa dan interpretasi data :


Masa transisi bayi merupakan masa yang sangat kritis pada bayi dalam upaya untuk
dapat bertahan hidup .bayi baru lahir harus dapat beadaptasi dengan kehidupan diluar
uterus yang suhunya jauh lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu didalam uterus

yang relative lebih hangat sekitar 37oc.kemampuan bayi baru lahir belum sempurna
dalam mengendalikan suhu secara adekuat,bahkan jikia bnayi lahir saat cukup bulan dan
sehat pun masih sangat rentan untuk kehilangan panas.
b. RDN (Respiratory Ditres OF Newborn)
Ds :
a.pasien datang pukul 10.50 wita dari RSIA amanat.
b. Bayi lahir tanggal 11-12-2021 pukul 18.03 wita (SC/gamely)
c.Bayi lahir dengan BBL:1600 Gr,PB :45 cm,Apgar score 8/9

Do :
KU lemah,klinis tampak sianosis,pada ektremitas kaki dan tangan terpasang
infus umlical,O2 nasal 0,5 liter/menit,terpasang OGT dekompresi retraksi
(+)
BBK :1590 gr
Pb :38 cm
Lk :28 cm
Ld :25 cm
Lp :26 cm
Ds :5
Djb:118x/menit
Pernafasan :72x/menit
Suhu :36,5oc

Analisa dan interpretasi data :


RDN atau gangguan pernafasan pada bayi baru lahir adalah salah satu gangguan
paling umum ditemui dalam 48-72 jam pertama kehidupan. Rdn merupakan
sekumpulan gejala gangguan nafas pada bayi baru lahir dengan tanda-tanda
takipnea (>60x/menit), grunting, retraksi dada,nafas cuping hidung, dan sianosis
yang disebabkan oleh ketidak maturan dari sel tipe2 untuk menghasilkan
surfaktan yang memadai.( Brahmaia dan Reddy, 2017).
STANDAR III : RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI
Diagnosa : bayi ny. “F” umur 0 hari dengan RDN (respiratory distress of nowborn )
Tujuan :
1. Pernafasan bayi teratur
2. Bayi dapat berdaptasi dengan lingkungan intrauterin ke
ekstrauterin
Kriteria :
1. TTV dalam batas normal: DJB = 120-160 x/menit,suhu

=36,5-37,5 oc, pernafasan = 30-60 x/menit

INTERVENSI
1. Menghangatkan bayi di bawa infat warmer
Rasional : menjaga bayi agar tetap hangat dan mencegah bayi kehilangan panas
2. Melakukan pengkajian awal
Rasional :untuk memastikan kedaan bayi baru lahir dalam kedaan sehat atau memiliki
kelainan tubuh maupun gangguan kesehatan
3. Obsevasi TTV
Rasional : memantau tanda-tanda vital pada bayi merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui keadaan umum bayi
4. Melakukan pemeriksaan antropometri
Rasional : mencermikan perubahan status gizi dan kesehatan fisik seorang anak seperti untuk
mendeteksi adanya ganguan atau kelainan pada bayi baru lahir
5. Merawat bayi incubator
Rasional : untuk mencegah terjadinya hipotermi dan infeksi
6. Mengobservasi jalan nafas
Rasinal : untuk membersihkan lender dari jalan nafas
7. Mengobservasi terpasangnya OGT
Rasional : untuk mengetahui apakah OGT sudah terpasang dengan baik atau tidak
8. Memberikan cairan ASI
Rasional : agar kebutuhan nutrisi bayi tetap terpenuhi
9. Melakukan residu lambung
10. Melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter

STANDAR VI : IMPLEMENTASI
Tanggal 12 Desember 2021 pukul : 14.15 WITA
1. Menghangat bayi dibawah infat warmer
Hasil: Tindakan telah dilakukan
2. Melakukan pengkajian awal
Hasil : keadaan umum bayi baik
3. Melakukan pemeriksaan TTV
Hasil :
• DJB : 118X/menit
• Suhu : 72x/menit

• Pernafasan : 36,5 oc
4. Melakukan pemeriksaan antropometri
Hasil:
• BBS = 1590 kg
• PB = 38 cm
• LK = 28 cm
• LD = 25 cm
• LP = 26 cm

5. Merawat bayi dalam incubator


Hasil : bayi dalam incubator
6. Mengobservasi terpasangnya OGT
Hasil : OGT terpasang dengan baik
7. Memberikan cairan ASI melalui OGT
Hasil : bayi di beriakan ASI melalui OGT tiap 2 jam sebanyak 1 cc
8. Mengobservasi jalan nafas
Hasil : tidak terdapat lender pada jalan nafas
9. Mengukur residu lambung
Hasil :sudah dilakuakan dan residu lambung 4 cc
10. Melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter
Hasil :
• Melakuakn pemasangan CPAP
• Melakukan pemasangan infus
• Melakukan pemasangan monitor
• Melakukan pemasangan OGT
• Pemberian obat injeksi :
Cefotaxim 80 mg/12 jam
Aminophyllin 4 mg/ 12 jam
Gentamicin 8 mg/24jam
Omeprazole 1,2 mg/24 jam
STANDAR V : EVALUASI
Tanggal 15 Desember 2021, pukul 09.00 wita
1. Keadaan umum bayi baik
2. Bayi sudah tidak hipotermi ditandai dengan TTV dalam batas normal
• Frekuensi jantung : 138x/menit
• Pernafasan : 54x/menit

• Suhu : 36,5 oc
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat seperti panas,bengkak,kemerahan dan nanah
4. BAB dan BAK lancar.

SOAP

Nomor Register : 287576


Tanggal Lahir : 11 Desember 2021, Pukul 18.03 WITA
Tanggal Pengkajian : 12 Desember 2021, Pukul 14.15 WITA
Nama Pengkaji : Delianti Rihi Tunga
IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. “F”
Tanggal Lahir : 11 Dsember 2021, pukul 18.08 WITA
Anak : Ke tiga
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : JL. Lemo-lemo

DATA SUBJEKTIF (S)


1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke tiga dan tidak pernah keguguran.
2. Ibu mengatakan HPHT tanggal : 20-05-2021
3. Bayi lahir cukup bulan dengan usia kehamila 25 minggu
4. Jenis kelamin laki-laki

DATA OBJEKTIF (O)


1. Keadaan umum lemah dan tampak sianosis
2. Pengukuran antropometri
• BBS : 1590 gram
• PB: 38 cm
• LK : 28 cm
• LD : 25 cm
• LP : 26 cm
3. Tanda-tanda vital
• DJB : 118 x/menit
• P : 72 x/menit
• S : 36,5
EVALUASI GAWAT NAFAS DENGAN SKOR DOWNE
Pemeriksaan Skor
Frekuensi nafas 1
Retraksi 1
Sianosis 1
Suara nafas 1
Merintih 1
Total 5
Referensi :

ANALISA (A)
Diagnosa : RDN ( respiratory ditres of newborn)
PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal 12 Desember 2021 pukul : 14.15 WITA
11. Menghangat bayi dibawah infat warmer
Hasil: Tindakan telah dilakukan
12. Melakukan pengkajian awal
Hasil : keadaan umum bayi baik
13. Melakukan pemeriksaan TTV
Hasil :
• DJB : 118X/menit
• Suhu : 72x/menit

• Pernafasan : 36,5 oc
14. Melakukan pemeriksaan antropometri
Hasil:
• BBS = 1590 kg
• PB = 38 cm
• LK = 28 cm
• LD = 25 cm
• LP = 26 cm
15. Memberikan cairan ASI melalui OGT
Hasil: bayi deberikan ASI lewat OGT setiap 1 jam sekali sebanyak 2 cc.
16. Melakukan tindakan kolaborasi dengan dokter
Hasil :
• Melakuakn pemasangan CPAP
• Melakukan pemasangan infus
• Melakukan pemasangan monitor
• Melakukan pemasangan OGT
• Pemberian obat injeksi :
Cefotaxim 80 mg/12 jam
Aminophyllin 4 mg/ 12 jam
Gentamicin 8 mg/24jam
Omeprazole 1,2 mg/24 jam
BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan
Syndrome distress pernafasan adalah perkembangan yangh imatur pada system pernafasan atau
tidak edukuatnya jumblah surfaktan dalam paru.RDN dikatakan sebagai hyline membrane
disease.penyebab terjadinya RDN yaitu kurang atau tidak adanya surfaktan dalam paru-
paru.namun terdapat bebrapa factor predisposisi,yaitu bayi dari ibu diabetes persalinan sebelum
kehamilan,kehamilan multijanin,persalinan SC,persalinan cepat,asfiksia,stress dingin,dan
riwayat bayisebelumnya terkena RDN.
Bayi premature lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnhya untuk berfungsi sebagai
organ pertukaran gas yuang efektif.pemeriksaan penunjang pada RDN yaitu seri rontgen
dada,bronchogram udara,data laboratorium,dan profil baru.

B.Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini saja karena masih banyak
refrensi uyang lebih lengkapyang membahas materi dari makalah ini.oleh karena itu pembaca
sebaiknya membaca dari referensi dan literatur lain untuk menambah wawasan yang lebih luas
tentang materi ini.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia,rieskhy.2014.sindrome gangguan pernafasan,http//riezkhyamalia.


Files.wordpress.com/2014/11/sindrom-gangguan-pernafasan.pdf (diunduh pada tanggal 4 maret
pukul 06:45 WIB)
Putriyana,mega.2015.asuhankebidananRDN:http//megaputryana0912.wordpress.com/
2015/05/03/asuhan-kebidanan-kebidanan-rdn(diakses pada tanggal 4 maret pukul 06:48)
World Heald organization,UNICEF,every newborn:An action plan To End Prefentable
Deaths.WHO.Luxembourg:WHO;2014

Glass H,Costarino A,Stayer S,Brett C,Cladis F,Davis P,Outcomes for Extremely Premature
infants.Anesth Analg.2015;120:1337-51

Anda mungkin juga menyukai