Anda di halaman 1dari 47

lOMoARcPSD|31563396

Cbr ppd stu.development 2021/2022

Perkembangan Peserta Didik (Universitas Negeri Medan)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)
lOMoARcPSD|31563396

CRITICAL BOOK REVIEW


MK. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PRODI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA -
FMIPA

Skor Nilai:
Perkembangan Peserta Didik

Critical Book Review

Judul Buku : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Nama Pengarang : Dra. Kemali Syarif, M.Pd


Dr. Nasrun, MS
Dra. Nurarjani, M.Pd
Dra. Pasteria Sembiring, M.Pd
Dra. Nurmaniah, M.Pd
Penerbit/Tahun Terbit/Jumlah Halaman : UNIMED PRESS/2015/xii, 191 halaman

Nama Mahasiwa : Theresia Klaudia Br Ginting

NIM/Prodi : 4213111050/Pendidikan Matematika


Dosen Pengampu : Prof. Sri Milfayetty

Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

KATA PENGANTAR

Puji syukur, kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat, dan kekuatan, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Review untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Saya tidak lupa juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang mendukung saya lewat materi dan
moril

Saya menyadari bahwa penyusunan Critical Book Review ini dapat terselesaikan
karena berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu
saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Sri
Milfayetty selaku Dosen Pengampu yang telah membimmbing saya dan teman-teman,

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesmpurnaan,untuk itu saya
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan senlajutnya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat menambah pengetahuan kita

Medan, 01 September 2021

Theresia Klaudia Br Ginting

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. TUJUAN PENULISAN CRITICAL BOOK REVIEW.........................................4
C. MANFAAT CRITICAL BOOK REVIEW.............................................................4
BAB II. ISI BUKU............................................................................................................5
BAB 1. HAKEKAT PERKEMBANGAN....................................................................5
BAB 2. TEORI PERKEMBANGAN..........................................................................10
BAB 3. PERKEMBANGAN REMAJA......................................................................14
BAB 4. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA.........................................25
BAB 5. KEBUTUHAN DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA..................27
BAB 6. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI.............................................................30
BAB 7. PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA.............................................................................................33
BAB 8. PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA
SEKOLAH MENEGAH..............................................................................................36
BAB 9. IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USI ASEKOLAH MENENGAH
TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN.............................................39
BAB III. PEMBAHASAN..............................................................................................45
A. KELEBIHAN..........................................................................................................45
B. KEKURANGAN.....................................................................................................45
BAB IV. KESIMPULAN................................................................................................46
KESIMPULAN............................................................................................................46
SARAN........................................................................................................................46

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan Peserta Didik memiliki arti suatu tahapan perubahan
seorang peserta didik baik fungsi-fungsi,pola pikir,moral, fisik, maupun
psikisnya menuju tahapan selanjutnya yang saling berkesinambungan.
Mempelajari perkembangan peserta didik merupakan suatu keharusan bagi
setiap pendidik.

Keterampilan membuat CBR pada mahasiswa dapat menguji


kemampuan dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku. Seringkali
mahasiswa bingung memilih buku referensi untuk dibaca dan dipahami, oleh
karena itu dengan adanya CBR Perkembangan Peserta Didik dapat
mempermudah mahasiswa dalam memilih buku referensi dan memperdalam
materi perkembangan peserta didik.

B. TUJUAN PENULISAN CRITICAL BOOK REVIEW


1) Dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2) Menambah pengetahuan tentang kegunaan dalam mempelajaru Perkembangan
Peserta Didik
3) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan
memberi kritik pada buku
4) Menguatkan pengetahuan tentang bagaimana bertindak, menilai, mempelajari,
berpendapat terhadap Perkembangan Peserta Didik
5) Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku

C. MANFAAT CRITICAL BOOK REVIEW


1) Menambah wawasan akan pengertian dan materi Perkembangan Peserta Didik
2) Membantu pembaca dalam mencari informasi inti dari sebuah buku, mulai dari
kelebihan maupun kekurangan isi buku
3) Melatih diri untuk mampu menilai atau mengambil kesimpulan dari sebuah
buku

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB II. ISI BUKU

BAB 1. HAKEKAT PERKEMBANGAN


A. Pengertian dan Ciri-Ciri Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontiniu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”, berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik/jasmaniah
maupun psikis/rohaniah.
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan itu adalah sebagai
berikut.
1. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan
atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan
merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh seperti kemampuan berjalan anak
seiring dengan matangnya otot-otot kaki
2. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam
(meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Contohnya, seperti
terjadinya perubahan proporsi dan ukuran fisik anak (dari pendek menjadi tinggi dan
dari kecil menjadi besar)
3. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu
berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-
loncat. Contohnya, untuk dapat berdiri, seorang anak harus menguasai tahapan
perkembangan sebelumnya, yaitu kemampuan duduk dan merangkak.

Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.


1. Terjadinya perubahan dalam
(a) aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya, (b)
aspek psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan
berpikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatifnya.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi;
(a) aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan
pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja,

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

(b) aspek psikis: perubahan imajinasi dan yang fantasi ke realitas; dan perubahan
perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada
orang lain (kelompok teman sebaya).
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama;
(a) tanda-tanda fisik: lenyapnya kelenjar Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak
pada bagian dada, kelenjar Pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan
gigi susu,
(b) tanda-tanda psikis: lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerakgerik kanak-
kanak (seperti merangkak) dan perilaku impulsif (dorongan untuk banertl indak sebelum
berpikir).
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru;
(a) tanda-tanda fisik: pergantian gigi dan karakteristik seks pada usia remaja, baik
primer (menstruasi pada anak wanita, dan mimpi “basah” pada anak pria), maupun
sekunder (perubahan pada anggota tubuh: pinggul dan buah dada pada wanita; kumis,
jakun, suara pada anak pria),
(b) tanda-tanda psikis: seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang
berhubungan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama

B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending
Process)
2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu
sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif di
antara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami
gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam
perkembangau aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan
mengalami kelabilan emosionalnya. Demikian juga sebaliknya anak yang sehat akan
mengalami perkembangan yang lancar. Walaupun ada kasus-kasus tertentu pada masa
perkembangan seperti yang dialami anak cacat atau anak yang berkelainan.
3. Perkembangan Mengikuti Pola

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap
perkembangan merupakan hasil perkembangan dan tahap sebelumnya yang merupakan
prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang
anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.
4. Perkembangan Terjadi Pada Tempo Yang Berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo
yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat), Umpamanya:
(a) otak mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6- 8 tahun;
(b) tangan, kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada masa
remaja
5. Setiap Fase Perkembangan Mempunyai Ciri Khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sampai usia dua tahun, anak memusatkan
untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara
6. Setiap Individu Yang Normal Akan Mengalami Tahap/Fase Perkembangan Prinsip ini
berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu
akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan
masa tua.Tidak ada seorangpun yang tidak mengalami tahap tersebut.
7. Prinsip Kematangan
Prinsip ini berpendapat bahwa usaha belajar bergantung pada tingkat kematangan yang
dicapai anak. Hal ini berarti bahwa tidak ada gunanya melakukan usaha belajar kalau
yang bersangkutan belum matang untuk melaksanakan usaha tersebut

C. Fase-Fase Perkembangan
1. Pengertian Dan Kriteria Menentukan Fase Perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah
laku tertentu.
a. Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisis Biologis
Sekelompok ahli menentukan pembabakan itu berdasarkan keadaan atau proses
pertumbuhan tertentu sebagai berikut.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

1) Aristoteles
 Tahap I: dari 0 sampai 7 tahun (masa anak kecil atau masa bermain).
 Tahap II: dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).
 Tahap III: dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja, pubertas, masa peralihan
dan usia anak menjadi orang dewasa).

2) Kretscmer

 Tahap I: dari 0 sampai kira-kira 3 tahun;


 Tahap II: dari kira-kira 3 sampai kira-kira 7 tahun;
 Tahap III: dari kira-kira 7 sampai kira-kira 13 tahun;
 Tahap IV: dari kira-kira 13 sampai kira-kira 20 tahun

b. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis

Dalam hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada umumnya
individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat
dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada masa kegoncangan itu evolusi berubah
menjadi revolusi. Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh semua orang. Selama
masa perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa kegoncangan dua kali,
yaitu (a) pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan (b) pada permulaan masa
pubertas.

Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat


digambarkan melewati tiga periode atau masa, yaitu:
1) dari lahir sampai masa kegoncangan pertama (tahun ketiga atau keempat yang biasa
disebut masa kanak-kanak,

2) dari masa kegoncangan pertama sampai pada masa kegoncangan kedua yang biasa
disebut nasa keserasian bersekolah dan

3) dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa
kematangan.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

2. Kriteria Pentahapan Perkembangan

Dalam hubungannya dengan proses belajar-mengajar (pendidikan), pentahapan


perkembangan yang dipergunakan sebaiknya bersifat elektif, maksudnya tidak terpaku
pada suatu pendapat saja tetapi bersifat luas dari berbagai pendapat yang mempunyai
hubungan yang erat.

Kriteria dalam menentukan fase-fase perkembangan individu dapa didasarkan pada


(1)Fase Usia pra sekolah,

(2) Fase Usia sekolah dasar

(3) Fase Usia sekolah menengah

(4) Fase Usia Mahasiswa.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB 2. TEORI PERKEMBANGAN

A. Teori-teori Psikoanalisis

Menurut teori psikoanalisis (psychoanalytic theory), proses perkembangan


terutama berlangsung secara tidak disadari atau unconscious (di luar kesadaran)
dan sangat diwarnai oleh emosi. Para ahli teori psikoanalisis menekankan bahwa
perilaku hanyalah merupakan karakteristik di permukaan. Pemahaman
sepenuhnya mengenai perkembangan hanya dapat dicapai melalui analisis
terhadap makna-makna simbolis dari perilaku serta menelaah pikiran yang lebih
dalam (Bornstein, 2003). Ahli teori psikoanalisis juga menekankan bahwa
pengalaman di masa awal dengan orang tua memiliki pengaruh yang luas
terhadap perkembangan. Karakteristik-karakteristik ini disoroti dalam teori
psikoanalisis utama, yaitu oleh Sigmund Freud.

1. Teori Freud

Struktur Kepribadian Freud (1917) menyatakan bahwa kepribadian memiliki


tiga struktur. yaitu: id, ego, dan superego. Id terdiri dari insting. yang merupakan
persediaan energi psikis individu. Dalam pandangan Freud, id sepenuhnya tidak
disadari: id tidak memiliki kontak dengan realitas. Ketika anak-anak mengalami
berbagai tuntutan dan pembatasan realitas, muncul sebuah struktur baru dan
kepribadian-ego, yang menangani tuntutan realitas, Ego disebut juga “cabang
eksekutif’ dan kepribadian karena ego membuat keputusan rasional. Superego
adalah struktur kepribadian yang mempertimbangkan apakah sesuatu itu benar
atau salah. Superego sering kali kita juluki sebagai “hati nurani.”

Gambar Tahap-tahap Perkembangan Freud

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

2. Teori Erikson

Menurut teori Erikson (Erikson’s theory), kemajuan manusia dicapai melalui


delapan tahap perkembangan yang berlangsung seumur hidup
1. Kepercayaan versus ketidakpercayaan (trust versus mistrust)
2. Otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame
and doubt
3. Prakarsa versus rasa bersalah (initiative versus guilt)
4. Tekun versus rasa rendah din (industry versus inferiority)
5. Identitas versus kebingungan identitas (identity versus identity
confusion)
6. Keintiman versus keterkucilan (intimacy versus isolation)
7. Bangkit versus stagnasi (generativity versus stagnation)
8. Integritas versus kekecewaan (integrity versus despair)
B. Teori-teori Kognitif
Jika teori-teori psikoanalisis menekankan pentingnya ketidaksadaran, teori-teori
kognitif menekankan pikiran-pikiran yang disadari.
1. Teori Perkembangan Kognitif Dari Piaget

Empat Tahap Perkembangan Menurut Piaget


2. Teori Kognitif Sosio-budaya Dari Vygotsky
Teori Vygotsky (Vygotsky theory) adalah teori kognisi sosio-budaya yang menekankan
bagaimana budaya dan interaksi sosial mengarahkan perkembangan kognitif.
3. Teori Pemrosesan-Informasi Teori pemrosesan-informasi (information processing
theory)
Menekankan bahwa individu memanipulasi, memonitor, dan menyusun strategi
terhadap informasi-informasi yang ditemui. Dalam teori ini proses memori dan berpikir
menjadi tema sentral

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

C. Teori-Terori Perilaku dan Kognitif Sosial


Teori - teori perilaku dan sosial kognitif menekankan peranan pengalaman lingkungan
dan perilaku yang teramati dalam memahami perkembangan remaja. Para ahli teori
sosial kognitif juga menekankan faktor-faktor pribadi/kognitif dalam perkembangan.
1. Behaviorisme Skinner
Dalam perilaku menurut B.F. Skinner (1904-1990), pikiran, kesadaran atau
ketidaksadaran, tidak dibutuhkan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan. Bagi
Skinner, perkembangan adalah perilaku.
2. Teori Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) menyatakan bahwa perilaku, lingkungan,
dan kognisi merupakan faktor-faktor penting dalam perkembangan. Bandura
menyatakan bahwa faktor perilaku. lingkungan, dan pibadi/kognitif, seperti keyakinan,
perencanaan, dan berpikir. dapat berinteraksi secara timbal-balik.
Gambar Teori Kognitif Sosial dari Bandura

D. Teori Kontekstual Ekologis


Teori ini mengidentifikasikan lima sistem lingkungan. yang berkisar dari interaksi
langsung dengan agen-agen sosial hingga input budaya yang luas
 Mikrosistem (microsystem): Situasi di mana remaja hidup. Dalam mikrosistem
inilah terjadi interaksi yang paling langsung antara remaja dengan agen-agen
sosial—misalnya dengan orang tua, kawan-kawan sebaya, dan guru.
 Mesosisterm (mesosystem): Relasi antara dua mikrosistem atau lebih.
Contohnya adalah relasi antara pengalaman keluarga dengan pengalaman
sekolah

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

 Eksosistem (exosystem): Situasi sosial di mana remaja tidak memiliki peran


aktif namun mempengaruhi pengalaman remaja. Sebagai contoh, pengalaman
seorang ibu di tempat kerjanya mungkin dapat mempengaruhi relasinya dengan
suaminya dan anak remajanya.
 Makrosistem (macrosystem): Budaya di mana remaja hidup. Budaya (culture)
merujuk pada pola-pola perilaku, keyakinan, dan semua produk dari sekelompok
manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi.
 Kronosistem (chronosystem): Pola dari peristiwa-peristiwa lingkungan dan
transisi dari rangkaian kehidupan dan keadaan-keadaan sosio-historis.

E. Orientasi Teoretis Eklektik


Orientasi teoritis eklektik (eclectic theoretical orientation) tidak mengikuti sebuah
pendekatan teori manapun, namun memilih dan menggunakan segi-segi yang dianggap
paling baik dari masing-masing teori.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB 3. PERKEMBANGAN REMAJA


A. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik adalah perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang yang
dikarenakan perkembangan yang dimana perubahan tersebut tejadi secara sadar maupun
tidak sadar. Biasanya perubahan yang paling signifikan terjadi pada masa remaja awal
sampai remaja akhir (SMP dan SMA)

Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik

1. Faktor internal

a. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuannya

b. Kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi, tetapi kalau saat
kematangan belum sampai, pertuimbuhan akan tertunda.

2. Faktor eksternal

a. Kesehatan

b. makanan

c. Stimulasi lingkungan

B. Perkembangan Intelektual

istilah intelect berarti antara lain, (1) kekuatan mental di man manusia dapat berpikir,
(2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktifitas yang berkenaan
dengan berpikir, ( misalnya untuk menghubungkan, menimbang dan memahami, dan (3)
kecakapan , terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir.

Berkembangnya kemampuan berfikir formal operasional pada remaja ditandai dengan 3


hal penting. Pertama, anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan –
kemungkinan. Kalau pada usia sekolah dasar anak hanya mampu melihat kenyataan,
maka pada usia remaja mereka telah mampu berpikir tentang kemungkinan –
kemungkinan. Kedua, anak telah mampu berpikir ilmiah. Remaja telah mampu
mengikuti langkah – langkah berpikir ilmiah, dari mulai merumuskan masalah,

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data sampai


dengan menarik kesimpulan – kesimpulan. Ketiga, remaja telah mampu memadukan ide
– ide secara logis. Ide – ide atau pemikiran abstrak yang kompleks telah mampu
dipadukan dalam suatui kesimpulan yang logis

Tahapan Perkembangan Intelek / Kognitif

1. Tahap Sensori – Motoris Tahap ini dialami pada usia 0 – 2 tahun. Pada tahap ini, anak
berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan –
kecenderungan sensori – motoris yang sangat jelas.

2. Tahap Praoperasional Tahap ini berlangsung pada usia 2 – 7 tahun. Tahap ini disebut
juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan
yang ditandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak
didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap -
sikap yang diperoleh dari orang – orang yang bermakna, dan lingkungan sekitarnya

3. Tahap Operasional Konkret. Tahap ini berlangsung antara usia 7 – 11 tahun. Pada
tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai
berkembang rasa ingin tahunya.

4. Tahap Operasional Formal. Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas.
Pada tahap ini, menurut Piaget, interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas,
menjangkau banyak teman sebayanya bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan
orang dewasa.

Karakteristik Perkembangan Intelek / Kognitif

1. Karakteristik Tahap Sensori – Motoris

a. Sebaga tindakannya masih bersifat naluriah

b. aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indera

c. individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk
mengkategorikan pengalaman.

d. individu mulai belajar menangani objek – objek konkret melalui skema–skema


sensori – motorisnya.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

2. Karakteristik Tahap Praoperasional

a. individu telah mengkombinasikan dan mentransformasikan berbagai informasi

b. individu telah mampu mengemukakan alasan – alasan dalam menyatakan ide – ide

c. individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret,
meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat

d. cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku :

1.berpikir imajinatif

2.berbahasa egosentris

3.memiliki aku yang tinggi

4.menampakkan bahasa mulai pesat.

3. Karakteristik Tahap Operasional Konkret.

Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu
dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka
alami.

4. Karakteristik tahap operasional Formal

a. individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi

b. individu mulai mampu berpikir logis dengan objek – objek yang abstrak

c. individu mulai mampu memecahkan persoalan – persoalan yang bersifat hipotetis.

d. individu mulai mampu membuat pikiran (forecasting) di masa depan.

e. Individu mulai mampu untuk mengintropeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri
sendiri tercapai.

f. individu mulai mampu membayangkan peranan – peranan yang akan diperankan


sebagai orang dewasa

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

g. individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan


masyarakat dilingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut individu dapat
mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi.

C. Perkembangan Emosi

1. Pengertian Emosi

Diambil dari Oxford English Dictionary yang memaknai emosi sebagai setiap kegiatan
atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat yang meluap
–luap. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan
pikiran – pikiran yang khas, suatu keadan biologis dan psikologis, dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak

2. Bentuk – Bentuk Emosi

a. Amarah

b. Kesediahn

c. Rasa takut di dalam yang meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was – was,
perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenaga, ngeri, kecut, panik dan phobia.

d. Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang,


terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang,
senang sekali dan mania.

e. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,


rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.

f. Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub, dan terpana

g. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau
muntah.

h. Malu, di dalamnya meliputirasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib,
dan hati hancur lebur.

3. Hubungan Antara Emosi Dan Tingkah Laku

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

Melalui teori kecerdasan emosional yang dikembangkan Goleman (1995)


mengemukakan sejumlah ciri utama pikiran emosional sebagai bukti bahwa emosi
memainkan peranan penting dalam pola berpikir maupun tingkah laku individu.

a. Respons yang Cepat Tetapi Ceroboh

b. Mendahulukan Perasaan Kemudian Pikiran

c. Memperlakukan Realitas sebagai Realitas Simbolik

d. Masa Lampau Diposisikan sebagai Masa Sekarang

e. Realitas yang Ditentukan oleh Keadaan

Ada juga sejumlah teori emosi yang lain yang juga menjelaskannya. Adapun terori –
teori tersebut adalah sebagai berikut :

 Teori Sentral

Menurut teori ini, individu mengalami emosi lebih dahulu, baru kemudian mengalami
perubahan – perubahan dalam jasmaninya.

 Teori Peripheral

Menurut teori ini dikatakan bahwa gejala – gejala kejasmanian atau tingkah laku
seseorang bukanlah merupakan akibat dari emosi, melainkan emosi yang dialami oleh
individu itu sebagai akibat dari gejala – gejala kejasmanian

 Teori Kepribadian

Menurut teori ini, emosi meliputi perubahan –perubahan jasmani

 Teori Kedaruratan Emosi

Teori Ini mengemukakan bahwa reaksi yang mendalam dari kecepatan jantung yang
semakin bertambah akan menambah cepatnya aliran darah menuju ke urat – urat,
hambatan pada pencernaan, pengembangan atau pemuaian pada kantung – kantung di
dalam paru – paru dan proses lainnya yang mencirikan secara khas keadaan emosional
seseorang, kemudian menyiapkan organisme untuk melarikan diri atau berkelahi, sesuai
dengan penilaian terhadap situasi yang ada oleh kulit otak

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

4. Ciri-ciri Perkembangan Emosi Remaja.

Sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah sebagai


berikut :

a. Perubahan jasmani

b. Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua

c. Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya

d. Faktor Pandangan Luar

 Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten

 Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai – nilai yang berbeda untuk remaja
laki – laki dan perempuan.

 Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh fihak luar yang tidak bertanggung
jawab

e. Perubahan Interaksi dengan Sekolah

f. Kematangan Emosi

D. Perkembangan Bahasa

1. Pengertian Perkembangan Bahasa

Berdasarkan hasil –hasil penelitiannya maka para ahli psikologi perkembangan


mendefnisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai
kosakata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu
sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya. Perbandingan antara umur
kronologis dengan kemampuan berbahasa individu menunjukan perkembangan bahasa
individu yang bersangkutan.

2. Tahapan Perkembangan Bahasa

Secara umum, perkembangan keterampilan berbahasa pada individu menurut Berk


(1989) dapat dibagi ke dalam empat komponen, yaitu :

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

1. fonologi (phonology)

2. semantik (semantics)

3. tata bahasa (grammar), dan

4. pragmatic (pracmatics).

Dilihat dari perkembangan umur kronologis yang dikaitkan dengan perkembangan


kemampuan berbahasa individu , tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan ke
dalam tahap – tahap sebagai berikut :

a. Tahap pralinguistik atau meraba (0,3 – 1,0 tahun)

b. Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (1,0 – 1,8 tahun)

c. Tahap kalimat dua kata (1,6 – 2,0 tahun)

d. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0 – 5,0 tahun)

e. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0 -10,0 tahun)

f. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun – dewasa)

3. Hubungan Kemampuan Berbahasa Dengan Kemampuan Berpikir

Aktivitas berpikir individu sesungguhnya dibantu dengan menggunakan symbol –


symbol verbal dan hukum tata bahasa. Guna menggabungkan kata – kata menjadi suatu
kalimat yang bermakna betapa pun seseorang dalam berpikir tidak mengeluarkan kata –
kata secara eksplisit melainkan hanya di dalam hati, sesungguhnya ketika proses
berpikir itu teradi juga menggunakan bantuan bahasa - bahasa yang digunakannya
hanya dilafalkan di dalam hati. Contoh ketika seorang siswa mengerjakan soal – soal
ulangan atau ujian, tentu siswa tersebut akan memunculkan berbagai informasi yang ada
di dalam pikirannya sehubungan dengan soal – soal ulangan atau ujian tadi dan
mengekspresikannya dalam bahasa tertentu untuk dituangkan ke dalam jawaban siswa.

4. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat


dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang
dihasilkan oleh pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam
perilaku berbahasa.

5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

1. Kognisi. Tinggi – rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat


lambatnya perkembangan bahasa individu

2. Pola komunikasi dalam keluarga

3. Jumlah anak atau anggota keluarga. Sejumlah keluarga yeng memiliki banyak anak
atau banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi
komunikasi bervariasi dibandingkan keluarga yang hanya memiliki anak tunggal dan
tidak ada anggota keluarga lain selain keluarga inti.

4. Posisi urutan kelahiran Perkembangan bahasa anak yang posisi urutan kelahiran di
tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan
anak tengah memiliki arah komunikasi keatas maupun ke bawah.

5. Kedwibahasaan (bilingualism)

6. Status social ekonomi keluarga

7. Kondisi Lingkungan

E. Perkembangan Bakat Khusus

Guilford ( dalam Sunarto,2002) mengemukakan bahwa bakat itu mencakup 3 dimensi


Psikologis yaitu dimensi perceptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual.

1. Dimensi Perseptual. Dimensi perceptual meliputi kemampuan dalam mengadakan


persepsi dan ini meliputi faktor-faktor antara lain :

- Kepekaan indra

- Perhatian

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

- Orientasi waktu

- Luasnya daerah persepsi

- Kecepatan persepsi

2. Dimensi Psikomotor. Dimensi Psikomotor ini mencakup enam factor , yaitu factor :

- Kekuatan

- Impuls

- Kecepatan gerak

- Ketelitian yang terdiri dari dua macam yaitu Faktor kecepatan statis yang menitik
beratkan pada posisi dan factor kecepatan dinamis yang menitik beratkan pada gerakan.

- Koordinasi dan

- Keluwesans

3. Dimensi Intelektual. Dimensi ini meliputi 5 faktor yaitu:

- Faktor ingatan , mencakup substansi, relasi dan system

- Faktor ingatan mengenai pengenalan terhadap ; keseluruhan informasi, golongan


(kelas), hubungan-hubungan, bentuk atau struktur, dan kesimpulan.

– Faktor Evaluatif, mengenai: identitas, relasi-relasi, system dan penting tidaknya


problem.

– Faktor Berpikir Konvergen, yang meliputi factor untuk menghasilkan: nama-nama,


hubungan-hubungan, system-sisten, transformasi, dan implikasi-implikasi yang unik.

- Faktor Berpikir Divergen yang meliputi factor : Untuk menghasil unitunit, seperti
word fluency, ideational fluency, untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan,
kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan, untuk menghasilkan
system,seperti expressional fluency, untuk transformasi divergen, dan untuk menyu sun
bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.

a. Jenis – Jenis Bakat Khusus

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

Conny Semiawan dan Utami Munandar mengklasifikasikan jenis – jenis bakat khusus,
baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang,
yaitu :

1. bakat akademik khusus

2. bakat kreatif – produktif

3. bakat seni

4. bakat kinestetik/ psikomotorik, dan

5. bakat social.

b. Hubungan Antara Bakat dan Prestasi

Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar, 1992)
karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang
memiliki bakat matematika diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol
dalam bidang matematika. Prestasi yang menonjol dalam bidang matematika merupakan
cerminan dari bakat khususyang dimiliki dalam bidang tersebut.

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus

Ada sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang secara garis
besar dikelompokkan menjadi factor internal dan eksternal.

Factor internal:

1. Minat

2. motif berprestasi

3. keberanian mengambil resiko

4. keuletan dalam menghadapi tantangan, dan

5. kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul.

Faktor eksternal:

1. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

2. sarana dan prasarana

3. dukungan dan dorongan orang tua/ keluarga

4. lingkungan tempat tinggal, dan

5. pola asuh orang tua

d. Perbedaan Individual Dalam Bakat Khusus

Dilihat dari aspek apapun,setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individu juga memiliki bakat
khususnya masing – masing secara berbeda – beda.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB 4. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA


A. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan

Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode
tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan
membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas –tugas berikutnya. Akan tetapi,
kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi
tugas- tugas berikutnya

B. Jenis-Jenis Tugas Perkembangan Remaja

1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita.

2. Mencapai peran sosial pria dan Wanita

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannyua secara efektif

4. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya

5. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis

6. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan

7. Persiapan memasuki kehidupan berkeluarga

8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk


kompetensi kewarganegaraan

9. Mencapai dan mengharapkan tingkahlaku social yang bertanggung jawab

10. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan system etika sebagai pedoman tingkah
laku

C. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan Dengan Kehidupan Berkeluarga

Dari sekian banyak masalah penyesuaian diri dalam kehidupan berkeluarga atau
perkawinan, ada empat unsur utama yang penting bagi kebahagiaan perkawinan, yaitu:

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

1. Penyesuaian dengan pasangan 2. Penyesuaian seksual 3. Penyesuaian keuangan, dan


4. Penyesuaian dengan pihak keluarga masing – masing.

Bekaitan dengan empat penyesuaian diri remaja dalam kehidupan keluarga dan
perkawinan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut :

1. faktor yang mempengaruhi penyesuaian terhadap pasangan ialah konsep tentang


pasangan yang ideal, pemenuhan kebutuhan, kesamaan latar belakang, minat,
kepentingan bersama, kepuasan nilai, konsep peran, dan perubahan dalam pola hidup.

2. Faktor penting yang mempengaruhi penyesuaian seksual ialah perilaku seksual,


pengalaman seksual masa lalu, dorongan seksual, pengalaman seksual marital awal,
serta sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi.

3. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan pihak keluarga pasangan ialah
seterotipe tradisional, keinginan untuk mandiri, fanatisme keluarga, mobilitas sosial,
anggota keluarga berusia lanjut, dan bantuan keuangan keluarga pasangan.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB 5. KEBUTUHAN DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA


A. Teori Kebutuhan

Manusia sebagai makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas.
Bagi manusia kepuasan itu sifatnya sementara jika suatu kebutuhan telah terpuaskan,
maka kebutuhan-kebutuhan yang lainnya akan muncul menuntut pemuasan begitu
seterusnya. Maslow (Gable, 1987) mengemukakan hierarki kebutuhan dari yang paling
dasar sampai yang paling tinggi, yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis

2. Kebutuhan ingin rasa aman

3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang

4. Kebutunan penghargaan

5. Kebutuhan ingin rasa tahu

6. Kebutuhan estetik

7. Kebutuhan pertumbuhan

8. Kebutuhan aktualisasi diri

B. Kebutuhan Remaja Dalam Perkembangannya

1. Kebutuhan akan kasih saying

2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok

3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri

4. Kebutuhan untuk berprestasi

5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain sangat penting

6. Kebutuhan untuk dihargai

7. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

C. Perbedaan Kebutuhan Remaja Usia Sekolah Menengah

Murray mencoba memilahkan kebutuhan social menjadi 20 kebutuhan yang dapat


dijelaskan sebagai berikut:

1. Abasement Needs ( n Aba ), yaitu kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila
berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain, merasa perlu mendapat
hukuman apabila berbuat kesalahan, merasa lebih baik menghindar dari perkelahian

2. Need for Achievement (n Ach), adalah kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhan untuk
melakukan sesuatu dengan sungguh – sungguh, dorongan untuk mencapai hasil sebaik
mungkin, melaksanakan tugas yang menuntut keterampilan dan usaha, dikenal
otoritasnya, mengerjakan tugas yang sangat berarti, mengerjakan pekerjaan yang sulit
sebaik mungkin

3. Need for Affiliation (n Aff), adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain
seperti teman sebaya, setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok sebaya, mengerjakan
sesuatu untuk teman

4. Need for Aggression (n Agg), yaitu kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan ,
menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya, menyampaikan pandangan tentang
jalan pikiran orang lain, mengecam orang lain secara terbuka, mempermainkan orang
lain

5. Autonomy Needs (n Aut), yaitu kebutuhan untuk bertindak secara mandiri,


menyatakan kebebasan diri untuk berbuat atau mengatakan apapun, bebas dalam
mengambil keputusan, melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan orang lain,
menghindari pendapat orang lain, menghindari tanggung jawab atau tugas dari orang
lain.

6. Counteraction, yaitu kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah
mapan, seperti sebagai oposisi.

7. Defendance needs, yaitu kebutuhan untuk bergantung pada diri sendiri.

8. Deference needs (n Def), adalah kebutuhan untuk meniru orang lain, hormat kepada
orang lain, dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain, menemukan apa yang
diharapkan orang lain, mengikuti perintah dan apa yang diharapkan orang lain,

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

memberikan hadiah kepada orang lain, memuji pekerjaan orang lain, menerima
kepemimpinan orang lain

9. Needs for Dominance (n Dom), atau kebutuhan mendominasi , yaitu kebutuhan untuk
menguasai lingkungan manusia, membantah pendapat orang lain, ingin menjadi
pemimpin kelompoknya, ingin dipandang sebagai pemimpin orang lain, ingin selalu
terpilih sebagai pemimpin

10. Exhibition (N Exh) atau kebutuhan pamer diri yaitu kebutuhan untuk memamerkan
diri, menarik perhatian orang lain, memperlihatkan diri agar menjadi pusat perhatian
orang lain, dorongan untuk menceritakan keberhasilan dirinya,

11. Harmavoidance yaitu kebutuhan untuk menghindari ketidaknyamanan.

12. Infavoidance yaitu kebutuhan untuk menghindari kegagalan

13. Nurturance (n Nur), yaitu kebutuhan untuk membantu orang yang memerlukan
bantuan, membantu orang lain yang kurang beruntung, memperlakukan orang lain
dengan baik dan simpatik, memaafkan orang lain

4. Order (n Ord) adalah kebutuhan teratur yaitu kebutuhan untuk melakukan sesuatu
dengan teratur, dorongan untuk melakukan pekerjaan dengan rapi, membuat rencana
sebelum memulai tugas yang sulit

15. Play, yaitu kebutuhan untuk bermain, mencari kesengan

16. Rejection, yaitu kebutuhan untuk menolak orang lain.

17. Sentience, yaitu kebutuhan untuk mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.

18. Sex, yaitu kebutuhan untuk membangun hubungan yang bersifat erotis.

19. Succorance (Suc) adalah kebutuhan untuk mencari bantuan dari orang lain apabila
mendapatkan kesulitan, mengharapkan orang lain, mengharapkan orang lain berbaik
hati kepadanya, mengharapkan simpati dari orang lain

20. Understanding adalah kebutuhan untuk menganalisis dan mencari jawaban


sementara (hipotesis).

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB 6. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI


A. Materi Konsep Diri

Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan
dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana
cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri,
dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita
harapkan.

b. Dimensi Konsep Diri

Pengetahuan. Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang
diri sendiri atau penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri
saya

Harapan. Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan atau diri yang dicita-
citakan dimasa depan.

Penilaian. Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita sendiri.
Penilaian diri sendiri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita
sebagai pribadi.

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsep Diri

a. Usia kematangan

b. Penampilan diri

c. Nama dan julukan

d. Hubungan keluarga

e. Teman-teman sebaya

f. Kreativitas

g. Cita-cita

D. Perkembangan Konsep Diri Remaja

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Kita tidak dilahirkan dengan
konsep diri tertentu. Bahkan ketika kita lahir, kita tidak memiliki konsep diri, tidak
memiliki pengetahuan tentang diri, dan tidak memiliki pengharapan bagi diri kita
sendiri, serta tidak memiliki penilaian apa pun terhadap diri kita sendiri. Dengan
demikian, konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa
pertumbuhan hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orangtua turut
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang.

E. Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)

Abstract and idealistic

Differentiated. Dibandingkan dengan anak yang lebih muda, remaja lebih mungkin
untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin
terdiferensiasi. Dibandingkan dengan anak yang lebih muda, remaja lebih mungkin
untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin
terdiferensiasi.

Contradictions within the self.

The Fluctiating Self.

Real and Ideal, live and False Selves.

Social Comparison.

Self-Conscious

Self-Protective

Unconscious

Self-Integration

F. Konsep Diri dan Perilaku

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku seseorang.
Bagaimana seseorang memandang dirinya akan tercermin dari keseluruhan perilakunya.

G. Konsep Diri dan Prestasi Belajar

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah,
atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi, serta
menunjukkan hubungan antar pribadi yang positif pula.

Siswa yang memandang dirinya negatif ini, pada giliran-nya akan menganggap
keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan lebih
mereka kebetulan atau karena faktor keberuntungan saja. Lain halnya dengan siswa
yang memandang dirinya positif akan menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja
keras dan karena faktor kemampuannya.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB 7. PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA
A. Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjusment atau personel
adjustment. Pengertian penyesuaian diri menurut Sekneiders dapat ditinjau dari tiga
sudut pandang yaitu :

1. Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation)

2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konfornitas (confornity)

3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)

B. Proses Penyesuaian Diri

Proses penyesuaian diri memiliki tiga unsur yaitu:

1. Motivasi. Ditinjau dari latar belakang perkembangannya, pada mulanya penyesuaian


diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation) Padahal adaptasi ini pada umumnya
lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis.

2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity). Ada juga penyesuaian diri
diartikan sama dengan penyesuian yang mencakup konfornitas terhadap suatu norma

3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Sudut pandang berikutnya


adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu
kemampuan untuk merencanakan dari mengorganisasikan respons dalam cara-cara
tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi.

C. Karakteristik Penyesuaian Diri Remaja

1. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya

2. Penyesuaian diri remaja terhadap Pendidikan

Masa krisis identitas atau masa topan dan badai pada diri remaja seringkali
menimbulkan kendala dalam penyesuaian diri terhadap kegiatan belajarnya. Pada
umumnya, remaja sebenarnya mengetahui bahwa untuk menjadi orang yang sukses
harus rajin belajar. Namun, karena dipengaruhi oleh upaya pencarian identitas diri yang

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

kuat menyebabkan mereka seringkali lebih senang mencari kegiatan-kegiatan selain


belajar tetapi menyenangkan bersama-sama dengan kelompoknya.

3. Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan

Secara fisik, remaja telah menglami kematangan pertumbuhan fungsi seksual sehingga
perkembangan dorongan seksual juga semakin kuat.

4. Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial

5. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan waktu luang

Waktu luang remaja merupakan kesempatan untuk memenuhi doirongan bertindak


bebas. Namun, di sisi lain, remaja dituntut mampu menggunakan waktu luang untuk
kegiatan-kegiatan, yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Jadi dalam konteks
ini, upaya penyesuaian diri remaja adalah melakukan penyesuaian antara dorongan
kebebasannya serta inisiatif dan kreativitasnya dengan kegiatankegiatan yang
bermanfaat. Dengan demikian penggunaan waktu ruang akan menunjang
pengembangan diri dan manfaat sosial.

6. Penyesuaian Diri Remaja Terhadap Penggunaan Uang.

7. Penyesuaian Diri Remaja Terhadap Kecemasan Konflik dan Frustrasi.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Remaja

1. Kondisi Fisik

2. Kepribadian

Unsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuaian diri adalah :


kemauan dan kemampuan untuk berubah (modifiability), pengaturan diri (self-
regulation), realisasi diri (self-realization), dan intelegensi

3. Edukasi/Pendidikan

4. Lingkungan

Lingkungan Keluarga merupakan lingkungan utama yang sangat penting atau bahkan
tidak ada yang lebih penting dalam kaitannya. Dengan penyesuaian diri individu, unsur-
unsur didalam keluarga, seperti konstelasi keluarga, interaksi orang tua dengan anak,

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

dan gangguan dalam keluarga, akan berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu
anggotanya

5. Agama dan Budaya

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB 8. PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA


SEKOLAH MENEGAH
A. Masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fisik dan
psikomotorik

1. adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta kepesatan laju
perkembangan fisik anta individual atau kelompok (wanita lebih cepat sekitar 1-2 tahun
dari pria ) menimbulkan kecanggungan-kecanggungan bergaul satu sama lain.

2. Perkembangan ukuran-ukuran tinggi dan berat badan yang kurang proporsional juga
dapat membawa akses psikologis tertentu

3. Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala –gejala
emosional tertentu seperti perasaan malu.

4. Matangnya organ reproduksi membutuhkan pemuasan biologis , kalau tidak


terbimbing oleh norma-norma tertentu dapat mendorong remaja melakukan masturbasi,
home seksual atau mencoba heteroseksual

B. Masalah-masalah yang mungkin timbul berkenaan dengan perkembangan bahasa dan


prilaku kognitif.

1. Bagi individu tertentu memepelajari bahasa asing bukanlah merupakan hal yang
menyenanangkan. Kelemahan-kelemahan dalam fonetik misalnya juga dapat merupakan
bahan cemoohan , yang berakibat sikap negatif terhadap pelajaran guru bahasa asing
yang bersangkutan, benci gurunya dan juga pelajarannya.

2. Inteligensi juga merupakan kapasitas dasar belajar bagi yang dianugrahi IQ yang
tinggi (superior) atau di bawah rata-rata (slow learner) , kalau kurang bimbingan yang
memadai akan membawa akses psikologis ; under achiever-prestasinya di bawah
kapasitasnya karena malas atau nakal . “infeority compleks”-rasa rendah diri karena
tidak pernah mastery atau mencapai hasil yang diharapkan dalam belajarnya.

3. Kadang-kadang terjadi ketidakselarasan antara keinginan atau minat seseorang


dengan bakat khusus (aptitudes) nya sering membawa kesulitan juga dalam memilih
program atau jurusan sekolah yang akan dimasukinya. Banyak kegagalan studi mungkin
bersumber pada pilihan yang kurang tepat ini.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

C. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan prilaku social, moralitas dan
keagamaan

1. Keterikatan hidup dalam “gang” (per group) yang tidak terbimbng mudah
menimbulkan kenakalan remaja yang berbentuk perkelahian antar kelompok, pencurian,
perampokan, prostitusi, dan bentuk-bentuk anti-social lainnya.

2. Konflik dengan orangtua yang mungkin berakibat tidak senang di rumah bahkan ada
yang lari meninggalkan rumah.

D. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan prilaku afektif, konatif, dan
kepribadian.

1. Mudah sekali melakukan gerakan atau kegiatan untuk melampiskan ketengangan


emosionalnya meskipun ia tidak mengetahui maksud yang sebenarnya dari Tindakan-
tindakannya itu. Mudah terlibat kegiatan–kegiatan “masa” yang melibatkan remaja dan
bercirikan remaja.

2. Ketidak mampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar terintegrasikan


dan sistesis fungsi-fungsi psiko-fisisnya yang berlanjut akan sukar pula menemukan
identitas pribadinya . Ia akan hidup dalam suasasana adolesentisme (remaja yang
berkepanjangan ) meskipun usianya sudah menanjak dewasa

E. Masalah Tawuran Remaja

 Pengertian Dan Berbagai Kasus Tawuran

Tawuran adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok
masyarakat yang disebabkan kurangnya komunikasi antar pihak terkait dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. contoh kasus tawuran pernah terjadi di Medan pada
saat Hari Guru

 Faktor- faktor yang menyebabkan tawuran pelajar

a. Faktor Internal

1. Lemahnya Pertahanan Diri

2. Kurangnya Kemampuan Dalam Menyesuaikan Diri

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

3. Kurangnya Dasar-dasar Keimanan di Dalam Diri Pelajar

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan Yang Tidak Kondusif

2. Faktor Lingkungan Sekolah

3. Faktor Geng

4. Faktor Ekonomi

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB 9. IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USI ASEKOLAH MENENGAH


TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
A. Implikasi Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik

Dengan memperhatikan perkembangan fisik anak usia sekolah menengah, pendidikan


seyogyanya menerapkan suatu model pendidikan yang memisahkan pria dan wanita
pada saat menjelaskan perkembangan anatomi dan fisiologi. Umpamanya dalam
pelajaran biologi atau bisa juga dalam pelajaran pendidikan jasmanai dan kesehatan
ketika menjelaskan pokok bahasan tentang anatomi manusia, sebaiknya kelas pria dan
wanita dipisah supaya anak dapat dengan bebas menanyakan segala hal yang berkaitan
erat dengan perkembangan dirinya. Pendidikan jenis kelamin (lebih dikenal dengan
pendidikan seks) hendaknya diberikan secara bijaksana, supaya anak dapat mengenal
lebih jauh tentang segala hal yang berkaitan dengan seks. Orang tua di rumah
hendaknya membuka peluang untuk berdialog dengan putra – putrinya yang
berhubungan dengan pendidikan seks. Jangan tabu untuk membicarakan tentang seks
kepada remaja. Remaja lebih baik bertanya pada orang tua ataupun guru daripada
bertanya kepada pihak – pihak yang justru akan menjerumuskan mereka.

B. Implikasi Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif

Guru hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan


individual siswa sekolah menengah. Guru sebaiknya menerapkan pendekatan
pembelajaran individual, atau dalam kelompok – kelompok kecil (small group-based
instruction) untuk siswa – siswa yang unggul dan siswa – siswa yang lambat. Guru juga
dapat mengembangkan model pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa
unggul memberikan imbas terhadap siswa yang lambat (semacam tutor sebaya dan
bimbingan teman sebaya).

C. Implikasi Perilaku Sosial,Moralitas dan Keagamaan

Implikasi dari perkembangan perilaku social, moral dan keagamaan anak usia sekolah
menengah adalah pendidikan hendaknya dilaksanakan dalam bentuk kelompok
-kelompok belajar, atau perkumpulan remaja yang positif. Sekolah hendaknya
menciptakan suasana dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan terbentuknya
kelompok – kelompok remaja yang mempunyai tujuan dan program – program kegiatan

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

yang positif berdasarkan minat siswa. Sekolah hendaknya mengaktifkan kelompok –


kelompok kegiatan kepramukaan, keolahragaan, kelompok kesenian, kelompok palang
merah remaja, kelompok patroli keamanan sekolah, pencak silat, kelompok ilmiah
remaja, kelompok remaja mesjid, kelompok pecinta alam, atau kelompok lain sesuai
dengan minat siswa.

D. Implikasi Perilaku Apektif, Konatif dan Kepribadian

Remaja menuntut pemberian contoh perilaku keteladanan dari orang tua, pendidik, para
elit politik, para pejabat, dan tokoh – tokoh idola anak usia sekolah menengah.
Ambivalensi penerapan nilai dalam berbagai tataran masyarakat dengan di sekolah akan
menambah kebingungan anak remaja. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan
peluang bagi anak usia sekolah menengah untuk belajar bertanggung jawab.

E. Implikasi Perkembangan Emosi Remaja terhadap Penyelenggaraan pendidikan

a. Pengembangan Keterampilan Emosional

Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan emosional individu


adalah

1. Mengidentifikasi dan memberi nama atau label perasaan

2. Mengungkapkan perasaan

3. Menilai intensitas perasaan

4. Mengelola perasaan

5. Menunda perasaan

6. Mengendalikan dorongan hati

7. Mengurangi stress

8. Memahami perbedaan

b. Pengembangan Keterampilan kognitif

Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif individu


adalah sebagai berikut :

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

1. Belajar melakukan dialog batin sebagai cara untuk menghadapi dan mengatasi
masalah atau memperkuat perilaku diri sendiri.

2. Belajar membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial, misalnya mengenali


pengaruh sosial terhadap prilaku dan melihat diri sendiri dalam persfektif masalah yang
lebih luas.

3. Belajar menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan


keputusan, misalnya mengendalikan dorongan hati, menentukan sasaran,
mengidentifikasi tindakan-tindakan alternatif, dan memperhitungkan akibat-akibat yang
mungkin timbul.

4. Belajar memahami sudut pandang orang lain ( empati )

5. Belajar memahami sopan santun, yaitu perilaku mana yang dapat diterima dan tidak.

6. Belajar bersikap positif

7. Belajar mengembangkan kesadaran diri, misalnya mengambangkan harapan yang


realistis tentang diri sendiri.

c. Pengembangan Keterampilan Perilaku

Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan individu adalah


sebagai berikut :

1. Mempelajari komunikasi non-Verbal, misalnya berkomunikasi melalui pandangan


mata, eksprsi wajah, gerak-gerik, posisi tubuh, dan sejenisnya.

2. Mempelajari komunikasi verbal, misalnya mengajukan permintaan dengan jelas,


mendeskripsikan sesuatu pada orang lain dengan jelas, menanggapi kritik secara efektif,
menolak pengaruh negatif, mendengarkan orang lain, dan ikut serta dalam kelompok-
kelompok kegiatan positif yang banyak menggunakan komunikasi verbal.

3. Belajar mengembangkan kesadaran diri, caranya adalah mengamati sendiri dan


mengenali perasaan sendiri, menghimpun kosakata untuk mengungkapkan perasaan,
serta memahami hubungan antar pikiran, perasaan, dan respon emosional.

4. Belajar mengambil keputusan pribadi, caranya adalah mencermati tindakan-tindakan


dan akibat-akibatnya, memahami apa yang menguasai suatu keputusan, pikiran dan

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

perasaan, serta menerapkan pemahaman ini ke masalah-masalah yang cukup berat,


seperti masalah seks dan obat terlarang.

5. Belajar mengelola perasaan, caranya adalah memantau pembicaraan sendiri untuk


menangkap pesan-pesan negatif yang terkandung didalamnya, menyadari apa yang ada
dibalik perasaan (Misalnya, sakit hati yang mendorong amarah ), menemukan cara
untuk menangani rasa takut, cemas , amarah, dan kesedihan.

6. Belajar menangani stress, caranya adalah mempelajari pentingnya berolahraga,


perenungan terarah, dan metode relaksasi.

7. Belajar berempati, caranya adalah memahami perasaan dan masalah orang lain,
berpikir dengan sudut pandang orang lain, serta menghargai perbedaan perasaan orang
lain mengenai sesuatu.

8. Belajar berkomunikasi, caranya adalah berbicara mengenai perasaan secra efektif,


yaitu belajar menjadi pendengar dan penanya yang baik. Membedakan antara apa yang
dilakukan atau yang dikatakan seseorang dalam reaksi atau penilaian diri sendiri tentang
sesuatu, serta mengirimkan pesan dengan sopan dan bukannya mengumpat.

9. Belajar Membuka Diri, caranya adalah menghargai keterbukaan dan membina


kepercayaan dalam suatu hubungan serta mengetahui situasi yang aman untuk
membicarakan tentang perasaan diri sendiri

10. Belajar mengambangkan pemahaman, caranya adalah mengidentifikasi pola-pola


kehidupan emosional dan reaksi-rekasinya serta mengenali pola-pola serupa pada orang
lain.

11. Belajar Menerima diri Sendiri, caranya adalah merasa bangga dan memandang diri
sendiri dari sisi positif, mengenali dan memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri,
serta belajar mampu untuk menertawakan diri sendiri.

12. Belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi, caranya adalah belajar rela
memikul tanggungjawab, mengenali akibat-akibat dari keputusan dan tindakan pribadi,
serta menindak lanjuti komitmen yang telah dibuat dan disepakati.

13. Belajar mengembangkan ketegasan, caranya adalah dengan mengungkapkan


keprihatinana dan perasaan anda tanpa rasa marah atau berdiam diri.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

14. Mempelajari dinamika kelompok, caranya adalah mau bekerjasama, memahami


kapan dan bagaimana memimpin, serta memahami kapan harus mengikuti.

15. Belajar menyelesaikan konflik, caranya adalah bagaimana melakukan konfrontasi


secara jujur dengan orang lain, orang tua, atau guru, serta memahami contih
penyelesaian menang-menang ( win-win solution) untuk merundingkan atau
menyelesaikan suatu perselisihan

F. Implikasi Perkembanngan Konsep Diri

Guru perlu melakukan berbagi usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan konsep
diri anak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru; diantaranya adalah :

1. Membuat siswa anmendapat dukungan dari guru

2. Membuat siswa merasa bertanggung jawab

3. Membuat siswa merasa mampu

4. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis

5. Membantu siswa menilai diri mereka secara realistis

6. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis

G. Implikasi Tugas – Tugas Perkembangan Remaja Bagi Pendidikan

Tugas – tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena akan
membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam rangka membantu
remaja tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan


– kegiatan non akademik melalui berbagai perkumpulan, misalnya perkumpulan
penggemar olahraga sejenis, kesenian, dan lain – lain.

2. Apabila ada remaja putra atau putri bertingkah laku yang tidak sesuai dengan jenis
kelaminnya, mereka perlu dibantu melalui bimbingan dan konseling. Demikian juga,
apabila seorang wanita lebih mementingkan studi dan kariernya daripada menaruh
perhatiannya menjadi seorang ibu, hendaknya sekolah turut membantunya agar mereka
mampu menerima peranannya sebagai wanita.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

3. Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba dalam


kegiatan kelompoknya sendiri. Perlu diberikan penjelasan melalui bidang studi biologi
dan ilmu kesehatan bahwa pada diri remaja sedang terjadi perubahan jasmani yang
bervariasi. Kepada siswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
perkembangan jasmani itu.

4. Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai
dengan minat dan keinginannnya, sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang
dianutnya, dan membantu siswa mendapatkan pendidikan yang bermanfaat untuk
mempersiapkan diri memasuki pekerjaan.

Ada sejumlah tugas perkembangan remaja yang penting, yaitu :

a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita.

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.

d. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang – orang dewasa lainnya.

e. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis;

f. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan;

g. Persiapan untuk memasuki kehidupan berkeluarga;

h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk


kompetensi kewarganegaraan;

i. Memperoleh suatu himpunan nilai – nilai dan system etika sebagai pedoman tingkah
laku.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB III. PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN
 Dari aspek tata letak, buku ini sudah rapi peletakan kalimat-kalimatnya.
Penggunaan huruf kapital juga sudah tepat sehingga memudahkan untuk
mengerti isi buku. Untuk tata Bahasa, buku ini memakai bahasa baku dan mudah
dimengerti
 Adanya rangkuman di setiap bab, sehingga mempermudahkan pembaca
menangkap inti materi setiap bab
 Di setiap bab terdapat daftar pustaka untuk memudahkan pembaca mengetahui
sumber materi dari buku itu
 Di setiap bab terdapat evaluasi berupa soal-soal yang diberikan kepada pembaca
supaya mengasah pemahaman pembaca terhadap materi
 Dilihat dari isi buku, buku ini banyak memiliki teori atau pendapat seorang
ilmuwan
 Terdapat penggunaan Bahasa asing yang disertai artinya dalam Bahasa
Indonesia sehingga menambah kosakata pembaca
 Pembahasan di buku Perkembangan Peserta Didik ini sangat lengkap dalam
mebahas kajian materi

B. KEKURANGAN
 Di dalam buku ini terlalu banyak kalimat-kalimat yang tidak terlalu penting
sehingga membuat tampilan teks begitu banyak dan termasuk pemborosan kata
 Terdapat beberapa kesalahan penulisan kata dan penggunaan tanda baca

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)


lOMoARcPSD|31563396

BAB IV. KESIMPULAN

KESIMPULAN
Perkembangan peserta didik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
kita sebagai pendidik dalam bersikap dan bertindak kepada peserta didik/individu dalam
menjalani proses perkembangan yang terjadi pada mereka, yang dimana proses
perkembangan tersebut dipengaruhi faktor-faktor secara keseluruhan yang ada di muka
bumi ini. Serta di dalam proses perkembangan tersebut diikutkan dengan yang namanya
pertumbuhan.

SARAN
Secara keseluruhan isi yang terdapat dalam buku Perkembangan Peserta
Didik ini sangat layak untuk dijadikan buku pegangan bagi mahasiswa atau pembaca
karena selain informasi yang disajikan lengkap dan memudahkan pembaca memahami
materi Perkembangan Peserta Didik.

Downloaded by Dian Andri Purba (dianpurba1348@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai