Disusun Oleh :
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1) Apa itu pramuka penggalang?
2) Apa yang dimaksud kiasan dasar dalam penggalang ?
3) Apa saja tingkatan dalam penggalang?
4) Bagaimana upacara pembukaan dan penutupan Latihan penggalang?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa ittu pramuka penggalang
2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari kiasan dasar dalam
penggalang
3) Untuk mengetahui apa saja tingkatan dalam penggalang
4) Untuk mengetahui bagaimana upacara pembukaan dan penutupan
Latihan penggalang
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penggalang
5
Mayang terurai bertangkai tiga buah, menggambarkan bunga yang
sudah mulai berkembang, indah dan menarik, mengibaratkan
Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik,
sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi
dirinya dengan jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya.
Mayang terurai yang mekar ke samping, mengibaratkan makin
terbukanya pandangan Pramuka Penggalang, dan menerima
pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya.
Tanda Kecakapan Umum (TKU) Pramuka Penggalang Ramu
berbentuk huruf V (1) , Penggalang Rakit V (2), Penggalang Terap
V (3).
6
Pelaksanaan kegiatan kepramukaan dilaksanakan dengan Sistem Terpisah
untuk satuan putra dan satuan putri. Dimana Pramuka Penggalang putra
dikelompokkan dengan Pramuka Penggalang Putra lainnya dan dipisahkan
dari satuan Pramuka Penggalang putri. Satuan ini dibina oleh Pembina dan
Pembantu Pembina putra juga. Demikian sebaliknya untuk satuan
Penggalang Putri.
Perlengkapan:
1. Bendera Merah Putih,
2. Tiang bendera (tongkat yang disambung),
3. Teks Pancasila,
4. Teks Dasa Darma.
Petugas:
1. Pengibar Bendera 3 orang
2. Pratama/ Pemimpin Upacara
3. Pembaca Dasa Darma
4. Pembina Upacara
7
Persiapan:
1. Tiap pemimpin regu mengumpulkan anggotanya dalam barisan
bersaf sambil memeriksa kebersihan, kerapian, absensi, iuran, dan
sebagainya (untuk regu yang bertugas: membagi tugas sebagai
petugas upacara, mempersiapkan perlengkapan upacara).
2. Pratama memanggil seluruh pasukan dengan membuat barisan
angkare.
3. Pratama memeriksa kerapian barisan upacara.
PELAKSANAAN UPACARA
8
13. Upacara Selesai dan dilanjutkan dengan kegiatan latihan.
Perlengkapan:
1. Bendera Merah Putih,
2. Tiang bendera (tongkat yang disambung).
Petugas:
1. Penurun Bendera 3 orang
2. Pratama/ Pemimpin Upacara
3. Pembina Upacara
Persiapan:
1. Tiap pemimpin regu mengumpulkan anggotanya dalam barisan
bersaf sambil memeriksa kebersihan, kerapian, absensi, dan
sebagainya (untuk regu yang bertugas: membagi tugas sebagai
petugas upacara, mempersiapkan perlengkapan upacara).
2. Pratama memanggil seluruh pasukan dengan membuat barisan
angkare.
3. Pratama memeriksa kerapian barisan upacara.
Pelaksanaan Upacara:
1. Pratama menjemput Pembina Upacara (sekaligus laporan bahwa
upacara penutupan latihan siap dilaksanakan)
2. Pembina Upacara dan Pembantu Pembina mengambil tempat di
belakang tiang bendera
3. Penghormatan kepada Pembina Upacara (Pembina Upacara
melangkah satu kali) dipimpin oleh Pratama diikuti oleh seluruh
peserta upacara.
4. Pratama menyerahkan pasukan kepada Pembina Upacara dan
kembali ke tempatnya (regunya)
5. Penurunan bendera Merah Putih, (petugas penurunan bendera
terlebih dahulu hormat sebelum membuka ikatan bendera pada
tiang) penghormatan dipimpin oleh Pembina Upacara diikuti seluruh
peserta upacara.
6. Amanat / kata bimbingan dari Pembina Upacara (Pembina istrahat
di tempat diikuti seluruh peserta upacara).
7. Doa dipimpin oleh Pembina Upacara.
8. Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama.
9. Penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama
diikuti seluruh peserta upacara.
10. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara, Pratama
mengambil alih/ membubarkan pasukan.
11. Upacara Selesai.
9
BENTUK BARISAN UPACARA PRAMUKA PENGGALANG
Catatan:
Posisi Pratama/ Pemimpin Upacara selalu berada di samping kanan barisan
regunya. Jika Pratama/ Pemimpin Upacara berada di tengah barisan upacara
maka posisinya digantikan oleh Wakil Pimpinan Ragunya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12