Anda di halaman 1dari 28

SKRIPSI

Analisis strategi Pemasaran Pelaku Usaha Di Desa Cibiru

Di susun oleh :

WILDAN MAULA HANIF


NIM. 200313253

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
BANDUNG
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah skripsi yang berjudul “Analisis
Strategi Pemasaran Pelaku Usaha di Desa Cibiru”. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat ujian akhir semester 6 di fakultas ekonomi bisnis jurusan manajemen
Universitas Muhammadiyah Bandung. Shalawat beserta salam tak lupa pula penulis
sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia
ke jalan yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam pelaksanaan penelitian dan
penulisan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bimbingan arahan, dan bantuan.
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Indra Sasangka, SE.,MM.
selaku Dosen Pengampu mata kuliah ini.
Semua yang telah beliau berikan, semoga Allah SWT memberikan ganjaran
dan pahala yang setimpal. Dalam menyususn skripsi ini penulis berupaya semaksimal
mungkin agar skripsi ini menjadi sempurna. Namun penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis
mengharapakan kritik dan saran dari pembaca untuk menjadikan skripsi ini menjadi
lebih baik.

Bandung, 27 Juli 2023

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... 3
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………… 5
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………. 2
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 4
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………….. 5
BAB II
LANDASAN TEORI ……………………………………………………….. 6
2.1 Strategi Pemasaran ………………………………………………………. 7
2.1.1 Strategi …………………………………………………………. 8
2.1.2 Marketing ………………………………………………………. 9
2.1.3 Pengertian Strategi ……………………………………………... 10
2.1.4 Tujuan Strategi …………………………………………………. 11
2.1.5 Segmentasi Pasar ……………………………………………….. 12
2.1.6 Penetapan Pasar Sasaran ……………………………………….. 13
2.1.7 Menentukan Posisi Pasar ………………………………………. 14
2.2 Buaran Pemsaran ………………………………………………………… 15
2.2.1 Strategi Produk ………………………………………………… 16
2.2.2 Strategi Harga ………………………………………………….. 17
2.2.3 Strategi Distribusi ……………………………………………… 18
2.2.4 Strategi Promosi ……………………………………………….. 19
2.3 Analisis SWOT ………………………………………………………….. 20
2.3.1 Pengertian SWOT ……………………………………………... 21
2.3.2 Faktor-Faktor Dalam Analisis SWOT ………………………… 22
2.3.3 Fungsi SWOT …………………………………………………. 23
BAB III
METODE PENELITIAN …………………………………………………. 24
3.1 Pendekatan Dan Jenis Penelitian ……………………………………….. 25
3.2 Lokasi Penelitian ……………………………………………………….. 26
3.3 Kehadiran Peneliti ……………………………………………………… 27
3.4 Data Dan Sumber Data …………………………………………………. 28

3
3.5 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………… 29
3.6 Teknik Analisis Data ……………………………………………………. 30
3.7 Pengecekan Keabsahan Data …………………………………………… 31
3.8 Tahap-Tahap Penelitian ……………………………………………….... 32
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 33

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Strategi pemasaran pelaku usaha dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena
preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen
berasal dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan untuk mendapatkan
suatu barang juga berbeda. Masih terdapat banyak faktor yang berpengaruh
terhadap penjualan suatu produk. Produsen perlu memahami perilaku konsumen
terhadap bagaimana mereka membeli suatu produk, selanjutnya perlu dilakukan
berbagai cara untuk membuat konsumen mudah membeli produk yang telah kita
produksi.
Menurut Kotler dan Keller (2009), “Pemasaran adalah salah satu kegiatan
pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa
dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya”. Pemasaran
mencakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tindakan menciptakan
guna atau manfaat karena tempat, waktu dan kepemilikan. Pemasaran
menggerakkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya, menyimpan kemudian
membuat perubahan dalam kepemilikan, melalui tindakan membeli dan menjual
barang-barang tersebut. Pemasaran merupakan aktivitas komersial yang
berhubungan dengan arus barang dan jasa antara produsen dan konsumen.
Pemasaran berarti menentukan dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial
dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga dapat
dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari
sebuah perusahaan. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang
digunakan untuk merencanakan, menentukan harga, mendistribusikan dan
mempromosikan suatu barang atau jasa yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan pembeli.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Apakah strategi pemasaran berpengaruh signifikan terhadap penjualan suatu
produk pada masyarakat wilayah Cibiru ?

5
2. Apa model strategi yang lebih dominan digunakan oleh para pelaku usaha
pada masyarakat wilayah Cibiru ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh strategi pemasaran terhadap penjualan suatu
produk pada masyarakat wilayah Cibiru.
2. Untuk mengetahui strategi yang mempunyai pengaruh paling dominan
digunakan terhadap penjualan suatu produk pada masyarakat wilayah Cibiru.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
a. Secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat mendukung pendapat
Kotler dan Keller mengenai metode pemasaran yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
b. Secara Praktis
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pelaku usaha dalam
mengevaluasi strategi pemasaran yang telah digunakan.
c. Secara Metodologi
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
atau kajian bagi penelitian sejenis.

6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Strategi Pemasaran
2.1.1 Strategi
Strategi bersal dari kata Yunani Strategia (Stratos=militer, dan
ag= memimpin), yang artinya seni atau ilmu-ilmu untuk menjadi
seseorang jenderal.
Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering
di warnai perang, di mana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu
angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga
dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan
penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada
pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik
fisik medan perang kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia,
sistem orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi
terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi. Strategi adalah
serangkaian besar yang menggambarkan bagai mana sebuah
perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuan.
Strategi merupakan daya kreatifitas dan daya cipta (inovasi)
serta merupakan cara pencapaian tujuan yang sudah ditentukan oleh
pemimpin puncak perusahaan sedangkan fokus pemasaran dilakukan
oleh manajer perusahaan.
Dari berbagai definisi strategis di atas, dapat digaris bawahi
strategi adalah suatu rencana yang dilakukan oleh pimpinan
perusahaan untuk mencapai tujuan berdasarkan sumber-sumber
perusahaan yang ada, serta lingkungan yang dihadapi.
2.1.2 Pemasaran
Pemasaran (marketung) sebagai proses di mana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan sebagai imbalan.
Menurut W. Y. Stanton, pemasaran adalah sesuatu yang
meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk
merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan

7
dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan
pembeli aktual maupun potensial.
Pengertian pemasaran (marketing) saat ini bukan sekedar
menjual (to sales) dengan dimensi jangka pendek (jual beli putus) tetap
memasarkan (to marketing) dengan dimensi jangka panjang.
2.1.3 Pengertian Strategi
Pemasaran Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana
yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang
memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata
lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha
pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada, masing-masing
tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menanggapi lingkungan dan keadaan pesaing yang
selalu berubah. Oleh karena itu penentuan strategi pemasaran harus
didasarkan atas analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan dari
lingkungannya.
Faktor lingkungan yang dianalisis dalam penyusunan strategi
pemasaran adalah keadaan pasar atau persaingan, perkembangan
teknologi, keadaan ekonomi, peraturan dan kebijakan pemerintah,
keadaan sosial budaya dan keadaan politik. Maisng-masing faktor ini
dapat menimbulkan adanya kesempatan atau ancaman atau hambatan
bagi pemasaran produk suatu perusahaan. Faktor internal perusahaan
yang dianalisis dalam penyusunan strategi pemasaran adalah faktor
yang terkait dengan pelaksanaan fungsi perusahaan yang meliputi
keuangan atau pembelanjaan, pemasaran, produksi serta organisasi dan
sumber daya manusia.
2.1.4 Tujuan Strategi
Pemasaran Secara umum tujuan pemasaran bank adalah sebagai
berikut:
a. memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan
dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk
membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.

8
b. Memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan
yang diinginkan nasabah.
c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah
memiliki beragam pilihan pula.
d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien.
2.1.5 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar
menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin
memerlukan produk atau ramuan pemasaran tersendiri. Segmentasi
pasar perlu dilakukan mengingat di dalam suatu pasar terdapat banyak
pembeli yang berbeda keinginan dan kebutuhannya. Setiap perbedaan
memiliki potensi untuk menjadi pasar tersendiri.
2.1.6 Penetapan Pasar Sasaran
Menetapkan pasar sasaran artinya mengevaluasi keaktifan
setiap segmen, kemudian memilih salah satu segmen pasar atau lebih
untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara
mengembangkan ukuranukuran dan daya tarik segmen kemudian
memilih segmen sasaran.
2.1.7 Menentukan Posisi Pasar
Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang
kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Kegiatan ini dilakukan
setelah menentukan posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen
tersebut.
2.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan
secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan di antara
elemen-elemen yang ada di dalam marketing mix. Setiap elemen tidak dapat
berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen lain. Kotler menyebutkan
konsep “bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari 4P: produk (product),
harga (price), distribusi/tempat (place), dan promosi (promotion). Sementara
itu, Boom dan Bitner menambahkan dalam bisnis jasa bauran pemasaran di
samping 4P, seperti yang dikemukakan di atas, terdapat tambahan 3P yaitu :

9
orang (people), bukti fisik (Physical Evidence), dan proses (Process). Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan
konsep bauran pemasaran (marketing mix) untuk produk jasa jika
digabungkan menjadi 7P yaitu: produk (Product), harga (Price),
tempat/saluran distribusi (Place), promosi (Promotion), orang (people), bukti
fisik (Physical Evidence), proses (Process).
2.2.1 Strategi produk
Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya, apa pun
wujudnya selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan
kebutuhan kita katakan sebagai produk. Philip Kotler mendefinisikan
produk sebagai “sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk
mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi
yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Dalam prakteknya
produk terdiri dari dua jenis yaitu yang berkaitan dengan fisik atau
benda berwujud dan tidak berwujud. Benda berwujud merupakan
produk yang dapat dilihat, diraba, atau dirasakan. Contohnya buku,
meja, kursi, rumah, mobil dan lain-lain, sedangkan produk yang tidak
berwujud biasanya disebut jasa. Jasa dapat disediakan dalam berbagai
wahana seperti pribadi, tempat, kegiatan, organisasi, dan ide-ide.
Kotler mengatakan “jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang tidak
memiliki wujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Produksinya dapat dikaitkan atau dengan suatu produk fisik”. Menurut
Kotler, dikatakan ada empat karakteristik utama jasa yang
mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut:
1) Intangibility (tidak berwujud) Artinya, jasa tidak dapat dirasakan
atau dinikmati sebelum jasa tersebut dibeli atau dimiliki
2) Inseparability (tidak terpisahkan) Artinya, antara si pembeli jasa
dengan penjual jasa saling berkaitan
3) Variability (bervariasi atau beraneka ragam) Artinya, jasa dapat
diperjualbelikan dalam berbagai bentuk

10
4) Perishability Perishability berarti mudah lenyap atau tidak tahan
lama, artinya jasa tidak dapat disimpan, begitu jasa dibeli, maka
akan segera di konsumsi.

2.2.2 Strategi Harga


Penetapan harga adalah proses menentukan beberapa yang akan
diterima perusahaan dalam penjualan produknya. Strategi harga rendah
dan strategi harga tinggi dapat menjadi efektif pada situasi yang
berbeda. Harga rendah misalnya, umumnya menyebabkan volume
pennjualan yang lebih besar, harga tinggi juga dapat menarik
konsumen karena mengisyaratkan bahwa produk memiliki kualitas
yang sangat tinggi. Keputusan penetapan harga juga dipengaruhi oleh
kebutuhan untuk dapat tetap bertahan dalam pasar yang bersaing,
melalui kepedulian sosial dan etika.
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
marketing mix, penentuan harga menjadi sangat penting untuk
diperhatikan mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya
produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan
berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan.
2.2.3 Strategi Distribusi/Tempat
Bagi pelaku usaha penentuan lokasi biasanya digunakan untuk
lokasi pabrik atau gudang atau cabang atau lapak usaha. Penentuan
lokasi beserta sarana dan prasarana pendukung sangat penting, hal ini
disebabkan agar konsumen mampu mudah menjangkau tempat usaha
yang telah kita buka. Demikian pula dengan sarana dan prasarana
harus memberikan rasa yang aman dan nyaman kepada seluruh
konsumen. Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah
dalam Menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan
dikeluarkan nantinya.
Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu
lokasi adalah sebagai berikut :
a. Jenis usaha yang dijalankan
b. Dekat dengan pasar

11
c. Dekat dengan bahan baku
d. Dekat dengan tenaga kerja
e. Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik dan air)
f. Dekat lembaga keuangan
g. Kemudahan untuk ekspansi
h. Adat istiadat/budaya/sikap masyarakat
i. Hukum yang berlaku
Paling tidak ada dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan lokasi suatu cabang, yaitu :
a) Faktor utama (primer)
1) Dekat dengan pasar
2) Dekat dengan bahan baku
3) Tersedia tenaga kerja baik jumlah maupun kualifikasi yang
diinginkan
4) Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta
api atau pelabuhan laut atau pelabuhan udara
5) Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik, telepon dan
lainnya
6) Sikap masyarakat
b) Faktor Sekunder
1) Biaya investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau
pembangunan gedung
2) Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut.
3) Kemungkinan untuk perluasan lokasi
4) Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan
atau perumahan.
Setelah lokasi diperoleh maka langkah selanjutnya adalah
menentukan lay out gedung dan lay out ruang kantor. Gedung dan
ruangan yang tidak tertata rapi akan sangat membosankan konsumen.
Pada akhirnya konsumen akan merasa tidak nyaman bila bertransaksi.
Oleh karena itu, hilangkan kesan kantor yang tidak nyaman
sehinggaakan mengakibatkan konsumen tidak betah berlama-lama
berada di kantor. Usahakan lay out ruangan senyaman mungkin dengan

12
susunan meja, tempat duduk atau keindahan lainnya seperti lukisan dan
musik sehingga konsumen merasa nyaman dan aman.
2.2.4 Strategi Promosi
Promosi adalah satu bagian dari bauran pemasaran yang besar
peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas
tentang kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh penjual
untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Tujuan
akhir segala promosi adalah meningkatkan penjualan. Selain itu para
tenaga pemasaran dapat menggunakan promosi untuk :
a) Penyampaian Informasi
b) Memposisikan Produk
c) Nilai Tambah
d) Mengendalikan Volume Penjualan
Tanpa promosi jangan diharapkan konsumen akan mengenal
perusahaan, oleh karena itu promosi merupakan sarana yang paling
ampuh untuk menarik dan mempertahankan konsumen. Salah satu
tujuan promosi perusahaan adalah menginformasikan segala jenis
produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen yang
baru. Paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat
digunakan oleh setiap perusahaan dalam mempromosikan baik produk
maupun jasanya. Keempat macam sarana promosi yang dapat
digunakan adalah :
a) Perikalan (Advertising)
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna
menginformasikan, menarik, dan mempengaruhi calon konsumen.
Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan
berbagai media seperti :
1) Pemasangan billboard dijalan-jalan stategis
2) Pencetakan brosur baik disebarkan di setiap cabang atau
pusatpusat perbelanjaan
3) Pemasaran produk di lokasi yang strategis
4) Pemasangan melalui iklan
5) Pemasangan melalui majalah
6) Pemasangan melalui televise

13
7) Pemasangan melalui radio
8) Dan menggunakan media lainnya
b) Promosi penjualan (Sales Promotion)
Tujuan promosi penjualan adalah meningkatkan penjualan atau
untuk meningkatkan jumlah konsumen. Promosi penjualan
dilakukan untuk menarik konsumen segera membeli setiap produk
atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, agar konsumen tertarik
untuk membeli maka perlu dibuatkan promosi penjualan yang
semenarik mungkin. Misalnya dengan memberikan cendera mata,
hadiah serta kenang-kenangan kepada konsumen yang loyal.
c) Publisitas (Publicity)
Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing
konsumen melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial,
perlombaan cerdas cermat, kuis serta kegiatan lainnya melalui
berbagai media. Kegiatan publisitas ini dapat meningkatkan pamor
perusahaan di mata konsumen, baik secara langsung atau tidak
langsung.
d) Penjualan pribadi (Personal Selling)
Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum
dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari Cleaning Service,
satpam, sampai penjabat bank. Secara khusus Personal Selling
dilakukan oleh petugas Customer Service.
Elemen-elemen tersebut merupakan konsep klasik Marketing
Mix dalam perkembangan juga sudah dimasukkan beberapa
indikator tambahan terbaru, seperti berikut ini:
a) People (orang), bisa kita intepretasikan sebagai sumber daya
manusia (SDM) dari perbankan syariah, baik secara langsung
maupun tidak langsung yang akan berhubungan dengan
nasabah (customer), SDM ini sangat berkorelasi dengan tingkat
kepuasan para pelanggan perbankan syariah. SDM meliputi
kegiatan untuk karyawan seperti mulai dari kegiatan rekrutmen,
pendidikan, dan pelatihan, motivasi, balas jasa, dan kerja sama,
serta peserta pelanggan atau calon nasabah.

14
b) Process (proses), saat ini merupakan salah satu unsur tambahan
Marketing Mix yang cukup mendapat perhatian serius dalam
perkembangan ilmu marketing. Dalam perbankan syariah,
proses atau mekanisme, mulai dari melakukan penawaran
produk, hingga proses menangani keluhan pelanggan.
Perbankan syariah yang efektif dan efisien perlu dikembangkan
dan ditingkatkan. Proses merupakan keterlibatan pelanggan
dalam pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan,
kesederhanaan, atau kompelsitas prosedur kerja yang ada di
perusahaan yang bersangkutan.
c) Physical evidence (bukti fisik), produk berupa pelayanan jasa
perbankan syariah merupakan sesuatu yang bersifat tidak dapat
diukur secara pasti seperti halnya sebuah produk yang
berbentuk barang. Jasa perbankan syariah lebih halnya sebuah
produk yang berbentuk barang. Jasa perbankan syariah lebih
mengarah pada rasa atau semacam testimonial dari orang-orang
yang pernah menggunakan jasa perbankan syariah. Physical
evidence atau bukti fisik terdiri dari adanya logo atau symbol
perusahaan, moto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan,
laporan, kartu nama, dan jaminan perusahaan.
2.3 Analisis SWOT
2.3.1 Pengertian SWOT
Menurut Fredy Rangkuti, Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan Peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan
strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis
dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis
(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam
kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model
yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.

15
Sedangkan menurut Sondang P. Siagian, Analisis SWOT merupakan
salah satu instrumen analisis yang ampuh apabila digunakan dengan
tepat. Maksudnya, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para
penentu strategi perusahaan dalam memaksimalkan peranan faktor
kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan
sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam
tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus
dihadapi. Telah diketahui pula bahwa analisis SWOT merupakan
akronim untuk kata-kata strengths (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman). Faktor
kekuatan dan kelemahan terdapat dalam tubuh suatu organisasi,
termasuk satuan bisnis tertentu sedangkan peluang dan ancaman
merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi
atau satuan bisnis yang bersangkutan. Analisis SWOT biasa digunakan
untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis
maupun pada lingkungan internal perusahaan. Manajer tingkat atas
menggunakan SWOT untuk mendorong refleksi diri dan diskusi
kelompok tentang bagaimana mengembangkan perusahaan dan
posisinya untuk mencapai sukses.
2.3.2 Faktor-Faktor dalam Analisis SWOT
a. Strenght (Kekuatan)
Kekuatan merupakan kompetensi khusus yang terdapat dalam
organisasi yan berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif
oleh unit usaha di pasaran. Hal demikian dikarenakan satuan bisnis
memiliki sumber, keterampilan, produk andalan dan sebagainya
yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan
kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh
satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh bidang-bidang
keunggulan itu antara lain: kekuatan pada sumber keuangan, citra
positif, keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan
pemasok, loyalitas pengguna produk dan kepercayaan para
berbagai pihak yang berkepentingan.
b. Weaknesses (Kelemahan)

16
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang
serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam
praktek keterbatasan dan kelemahan kelemahan tersebut bisa
terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak
dimiliki., kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan
pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang
tidak atau kurang diminati oleh konsumen atau calon pengguna dan
tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai. Kekuatan dan
kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi
yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Hal ini
muncul dalam manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi,
produksi, penelitian dan pengembangan dan sebagainya.
c. Opportunities (Peluang)
Peluang merupakan berbagai situasi lingkungan yang
menguntungkan bagi satu satuan bisnis. Yang dimaksud dengan
berbagai situasi tersebut adalah:
1) Kecenderungan penting yang terjadi di kalangan pengguna
produk
2) Hubungan dengan para pembeli yang akrab
3) Hubungan dengan para pemasok yang harmonis.
4) Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat
perhatian
5) Perubahan dalam kondisi persaingan
6) Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang
membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.
d. Threats (Ancaman)
Ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi ancaman
akan menjadi “ganjalan” bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik
untuk masa sekarang maupun di masa mendatang. Berbagai
contohnya antara lain:
1) Masuknya pesaing baru di pasar yang sudah dilayani oleh
satuan bisnis

17
2) Pertumbuhan pasar yang lamban
3) Meningkatnya posisi tawar pembeli produk yang dihasilkan.
4) Menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan
baku yang diperlukan untuk diproses lebih lanjut menjadi
produk tertentu.
5) Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai.
6) Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang sifatnya
restriktif.
Dengan menggunakan cara penelitian dengan metode analisis
SWOT ini ingin menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, kedua
faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Cara
membuat analisis SWOT penelitian menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal .kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam
analis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal
strengths dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities
dan threats yang dihadapi di dunia bisnis. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunies) dan
Ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses).
2.3.3 Fungsi SWOT
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT
adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan
memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan
kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).
Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut
berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai
tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang
harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang
diinginkan. Pentingnya SWOT dalam sebuah manajemen menuntut
perusahaan untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing.
Perusahaan harus dapat menerapkan suatu strategi yang tepat
agar persaingan perusahaan dapat berhasil dengan baik, hal ini perlu

18
agar dapat mengungguli perusahaan pesaing, sehingga perusahaan
dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan. Perusahaan
harus dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
yang dimiliki agar mengetahui, memahami, serta menerapkan suatu
strategi yang baik. Analisis Strenghts, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats (SWOT) dilakukan secara internal dan eksternal organisasi.
Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
organisasi, sedangkan analisis eksternal untuk mengetahui peluang
yang dapat ditangkap, dan ancaman yang dihadapi perusahaan.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan jenis penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mendekati obyek yang diteliti, cara-cara tersebut merupakan pedoman bagi
seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga dapat dikumpulkan
secara efektif dan efesien guna dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Suatu rancangan penelitian atau pendekatak penelitian dipengaruhi oleh
banyaknya jenis variabel. Selain itu dipengaruhi oleh tujuan penelitian, waktu dan
dana yang tersedia, subyek penelitian dan minat atau selera peneliti.
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang
(subyek) itu sendiri. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif adalah
pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Objek penelitian yang
digunakan adalah “Analisis strategi pemasaran pelaku usaha desa cibiru”
Adapun ciri-ciri dari penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1) Bersifat alamiah, penelitian kualitatif dilakukan pada latar alamiah atau
konteks dari suatu keutuhan. Hal ini dilakukan karena sifat alamiah
menghendaki adanya kenyataankenyataan sebagai keutuhan yang tidak
dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.

19
2) Manusia sebagai alat (instrument), dalam penelitian kualitatif, peneliti
sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan salah satu sarana
pengumpulan data yang utama.
3) Metode kualitatif, metode yang digunakan yaitu pengamatan, wawancara,
atau penelaahan dokumen.
4) Lebih mementingkan proses daripada hasil, hal ini disebabkan oleh adanya
hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila
diamati dalam proses.
b. Jenis penelitian
Berdasarkan tema yang dibahas, penelitian ini digolongkan ke dalam
jenis penelitian studi kasus. Secara teknis studi kasus adalah suatu penelitian
yang mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga, maupun
masyarakat.
Studi kasus juga dikenal sbagai studi yang bersifat komprehensif,
intens, rinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah
masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer atau kekinian.
Secara umum studi kasus memberikan akses atu peluang yang luas kepada
peneliti untuk menelaah secara mendalam, detail, inensif, dan menyeluruh
terhadap unit sosial yang diteliti.Adapun yang menjadi studi kasus dalam
penelitian ini adalah “Analisis strategi pemasaran pelaku usaha desa cibiru”
3.2 Lokasi penelitian
Ada beberapa hal penting yang perlu disebutkan terkait dengan lokasi
penelitian. Pertama adalah menyebutkan tempat penelitian misalnya: desa,
komunitas atau lembaga tertentu. Kedua, mengemukakan alasan adanya fenomena
sosial atau peristiwa seperti yang dimaksud oleh kata kunci penelitian terjadi di
lokasi tersebut.Penelitian ini mengambil lokasi di Usaha Dagang para Pelaku
Usaha di Desa Cibiru Kota Bandung.
3.3 Kehadiran peneliti
Dalam melakukan penelitian dan untuk memperoleh data sebanyak mungkin
peneliti menggunakan cara studi lapangan. Dalam hal ini peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif sebagaimana dijelaskan di depan. Oleh karena itu kehadiran
peneliti menjadi hal yang sangat penting. Dalam hal ini Moleong mengatakan

20
bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
merupakan alat pengumpul data utama.
3.4 Data dan sumber data
Data adalah sekumpulan bukti atau fakta yang dikumpulkan dan disajikan
untuk tujuan tertentu.Data juga dapat diartikan sebagai semua keterangan yang
diperoleh dari orang yang dijadikan informan maupun yang berasal dari dokumen-
dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan
penelitian.
Sumber data utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.Berkaitan dengan hal itu pada
bagiam ini jenis datanya dibagi dalam kata-kata, tindakan, dan sumber data
tertulis. Maka daya yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil kegiatan
yang berkaitan secara langsung dengan pelaksanaan penelitian, yaitu kerangka
operasional Usaha Dagang para pelaku usaha, serta data yang mendukung
jawaban fakus permasalahan yang telah ditetapkan. Adapun sumber data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber pertama yang ada di
lapangan. Termasuk sumber data primer adalah :
 Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara atau dalam konteks penelitian ini disebut dengan
informan.
 Place, yaitu data yang diperoleh dari gambaran tentang situasi kondisi
yang berlangsung berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian.
 Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,
angka, gambar atau simnol-simbol lain.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua setelah data
primer. Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan
merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi
sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi

21
atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan
dokumen resmi.
Adapun data yang termasuk data sekunder dalam penelitian ini adalah data
yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkenaan dengan prosedur
pelaksanaan “Analisis strategi pemasaran pelaku usaha di desa Cibiru” terkait
dengan bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
3.5 Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Prosedur pengumpulan data dapat juga
diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang diperlukan
dan dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang standar. Agar dalam
penelitian ini dapat diperoleh data-data yang relevan, peneliti menggunakan
beberapa metode pengumpulan data yaitu :

A. Metode Observasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan langsung atau
observasi sebagai metode pengumpulan data. Moh. Nazir mengartikan
observasi sebagai “Pengembalian data dengan mnggunakan mata tanpa
pertolongan alat standart lain untuk keperluan tersebut”. Menurut Guba dan
Lincoln yang di kutip Lexy J. Moleong metode ini dimanfaatkan karena
eberapa alasan, yaitu: Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas
pengalaman secara langsung. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan
melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian
sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan
memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung
diperoleh data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-
jangan pada data yang dijaringnya ada yang bias. Kelima, teknik pengamatan
memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit.
Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak
memungkinkan pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

22
Teknik dengan hal tersebut, peneliti menggunakan teknik ini karena
memungkinkan bagi peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri fenomena-
fenomena yang terjadi di lapangan dang memudahkannya dalam bentuk
tulisan. Selama di lapangan peneliti melaksanakan “Penelitian yang bercirikan
interaksi sosial yang mengemukakan cukup lama antara peneliti dengan
subyek dalam lingkungan subyek dan selama itu data dalam bentuk catatan
lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan”.
Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. Dalam arti luas observasi
sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang dilakukan peneliti
aalah terjun langsung ke lapangan, mendatangi lokasi tentang “Analisis
Strategi pemasaran pelaku usaha di desa Cibiru”. Hal ini dilakukan dengan
maksud untuk mendapatkan data secara konkret di Usaha para pelaku usaha.
Dengan ini diharapkan dapat diketahui secara langsung lebih jauh dan lebih
jelas bagaimana penerapan strategi pemasaran.

B. Metode Wawancara
Mendalam (indepth interview) Wawancara mendalam adalah percakapan
yang dilakukan untuk memperoleh pendapat, persepsi, perasaan, pengetahuan,
pengalaman pengindraan dan informan mengenai masalah-masalah yang
diteliti.
Berkaitan dengan pembahasan ini, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan wawancara, antara lain:
a) Menjalani hubungan baik dengan yang akan diwawancarai serta
menjelaskan maksud dari wawancara yang akan dilakukan dengan harapan
dapat mengungkapkan sebanyak mungkin data yang ingin digali
b) Menyampaikan pernyataan yang tercantum dalam kuesioner yang disusun
secara sistematika
c) Mencatat semua jawaban lisan yang diberikan oleh responden atau
informan secara teliti, efisien dan efektif dengan memperhatikan maksud
yang tersirat dari jawaban itu.

23
Adapun kelebihan pengumpulan data dengan cara wawancara adalah data
yang diperlukan langsung diperoleh sehingga lebih akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Adapun respondenya berasal dari:
1. Owner (pemilik) Usaha Dagang
2. Karyawan Usaha Dagang
Dalam melakukan wawancara peneliti memakai teknik wawancara
mendalam17 (in deep interview), yaitu dengan menggali informasi
mendalam mengenai strategi pemasaran para pelaku usaha di desa Cibiru.
C. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian
yang dierapkan dengan cara “peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen-dokumen, catatan harian dan sbagainya”.18
Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan peneliti untuk
mendokumentasikan tentang kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan yang
menggunakan “Analisis strategi pemasaran pelaku usaha di desa Cibiru.”
Dalam hal ini dokumentasi dilakukan terhadap berbagai sumber data baik
yang berasal bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan
atau tentang profil “Strategi Pemasaran para pelaku usaha di desa Cibiru”.
3.6 Teknik analisis data
Analisis data disebut juga pengolahan dan penafsiran data. Analisis data
merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus
yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk
meningkatkan pemahaman tersebut perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari
makna.
Data yang diperoleh dari interview, observasi, dan dokumentasi disusun secara
berkelompok sesuai dengan fokus penelitian, kemudian dilakukan dengan
pendekatan kualitatif Penelitian menggunakan model interaktif pada saat analisis
data yang mengacu pada pendapat Miles dan Huberman, bahwa penelitian ini
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sehingga
datanya sampai pada titik jenuh. Proses penelitian ini berbentuk siklus meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

24
A. Reduksi Data (reduction)
Reduksi data merupakan langkah atau proses pemilihan, perumusan,
penyederhanaan, pengabstrakan, transparansi data kasar yang muncul dari
catatan lapangan dan menonjolkan pada hal yang penting sehingga lebih
mudah dikendalikan atau untuk mempertajamkan data yang diperoleh. Oleh
karena itu, langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
perampingan data dengan cara memilih data yang penting kemudian
menyederhanakan dan mengabstraksikan.
Reduksi data dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses living in
(data yang terpilih) dan living out (data yang terbuang) baik dari hasil
pengamatan, wawancara, maupun dokumentasi. Proses reduksi data ini tidak
dilakukan pada akhir penelitian saja, tetapi dilakukan secara terusmenerus
sejak proses pengumpulan data berlangsung, karena reduksi data ini bukanlah
suatu kegiatan yang terpisah dan berdiri sendiri dari proses analisis data, akan
tetapi merupakan bagian dari proses analisis itu sendiri. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencarinya jika diperlukan.
B. Penyajian data (display data)
Penyajian data merupakan suatu proses pengorganisasian data
sehingga mudah dianalisis dan disimpulkan. Penyajian data dalam penelitian
ini berbentuk uraian narasi serta dapat diselingi dengan gambar, skema,
matriks, tabel, rumus, dan lain-lain. Hal ini disesuaikan dengan jenis data yang
terkumpul dalam proses pengumpulan data, baik dari hasil observasi
partisipan, wawancara mendalam, maupun dokumentasi.
Penyajian data dapat memberikan kemungkinan penarikan
kesimpulan dari data tersebut. Data yang disajikan dalam penelitian adalah
data yang sebelumnya sudah dianalisis, tetapi analisis yang dilakukan masih
berupa catatan untuk kepentingan peneliti sebelum disusun dalam bentuk
laporan.
C. Penarikan kesimpulan (verification)
Penarikan kesimpulan merupakan langkah ketiga dalam proses
analisis. Kesimpulan yang pada awalnya masih sangat tentatif, kabur, dan
diragukan, maka dengan bertambahnya data menjadi lebih grounded. Kegiatan

25
ini merupakan proses memeriksa dan menguji kebenaran data yang telah
dikumpulkan sehingga kesimpulan akhir didapat sesuai dengan fokus
penelitian.
Simpulan ini merupakan proses re-check yang dilakukan selama
penelitian dengan cara mencocokkan data dengan catatan-catatan yang telah
dibuat peneliti dalam melakukan penarikan simpulan-simpulan awal. Karena
pada dasarnya penarikan simpulan sementara dilakukan sejak awal
pengumpulan data. Data yang telah diverifikasi, akan dijadikan landasan
dalam melakukan penarikan simpulan.
Simpulan awal yang telah dirumuskan dicek kembali (verifikasi) pada
catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya menuju ke arah
simpulan yang mantap. Simpulan merupakan intisari dari hasil penelitian yang
menggambarkan pendapat terakhir peneliti. Simpulan ini diharapkan memiliki
relevansi sekaligus menjawab fokus penelitian yang telah dirumuskan
sebelumnya.
3.7 Pengecekan keabsahan data
Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria
kredibilitas (derajat kepercayaan). Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan
bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada di
lapangan. Agar data yang diperoleh tidak diragukan lagi maka dalam penelitian ini
dipetlukan pengecekan keabsahan data dengan cara sebagai berikut :
a. Perpanjangan Kehadiran
Penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci (key
instrument). Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangat menentukan dalam
pengumpulan data, agar data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan
pengamatan dan wawancara tentunya tidak cukup dalam waktu yang singkat
tetapi memerlukan perpanjangan waktu untuk hadir di lokasi penelitian hingga
data yang dihasilkan menemukan titik jenuh. Perpanjangan kehadiran
(keikutsertaan) berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan kehadiran
memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan karena, peneliti akan banyak
mempelajari hal-hal yang ada dalam lokasi penelitian.
b. Triangulasi (Triangulation)

26
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini peneliti
mengecek kembali segala informasiataupun catatan-catatan yang diperoleh
dengan cara membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.
Seperti membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara serta
mengecek data yang sudaah diperoleh dengan berbagai sumber data.
3.8 Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan penelitian yang perlu dilakukan
agar proses penelitian lebih terarah, terfokus serta tercapai kevalitan yang
maksimal serta memperoleh hasil yang diinginkan.
Adapun tahapan-tahapan penelitian tersebut meliputi :
1) Tahap Lapangan
2) Menentukan Fokus Penelitian
3) Menentukan lapangan penelitian
4) Mengurus perizinan
5) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan
6) Menyiapkan perlengkapan penelitian
Tahap kegiatan lapangan, meliputi :
1) Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri
2) Memasuki lapangan
3) Mengumpulkan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian
4) Memecahkan data yang telah terkumpu
Tahap Analisis Data Terdiri dari analisis pngumpulan data dan sesudahnya.
Analisis selain pengumpulan data meliputi kgiatan :
1) Membuat ringkasan atau rangkuman serta mengedit setiap hasil wawancara.
2) Mengembangkan pertanyaan dan analitik selama wawancara
3) Mempertegas fokus penelitian
Sedangkan analisis setalah pengumpulan data meliputi kegiatan :
1) Pengorganisasian data
2) Pemeliharaan data menjadi satu-satuan tertentu
3) Pengkategorian data
4) Penemuan hal-hal terpenting dari data penelitian
5) Penemuan apa yang perlu dilaporkan kepada orang lain

27
6) Pemberian makna
Tahap penulisa laporan, meliputi kegiatan :
1) Penyusunan hasil penelitian
2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing
3) Perbaikan hasil konsultasi.
Dalam penelitian ini, semua tahap-tahap yang dipaparkan diatas akan
digunakan peneliti untuk mempermudah proses penelitian serta mempermudah
dalam proses penyusunan hasil laporan.

28

Anda mungkin juga menyukai