DISUSUN OLEH :
SYAHRIAL.S
NIM PN2303020
a. Definisi
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trachea dan
bronkhus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan
jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah- ubah secara spontan
maupun sebagai hasil pengobatan (Muttaqin, 2020).
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan
dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain
penyebabalergi.
Gejala kemunculannya sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa
datang secara tiba-tiba. Jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko
kematian bisa datang.
Gangguan asma bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang yang
mengakibatkan penyempitan saluran pernafasan bagian bawah. Penyempitan
ini akibat berkerutnya otot polos saluran pernafasan, pembengkakan selaputl
endir, dan pembentukan timbunan lendir yang berlebih (Nurarif & Kusuma,
2015).
b. Anatomi Fisiologi
4. Batang Tenggorokan(Trakea)
Trakea (pipa udara) adalah tuba dengan panjang 10 cm sampai 12 cm
dandiameter 2,5 cm serta terletak di atas permukaan anterior esofagus yang
memisahkan trakhea menjadi bronkhus kiri dan kanan.Trakea dilapisi
epitelium fespiratorik (kolumnar bertingkat dan bersilia) yang mengandung
banyak sel goblet. Sel-sel bersilia ini berfungsi untuk mengelurkan benda-
benda asing yang masuk bersam-sama dengan udara saat bernafas.
5. CabangTenggorokan(Bronkhus)
Merupakan kelanjutan dari trakhea, yang terdiri dari dua bagian bronkhus
kanan dan kiri. Bronkus kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan
lebih lurus dibandingkan bronkus primer sehingga memungkinkan objek
asing yang masuk kedalam trakea akan ditempatkan dalam bronkus
kanan.Sedangkan bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping,bronkus
bercabang lagi menjadi bagian- bagian yang lebih kecil lagi yang disebut
bronkhiolus (bronkhioli).
6. Paru-paru
Paru-paru merupan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung (gelembung hawa=alveoli). Pembagian paru-paru:
Paru kanan: terdiri dari 3lobus,lobus pulmo dekstra superior, lobusmedia
dan lobus inferior. Masing-masing lobus ini masih terbagi lagi menjadi
belahan-belahan kecil yang disebut segtment. Paru-paru kanan memiliki
10 segment, 5 buah pada lobus superior, 2 buah pada lobus medialis,dan
3 buah pada lobusin ferior.
Paru kiri: terdiri atas 2 lobus, lobus pulmo sinistra superior, dan lobusin
ferior. Paru-paru kiri memiliki 10 segment, 5 buah pada lobus superior
,dan 5 buah pada lobus inferior.
c. Etiologi
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) dalam bukunya dijelaskan klasifikasi asma
berdasarkan etiologi adalah sebagai berikut:
7. Asma ekstrinsik/alergi
Asmayang disebabkan oleh alergen yang diketahui sudah terdapat
semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk sari bulu halus,
binatang, dan debu.
8. Asma instrinsik/idopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya
faktor-faktor nonspesifik seperti:flu, latihan fisik atau emosi sering memicu
serangan asma. Asma ini sering muncul/timbul sesudah usia 40 tahun
setelah menderita infeksi sinus/ cabang trancheo bronkial.
9. Asmacampuran
Asma yang terjadi/ timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan
intrinsik.
Menurut (Soemantri, 2009. Edisi 2) sampai saat ini etiologi asma belum
diketahui dengan pasti, suatu hal yang menonjol pada semua penderita asma
adalah fenomena hiper aktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat pekat
terhadap rangsangan imunologi ataupun non-imunologi.
g. Penatalaksanaan
Prinsip-prinsip penatalaksaan asma bronkial adalah sebagai berikut:
1. Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan:
2. Saatnya serangan
3. Obat-obatan yang telah diberikan(macamdandosis)
h. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit asma meliputi:
1. Status asmatik.
2. Gagal nafas(respiratoryfailure).
3. (Kowalak, Welsh,&Mayer, 2012).
4. Pneumothorax.
5. Pneumo medi astinum dan emfi semasubkutis.
6. Atelektasis.
7. Aspirasi.
8. Sumbatans aluran nafas yang meluas/gagal nafas.
9. Asidosis.
i.PengkajianKeperawatan
Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi, dan dokumentasi
data (informasi) yang sistematis dan bersinambungan. Sebenarnya, pengkajian
adalah proses bersinambungan yang dilakukan pada semua fase proses
keperawatan.
Misalnya pada fase evaluasi, pengkajian dilakukan untuk melakukan hasil
strategi keperawatan dan mengevaluasi pencapaian tujuan. Semua fase proses
keperawatan bergantung pada pengumpulan data yang akurat dan lengkap
(Kozier,Berman,&Snyder,2011).
1. IdentitasKlien
Usia : asma bronkial dapat menyerang segala usia tetapi lebih sering
dijumpai pada usia dini. Separuh kasus timbul sebelum usia 10 tahun dan
sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun.
Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan di usia dini sebesar 2:1 yang
kemudian sama pada usia 30 tahun. (Soemantri,2009).
Tempat tinggal dan jenis pekerjaan: lingkungan kerja diperkirakan
merupakan faktor pencetus yang menyumbang 2-15% klien dengan asma
bronkial (Muttaqin, 2012). Kondisi rumah, pajanan alergen hewan
didalam rumah, pajanan asap rokok tembakau, kelembapan, dan
pemanasan (Francis,2011).
2. Keluhan Utama
Keluhan Utama
Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma bronkial adalah
dispneu (bisa sampai berhari-hari atau berbulan-bulan), batuk, dan mengi
(Soemantri,2009).
ADL
Perasaan selalu merasa lesu dan lelah akibat kurangnya pasokan O2
keseluruh tubuh (Mumpuni&Wulandari,2013).
Pemeriksaan ekstermitas(atas dan bawah)
Perasaan selalau merasa lesu dan lelah akibat kurangnya pasokan O2 ke
seluruh tubuh (Mumpuni&Wulandari,2013).
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Klien
Keadaan umum pada pasien asma yaitu compasmetis, lemah, dan sesak
nafas.
Pemeriksaan kepala dan muka
Inspeksi: pemerataan rambut, berubah/ tidak, simetris, bentuk wajah.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak rontok, tidak ada oedema.
Pemeriksaan telinga
Inspeksi: simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan. Palpasi: tidak ada
nyeri tekan.
Pemeriksaan mata
Inspeksi: simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedema, konjungtiva anemis,
reflek cahaya normal.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan mulut dan faring
Inspeksi: mukosa bibir lemah, tidak ada lesi disekitar mulut, biasanya ada
kesulitan dalam menelan.
Palpasi: tidak ada pembesaran tonsil.
Pemeriksaan leher
Inspeksi: simetris, tidak ada peradangan, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan payudara dan ketiak
Inspeksi: ketiak tumbuh rambut/tidak, kebersihan ketiak,
adalesi/ tidak, ada benjolan/ tidak.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan thorax
Pemeriksaan
paru
Inspeksi: batuk produktif/ nonproduktif, terdapat sputum yang kental dan
sulit dikeluarkan, dengan menggunakan otot-otot tambahan, sianosis
(Somantri, 2009). Mekanika bernafas, pernafasan cuping hidung,
penggunaan oksigen, dan sulit bicara karena sesak nafas (Marelli, 2008).
Palpasi: bernafas dengan menggunakan otot-otot tambahan
(Somantri,2009). Takikardi akan timbul diawal serangan, kemudian
diikuti sianosis sentral (Djojodibroto,2016).
Perkusi: lapang paru yang hipersonor pada perkusi
(kowalak,Welsh,&Mayer,2012).
Auskultasi: respirasi terdengar kasar dan suara mengi (wheezing) pada fase
respirasi semakin menonjol (Somantri,2019).
Pemeriksaan jantung
Inspeksi: ictuscordis tidak tampak.
Palpasi: Ictuscordis terdengar diICSV midclaviculakiri.
Perkusi: pekak.
Auskultasi: BJ1 dan BJ2 terdengar tunggal, ada suara tambaha/ tidak.
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi: bentuk tidak simetris.
Auskultasi: bising usus normal (5-30x/menit).
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: tympani.
Pemeriksaan integumen
Inspeksi: kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi, tidak ada oedema.
Palpas: integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan anggota gerak (ekstermitas) Inspeksi: otot simetri, tidak ada
fraktur.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
3.Edukasi
- Anjurkan asupan
cairan 2000 ml
- Ajarkan tehnik batuk
efektif
4.Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspekt
oran,mukolitik,kila
perlu.
-
Penurunan curah Setelahdilakukanintervensikep 1.Observasi
jantung erawatandiharapkanmendapatk - Identifikasi
riteriahasil: indikasi pemasangan
- Distensi vena jugularis alat pacu jantung
- Pucat/sianosis - Monitor alat
- Tekanan darah pacu jantung bekerja
dengan baik
- 2.Terapeutik
- Libatkan
keluarga dalam
perawatan alat pacu
jantung
- tentukan jenis
dan modus alat pacu
jantung
3.Edukasi
- Jelaskan
indikasi, fungsi dan
komplikasi
implementasi alat
pacu jantung
- Ajarkan cara
mengenali tanda dan
gejala disfungsi pada
alat pacu jantung
- Anjurkan
melakukan
pemeriksaan rutin alat
pacu jantung
4.Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan
rotngen dada setelah
pemasangan alat pacu
jantung
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi
nutrisi keperawatan diharapkan 1.Observasi
mendapat criteria hasil: - Identifikasi status nutrisi
- Perasaan cepat - Monitor asupan makanan
kenyang - Monitor hasil
- Diare pemeriksaan
- Kekuatan otot laboratorium
pengunyah menurun 2. Terapeutik
- Lakukan oral hygine
sebelum makan, jika
perlu
- Berikan supelenmen
makanan ,jika perlu
3. Edukasi
- Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jikaperlu
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi 1.Obserbvasi
keperawatan diharapkan - Identifikasi deficit
mendapat criteria hasil: tingkat aktivitas
- Ambulasi dapat - Monitor respons
mempercepat proses emosional, fisik,
penyembuhan sosial, dan spiritual
- Curah jantung terhadap aktivitas
- Tingkat keletihan
2. terapeutik
- sepakati komitmen
- untuk meningkatkan
frekuensi dan rentang
aktivitas
- Fasilitasi aktivitas
rutin fisik
- Libatkan keluarga
dalam aktivitas, jika
perlu
- Jadwalkan aktivitas
dalam rutin itas sehari-
hari.
3. Edukasi
- Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-
hari
- Ajarkan cara
melakukan aktifitas
yang dipilih.
4. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
teropis okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktifitas, jika sesuai
- Rujuk pada pusat atau
program aktifitas
komunitas, jika perli
2. Terapeutik
- Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
- Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
3. Edukasi
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
- Anjurkan
mengungkapkan
perasan dan persepsi
- Latih tehnik relaksasi
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat ansietas,
jikaperlu
DAFTAR PUSTAKA
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Tn K
Umur : 53 Tahun
Tanggal Lahir : 12 May 1970
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pekerja Lepas
Agama : Islam
Suku : Sumatera
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl.Taqwa mata merah
Sumber Informasi : Keluarga, Klien, Status/Rekam medik.
TGL MRS : 01-10-2023 pukul 20.46 wib
TGL Pengkajian : 02-10-2023 pukul 15.00 wib
No. RM : 259666
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.R
Umur : 50 Th
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Alamat : SDA
Hubungan dengan keluarga : istri pasien
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan, sesak dan batuk
3. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas sejak kurang lebih dua
minggu, nafas terasa sesak disertai batuk demam, mual, muntah, badan terasa
lemah
TD:100/70 mmHg,
N:107x/menit,
RR:26x/menit,
suhu: 380C,
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pengkajian yang didapatkan pasien tidak memiliki riwayat penyakit seperti ini.
Sebelumnya klien tidak pernah dirawat di rumah sakit.
6. Genogram
RIWAYAT KASUS KELOLAAN
Antropometri :
BB 63 Kg
TB : 160 cm
IMT : 19,7 (normal/overweight/ ..... )
LILA 22 cm
Biokimia :
Hb : 11,5 g/dl Ht
...............%
GDS : 101 mg/dl
Clinical :
Ku : Lemah.
Diet : BRG
3) Intake minum/cairan
Sebelum masuk RS
Normal 2 ltr sehari (8 gelas)
Selama di RS
Normal 2 ltr sehari (8 gelas)
b. Pola eliminasi
a. Buang Air Besar (BAB)
Sebelum masuk RS
Normal 1-2 kali sehari
Selama masuk RS
Normal 1-2 kali sehari
b. Buang Air Kecil
Sebelum masuk RS
Normal 4-8 x/ hari
Sesudah masuk RS
Normal 4-8 x/ hari
5) Pola perseptual
Penglihatan
baik
Pendengaran
Baik/ normal
Pengecapan
Baik/ masih bisa membedakan rasa pedas, asin dan asam
Penciuman
Baik / normal
Sensasi
Baik / normal
B. Pola persepsi diri
Gambaran diri : pasien sejak mengalami sesak nafas
Harga diri : Baik
Ideal diri : Baik
Peran diri : Baik
Identitas diri : Baik
Pola seksualitas dan reproduksi
Tidak dikaji
Pola peran-hubungan
Tidak dikaji
Pola manajemen koping-stress
Pasien bisa mengatasi jika ada masalah di keluarga
← Sistem nilai dan keyakinan
Pasien biasa shalat di masjid
4) Inspeksi : Simetris
Palapasi : Rambut kulit kepala tidak ada lesi dan tidak ada benjolan, Rambut
beruban.
5) Mata
Inspeksi : Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, sclera tidak
ikterik, ketajaman pengelihatan baik
Palapasi : Normal
9. Telinga
Inspeksi : Bentuk Telinga simetris, tidak ada benjolan.
Palapasi : Bentuk leher simetris, tidak ada serum dan ketajaman pendengaran baik.
10. Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung simetris, tidak ada benjolan, tidak ada pernapasan cuping
hidung. tidak ada serum
Palpasi : Normal
11. Mulut
Normal
12. Leher : Bentuk leher simetris,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
13. Dada
1) Thorax
• Inspeksi : Bentuk dada normal chest, pergerakan dada simetris, Dipsnea
(), tidak ada penggunaan alat bantu otot nafas
• Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak terdapat nyeri tekan, fokal fremitus
simetris bilateral
• Perkusi : Terdengar sonor diseluruh lapang paru.
• Auskultasi : Tidak ada bunyi nafas tambahan
2) Jantung
• Inspeksi : rama jantung dapat teratur atau tidak teratur
• Palpasi : riksi : dicurigai perikarditis
• Perkusi : distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,
krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
• Auskultasi : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau
penurunan kontraktilits atau complain ventrikel
14. Abdomen
• Inspeksi : Bentuk abdomen flat, tidak ada massa, tidak ada lesi, tidak
ada bayangan vena abdomen.
• Palpasi : Tidak ada masa, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada
pembesaran limpa, ada nyeri tekan, tidak ada asites
9. PROGRAM TERAPI
a. Diet bubur
b. Oksigen -.2 lpm
c. EKG/USG/Rontgen/MRI (pilih sesuai kasus)
d. Terapi obat :
Tanggal DX Medis Pemeriksaan Terapi atau tindakan yang
Penunjang dilakukan
02-10-23 Asma Lab darah Nebulizer : farbiven , pulmicort
To thorax 3x
Ekg Inj. Dexamethasone iv
ECHO
10. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah rutin
Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Natrium 142 136-145 mmol/L
kalium 3,2 3.5-5-1 mmol/L
ANALISA DATA
No Tanda (Sign) dan gejala (Symptom) Penyebab etiologi Factor Masalah
risiko (Problem)
Mayor Minor
subjektif objektif subjektif objektif
1 Dyspnea - PCO2 - pusing - sianosis - Ketidakseimbangan Tidak ada Gangguan
meningkat/menu - penglihatan - diaphoresis ventilasi-perfusi Pertukaran
run kabur - gelisah - Perubahan Gas
- PO2 menurun - napas cuping membrane alveolus-
- Takikardi hidung kapiler
- pH arteri - pola napas
meningkat/menu abnormal
run - warna kulit
- bunyi napas abnormal
tambahan - kesadaran
menurun
2 Dyspnea - penggunaan otot Ortopnea - pernafasan - hambatan upaya Tidak ada Pola Nafas
bantu pernafasan pursed-lip napas Tidak Efektif
- fase ekspirasi - pernafasan - deformitas dinding
memanjang cuping hidung dada
- pola nafas - diameter - deformitas tulang
abnormal thoraks dada
anterior- - gangguan
posterior neuromuskular
meningkat
- ventilasi
semenit
menurun
- kapasitas vital
menurun
- tekanan
ekspirasi
menurun
- tekanan
inspirasi
menurun
- ekskursi dada
berubah
3. - Mengeluh - Tidak tersedia Mengeluh - Tidak tersedia Kurang control tidur Tidak ada Gangguan
sulit tidur kemampuan dan hambatan pola tidur
- mengeluh beraktifitas lingkungan
sering menurun
terjaga
- mengeluh
tidak puas
tidur
- mengeluh
pola tidur
berubah
- mengeluh
istirahat
tidak
cukup
INTERVENSI KEPERAWATAN
T (Terapeutik):
1. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
2. Dokumen tasi hasil pemantauan
E (Edukasi):
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan
jika perlu
K (Kolaborasi):
1. Pemberian obat dan terapi oksigen
bila perlu
1 2 Pola Nafas Tidak Efektif B.d Setelah dilakukan tindakan selama 1x 8 O (Observasi):
nafas pendek, lender, jam maka diharapkan pola nafas 1. Monitor frekuensi, irama,
bronkokonstriksi dan iritan membaik dengan kriteria hasil: kedalaman dan upaya nafas
jalan nafas (D.0005) 1. Tidak terjadi dispnea 2. Monitor pola nafas
3. Monitor kemampuan batuk efektif
2. Frekuensi pernapasan normal
(PPNI 2016.Standar Diagnosis
4. Monitor adanya produksi sputum
3. Tidak terdapat suara tambahan
Keperawatan Indonesia: Definsi dan 5. Monitor adanya sumbatan jalan
4. Ventilasi semenit meningkat
Indikator Diagnostik, Edisi nafas
5. Kapasitas vital meningkat 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
6. Kedalaman nafas membaik 7. Auskultasi bunyi nafas
7. Pemanjang 8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
(PPNI 2016.Standar Diagnosis Keperawatan 10. Monitor hasil x-ray toraks
Indonesia: Definsi dan Indikator Diagnostik, Edisi
T (Terapeutik):
1. Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
E (Edukasi):
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3 3 Gangguan Pola Tidur b.d Setelah dilakukan tindakan asuhan Observasi
mengeluh sulit tidur keperawatan selama 3 x 24 jam masalah - Identifikasi pola aktifitas tidur
intoleransi aktivitas dapat - Identifikasi factor pengganggu
(PPNI 2016.Standar Diagnosis teratasi dengan kriteria hasil : tidur
Keperawatan Indonesia: Definsi dan - Identifikasi makanan dan
- Keluhan sulit tidur
Indikator Diagnostik, Edisi minuman yang mengganggu tidur
- Keluhan tidak puas tidur
- Identifikasi obat tidur
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
- Anjurkan menghindari
makanan dan minuman yang
mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
- Ajarkan factor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
- Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologik lainnya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pertukaran Gas B.d 03-10-23 - Monitor frekuensi, irama, kedalaman S : pasien mengatakan susah untuk Syahrial
ketidaksamaan 17.00 wib dan upaya nafas bernafas, tetapi sudah berkurang, sesak
perfusi- ventilasi - Monitor pola nafas nafas meningkat saat beraktifitas
- Monitor kemampuan batuk efektif O:
- Monitor adanya produksi sputum - Pasien tampak sesak,
- Monitor adanya sumbatan jalan - irama napas ireguler,
nafas - tidak ada retraksi dinding dada,
- Menjelaskan tujuan dan prosedur - gelisah tidak ada,
pemantauan - tidak ada sianosis perifer,
- Menginformasikan hasil pemantauan - tekanan darah 110/90 mmHg,
jika perlu nadi 100x/menit, frekuensi
pernapasan 26x/menit, suhu 36,6
derajat celcius,
- pasien terpasang binasal kanul 2
L/menit
-
Pola Nafas Tidak 03-10-23 - Monitor frekuensi, irama, S : Syahrial
Efektif B.d nafas 17.30 wib kedalaman dan upaya nafas - Ibu pasien mengatakan pasien
pendek, lender, - Monitor pola nafas susah untuk bernafas, tetapi sudah
bronkokonstriksi dan - Monitor kemampuan batuk berkurang, sesak nafas meningkat
iritan jalan nafas efektif saat beraktifitas (menangis)
- Monitor adanya produksi sputum O :
- Monitor adanya sumbatan jalan - Pasien tampak sesak,
nafas - irama napas ireguler,
- Mengauskultasi bunyi nafas - tidak ada retraksi dinding dada,
- Monitor saturasi oksigen - gelisah tidak ada,
- Menjelaskan tujuan dan prosedur - tidak ada sianosis perifer,
pemantauan - tekanan darah 110/90 mmHg, nadi
- Menginformasikan hasil 100x/menit, frekuensi pernapasan
pemantauan, jika perlu 26x/menit, suhu 36,6 derajat
celcius,
- pasien terpasang binasal kanul 2
L/menit
Gangguan pola tidur 03-10-23 - Mengidentifikasi pola aktifitas S : Syahrial
b.d kurangnya kontrol 17.50 wib tidur - Ibu pasien mengatakan pasien
tidur - Mengidentifikasi factor susah tidur
pengganggu tidur
- Mengidentifikasi makanan dan O :
minuman yang mengganggu tidur - Sulit tidur
- Mengidentifikasi obat tidur - Pasien sering terjaga
EVALUASI KEPERAWATAN