SKENARIO 1
BAYI SESAK
MODUL 7.1
KEGAWATDARURATAN MEDIK
Disusun Oleh :
NIM : 179010026
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
i
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul............................................................................... i
Skenario 1 ......................................................................................... 1
Dalil.................................................................................................... 26
Daftar Pustaka................................................................................... 27
ii
SKENARIO 1
BAYI SESAK
Seorang bayi baru lahir dari ibu G2P1A0 secara sectio caesaria/SC
atas indikasi bekas SC, Umur Kehamilan 36 minggu. Selama hamil ibu
tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Saat lahir bayi tidak menangis,
BBL 2.900 gram, PBL 50 cm. Bayi dirawat gabung dengan ibu.
Setelah 2 jam setelah lahir bayi mulai merintih dan tampak sesak,
pernapasan cuping hidung dan tampak retraksi interkostal, bibir dan
tangan bayi tampak membiru.
1
STEP I
2
STEP II
RUMUSAN MASALAH
6. Apakah BBL dan PBL pada skenario sesuai dengan range normal ?
3
STEP III
MENGANALISIS MASALAH
6. BBL dan PBL pada skenario sudah sesuai dengan range normal
4
STEP IV
PETA KONSEP
5
STEP V
LEARNING OBJECTIVE
6
STEP 6
SELF STUDY
LEARNING OBJECTIVE 1
LEARNING OBJECTIVE 2
7
KLASIFIKASI dan DIAGNOSA BANDING GAWAT NAFAS PADA
NEONATUS
Diagnosa Banding Keterangan
RDS (Respiratory Distress Gangguan respirasi yang ditemukan
Syndrome) pada bayi prematur akibat
kurangnya surfaktan sehingga
mengakibatkan kolapsnya alveoli
TTN (Transient Tachypnea of the Suatu penyakit ringan pada
Newborn) neonatus yang mendekati cukup
bulan atau neonatus cukup bulan
yang mengalami gawat napas
segera setelah lahir dan hilang
dengan sendirinya dalam waktu 3-5
hari.
MAS (Meconium Aspiration Gawat nafas yang bersifat sekunder
Syndrome) akibat aspirasi meconium oleh fetus
dalam uterus atau oleh neonates
selama proses persalinan.
Air Leak Syndrome Distensi saccus alveolaris atau
saluran napas terminal yang
berlebihan akan menyebabkan
kerusakan integritas saluran napas
yang mengakibatkan penyebaran
udara ke rongga di sekitarnya.
Pneumothorax Kekurangan surfaktan yang relatif pada
bayi yang lahir dengan usia gestasi 32 -
34 minggu menghasilkan paru - paru
yang kurang compliance sehingga
meningkatkan risiko terjadinya
pneumotoraks dan
pneumomediastinum
8
Tabel 2. Mani
Klasifikasi
a. Gangguan nafas berat
Dikatakan dengan gangguan nafas berat adalah frekuensi
nafas lebih dari 60 x/menit dengan sianosis sentral dan tarikan
dinding dada atau merintih saat ekspirasi.
b. Gangguan nafas sedang
Dikatakan gangguan nafas sedang apabila frekuensi nafas 60-
90 x/menit dengan tarikan dinding dada atau merintih saat
ekspirasi tetapi tanpa sianosis sentral
c. Gangguan nafas ringan
Dikatakan gangguan nafas ringan adalah frekuensi nafas
60-90 x/menit tanpa tarikan dinding dada tanpa merintih saat
ekspirasi atau sianosis sentral
9
Tabel 3. Klasifikasi gawat nafas pada neonatus
LEARNING OBJECTIVE 3
10
LEARNING OBJECTIVE 4
PATOFISIOLOGI GAWAT NAFAS PADA NEONATUS
11
LEARNING OBJECTIVE 5
MANIFESTASI KLINIS GAWAT NAFAS PADA NEONATUS
Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli,
edema, dan kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum
protein ke dalam alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktan.Gejala
klinis yang timbul yaitu : adanya sesak napas pada bayi prematur segera
setelah lahir, yang ditandai dengan takipnea (> 60 x/menit), pernapasan
cuping hidung, grunting, retraksi dinding dada,dan sianosis, dan gejala
menetap dalam 48-96 jam pertama setelah lahir.
12
tanpa komplikasi maka surfaktan akan tampak kembali dalam paru pada
umur 36-48 jam. Gejala dapat memburuk secara bertahap pada 24-36 jam
pertama. Selanjutnya bila kondisi stabil dalam 24 jam maka akan
membaik dalam 60-72 jam. Dan sembuh pada akhir minggu pertama.
Score 10 = Severe
respiratory distress
Score ≥ 7 =
Impending respiratory
failure
Score 0 = No
respiratory distress
13
TAKIPNEA BAYI BARU LAHIR SEMENTARA
LEARNING OBJECTIVE 6
PENEGAKAN DIAGNOSA GAWAT NAFAS PADA NEONATUS
Anamnesa
KU: saat lahir bayi tidak menangis
RPS:
• Saat lahir bayi tidak menangis, BBL 2900 gram, PBL 50
cm
• Setelah 2 jam Bayi merintih dan tampak sesak,
pernapasan cuping hidung dan retraksi intercostal, bibir
dan tangan tampak membiru.
RPD:
Riwayat Persalinan:
14
Pemeriksaan Fisik
• Sianosis
• Merintih atau grunting tetapi warna kulit masih kemerahan,
merupakan gejala yang menonjol
• Retraksi intercostal
• Tanda obstruksi saluran napas mulai dari hidung: atresis
koanae, ditandai dengan kesulitan memasukkan pipa
nasogastrik melalui hidung
• Air ketuban bercampur meconium atau pewarnaan hijau
kekuningan pada tali pusat
• Abdomen mengempis (scaphoid abdomen).
• APGAR SCORE
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan gas darah
Hasil analisis gas darah menunjukkan asidosis respiratorik dan
asidosis metabolik dengan hipoksia. Asidosis respiratorik terjadi karena
atelektasis dari alveoli dan atau overdistensi dari bronkiolus (terminal
airways). Asidosis metabolik yang terjadi pada HMD dawali dengan
asidosis laktat sebagai akibat dari menurunnya perfusi ke jaringan
sehingga tubuh menggunakan jalur anaerob untuk metabolisme. Hipoksia
pada HMD ini terjadi dari shunting right to the left melalui pembuluh dari
15
pulmonal, patent ductus artreriosus (PDA), dan atau foramen ovale tidak
menutup.
Pulse Oximetry
Pulse Oximetry adalah tindakan non-invansif yang digunakan
untuk memantau saturasi oksigen dalam darah, dimana saturasi
dipertahankan pada nilai 90 - 95 %. Akan tetapi alat ini tidak dapat
mendeteksi terjadinya hiperoksia. Pada metode konvensional digunakan
metode monitoring in-line arterial PaO 2 dan monitoring transkutaneus.
Monitoring transkutaneus CO2 seharusnya dgunakan pada infant dengan
HMD untuk memonitor ventilasi yang berhubungan dengan PaCO 2.
Gambaran radiologis
Diagnosis yang tepat dengan pemeriksaan foto Rontgen toraks.
Pemeriksaan ini juga sangat penting untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit lain yang diobati dan mempunyai gejala yang mirip penyakit
membran hialin, misalnya pneumotoraks, hernia diafragmatika, dan lain –
lain.
a. Foto toraks posisi AP dan lateral, bila diperlukan serial
Gambaran radiologis memberi gambaran penyakit membran hialin.
Gambaran yang khas berupa pola retikulogranular, yang disebut dengan
ground glass appearance, disertai dengan gambaran bronkus di bagian
perifer paru (air bronchogram)( Miall.L,2011)
Terdapat 4 stadium:
Stadium 1: pola retikulogranular (ground glass appearance)
Stadium 2: stadium 1 + air bronchogram
Stadium 3: stadium 2 + batas jantung - paru kabur
Stadium 4: stadium 3 + white lung appearance
16
dengan granular Gambar.4. HMD dengan granular
a kedua paru appearance dan air broncogram
LEARNING OBJECTIVE 7
18
Dasar tindakan ialah mempertahankan bayi dalam suasana
fisiologis agar bayi mampu melanjutkan perkembangan paru dan organ
lain sehingga dapat mengadakan adaptasi sendiri terhadap sekitarnya.
Tindakan yang perlu dikerjakan ialah:
1. Memberikan lingkungan yang optimal
Suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan agar tetap dalam batas
normal (36,5 - 370 C) dengan meletakkan bayi di dalam inkubator.
Humiditas ruangan juga harus adekuat (70 - 80%). Semua usaha
meresusitasi bayi haruslah dengan langkah mencegah terjadinya
hipotermia untuk meningkatkan angka kehiudpan. Selain radiant
warmer, menyelubungi bayi dengan plastik polietilen dapat
menurunkan insiden hipotermia, terutama pada bayi preterm.
2. Pemberian cairan dan nutrisi
Prinsip: Pada fase akut, harus diberikan melalui intravena. Cairan yang
diberikan harus cukup untuk menghindarkan dehidrasi dan
mempertahankan homeostasis tubuh yang adekuat. Pada hari - hari
pertama diberikan glukosa 5 - 10 % dengan jumlah yang disesuaikan
dengan umur dan berat badan (60 - 125 ml / kgbb / hari). Asidosis
metabolik pada penderita, harus segera diperbaiki dengan pemberian
NaHCO3 secara intravena. Pemeriksaan keseimbangan asam - basa
tubuh harus diperiksa secara teratur agar pemberian NaHCO3 dapat
disesuaikan dengan mempergunakan rumus: kebutuhan NaHCO3
(mEq) = deficit basa x 0,3 x berat badan bayi. Pada pemberian
NaHCO3 ini bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7,35 -
7,45. Pada asidosis yang berat, penilaian klinis yang teliti harus
dikerjakan untuk menilai apakah basa yang diberikan sudah cukup
adekuat(Gommela, 2004). Bila bayi sudah tidak lagi sesak, minimal
enteral feeding dengan air susu dapat diinisiasikan sesegera mungkin,
dengan jumlah <20ml / kg / hari untuk membantu maturasi dan
meningkatkan fungsi saluran pencernaan bayi, meningkatkan berat
badan bayi dan memperpendek waktu perawatan di rumah sakit.
3. Pemberian oksigen
Prinsip: Oksigen mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap bayi
yang baru lahir. Pemberian O2 yang terlalu tinggi dapat menimbulkan
komplikasi yang tidak diinginkan seperti fibrosis paru
(bronchopulmonary dysplasia (BPD)), kerusakan retina (fibroplasi
retrolental / retinopathy of prematurity (ROP)) dan lain - lain.1 Untuk
mencegah timbulnya komplikasi ini, pemberian O2 sebaiknya diikuti
dengan pemeriksaan saturasi oksigen, sebaiknya diantara 85 - 93%
dan tidak melebihi 95% untuk mengurangi terjadinya ROP dan BPD
Ventilator mekanik
Tujuan penggunaan ventilator adalah untuk memastikan perfusi
pulmonal yang berkesinambungan sehingga menurunkan resiko terjadinya
trauma paru, dan menurunkan work of breathing pasien. Kesulitannya
20
adalah dalam menentukan ventilator yang paling sesuai untuk menangani
gagal nafas neonates.
Ventilator mekanis dibagi menjadi dua, yaitu :
Non invasif
Continuos positive airway pressure (CPAP) adalah memberikan
tekanan yang berkesinambungan pada alveoli sepanjang siklus respirasi,
memastikan alveolar terus inflasi dan mencegahnya dari kolaps, terutama
pada akhir ekspirasi(Steven,2003). Dulu CPAP digunakan melalui selang
endotrakeal, tapi kini CPAP bisa diberikan secara nasal. Keuntungan
dalam penggunaan CPAP adalah menghasilkan pola pernafasan yang
regular, terutama pada bayi preterm.
CPAP terdiri atas tiga komponen, yaitu :
a. Sirkuit yang mensuplai gas inspirasi yang harus dalam keadaan hangat
dan lembap secara terus menerus.
b. Komponen yang menghubungkan komponen pertama dengan jalan
nafas bayi. Yang sering digunakan sekarang adalah selang binasal.
c. Komponen terakhir adalah alat yang menghasilkan tekanan positif.
21
LEARNING OBJECTIVE 8
22
vitamin A. Insiden BPD meningkat dengan menurunnya masa
gestasi.
PROGNOSIS
Melakukan observasi intensif dan perhatian pada bayi baru lahir
beresiko tinggi dengan segera akan mengurangi morbiditas dan mortalitas
akibat HMD dan penyakit neonatus akut lainnya. Hasil yang baik
bergantung pada kemampuan dan pengalaman personel yang
menangani, unit rumah sakit yang dibentuk khusus, peralatan yang
memadai, dan kurangnya kmplikasi seperti asfiksia fetus atau bayi yang
berat, perdarahan intrakranial, atau malformasi kongenital. Terapi
surfaktan telah mengurangi mortalitas 40 %. Mortalitas dari bayi dengan
berat lahir rendah yang dirujuk ke ICU menurun dengan pasti, 75 % dari
bayi dengan berat kurang lebih 2.500 gr bertahan. Meski 85 – 90 % bayi
yang selamat setelah medapat bantuan respirasi dengan ventilator adalah
normal, penampakan luar lebih baik pada yang berta badannya > 1.500
gr, sekitar 80 % dari yang beratnya
23
LEARNING OBJECTIVE 9
24
STEP VII
KESIMPULAN
25
DALIL SESUAI SKENARIO
َواعْ لَمُوا َأ َّن َما َأمْ َوالُ ُك ْم َوَأ ْواَل ُد ُك ْم فِ ْت َن ٌة َوَأنَّ هَّللا َ عِ ْندَ هُ َأجْ ٌر َعظِ ي ٌم
Artinya : Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
26
DAFTAR PUSTAKA
27