Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KARAKATER HARITSUN ‘ALA WAQTIHI

“MENATA URUSAN DENGAN HATI-HATI dan TIDAK TERGESA-


GESA”

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Anisa Rizqi Fadilah (1920054)

Fahiza Khairunnisa (1920057)

Siska Aprila (1920042)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Rona Rossa, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS ADZKIA
2022
Kata Pengantar

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Segala puji hanya milik Allah SWT. atas segala nikmat,
rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah buat Rasululah Muhammad SAW.
Sebagai uswah dan qudwah bagi kita dalam menjalani kehidupan ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas semester genap pada mata kuliah “Karakter
Haritsun ”. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca.

Tiada gading yang tak retak andaipun retak jadikanlah sebagai ukiran. Begitu pula
dengan makalah ini, masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, besar
harapan penulis untuk saran dan kritikan yang membangun dari pembaca dan dosen
pembimbing demi kesempurnaan makalah ini. Atas saran dan kritikan yang diberikan, terlebih
dahulu penulis mengucapkan terimakasih.

Padang, 24 Februaru 2022


Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sikap tergesa-gesa....................................................................................................2
B. Hikmah dari sikap tergesa-gesa...............................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam menyerukan agar kita senantiasa bersikap hati-hati dan waspada dalam segala
urusan, melakukan pengamatan yang seksama dan pertimbangan yang tepat sebelum
memutuskan berbagai perkara penting dalam kehidupan kita, dan melakukan perencanaan
yang matang seb melaksanakan apa yang menjadi keinginan dan tekad kita. Jangan
sampai kita memutuskan pe atau melakukan suatu hal dengan tergesa-gesa sehingga
hasilnya kurang maksimal, bahkan menimbulkan dampak buruk yang sangat fatal.
Karenanya, dalam hadits ini Rasulullah saw. menegaskan bahwa sikap hati-hati dan
waspada datangnya dari Allah dan sikap tergesa-gesa datangnya dari setan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana akibat dari sikap tergesa-gesa dan hikmah dari sikap berhati-hati ?

C. Tujuan
Mengetahui akibat dari sikap tergesa-gesa dan hikmah dari sikap berhati-hati ?
BAB II
PEMBAHASAN
‫الَّتَأنِّي ِم َن ِهللا َو الُعْج َلُة ِم َن الَّش ْيَطاِن‬

“Sikap berhati-hati itu dari Allah dan sikap tergesa-gesa itu dari setan." (Diriwayatkan
oleh Bai dari Anas bin Malik ra.)

A. Mengapa Sikap Berhati-Hati Disandarkan kepada Allah?


Hal ini berarti bahwa sikap berhati-hati dan waspada datangnya memang dari Allah
Ta'ala. Di samping itu, sebagai isyarat bahwa sikap berhati-hati merupakan suatu
kebaikan, faktor yang mengantarkannya adalah kebaikan, dan buah yang dihasilkan juga
kebaikan. Karena sebagaim dimaklumi kita hanya boleh menyandarkan kepada Allah hal-
hal yang baik dan bukan perkara buruk, sebagai etika kita terhadap-Nya. Faktor-faktor
yang mengantarkan pada sikap berhati-hati Ada dua faktor penting yang mengantarkan
kita kepada sikap berhati-hati:
1. Pemahaman yang mendalam
Sikap hati-hati dan tidak tergesa-gesa hanya bisa diwujudkan oleh orang yang
memiliki pemahaman luas tentang syariat. Misalnya , untuk menghilangkan tradisi
minum-minuman keras dan memakan harta riba, Islam membutuhkan pertahapan
sehingga benar-benar berhasil menghilangkannya dari masyarakat muslim. Memiliki
pemahaman luas tentang strategi dan taktik musuh-musuh Islam dalam memerangi
Islam. Mereka menggunakan aneka cara licik dan terselubung, sehingga kita mesti
lebih hati-hati dan waspada penuh. Memiliki pemahaman mendalam terhadap
sunnatullah di alam semesta ini, karena tidak ada pencapaian yang besar melainkan
harus melalui tahap dan proses yang panjang. Pemahaman terhadap semua ini aka
melahirkan sikap hati-hati dan waspada dalam menentukan setiap langkah.

2. Kesabaran yang paripurna Sikap hati-hati dan tidak tergesa-gesa bisa diwujudkan
oleh orang yang memiliki kesabaran paripurna dalam menghadapi segala masalah.
Orang yang tidak bersabar akan bersikap dan bertindak tergesa-gesa sehingga
mengakibatkan kerugian, kegagalan dan kebinasaan. Karena Allah memerintahkan
Rasul dan para shahabat untuk tetap bersabar dalam menghadapi gang kaum musyrik
di masa-masa awal perjuangan Islam. FirmanNya, ”Bersabarlah terhadap apa yang
mereka katakan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik." Muzzammil: 10)

B. Buah dan manfaat sikap berhati-hati


Sikap waspada dan hati-Hati dalam mengelola semua urusan akan mendatangkan
berbagai manfaat yang besar di antaranya adalah:

1. Meraih kecintaan Allah dan Rasul-Nya Rasulullah saw. bersabda kepada Asyja' bin
Qais, "Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat ya dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya;
yaitu santun dan kehati-hatian.” (HR. Tirmidzi)

2. Meraih kebaikan dalam setiap urusan yang kita laksanakan Sebab bila kita
mengerjakan setiap urusan dengan cermat dan hati-hati, maka kita akan bisa m mahfaat
yang lebih besar dan menghindarkan diri dari hal-hal yang merugikan dan membahay
Rasulullah saw. bersabda, ”Sikap pelan-pelan dan hati-hati dalam segala urusan adalah
suatu kebaikan, kecuali dalam beramal untuk akhirat. ” (HR. Abu Dawud)

3. Mewujudkan keselarasan dengan fitrah agama


Sehingga kita bisa lebih maksimal dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama yang
mengantar kita kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rasulullah saw. bersabda,
"'Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada seorang pun yang bersikap ekstrim
terhadap melainkan ia akan kalah. Oleh karena itu, amalkanlah agama ini dengan tepat,
amalkanlah den seimbang, berbahagialah, dan jadikan ibadah di waktu pagi, waktu sore,
dan akhir malam seba penolongmu." (HR. Bukhari)
Hadits ini mengajarkan bahwa untuk merealisasikan keselarasan dalam menjalankan
agama, k harus melakukannya secara bertahap dan tidak boleh tergesa-gesa, serta
mendayagunakan seluruh potensi jiwa, tenaga dan waktu kita untuk merealisasikan
keselarasan ini.
4. Meraih kemuliaan, meminimalisir lawan, dan merealisasikan berbagai sifat kebaikan
yang diwariskan oleh para nabi.
Rasulullah saw. bersabda,
”Bersikap hati-hati, berhemat, dan berpenampilan yang baik adalah salah satu bagian dari
24 bagian kenabian.” (HR. Thabrani)

C. Mengapa Sikap Tergesa-Gesa Disandarkan kepada Setan?


Hal ini berarti bahwa sikap tergesa-gesa datangnya memang dari setan. Di samping itu,
sebag isyarat bahwa sikap tergesa-gesa merupakan suatu keburukan, faktor yang
menyebabkannya adalah keburukan, dan dampak yang diakibatkannya juga keburukan:

Faktor-faktor yang menyebabkan sikap tergesa-gesa Ada banyak faktor yang


menyebabkan seseorang bertindak tergesa-gesa serta kurang berhat dan waspada, di
antaranya adalah:
1. Dorongan nafsu
Apabila seseorang tidak berusaha mengendalikan nafsunya dengan akal sehat, serta
tidak mengekang gejolak syahwatnya dengan takwa kepada Allah, maka ia akan
bersikap dan bertindak secara tergesa-gesa. Karena tergesa-gesa adalah tabiat dan
sifat dasar manusia.
firmanNya :
”Manusia diciptakan (bertabiat) tergesa-gesa." (Al-Anbiya': 37)

2. Tabiat waktu
Kita sekarang ini hidup di zaman yang serba cepat dan instan. Rumah yang kemarin
baru saja dibangun esok harinya sudah bisa kita tempati. Dua tempat yang berjauhan
dan dipisahkan ol bentangan samudera dan benua bisa ditempuh dalam waktu yang
relatif singkat berkat kemaj teknologi. Semua ini bisa jadi mempengaruhi seseorang
untuk bertindak tergesa-gesa dalam memutuskan dan melakukan segala hal.

3. Kejahilan atau kecerdasan emosional yang rendah


Kejahilan seseorang akan mendorongnya bertindak tergesa-gesa dan rendahnya
kecerdasan embsional yang dimiliki akan mendorongnya untuk meraih segala hal
yang diinginkan dengan segera tanpa memperhitungkan resiko dan akibat buruknya.

4. Ketiadaan agenda yang jelas dan program yang matang


Tanpa agenda yang jelas untuk mendayagunakan potensi yang ada sehingga hidupnya
kacau tidak tertata rapi. Akibatnya, ia melakukan apa saja yang ingin dilakukannya
tanpa memperhitungkan resiko dan dampak negatifnya, dan meraih apa saja yang
ingin diraihnya tanpa mempedulikan proses dan tahapan yang semestinya dilewati.

5. Keengganan bercermin kepada orang yang lebih mengerti dan lebih berpengalaman
Seringkali sikap ini menyebabkan seseorang bertindak tergesa-gesa dan kurang
berhati-hati d segala hal. Karena ia hanya mengandalkan pemikiran dan pertimbangan
pribadinya serta tidak berkonsultasi kepada para ahli yang berpengalaman dalam
melakukan segala hal. Akibatnya, bertindak serampangan dan tanpa perhitungan
matang karena keterbatasan wawasan dan pengetahuannya mengenai apa yang sedang
dihadapinya.

6. Melupakan sunnatullah di alam semesta


Semua peristiwa yang ada di alam semesta ini berjalan melalui tahapan dan proses
yang berkesinambungan. Ketika ingin mewujudkan sesuatu, maka kita harus
mewujudkan tahapan dan proses yang mengantarkannya.

D. Dampak sikap tergesa-gesa


1. Menyebabkan kebinasaan dan kehancuran terutama sikap tergesa-gesa dalam hal
beragama
Seperti sikap seseorang yang ingin menegakkan semua kewajiban agama dalam
waktu yang sangat singkat, tanpa memperhatikan proses dan tahapan yang mesti
dilewatinya, sehingga ia mengalami kerusakan fisik dan mental, bahkan akhirnya
mati dengan penuh kehinaan. Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya agama ini
sangat kuat, maka masuklah ke dalam agama ini dengan lemah lembut.
Sesungguhnya unta yang dipacu terlalu kencang akan mati di tengah jalan, sehingga
jarak yang ditempuh belum seberapa jauh, dan ia sendiri mengalami kematian.” (HR.
Al-Bazzar)
Sikap tergesa-gesa hanya akan membuat kita semakin jauh dari tujuan dan cita-cita
kita, bahkan seringkali kita mendapatkan yang sebaliknya dari apa yang kita cita-
citakan. Dalam kaidah fiqih dan dakwah dikatakan, ”Barangsiapa tergesa-gesa
menuai sesuatu sebelum waktunya, maka ia akan terhalang mendapatkan apa yang
dicita-citakan sebagai hukuman atas kesalahan dirinya. Seperti seorang yang tergesa-
gesa mendapatkan harta warisan dengan membunuh orang tuanya, maka ia akan
terhalang mendapatkan harta warisan, bahkan ia akan mendapatkan hukuman qishash
sebagai sanksi atas dirinya.

2. Sikap tergesa-gesa akan menyebabkan kejenuhan, kelelahan dan ketidakmampuan


dalam beramal dan beraktivitas.
Oleh karena itulah, Allah memerintahkan kepada kita agar melakukan semua
aktivitas secara bertahap, sedikit demi sedikit, namun kita melaksanakannya secara
kontinyu.
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah
yang dilakukan secara kontinyu meskipun hanya sedikit.” (HR. Bukhari-Muslim)

E. Langkah terapi tuntuk Menumbuhkan Sikap Berhati-Hati dan Menghilangkan


Sikap tergesa-gesa.
Ada banyak langkah untuk merealisasikan sikap di atas di antaranya adalah:

a. Menyadari berbagai dampak buruk dari sikap tergesa gesa Kesadaran ini akan
membuat kuta tidak tergesa-gesa dalam melakukan semua aktivitas karena khawatir
akan mengalami berbagai dampak buruk yang diakibatkannya.
b. Mengetahui berbagai manfaat dari sikap kehati-hatian dan kewaspadaan dalam
melakukan semua aktivitas kita.
Pengetahuan ini akan memberikan motivasi pada diri kita untuk melakukan semua
aktivitas dengan penuh kehati-hatian kewaspadaan agar bisa meraih keuntungan dan
manfaat yang besar dari apa yang kita lakukan.

c. Memperhatikan pesan-pesan Al-Qur’an,


baik yang tersurat maupun yang tersirat, mengenai pentingnya sikap hati-hati dan
waspada serta tercelanya sikap tergesa-gesa dalam melakukan berbagai aktivitas.
Firman-Nya, Telah Aku turunkan kepadamu ayat-ayat-Ku, karena itu janganlah kamu
meminta-Ku mendatangkan adzab dengan segera.” (Al-Anbiya’: 37)

d. Memperhatikan pesan-pesan dan teladan Nabawiyah dalam melakukan berbagai


aktivitas keduniaan dan keagamaan.
Rasulullah ww. senantiasa melakukannya dengan penuh kehati hatian dan jauh dari
ketergesaan. Beliau juga menyerukan agar kita senantiasa bersikap hati-hati dan tidak
tergesa-gesa dalam mengelola semua urusan. Beliau bersabda, “Sikap berhali-hati itu
dari Allah dan sikap tergesa-gesa itu dari setan.” (HR. Baihaqi)
e. Meneladani ulama salaf dalam menangani semua urusan.
Seperti ketika diminta fatwa mengenai suatu permasalahan, mereka bersikap hati-hati
dan tidak tergesa-gesa dalam memberikan fatwa sebelum mengetahui dengan jelas
semua aspek permasalahan tersebut.
f. Senantiasa berkonsultasi dengan orang yang lebih berpengalaman agar kita bisa
mengelola semua urusan dengan sebaik-baiknya.
Allah Ta’ala berfirman,
”Maka bertanyalah kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan, jika kamu tidak
mengetahui.” (Al-Anbiya’: 7)
g. Menetapkan strategi
Menetapkan strategi yang baik dan menyusun perencanaan yang matang serta bekerja
berdasarkan strategi dan perencanaan yang telah ditetapkan itu, sehingga tidak
cenderung reaktif terhadap berbagai peristiwa yang terjadi, yang seringkali
menimbulkan kepanikan dan ketergesaan dalam mengelola berbagai urusan.
h. Berusaha mengendalikan nafsu dan melatih kecerdasan emosional kita
sehingga mampu bersabar dalam menghadapi berbagai Urusan, mengambil
keputusan yang tepat dan melakukan tindakan dengan penuh hati-hati dan waspada.
Wallahu a’lam.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sikap berhati-hati dan waspada datangnya memang dari Allah Ta'ala. Sikap hati-
hati dan tidak tergesa-gesa hanya bisa diwujudkan oleh orang yang memiliki pemahaman
luas tentang syariat. Misalnya , untuk menghilangkan tradisi minum-minuman keras dan
memakan harta riba, Islam membutuhkan pertahapan sehingga benar-benar berhasil
menghilangkannya dari masyarakat muslim.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Saran kami dalam makalah ini adalah untuk
menambah lagi wawasan bagi para pembaca agar mampu menciptakan pembelajaran yang
efektif dan efisien dengan cara menggunakkan perangkat pembelajaran pada setiap mata
pembelajaran.
Daftar Rujukan

Febrianti, C. R. (2021). BIMBINGAN KEAGAMAAN MELALUI AKUN INSTAGRAM


USTAZAH HALIMAH ALAYDRUS.

https://rumaysho.com/219-nasehat-berharga-janganlah-tergesa-gesa.html

https://www.republika.co.id/berita/171630/hikmah-bersikap-tenang

Anda mungkin juga menyukai