Anda di halaman 1dari 5

Tugas

Sosiologi Agraria Dan Pemberdayaan Masyarakat

Dibuat Oleh :
Nama : Muflihin Attami
NIT : 22314249
Kelas : G/D-IV Pertanahan

Diploma IV Pertanahan
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
2023
POWER BLOCK

Power Block dalam sosiologi agraria dan konteks pemberdayaan Masyarakat adalah
kelompok atau entitas yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan kontrol atas sektor pertanian
dan agraris. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan lebih banyak
kendali, pengetahuan, dan sumber daya kepada masyarakat lokal agar mereka dapat
mengelola sumber daya pertanian mereka dengan lebih efektif. Di bawah ini, saya akan
mencantumkan bentuk-bentuk power block langsung (direct power block) dan power block
tidak langsung (indirect power block) dalam konteks sosiologi agraria dan pemberdayaan
masyarakat:
Power Block Langsung (Direct Power Block):
1. Pemilik Tanah Besar: Individu, keluarga, atau perusahaan yang memiliki kepemilikan
langsung atas lahan pertanian dalam skala besar. Mereka memiliki kendali langsung
atas penggunaan, produksi, dan distribusi hasil pertanian.
2. Pengusaha Pertanian Besar: Individu atau perusahaan yang memiliki dan
mengoperasikan usaha pertanian skala besar, termasuk perkebunan dan peternakan
besar.
3. Petani Besar: Petani yang memiliki lahan dan sumber daya pertanian dalam jumlah
besar dan memiliki pengaruh signifikan dalam keputusan-keputusan di tingkat lokal
maupun regional.
4. Pemerintah dan Pejabat Pemerintah: Pemerintah dan pejabat pemerintah memiliki
kekuasaan dan peran dalam pengaturan dan pengawasan sektor pertanian melalui
kebijakan, regulasi, dan bantuan.

Power Block Tidak Langsung (Indirect Power Block):


1. Lembaga Keuangan: Bank, lembaga kredit, dan investor keuangan yang memberikan
pinjaman, modal, atau dukungan finansial kepada petani, pengusaha pertanian, atau
perusahaan pertanian.
2. Asosiasi dan Organisasi Pertanian**: Organisasi petani, koperasi pertanian, dan
asosiasi yang mewakili kepentingan petani dan berperan dalam perundingan harga,
akses ke pasar, dan kebijakan pertanian.
3. Lembaga Penelitian dan Pendidikan**: Universitas, institusi penelitian, dan organisasi
pengetahuan yang mempengaruhi kebijakan pertanian, mengembangkan teknologi,
dan memberikan rekomendasi kepada petani.
4. Media dan Opini Publik**: Media massa dan opini publik memiliki peran dalam
membentuk persepsi masyarakat terhadap pertanian dan mempengaruhi kebijakan
pertanian melalui informasi dan opini yang disampaikan.
5. Organisasi Non-Pemerintah (NGO)**: Organisasi masyarakat sipil yang berfokus
pada isu-isu pertanian dan pedesaan, serta berupaya untuk mempengaruhi kebijakan
dan meningkatkan kondisi kehidupan petani.
Pemberdayaan masyarakat sering kali melibatkan upaya untuk menggeser kekuasaan dari
power block langsung ke masyarakat lokal, dan power block tidak langsung dapat berperan
dalam memberikan dukungan, pengetahuan, atau akses kepada masyarakat agar mereka lebih
berdaya dalam mengelola sumber daya pertanian mereka sendiri. Pemberdayaan ini dapat
mencakup pelatihan, akses ke pasar, peningkatan akses ke sumber daya, dan perubahan
kebijakan yang mendukung partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan pertanian.

Berikut adalah beberapa contoh Power Block Langsung (Direct Power Block) dalam
sosiologi agraria dan pemberdayaan masyarakat:
1. Perusahaan Pertanian Besar: Perusahaan-perusahaan pertanian skala besar, seperti
perusahaan agribisnis, yang memiliki lahan pertanian luas dan sumber daya pertanian
besar-besaran. Mereka memiliki kekuasaan langsung dalam pengelolaan produksi dan
distribusi hasil pertanian.
2. Pemilik Tanah Besar: Individu atau keluarga yang memiliki kepemilikan langsung
atas lahan pertanian dalam skala besar. Pemilik tanah besar ini memiliki kendali
penuh terhadap penggunaan tanah dan produksi pertanian di wilayah mereka.
3. Petani Kelas Atas: Petani dengan lahan yang luas dan sumber daya yang cukup besar
untuk mengendalikan produksi pertanian di tingkat lokal atau regional. Mereka
memiliki pengaruh yang signifikan dalam keputusan-keputusan agraris dan
pengembangan kebijakan.
4. Pemerintah Pusat: Pemerintah pusat dalam sebuah negara yang memiliki kebijakan,
regulasi, dan alokasi anggaran yang signifikan untuk sektor pertanian. Mereka
memiliki wewenang langsung dalam mengatur dan mengawasi sektor ini.
5. Bank dan Lembaga Keuangan Besar: Lembaga keuangan besar yang memberikan
pinjaman dan dukungan finansial kepada perusahaan pertanian besar dan petani
dengan lahan luas. Mereka memiliki pengaruh dalam hal pembiayaan dan investasi
pertanian.
6. Pemilik Perkebunan Kelapa Sawit Besar: Contoh khusus dari perusahaan pertanian
besar yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit yang luas di beberapa wilayah.
Mereka memiliki kendali langsung terhadap produksi kelapa sawit.
7. Pertanian Intensif Skala Besar: Di beberapa negara, terdapat pertanian skala besar
yang menghasilkan komoditas seperti gandum, jagung, atau daging secara besar-
besaran. Pemilik dan pengelola pertanian ini memiliki kekuasaan langsung dalam
produksi besar-besaran.
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, Fokus menggeser kekuasaan dari power block
langsung ini kepada masyarakat lokal dan petani kecil agar mereka memiliki kontrol lebih
besar atas sumber daya pertanian dan dapat mengambil bagian aktif dalam pengambilan
keputusan yang memengaruhi mata pencaharian mereka. Hal ini dapat mencakup
pembentukan koperasi petani, pendidikan, pelatihan, dan akses yang lebih baik ke pasar, serta
dukungan untuk mengembangkan keterampilan dan kapasitas pengelolaan pertanian mereka.

Berikut adalah beberapa contoh Power Block Tidak Langsung (Indirect Power Block)
dalam sosiologi agraria dan pemberdayaan masyarakat yang mendesak terjadi di Indonesia:
1. Lembaga Keuangan dan Bank: Lembaga keuangan dan bank besar memiliki
peran penting dalam menyediakan pembiayaan dan dukungan finansial bagi petani
dan usaha pertanian. Namun, pengaturan yang tidak sesuai dan suku bunga yang
tinggi dapat menghambat akses petani ke sumber daya finansial yang mereka
butuhkan.
2. Asosiasi dan Organisasi Pertanian: Beberapa asosiasi petani dan organisasi
pertanian besar memiliki pengaruh dalam perundingan harga dan kebijakan pertanian.
Namun, organisasi ini mungkin tidak selalu mewakili kepentingan petani kecil dan
subsisten.
3. Lembaga Penelitian Pertanian: Institut penelitian pertanian memiliki peran
dalam pengembangan teknologi pertanian dan pemindahan pengetahuan. Namun,
informasi dan teknologi mungkin tidak selalu mencapai petani kecil di daerah
terpencil.
4. Media Massa dan Opini Publik: Media massa dan opini publik memiliki
pengaruh besar dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap isu-isu pertanian.
Namun, laporan yang tidak akurat atau bias dapat memengaruhi pemahaman
masyarakat tentang masalah-masalah agraris.
5. Organisasi Non-Pemerintah (NGO): Beberapa NGO memiliki peran dalam
mengadvokasi hak petani kecil dan masyarakat pedesaan. Namun, keterbatasan
sumber daya dan akses ke daerah terpencil dapat membatasi dampak mereka.
6. Lembaga Internasional: Organisasi internasional seperti Bank Dunia atau
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dapat memiliki pengaruh besar dalam
kebijakan pertanian global dan nasional. Dukungan mereka terhadap model-model
pertanian tertentu dapat memengaruhi arah pengembangan pertanian di Indonesia.
Pemberdayaan masyarakat seringkali melibatkan upaya untuk meningkatkan akses dan
kontrol masyarakat terhadap sumber daya pertanian dan kebijakan yang memengaruhi mata
pencaharian mereka. Dalam konteks ini, perubahan kebijakan, peningkatan akses informasi,
dukungan teknis, dan pembentukan jaringan yang kuat antara petani dan kelompok
masyarakat lokal lainnya dapat membantu mengatasi ketidakseimbangan kekuasaan yang
dihadapi oleh power block tidak langsung ini.

Anda mungkin juga menyukai