PERSONAL PROPERTI
PENDAHULUAN
Kriteria utama dari penilaian personal properti adalah kegunaannya, sama seperti
dalam penilaian real properti. Prosedur yang diterapkan dalam proses penilaian
memiliki tujuan untuk mendefinisikan dan mengkuantifikasi tingkat kegunaan dari
properti yang dinilai.
Sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia Edisi VII-2018, standar penilaian untuk
Mesin dan Peralatan serta Personal Properti dapat merujuk pada SPI 310 dan PPI 07.
Personal Properti antara lain meliputi mesin dan peralatan, peralatan transportasi
(kendaraan, kapal, pesawat terbang), alat berat, perabot dan peralatan rumah tangga/
kantor, persediaan, termasuk aset tak berwujud seperti surat berharga dan hak paten.
Namun dalam materi dasar ini dibatasi hanya untuk aset berwujud berupa mesin dan
peralatan,
Kiranya pengetahuan Dasar Penilaian Personal Properti ini diharapkan dapat menjadi
panduan dalam melakukan suatu pekerjaan penilaian terutama untuk personal personal
berwujud yang sederhana.
Mesin dan peralatan sebagai objek penilaian umumnya mempunyai sifat-sifat khusus
yang tidak dijumpai pada jenis aset atau properti/real estat. Oleh karena itu perlu dibuat
petunjuk khusus untuk penilaiannya. Sering dijumpai dalam penilaian untuk keperluan
penilaian barang jaminan sebagian aset-asetnya berupa mesin dan peralatan. Melihat
beragamnya jenis mesin dan peralatan serta terbatasnya informasi harga pasar,
menyebabkan dalam prakteknya penilaian mesin dan peralatan ini cenderung menjadi
tidak mudah dan tidak sederhana dikarenakan penilaian mesin dan peralatan ini
sebenarnya memiliki sifat-sifat atau karakteristik khusus.
Beberapa contoh kesulitan yang dihadapi oleh Penilai dalam melakukan penilaian
mesin dan peralatan, antara lain yaitu :
1) Adanya mesin dan peralatan yang dirancang dengan spesifikasi khusus dan
sangat rumit.
2) Apabila mesin dan peralatan telah mengalami modifikasi tertentu (overhaul).
3) Kesulitan dalam memperoleh data-data berkaitan dengan penilaian mesin dan
peralatan dan terbatasnya informasi harga pasar dari mesin dan peralatan-
peralatan tersebut.
4) Memperhitungkan biaya-biaya yang ditimbulkan dari pengadaan ataupun
pemasangan dari mesin dan peralatan.
5) Adanya beberapa jenis mesin lama dan sudah tidak diproduksi lagi
Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh properti mesin dan peralatan dapat mempunyai
pengaruh pada nilai yang dikaitkan dengan tujuan penilaian, jenis nilai yang dihasilkan
serta metode penilaian yang diterapkan. Penilaian mesin dan peralatan adalah
pekerjaan Penilai untuk memberikan suatu opini nilai ekonomi atas suatu mesin dan
peralatan dimana sebenarnya nilai tersebut merupakan konsep ekonomi, nilai mesin
dan peralatan bukan merupakan suatu fakta tetapi lebih merupakan perkiraan manfaat
ekonomi atas mesin pada suatu waktu tertentu dalam hubungannya dengan definisi
tertentu.
Contoh sekumpulan mesin-mesin atau bisa disebut juga plant sebagai berikut :
1) Mesin Industri Logam : Foundry / Peleburan baja, pembuat kanal, pipa, pelat,
mesin.
2) Mesin Industri Kertas : Paper Pulp making, Bleaching, Stretching, Rolling, Coiling.
3) Mesin Industri Kimia : Reactor, Presser Vessel, Destilizing, Absorber, Heat
Exchanger.
4) Mesin Industri Pangan : Cleaning, washing, milling, sifter, packing.
5) Minuman : Distilizing, Pasturizing, colling unit, bottling, packing.
6) Dan lain-lain
Dari ketiga pendekatan tersebut di atas, mengingat karakteristik khusus mesin dan
peralatan yang seringkali memiliki keterbatasan ketersediaan data pasar, maka
pendekatan yang paling sering dipergunakan di Indonesia adalah Pendekatan Biaya
(Cost Approach). Namun untuk mesin individual yang data pasarnya tersedia seperti
kendaraan bermotor, beberapa jenis kapal tertentu (cth: tugboat, tongkang, dsb),
beberapa jenis alat berat (cth: forklift, excavator, dsb), maka Pendekatan Pasar (Market
Approach) dapat digunakan.
Terkait Pendekatan Pendapatan, sangat sedikit (cenderung jarang) ada mesin yang
benar-benar secara tersendiri dapat menghasilkan pendapatan secara langsung,
karena umumnya selalu terkait dengan fasilitas produksi lainnya, sehingga tidak mudah
untuk memperhitungkan besarnya pendapatan (atau membuat estimasi arus kas) yang
benar-benar hanya dihasilkan oleh mesin tersebut. Oleh karena itu meskipun
memungkinkan namun Pendekatan Pendapatan jarang diterapkan dalam penilaian
mesin dan peralatan.
Karena umumnya mesin dan peralatan mempunyai sifat beragam dan dapat
dipindahkan, diperlukan asumsi tambahan untuk menjelaskan situasi dan keadaan
dimana aset dinilai. Sesuai dengan SPI, asumsi yang diperlukan harus dinyatakan
dalam Lingkup Penugasan. Contoh asumsi untuk situasi yang berbeda antara lain:
• Mesin dan peralatan dinilai sebagai satu kesatuan, di tempat (in-situ) dan sebagai
bagian dari bisnis yang beroperasi
• Mesin dan peralatan dinilai sebagai satu kesatuan, di tempat (in-situ) tetapi
dengan asumsi bisnis belum berproduksi
• Mesin dan peralatan dinilai sebagai satu kesatuan, di tempat (in-situ) tetapi
dengan asumsi bisnis sudah berhenti
• Mesin dan peralatan dinilai sebagai satu kesatuan, di tempat (in-situ) tetapi
dengan asumsi penjualan paksa
• Mesin dan peralatan dinilai sebagai barang individual untuk dipindah (ex-situ) dari
lokasi saat ini
Agar dapat dilakukan analisa perhitungan yang memadai dan hasilnya dapat diyakini
kebenarannya, maka sebelumnya diperlukan pengumpulan data lapangan yang
mencukupi, yaitu dengan melakukan identifikasi dan verifikasi atas objek penilaian.
Contoh:
Mesin Bubut (Lathe Machine)
Merek Bao Yoa, buatan China, tahun pembuatan 2010, tipe CS-1245N, nomor
seri DSH125787J45, dimensi 210cm x 110cm x 150cm, tinggi lengan ayun 50 cm,
jarak antar sumbu pusat 300 cm, 8 tingkat kecepatan, digerakkan motor listrik 5
kW, dilengkapi peralatan standar lainnya.
Prinsip dasar penilaian dengan Pendekatan Biaya (Cost Approach) adalah menentukan
besarnya Biaya Reproduksi / Pengganti Baru serta besar Penyusutan yang dialami
suatu mesin atau peralatan. Nilai Pasar dari mesin dan peralatan tersebut dapat
diestimasikan dengan mengurangkan Biaya Reproduksi / Pengganti Baru dengan
• Biaya Pengganti Baru merupakan estimasi biaya untuk membuat suatu properti
baru yang setara dengan properti yang dinilai, berdasarkan harga pasaran
setempat pada tanggal penilaian
• Biaya Reproduksi Baru dan/atau Biaya Pengganti Baru dapat dihitung dengan
mempertimbangkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan suatu
properti meliputi biaya perencanaan, perijinan serta biaya profesional lainnya,
biaya material, biaya enjinering, pengadaan dan manajemen konstruksi /
pengawasan, biaya pondasi dan instalasi / konstruksi, biaya transportasi, biaya
asuransi, bea masuk, pajak yang tidak bisa dikreditkan dan biaya bunga selama
masa konstruksi, tetapi tidak termasuk biaya akibat penundaan waktu dan biaya
lembur
Disamping biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan mesin, seluruh biaya yang
terkait hingga mesin tersebut siap digunakan / beroperasi harus ditambahkan. Biaya
instalasi, pemasangan, biaya tenaga ahli dalam pemasangan, biaya pondasi yang
diperlukan untuk menopang mesin tersebut, biaya pajak, dan lain sebagainya juga
harus diperhitungkan sebagai komponen dari biaya.
Terhadap mesin-mesin yang harus didatangkan dari luar negeri (impor), seluruh biaya
pengimporannya seperti biaya angkutan baik di darat, laut maupun udara, asuransi,
pajak barang impor (bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajakpenghasilan), biaya
pengeluaran barang dari pelabuhan, sewa gudang dan biaya lain yang secara wajar
harus dikeluarkan termasuk pula dalam komponen biaya.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan Biaya Reproduksi
Baru / Biaya Pengganti Baru:
a) Detail Method
Metode untuk memperoleh Biaya Pengganti Baru dengan cara menghitung biaya
komponen dari mesin dan peralatan mencakup biaya langsung maupun tidak
langsung yang wajar. Metode ini dikenal juga sebagai Summation Method.
Contoh komponen biaya untuk menghitung Biaya Pengganti Baru untuk mesin
impor adalah sebagai berikut:
Apabila sumber data harga mesin kondisi baru tidak ditemukan, alternatifnya adalah
dengan cara menghitung satu persatu secara terperinci dari komponen-komponen
mesin dan termasuk komponen biaya langsung dan tidak langsung hingga setiap
komponen tersebut sudah terangkai membentuk satu kesatuan mesin. Contoh
komponen dapat dilihat pada gambar berikut:
Metode untuk memperoleh Biaya Reproduksi Baru dari mesin dan peralatan
dengan menerapkan index atau trend factor terhadap biaya historis (historical cost)
yang diukur sesuai pasar, dengan merubah biaya masa lalu menjadi indikas biaya
reproduksi baru per tanggal penilaian. Index atau trend factor yang digunakan
diharapkan mampu merefleksikan perubahan (kenaikan/penurunan) biaya dari
masa lalu ke tanggal penilaian.
Dalam menggunakan metode ini, harus diperhatikan dengan baik terkait komponen
apa saja yang sudah diakomodir oleh biaya masa lalu yang digunakan agar dapat
diidentifikasi biaya apa saja yang harus ditambahkan hingga memenuhi definisi
Biaya Reproduksi Baru. Contohnya apabila biaya masa lalu yang digunakan
berasal dari kontrak pembangunan dimana biaya pajak belum di-include-kan.
Contoh:
Harga baru mesin bubut tahun 2010 = Rp10 miliar
Index industri metalworking tahun 2010 = 109
Index industri metalworking per tanggal penilaian = 120
120
Biaya Reproduksi Baru per tanggal penilaian = 𝑥 𝑅𝑝10 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑎𝑟 = 𝑅𝑝11 𝑚𝑖𝑙𝑖𝑎𝑟
109
d) Metode lainnya
Menentukan Penyusutan
a) Kemunduran fisik
Adalah hilangnya nilai atau kegunaan dari properti karena penggunaan atau
berkurangnya usia penggunaan, disebabkan keausan, kerusakan, kelelahan bahan
dan faktor-faktor yang sejenis.
b) Keusangan Fungsional/Teknis
Keusangan yang disebabkan adanya kemajuan teknologi yang mempunyai
efisiensi lebih baik, atau karena perencanaan (design) yang kurang baik. Faktor
keusangan fungsional mengakibatkan terjadinya kenaikan biaya modal dan biaya
operasional.
c) Keusangan Ekonomi
Keusangan yang disebabkan adanya faktor eksternal, mencakup perubahan
kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, sosial dan lingkungan. Faktor tersebut
antara lain disebabkan oleh peningkatan biaya bahan baku, tenaga kerja atau
utilitas; menurunnya permintaan atas produk, meningkatnya persaingan,
ketersediaan pembiayaan, perubahan peruntukan.
Umumnya suatu bangunan tidak akan dapat berfungsi dengan optimal sesuai dengan
perencanan awalnya, bila tidak mendapat dukungan dari mesin dan peralatan yang
dapat bekerja dengan baik. Secara umum mesin dan peralatan bangunan dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Unit Mesin Bangunan.
2. Instalasi Bangunan
Beberapa jenis unit mesin seperti elevator dan escalator memerlukan konstruksi
tertentu dalam pemasangannya, hal ini perlu diklarifikasi dengan penilai bangunan,
bagian mana yang diperhitungkan dalam bangunan dan bagian mana yang masuk
kedalam unit mesin.
Dalam perhitungan pondasi, penilai mesin dapat meminta bantuan penilai bangunan,
tentunya dengan memberikan data selengkapnya tentang ukuran dan kekuatan pikul
dari pondasi tersebut. Perhitungan penyusutan mesin-mesin bangunan dilakukan
seperti pada penilaian mesin-mesin secara umum.
Sistim kerja pendingin udara bermula dari kompresor pendingin yang mengkompresi
fluida refrigerant sehingga mempunyai tekanan dan temperatur yang tinggi (gas yang
super panas), refrigerant tersebut mengalir ke kondensor dan melepaskan kalorinya
(kondensasi) dengan bantuan fan atau air pendingin (tergantung sistem). Kondensor
mengubah fluida refrigerant dari gas bersuhu tinggi ke cairan bersuhu hangat, yang
kemudian mengalir melewati filter untuk memisahkan cairan refrigerant dari bahan lain
seperti oli dan lain-lain, berlanjut ke pipa kapiler yang menerima cairan bertekanan
tinggi dan mengubahnya menjadi gas jenuh bertekanan rendah atau diekspansi
secara irreversibel adiabatik sambil mengontrol jumlah fluida refrigerant yang masuk ke
dalam evaporator dengan ukuran yang tepat (dimampatkan). Gas jenuh yang masuk
ke evaporator akan berubah menjadi gas dingin “kering” yang akan menyerap kalor dari
Ada beberapa jenis alat pendingin udara yang banyak digunakan, diantaranya adalah :
o Split
o Split Duct
o Package
o Central
AC jenis split banyak digunakan untuk perumahan, bentuknya yang ringkas dengan
kapasitas yang kecil sesuai untuk kebutuhan pendinginan ruang rumah tinggal. Sedang
AC jenis Split Duct, Package atau Central banyak digunakan untuk gedung-gedung
perkantoran atau komersial.
Key Point : Pada saat melaksanakan inspeksi, penilai mesin dapat melihat plat nama
yang terpasang pada peralatan, dimana tercantum merek, tipe, no seri serta kapasitas
AC. Penilai harus mampu menentukan kapasitas AC yang terpasang, pada umumnya
kapasitas AC dapat juga dilihat dari besar daya yang dikonsumsi oleh kompresor.
Kapasitas AC untuk kebutuhan rumah tinggal bervariasi dari 0,5 PK sd 5 PK. Secara
teknis seharusnya yang menjadi besaran kapasitas adalah jumlah ton referigerasi yang
dihasilkan, dimana satuan yang digunakan adalah TR (Ton Refrigerate). Untuk
kapasitas 1 TR = 12.000 BTU/h kebutuhan daya peralatan untuk menghasilkan 12.000
Suatu pembangkit listrik (genset) yang lengkap terdiri atas beberapa bagian, antara
lain:
1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel (diesel engine)
2. Generator Arus Bolak-balik (Synchronous Generator)
3. Dinamo Stater (Starting Motor)
4. Pembangkit Arus Searah (Exiter)
5. Battery dan Battery Charger
6. AVR (Automatic Voltage Regulator)
Key Point : Genset merupakan alat pembangkit tenaga listrik. Dari fungsinya maka
besaran kapasitas yang harus dicatat adalah besar daya output genset tersebut yang
biasanya dinyatakan dengan satuan KVA (Kilo Volt Ampere). Selain mencatat
INSTALASI BANGUNAN
Perhitungan Biaya Pengganti Baru suatu instalasi bangunan dilakukan berdasar
gambar instalasi yang dimiliki dan diverifikasi pada saat dilakukannya inspeksi fisik.
Untuk bangunan yang sudah lama, umumnya data-data yang diperlukan untuk proses
penilaian sulit diperoleh. Dalam hal ini perlu dibuat standarisasi biaya-biaya instalasi,
khususnya untuk jenis instalasi yang berlaku umum seperti, instalasi daya listrik,
instalasi ducting AC dan sebagainya. Penyusunan standar instalasi dilakukan dengan
cara mengumpulkan data-data pembanding dari beberapa kontraktor pelaksana
pekerjaan instalasi, dan diperhitungkan per satuan kapasitas. Sebagai contoh untuk
instalasi listrik pada bangunan rumah tinggal dapat diperhitungkan per satuan titik
lampu, atau untuk bangunan bertingkat diperhitungkan per satuan KVA. Dalam
menentukan satuan kapasitas pembagi, perlu memperhatikan variasi-variasi satuan
yang dapat berpengaruh terhadap biaya pengadaan instalasi tersebut.
Untuk dapat memahami instalasi listrik pada suatu bangunan, maka penilai mesin
diharapkan mampu membaca gambar atau diagram isometric dari instalasi listrik.
Diagram Pengawatan
Diagram Pengawatan Diagram
Diagram Pemipaan
Pemipaan
Key Point : Pada saat melakukan inspeksi instalasi listrik maka penilai mesin harus
dapat memastikan besar daya listrik yang terpasang. Untuk mengetahui daya listrik dari
PLN dapat dilakukan dengan melihat keterangan pada kotak meteran atau kwitansi
pembayarannya. Selanjutnya penilai mendata jumlah sekering, titik lampu terpasang,
stop kontak, dan instalasi jaringan kabel yang terpasang (tertanam atau diluar).
Identifikasi mikro yang dibuat oleh penilai mesin harus dapat menjelaskan kepada
pembaca laporan/ pengguna jasa atas properti yang dinilai, mencakup nama mesin/
peralatan, merek, buatan, tipe/ model, tahun pembuatan, kapasitas dan spesifikasi lain
yang dianggap penting. Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan penilai adalah adanya
peralatan yang masuk menjadi bagian dari suatu mesin/ instalasi yang termasuk dalam
penilaian atau tidak ikut dinilai, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai
properti.
Contoh:
• Instalasi listrik PLN, terdiri dari :
- Sambungan Daya Listrik PLN 3300 V.
- Berbagai ukuran kawat tembaga terisolasi, diatas dan didalam saluran, dengan
kotak-kotak sambungan, saklar, fitting, stekker dan penyokong jaringan dan
peralatan lainnya untuk instalasi normal.
• Genset Silent Type, terdiri dari :
- Alternator
Merek : Stamford
Tipe : 1234
Kapasitas 120 KVA, putaran 1500 rpm, 50 Hz
digerakkan oleh :
- Mesin Diesel
Merek : Isuzu
Tipe : DL 1234
Daya 150 HP pada putaran 1500 rpm, 3 silinder, satu baris, distart sistim baterei,
sistim pendingin air. Unit lengkap dengan tangki bbm harian.
Dari penjelasan sebelumnya sudah disebutkan bahwa karakteristik khusus mesin dan
peralatan yang seringkali memiliki keterbatasan ketersediaan data pasar. Namun untuk
mesin individual yang data pasarnya tersedia seperti kendaraan bermotor, beberapa
jenis kapal tertentu (cth: tugboat, tongkang, dsb), beberapa jenis alat berat (cth: forklift,
excavator, dsb), maka Pendekatan Pasar (Market Approach) dapat digunakan
Prinsip uatama dari Pendekatan Pasar adalah membandingkan properti yang dinilai
dengan properti sejenis yang memiliki karakteristik setara yang ditransaksikan/
ditawarkan dipasar. Oleh sebab tidak mungkin ada dua properti atau lebih yang sama
persis, maka setiap data pembanding akan mempunyai perbedaan dengan obyek yang
dinilai sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan mengacu kepada spesifikasi
properti yang dinilai.
Pada properti berupa personal properti khususnya kendaraan bermotor, maka penting
bagi penilai personal properti untuk mempertimbangkan pedoman diatas, kemudian
menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Beberapa pertimbangan utama pada saat
penilaian kendaraan bermotor diantaranya:
• Modifikasi
Kendaraan adalah properti yang memiliki nilai tertentu bagi pemiliknya. Bahkan
sudah dianggap menjadi citra bagi pemiliknya. Oleh sebab itu seringkali kendaraan
mengalami modifikasi disesuaikan dengan selera pemiliknya. Namun karena
sifatnya yang sangat individual, seringkali modifikasi tidak lantas meningkatkan nilai
• Aksesoris tambahan
Untuk kendaraan niaga yang memiliki ijin trayek, penilai mesin harus menghitung
besar biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan ijin trayek tersebut. Mengingat
bahwa nilai kendaraan tersebut sangat dipengaruhi oleh melekatnya ijin yang
membuat kendaraan tersebut boleh beroperasi.
• Mobil Kuno
Seringkali tahun keluaran mobil tidak dapat dijadikan patokan untuk menentukan
nilai suatu mobil. Untuk mobil-mobil kategori kuno/antik, maka semakin tua semakin
nilainya tinggi. Oleh karena itu penilai harus hati-hati dalam menangani kendaraan
semacam ini. Diperlukan informasi spesifik untuk dapat menentukan besar nilai
pasar dari kendaraan kuno
• Mobil Khusus
Untuk kendaraan sejenis dengan yang diatas, penilai mesin tidak mudah untuk
menerpakan metode pendekatan pasar. Bisa dimungkinkan nantinya memerlukan
analisis lain dan menggunakan pendekatan biaya.
Identifikasi yang harus dilakukan oleh penilai personal properti adalah memastikan
bahwa antara dokumen dan obyek adalah sama, berikutnya menentukan kondisi obyek
yang dinilai baik secara visual maupun informasi verbal dari pengguna/pemilik.
Penyesuaian
Data 1 Data 2 Data 3
a. Air Condition (AC) -2% -3% -1%
b. Audio (Tape) 0 1% -1%
c. Bemper -1% 0 -1%
d. Body -2% 0 0
e. Central lok 0 0 0
f. Cat body luar -3% -5% 0
g. Dasboard -2% -1% -1%
h. Jok -2% 0 -1%