Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER 3

TEORI PENYUNTINGAN AUDIO VIDEO

Dibuat Oleh:

NAMA : Muhammad Fathur Fikri


NIM : 022211441568
PRODI : MATEKSTOSI
SEMESTER :3/A
MATA KULIAH : TEORI PENYUNTINGAN AUDIO VIDEO
DOSEN : Susilawati
HARI, TANGGAL : kamis , 16 November 2023
SIFAT UJIAN : Terbuka

MANAJEMEN TEKNIK STUDIO


PRODUKSI SIARAN SEKOLAH TINGGI
MULTIMEDIA
JAWABAN

A.
1. Offline editing dan online editing adalah dua konsep yang berkaitan dengan proses
penyuntingan dalam produksi video atau film. Meskipun keduanya memiliki tujuan
yang sama, yaitu membuat konten yang berkualitas, mereka melibatkan tahap-tahap
yang berbeda dalam alur kerja produksi.

Offline Editing:
• Deskripsi: Offline editing adalah tahap awal dalam proses penyuntingan. Pada tahap
ini, editor bekerja dengan material mentah (footage) yang diambil selama proses
pengambilan gambar. Footage ini dapat berupa file digital atau rekaman analog.
• Tujuan: Maksud utama dari offline editing adalah untuk membuat potongan kasar
(rough cut) dari materi yang diambil. Editor memilih dan menyusun klip-klip yang
dianggap paling sesuai untuk cerita. Pada tahap ini, kualitas gambar mungkin kurang
tinggi dan proses ini biasanya lebih cepat karena menggunakan proxy atau rendisi
rendah dari materi asli untuk mempercepat kerja editor.
• Keuntungan: Offline editing memungkinkan editor untuk eksperimen dengan
struktur cerita tanpa harus bekerja dengan file yang sangat besar dan memakan
banyak ruang penyimpanan. Ini membuat proses kreatif lebih fleksibel dan efisien.
Online Editing:
• Deskripsi: Online editing adalah tahap lanjutan setelah offline editing selesai. Pada
tahap ini, editor bekerja dengan footage yang berkualitas tinggi dan lebih akurat.
Materi asli atau master digunakan untuk memastikan kualitas gambar dan suara yang
optimal.
• Tujuan: Fokus online editing adalah pada detail dan penyempurnaan. Editor
melakukan penyesuaian warna, suara, efek visual, dan elemen-elemen lainnya untuk
mencapai hasil akhir yang berkualitas tinggi. Proses ini membutuhkan perangkat
keras dan perangkat lunak yang lebih canggih dan umumnya memerlukan waktu lebih
lama dibandingkan dengan offline editing.
• Keuntungan: Online editing menghasilkan produk akhir dengan kualitas tertinggi.
Semua elemen visual dan audio dipermasalahkan dan disempurnakan pada tahap ini,
menghasilkan produk akhir yang siap untuk distribusi.

Dalam beberapa alur kerja, offline dan online editing dapat menjadi tugas yang dilakukan
oleh orang yang berbeda. Offline editor bertanggung jawab untuk membuat potongan kasar,
sementara online editor fokus pada penyempurnaan dan kualitas tinggi. Namun, dalam
beberapa proyek kecil atau produksi mandiri, seorang editor mungkin melibatkan kedua tahap
ini.

2. Continuity of content (kesinambungan konten) dalam film merujuk pada


konsistensi dan kelangsungan cerita, karakter, elemen visual, dan elemen audio
selama suatu adegan atau keseluruhan film. Pemeliharaan kesinambungan ini penting
agar penonton tidak terganggu oleh inkonsistensi yang dapat menghancurkan imersi
dalam cerita. Pentingnya continuity of content terlihat ketika inkonsistensi terjadi.
Misalnya, jika seorang karakter tiba-tiba berubah penampilannya di tengah adegan
tanpa penjelasan yang memadai atau jika objek yang muncul di satu klip tiba-tiba
menghilang di klip berikutnya, hal ini dapat mengacaukan pengalaman menonton.

Continuity of color dalam film merujuk pada konsistensi penggunaan warna dan
palet warna selama suatu adegan atau seluruh film. Hal ini mencakup pemilihan
warna, pencahayaan, dan grading warna untuk memastikan bahwa elemen visual
tetap konsisten, menciptakan suatu kesatuan visual, dan mendukung narasi film.
Pemeliharaan kesinambungan warna ini membantu menciptakan suasana, memandu
perhatian penonton, dan menyampaikan emosi. Contoh praktis dari continuity of
color bisa ditemukan dalam film-film dengan estetika visual yang kuat, seperti film-
film karya sutradara tertentu atau genre tertentu yang memiliki palet warna yang
khas. Misalnya, film-film Wes Anderson dikenal karena palet warna yang cerah dan
konsisten, sementara film-film noir sering kali menampilkan kontras dan bayangan
yang khas.

3. "Cutting by narration" dalam film merujuk pada teknik penyuntingan (editing) di


mana transisi antar-gambar atau klip didorong oleh narasi atau cerita yang
diceritakan oleh suara latar (voice-over) atau dialog karakter. Dalam konteks ini,
suara menjadi penggerak utama yang mengarahkan perubahan antar-gambar. Contoh
umum dari cutting by narration dapat ditemukan dalam film-film dokumenter, di
mana narator menjelaskan fakta atau menyampaikan informasi tentang subjek
tertentu sementara gambar dan klip terkait ditampilkan. Juga, dalam film naratif,
voice-over dapat digunakan untuk memberikan wawasan tambahan atau pemikiran
internal karakter, yang dapat diakomodasi oleh potongan gambar yang mendukung.

"Cutting by rhythm" adalah teknik penyuntingan dalam film di mana pemotongan


antar-gambar atau klip dilakukan dengan memperhatikan irama atau ritme tertentu.
Hal ini melibatkan penempatan klip atau transisi pada saat yang tepat dalam
hubungannya dengan ritme musik, suara latar, atau gerakan visual. Teknik ini
bertujuan untuk menciptakan alur visual yang mengikuti ritme secara dinamis,
memberikan pengalaman yang lebih menarik dan terasa bersinkron. Contoh praktis
dari cutting by rhythm dapat ditemukan dalam film-film musikal, di mana adegan
atau tarian dipotong secara bersamaan dengan beat musik. Namun, teknik ini tidak
hanya terbatas pada genre musikal dan dapat diterapkan dalam berbagai jenis film
untuk menciptakan ketegangan, kegembiraan, atau tata letak visual yang dinamis.

B.
1. Continuity editing adalah prinsip editing dalam pembuatan film yang
bertujuan untuk menciptakan kesinambungan cerita dengan cara menjaga
runtutan peristiwa, ruang, dan waktu untuk terus mengalir dengan utuh dan
tetap konsisten sepanjang film 1. Prinsip dasar continuity editing meliputi:
• Continuity of screen direction: mengatur arah gerak atau perpindahan
subjek atau objek di dalam frame 1.
• 180° Rules (Axis of action): memastikan bahwa posisi aktor akan
selalu konsisten dalam satu shot ke shot yang lain 1.
• 30° rules: mengatur perpindahan tata letak kamera harus berjarak
minimal 30° dari titik pertama ketika membuat pecahan shot 1.
Dalam continuity editing, dimensi ruang dalam suatu scene dibangun dengan
basis axis of action yang memiliki cakupan area sebesar 180°, atau sebesar
setengah lingkaran. Sistem ini memastikan bahwa posisi aktor akan selalu
konsisten dalam satu shot ke shot yang lain. Prinsip dasar continuity editing
membuat sebuah kejadian dalam adegan terasa berada di dalam runtutan ruang
dan waktu yang berkesinambungan.

2.
NO. GAMBAR KETERANGAN
ELS,Establis zoom in
1 Melihatkan keberadaan
lokasi yaitu di rumah

MS,still
2 Alarm pagi mulai
berbunyi

MS,still Top shot


3 Karakter membuka mata

MS,still
4 Karakter terbangun

MS,still
5 Karakter bersiap untuk
melakukan jump rope
LS,zoom out
6

Karakter melakukan
jump rope

MS
7 Karakter melakukan
push up

MS
8 Karakter melakukan
tinju

CU
9 Memperlihatkan
keringat karakter yang
begitu banyak

MS
10 Karakter minum karena
kehausan
LS
11 Karakter melakukan
drible bola basket

12 MS
Karakter melakukan
drible bola basket

MS,OSS
13 Karakter melakukan
shot ke ring basket

MS
14 Bola masuk ke ring
basket

Anda mungkin juga menyukai