Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ASMAUL HUSNA”
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu: Siti Fatimah, M.Pd.

Disusun Oleh:

Ardelia Atalie 2301010019

Luthvia Intan Sabilla.S 2301011047

Silvia Ribiawati 2301010112

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO LAMPUNG

TA. 2023/2024

I
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Tauhid.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan oran tua sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar dapat membantu pembaca dalam memahami salah
satu materi Asmaul Husna tentang Kualitas Sifat Istiqomah, Sabar Dan Syukur, yang
kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat membantu dalam memahami materi Ilmu


Tauhid pembelajaran tentang Asmaul Husna dan memberikan wawasan yang lebih
luas. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada guru pembimbing penulis meminta masukannya
demiperbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Metro, 10 September 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASA

A. Kualitas Sifat Istiqomah ............................................................................ 3

B. Kualitas Sifat Sabar ................................................................................... 6

C. Kualitas Sifat Syukur ................................................................................ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam tidak melarang umatnya mengikuti perkembangan zaman,


bahkan sebaliknya senantiasa memerintahkan untuk mengikuti perkembangan
zaman. Tugas yang diamanatkan oleh Allah SWT kepada manusia di muka bumi
tidak bisa dilaksanakan, jika hanya mengandalkan hawa nafsu, bahkan bukan
kemakmuran yang didapat tetapi justru kerusakan.
Manusia memang diberikan kemerdekaan untuk memilih apa yang diyakini
dan apa yang tidak diyakini. untuk berkehandak, berbuat, berpikir, dan
berpendapat, namun kemerdekaan itu harus dipertanggungjawabkan kelak, karena
kemerdekaan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Itu tidak boleh melampaui
batas-batas amanah dan tanggung jawab yang telah ditentukan-Nya baik yang
terdapat di dalam alam semesta ini maupun yang terkandung dalam firman-
firmanNya dalam ajaran agama. 1 Sebagai Rahmatan Lil Alamin Islam memberi
pedoman hidup kepada manusia dalam mengemban tugas dari Allah SWT berupa
al-Quranul Karim dan sunnah rasul. Pedoman hidup ini mencakup dua unsur,
yaitu : 1. Hubungan manusia dengan Allah SWT, yaitu kewajiban manusiauntuk
mengabdi kepada-Nya. 2. Hubungan manusia dengan sesama makhluk yaitu
untuk melestarikan alam lingkungan dengan larangan tidak membuat kerusakan
di muka bumi. Memiliki pendirian yang kuat dalam mempertahankan nilai-nilai
Islam dan memperjuangkan penegakannya secara istiqomah, sabar, dan syukur.2
Istiqamah, sabar dan syukur merupakan kewajiban asasi dan sebuah
keniscayaan bagi hamba-hamba Allah yang menginginkan husnul khatimah dan
harapan-harapan surgaNya.3 Tentu saja keperluan kepada sikap Istiqamah, sabar
dan syukur itu ada pada tiap saat, masa, dankeadaan, lebih-lebih lagi di zaman
modern ini. Karena kemodernan bercirikan perubahan. Bahkan para ahli
menyebutkan bahwa kemodernan ditandai dengan “perubahan ISSN: 0000-0000
JSA/Desember 2018/Th. 2/no 2 89 yang terlembagakan”, artinya, jika pada

1 Mohammad Daud Ali, 1998 : 15


2 Mitha,http://www.imsa.wordpress.com
3 Indra,http://www.indramuslim.wordpress.com

1
zaman-zamansebelumnya perubahan adalah sesuatu yang “luar biasa” dan hanya
dalam kurun waktu yang panjang, di zaman modern itu merupakan gejala harian,
dan sudah menjadi keharusan. Istiqamah, sabar dan syukur berfungsi sebagai
benteng kekuatan untuk mempertahankan iman dengan penuh kesungguhan dan
tanggungjawab.
Melihat fenomena sekarang ini penyalahtafsiran arti modern dan
penyalahgunaan kemajuan dan alat-alat teknologi sehingga kemodernan terkesan
lebih banyak sisi negatifnya dari pada sisi positifnya. Istiqamah, sabar dan syukur
adalah sikap yang dapat membentuk pribadi seseorang sehingga memenuhi
dirinya sebagai insan sejati, khalifah Allah SWT di muka bumi ini yang menjadi
tujuan dalam pendidikan Islam. Tulisan ini mencoba menarik benang merah
tentang konsep Istiqamah, sabar dan syukur dalam Islam

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah:

a. Apa pengertian istiqomah, sabar, dan syukur?

b. Apa hikmah dari memiliki sifat istiqomah, sabar, dan syukur ?

c. Apa contoh pengamalan istiqomah, sabar, dan syukur dalam kehidupan sehari-
hari?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:

a. Sebagai salah satu syarat guna memenuhi Tugas pembuatan makalah mata
kuliah “ilmu tauhid”.

b. Untuk memahami pengertian dan hikmahn dari sifat istiqomah, sabar, dan
syukur

c. Menambah ilmu pengetahuan tentang “kualitas sifat istiqomah, sabar, dan


syukur” bagi penulis dan pembaca.

d. Menambah kreativitas penulis dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kualitas Sifat Istiqomah


A. Pengertian Istiqomah
Istiqamah adalah bentuk masdar yang diambil dari akar kata istaqama-
yastaqimu yang artinya lurus, teguh, dan konsisten.4 Ibnu Taimiah mengatakan
bahwa Istiqamah adalah cinta kepada Allah dalam beribadah kepada-Nya dan
tidak berpaling dari-Nya walau sesat. Dalam pengertian tersebut Ibnu Taimiah
memaknai Istiqamah dengan kecintaan kepada Allah. Dalam makna yang luas,
istiqomah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan
mempertahankan keimanan dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai
macam tantangan dan godaan.
Istiqomah terwujud karena adanya keyakinan akan kebenaran dan siap
menanggung risiko. Sikap ini wajib dimiliki setiap muslim, termasuk kita sebagai
pelajar. Istiqamah dapat membantu kita untuk membentuk sikap dan perilaku
yang sesuai dengan ajaran Islam.
Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus memberikan contoh yang baik
kepada siapa saja dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat sekitar. Allah Swt. Berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah,
kemudian mereka tetap istiqmah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan
mereka tidak (pula) bersedih hati”.(Q.S. al- Ahqaf/46:13)

B. Hikmah Perilaku Istiqomah


Di antara hikmah perilaku istiqomah adalah sebagai berikut:
a. Orang yang istiqomah akan dijauhkan oleh Allah SWT. dari rasa takut dan
sedih sehingga dapat mengatasi rasa sedih yang menimpanya, tidak hanyut
dibawa kesedihan dan tidak gentar dalam menghadapi kehidupan masa yang
akan datang.
b. Orang yang istiqomah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan di
dunia karena ia tekun dan ulet.
4 M. Mahbuby Aly, http://www.sidogiri.com

3
c. Orang yang istiqomah dan selalu sabar serta mendirikan salat akan selalu
dilindungi oleh Allah SWT.

C. Perilaku Istiqomah Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Perilaku istiqomah dapat diwujudkan melalui kegiatan:
a. Selalu menjalankan perintah Allah SWT. dan menjauhi larangan-nya dalam
keadaan apa pun dan di mana pun.
b. Melaksanakan salat tepat pada waktunya.
c. Belajar terus-menerus hingga paham.
d. Selalu menaati peraturan, baik yang ada di rumah, sekolah, maupun di
masyarakat.
e. Selalu menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak
merasa dipaksa atau dibebani.

D. Agar Istiqomah Melakukan Sesuatu


a. Meluruskan Niat.
Segala sesuatu yang dikerjakan hendaknya diawali dengan niat yang baik
terlebih dahulu. Dengan niat yang ditujukan untuk mengharapkan rida Allah
semata, seseorang akan lebih ringan dan mudah menjalankan segala perintah-
Nya.
b. Memahami Makna Syahadat.
Sebagai seorang Muslim, tentunya kita sudah bersaksi dengan dua kalimat
syahadat. Tak hanya melafalkannya, agar seseorang dapat terus istiqomah
dalam ibadah, hendaknya ia juga memahami makna dari syahadat tersebut.
c. Mulai Dari Yang Paling Kecil, Tetapi Konsisten.
Cara berikutnya untuk menjadi istiqomah adalah memulai praktik dengan
jumlah yang kecil tetapi konstan. Hal ini merupakan bagian paling penting.
Misalnya, jika Anda ingin terbiasa membaca Al-Qur'an, mulailah dengan
membaca satu halaman. Satu halaman, tetapi baca secara teratur setiap hari.
d. Menjauhi Kebiasaan Buruk.
Jangan tidur berlebihan, terkadang tidur yang berlebihan membuat kita
menjadi malas dalam beribadah. Selain itu, tidur berlebihan juga tidak
disarankan dalam beribadah.
e. Tadabbur
4
Arti Tadabbur di sini adalah untuk selalu dapat merenungkan semua tanda
kebesaran Allah dengan cara selalu memandang besarnya kekuaasaan Allah
yang menciptakan alam dan semua isinya.

B. Kualitas Sifat Sabar


A. Pengertian Sabar
Para ulama telah mendefinisikan sabar dengan banyak definisi.
Diantaranya yang terpenting adalah definisi yang dikemukakan oleh
dzunnun al-mishri. Menurutnya, sabar adalah menghindarkan diri dari hal-hal
yang menyimpang, tetap tenang sewaktu tertimpa ujian dan menampakkan
kekayaan di kala ditimpa kefakiran dalam kehidupan.5 Sabar Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada dua yang pertama sabar adalah
tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas
patah hati); tabah. Yang kedua, pengertian sabar adalah tenang; tidak tergesa-
gesa; tidak terburu nafsu.6 Dari makna kata tersebut dapat dipahami bahwa sabar
adalah sikap tahan lama, tahan banting, dan tak mudah hancur.
Sabar adalah kunci dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.
Semakin tinggi tingkat kesabaran seseorang, maka semakin siap pula ia
menghadapi suatu masalah. Orang yang sabar adalah orang yang memiliki nilai
tinggi dalam hidup dan lingkungannya. Sikap ini tentunya memberikan berbagai
macam dampak positif untuk kamu yang menerapkannya.
Melalui sabar, muslim percaya bahwa seorang individu dapat tumbuh lebih
dekat dengan Tuhan dan dengan demikian mencapai kedamaian sejati.
Ditegaskan pula dalam Islam, bahwa Allah SWT. beserta orang-orang yang
sabar, lebih khusus lagi dalam musibah dan penderitaan.
B. Macam Macam Sabar
Dalam Al-Quran, dijelaskan bahwa terdapat tiga macam sabar yang
perlu diketahui yaitu:
a. Sabar dalam menjalankan setiap perintah dan kewajiban dari Allah SWT.
“Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
dalam memerintahkannya.”(QS. Thaha: 132)
b. Sabar dari larangan Allah,

5 Muhammad ibn Allan ash-Shiddiqi, Riyadh Ash-Sh.ihin, vol. I, h. 194.


6 Pranala : https://kbbi.web.id/sabar

5
Sabar dalam berusaha menghindari setiap hal yang dilarang oleh Allah
SWT. Seperti maksiat Hal inilah yang terjadi pada Nabi Yusuf ‘alaihis
salam. Beliau diajak berzina oleh istri seorang al-‘aziz di tempat yang sudah
aman lagi tertutup rapat, sehingga tidak mungkin ada orang yang tahu.
Selain itu, istri al-‘aziz juga memiliki kekuasaan dan kekuatan terhadap
Yusuf, namun Yusuf mampu menghidari ajakan berzina dari seorang wanita
yang cantik, padahal dia sendiri adalah seorang pemuda yang masih belia,
sehingga sangat mudah untuk tergoda melakukan zina.

Akan tetapi, Yusuf lebih memilik bersabar dalam menjahi kemaksiatan


sehingga ia pun rela dipenjara. Sebagiamana yang Allah ceritakan dalam
firman Nya “Yusuf berkata: ‘Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai
daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak
hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk
(memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang
bodoh’.(QS. Yusuf: 33)
c. Sabar terhadap takdir allah,
“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan
Rabbmu.”(QS. Al-Insan: 24). Takdir adalah sebuah ketetapan Allah SWT.,
dari takdir yang baik sampai takdir yang buruk, seorang muslim wajib
menerimanya. Dia tidak boleh protes dengan takdir yang telah Allah SWT.
tetapkan untuknya. Karena setiap takdir yang Allah SWT. tetapkan, pasti
ada hikmahnya.

C. Keutamaan Dalam Bersabar


Orang yang berjiwa sabar, tidak akan mudah marah dan putus asa. Secara
umum, aspek sabar mencakup dua hal, yaitu sabar dalam menghadapi
penderitaan dan sabar dalam menghadapi kesenangan. Sikap sabar dapat
membuat manusia menahan diri dari perbuatan merendahkan harkat martabat
kemanusian.
Keutamaan sabar ini telah dijelaskan dalam sebuah hadist yang berbunyi:
"Jika Allah SWT. mencintai seseorang maka ia akan mengujinya. Kalau orang itu
sabar, maka Allah SWT akan menjadikannya orang mulia (mujtaba). Begitu juga
dalam surat Al-Baqarah: 45, Allah SWT. memerintahkan kita untuk meminta

6
pertolongan dan tidak melalaikan shalat. Adapun arti ayat Al Baqarah:45 adalah
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.(Al-
Baqarah:45)

D. Cara Meningkatkan Kesabaran


Selain membaca doa sabar, teman teman juga bisa mengiringinya dengan ikhtiar.
a. Meniatkan Segala Sesuatu karena Allah SWT.
b. Menjalankan Puasa Sunah.
c. Membaca Al-Quran.
d. Berzikir.
e. Mencontoh Para Nabi dan Sahabat.

E. Hikmah Dalam Bersabar


Kesabaran akan mengajarkan agar tetap optimis menjalani hidup walaupun
kegagalan menghampiri kita, tetapi dengan bersabar rasa optimis akan lahir dalam
diri kita untuk merahi sebuah keberhasilan atau impian.Orang yang sabar akan
tahan menerima hal-hal yang tidak disenangi atau tidak mengenakkan dengan
ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Swt. Sabar merupakan salah satu kunci
untuk meraih kebahagiaan dan ketenangan hidup.
"Orang-orang yang sabar juga dijanjikan Allah sebagai calon penghuni
surga dan mendapatkan ampunan dari segala dosanya dan pahala yang
agung,”(Q.S Al-Ahzab:35)

C. Kualitas Sifat Syukur

A. Pengertian Syukur

Secara etimologi kata syukur terambil dari kosa kata bahasa Arab, yaitu al-
syukur (‫ ) الشكور‬atau al-syukru (‫)الشكر‬. Kata al-syukur merupakan isim mashdar
(kata benda) yang berasal dari kata ‫ شكورا و شكرا يشكر شكر‬, kata ini terambil dari (
‫ ) ش ك ر‬madah 7 artinya berterima kasih atau ucapan/pernyataan terima kasih. 7

7Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa Dzurriyyah, 2010),
hal. 201.

7
Adapun dalam Mu’jam al-Wasith, kata syukur diartikan dengan mengakui nikmat
kemudian memperlihatkannya dengan cara memuji. 8
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia syukur adalah rasa terima kasih
kepada Allah. Penulis menyimpulkan bahwa kata syukur yang berada di luar
maupun di dalam konteks Alquran selalu diikuti dengan sesuatu yang bernilai
banyak, penuh, bertambah, lebih, sangat dan berlimpah. Berdasarkan tinjauan
diatas maka makna dasar kata syukur adalah “balasan yang banyak atas kebaikan
yang sedikit”.
B. Hakikat Syukur

Imam Ghazali menjelaskan bahwa syukur tersusun atas tiga perkara9, yakni :

a. Ilmu, yaitu pengetahuan tentang nikmat dan pemberinya, serta meyakini


bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT dan yang lain hanya sebagai
perantara untuk sampainya nikmat, sehingga akan selalu memuji Allah SWT
dan tidak akan muncul keinginan memuji yang lain. Sedangkan gerak lidah
dalam memuji-Nya hanya sebagai tanda keyakinan.

b. Hal (kondisi spiritual), yaitu karena pengetahuan dan keyakinan tadi


melahirkan jiwa yang tentram. Membuatnya senantiasa senang dan mencintai
yang memberi nikmat, dalam bentuk ketundukan, kepatuhan. Mensyukuri
nikmat bukan hanya dengan menyenangi nikmat tersebut, melainkan juga
dengan mencintai yang memberi nikmat yaitu Allah SWT.

c. Amal perbuatan, ini berkaitan dengan hati, lisan, dan anggota badan, yaitu hati
yang berkeinginan untuk melakukan kebaikan, lisan yang menampakkan rasa
syukur dengan pujian kepada Allah SWT dan anggota badan yang
menggunakan nikmat-nikmat Allah SWT dengan melaksanakan perintah
Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

C. Aspek Aspek Dalam Bersyukur

8 Majamma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasiith, (Cairo: Maktabah al-Syuruuq


alArabiyyah, 2005), hal. 49
9 Imam al-Ghazali, Taubat, Sabar dan Syukur (Jakarta: PT Tintamas Indonesia, 1983), 197–

203.

8
Menurut Mc Cullough mengungkapkan aspek-aspek bersyukur terdiri dari
empat unsur10, yaitu :

a. Intensity, seseorang yang bersyukur ketika mengalami peristiwa positif


diharapkan untuk merasa lebih intens bersyukur.

b. Frequency, seseorang yang memiliki kecenderungan bersyukur akan


merasakan banyak perasaan bersyukur setiap harinya dan syukur bisa
menimbulkan dan mendukung tindakan dan kebaikan sederhana atau
kesopanan.

c. Span, maksudnya adalah dari peristiwa-peristiwa kehidupan bisa membuat


seseorang merasa bersyukur, misalnya merasa bersyukur atas keluarga,
pekerjaan, kesehatan, dll.

d. Density, maksudnya adalah orang yang bersyukur diharapkan dapat


menuliskan lebih banyak nama-nama orang yang dianggap telah membuatnya
bersyukur, termasuk orang tua, teman, keluarga, dll.

D. Perwujudan Rasa Syukur

a. Bersyukur Dengan Hati

Merupakan bentuk pengakuan dengan hati bahwa semua nikmat


datangya dari Allah SWT., sebagai kebaikan dan karunia sang pemberi
nikmat kepada hamba-nya. Syukur dengan hati akan membuat seseorang
merasakan keberadaan nikmat itu pada dirinya, hingga ia tidak akan lupa
kepada Allah SWT. pemberinya.

b. Bersyukur Dengan Lidah

Menyanjung dan memuji Allah SWT. atas nikmat-Nya dengan penuh


kecintaan, serta menyebut-nyebut nikmat itu sebagai pengakuan atas karunia-
Nya dan kebutuhan terhadapnya, bukan karena riya, pamer atau sombong.
Mengucapkan nikmat Allah SWT. merupakan salah satu sendi syukur.
Seorang hamba yang mengucapkan rasa syukur, maka ia akan teringat
kepada pemberinya dan mengakui kelemahan dirinya.

c. Bersyukur Dengan Anggota Tubuh

10 Emmons, McCullough and Tsang (2003)

9
Artinya anggota tubuh digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Tuhan Semesta Alam, karena masing-masing anggota tubuh memiliki
kewajiban beribadah. salah satu cara yang dapat dilakukan adalah sujud
syukur, yaitu dengan cara sujud dihadapan Allah SWT. Dengan meletakkan
anggota tubuhnya yang paling mulia di atas tanah, lalu dalam keadaan
tersebut diiringi dengan berbagai macam dzikir seperti bersyukur, bertasbih,
berdoa, mohon ampunan, Dsb.

E. Manfaat Syukur
Dalam Al-Qur‘an dapat dijelaskan manfaat dari bersyukur itu kembali
kepada pelakunya, sementara Allah SWT. tidak memperoleh sama sekali bahkan
Allah SWT. tidak butuh sedikitpun syukurnya makhluk.11
Secara terperinci ada banyak manfaat dan faidah dari bersyukur, yaitu:
1) Salah satu sebab untuk menjaga nikmat bahkan bisa bertambah sebagaimana
yang telah dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7.
2) Memperoleh ridha dan kasih sayang Allah SWT.
3) Sebagai salah satu tanda bukti kemuliaan seorang hamba.
Menurut Sayyid Quthb yang dikutip oleh Ahmad Yani, menyatakan ada lima
manfaat ber-syukur, yakni:
a. Menyucikan Jiwa
Bersyukur dapat menjaga kesucian jiwa, sebab menjadikan manusia lebih
dekat kepada-Nya dan terhindar dari sifat buruk, seperti sombong atas apa
yang diperolehnya.
b. Mendorong Jiwa Untuk Beramal Shaleh
Bersyukur yang harus ditunjukkan dengan amal shaleh membuat
seseorang selalu terdorong untuk memanfaatkan apa yang diperolehnya
untuk berbagi kebaikan. Semakin banyak kenikmatan yang diperoleh
maka akan semakin banyak pula amal shaleh yang dilakukan.
c. Menjadikan Orang Lain Riḍho.
Dengan bersyukur apa yang diperoleh akan berguna bagi orang lain dan
membuat orang lain riḍho kepadanya. Karena menyadari bahwa nikmat

11Desri Ari Enghariano, “Syukur Dalam Perspektif al-Qu‟an” Vol. 5 No.2 (Desember 2019):
281.

10
yang diperoleh tidak harus dinikmati sendiri tapi juga harus dinikmati
oleh orang lain sehinga memiliki hubungan baik dengan orang lain.12
d. Syukur Dapat Melipat Gandakan Nikmat.
Didalam Kitab Al-Hikam Karya Imam Ibnu Athaillah, Menafsirkan Q.S.
Ibrahim:7 ―Siapa Yang Tidak Mensyukuri Nikmat Allah, Sama Artinya
Dengan Mengusahakan Hilangnya Nikmat Tersebut. Sedangkan Siapa
Yang Mensyukuri, Berarti Telah Mengikat Nikmat Itu Dengan Ikatan
Yang Kuat.
e. Syukur Sebagai Bukti Keimanan Syukur Adalah Sendi Keimanan.
Orang yang tidak bersyukur atas nikmat yang diterimanya, berarti ia telah
kufur atas nikmat.
Reaksi syukur pada akal seseorang akan menghasilakan iman. Setiap
gelombang yang keluar dari ucapan penuh rasa syukur akan meningkatkan
iman.
Jadi dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya manfaat
syukur dapat menyujikan jiwa seseorang, menjadikan ridha dari orang lain dan
dari Allah SWT, serta dapat membukti keimanan seseorang.

12 Sudirman Tebba, Tasawuf Positif (Jakarta: Prenada Media, 2003), 48.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Istiqamah bisa disebut sebagai sikap kukuh pada pendirian dan konsekuen
dalam melakukan suatu kebaikan, membela, dan mempertahankan keimanan
dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Atau singkatnya istiqamah adalah konsisten dan teguh pendirian.

b. Sabar bisa disebut sebagai suatu sikap untuk bertahan dalam menghadapi
cobaan. Hal ini akan menjadikan seseorang tidak mudah marah, tidak lekas
untuk putus asa dan tidak lepas patah hati serta selalu tabah, dan juga sifat
tenang, tidak tergesa-gesa dan tidak terburu nafsu.

c. syukur adalah sebuah ungkapan rasa atas segala nikmat yang telah diberikan
oleh Allah SWT dan bisa dilakukan dengan cara mengucapkan atau mengingat
asma Allah dalam hati. Bersyukur merupakan salah satu rasa yang bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bisa memberikan manfaat untuk
diri sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Daud Ali, 1998 : 15


Mitha,http://www.imsa.wordpress.com
Indra,http://www.indramuslim.wordpress.com
M. Mahbuby Aly, http://www.sidogiri.com
Muhammad ibn Allan ash-Shiddiqi, Riyadh Ash-Sh.ihin, vol. I, h. 194.
Pranala : https://kbbi.web.id/sabar
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa
Dzurriyyah, 2010), hal. 201.
Majamma’ al-Lughah al-‘Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasiith, (Cairo: Maktabah al-
Syuruuq alArabiyyah, 2005), hal. 49
Desri Ari Enghariano, “Syukur Dalam Perspektif al-Qu‟an” Vol. 5 No.2 (Desember
2019): 281.
Sudirman Tebba, Tasawuf Positif (Jakarta: Prenada Media, 2003), 48.
Imam al-Ghazali, Taubat, Sabar dan Syukur (Jakarta: PT Tintamas Indonesia, 1983),
197–203.
Emmons, McCullough and Tsang (2003)

13
14

Anda mungkin juga menyukai