Anda di halaman 1dari 2

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terus berupaya meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia// melalui penerapan Kurikulum Merdeka yang diselaraskan dengan berbagai
program Merdeka Belajar.//

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Penilaian Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito
Aditomo mengatakan // bahwa kurikulum ini dibuat sebagai kerangka kerja yang fleksibel dan
membebaskan guru, tenaga pendidik, dan peserta didik.//

Aditomo menjelaskan dalam sebuah pernyataan // Implementasi Kurikulum Merdeka dapat


disesuaikan dengan visi dan misi serta fasilitas yang dimiliki oleh satuan pendidikan serta kebutuhan
belajar siswa di seluruh Indonesia.// Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka dapat diimplementasikan
di semua satuan pendidikan// dan di semua daerah yang memiliki kondisi yang beragam.//

Aditomo mencontohkan salah satu penerapan Kurikulum Merdeka,// khususnya pembelajaran


berdiferensiasi untuk literasi membaca, yang telah diterapkan oleh sekolah //dan madrasah di
Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.//

Ia mengatakan bahwa praktik tersebut mencerminkan esensi dari Kurikulum Merdeka, yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa.//

Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri mengatakan bahwa transformasi pembelajaran yang dilakukan
oleh pemerintah pusat sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk
mewujudkan masyarakat yang beriman, // sejahtera, // berbudaya,// dan berkualitas.//

Menurut Bahri Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru // untuk
memperkuat kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa.//

Keterampilan merupakan fondasi pembelajaran yang akan menentukan kualitas sumber daya
manusia di masa depan.//

Semakin baik kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa,// maka semakin baik pula prestasi
siswa di masa depan.//

Kurikulum Merdeka memiliki salah satu ciri utama yang berfokus pada materi esensial //dan
mendorong peningkatan kualitas pembelajaran.// Aspek ini memberikan ruang bagi guru untuk
menyelenggarakan pembelajaran yang berdiferensiasi.//

Aditomo menjelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi juga memberikan ruang bagi guru//
untuk menggunakan berbagai sumber belajar dan tidak hanya bergantung pada buku pelajaran.//

Guru juga dapat memilih bab-bab tertentu dari buku teks// atau menggunakan buku teks dari
jenjang yang lebih tinggi atau lebih rendah sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.//

Guru juga diharapkan dapat menggunakan atau memodifikasi berbagai sumber belajar lain selain
buku pelajaran,// termasuk yang sudah tersedia di platform Merdeka Mengajar.//

Selain fokus pada materi esensial,// Kurikulum Merdeka juga menyediakan waktu khusus untuk
pengembangan karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.//

Karena karakter tidak cukup hanya dikembangkan melalui pelajaran akademis di kelas,// maka
sekitar 20 hingga 30 persen jam pelajaran dapat digunakan untuk kegiatan ko-kurikuler// melalui
proyek-proyek yang dapat memperkuat profil siswa yang Pancasila.//
Aditomo mendorong para guru dan kepala satuan pendidikan // untuk mempelajari lebih lanjut
berbagai panduan yang disampaikan oleh Kemendikbud.//

Perubahan kurikulum bukan hanya soal dokumen dan administrasi, //tapi bagaimana kita
mendorong peningkatan pembelajaran di kelas untuk semua siswa.// Oleh karena itu, kami tidak
membakukan dokumen-dokumen tertentu.//

Anda mungkin juga menyukai