CBR PPD Studevelopment 20212022
CBR PPD Studevelopment 20212022
Skor Nilai:
Perkembangan Peserta Didik
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat, dan kekuatan, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Review untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Saya tidak lupa juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang mendukung saya lewat materi dan
moril
Saya menyadari bahwa penyusunan Critical Book Review ini dapat terselesaikan
karena berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu
saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Sri
Milfayetty selaku Dosen Pengampu yang telah membimmbing saya dan teman-teman,
Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesmpurnaan,untuk itu saya
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan senlajutnya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan dapat menambah pengetahuan kita
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. TUJUAN PENULISAN CRITICAL BOOK REVIEW.........................................4
C. MANFAAT CRITICAL BOOK REVIEW.............................................................4
BAB II. ISI BUKU............................................................................................................5
BAB 1. HAKEKAT PERKEMBANGAN....................................................................5
BAB 2. TEORI PERKEMBANGAN..........................................................................10
BAB 3. PERKEMBANGAN REMAJA......................................................................14
BAB 4. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA.........................................25
BAB 5. KEBUTUHAN DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA..................27
BAB 6. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI.............................................................30
BAB 7. PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA.............................................................................................33
BAB 8. PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA
SEKOLAH MENEGAH..............................................................................................36
BAB 9. IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USI ASEKOLAH MENENGAH
TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN.............................................39
BAB III. PEMBAHASAN..............................................................................................45
A. KELEBIHAN..........................................................................................................45
B. KEKURANGAN.....................................................................................................45
BAB IV. KESIMPULAN................................................................................................46
KESIMPULAN............................................................................................................46
SARAN........................................................................................................................46
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan Peserta Didik memiliki arti suatu tahapan perubahan
seorang peserta didik baik fungsi-fungsi,pola pikir,moral, fisik, maupun
psikisnya menuju tahapan selanjutnya yang saling berkesinambungan.
Mempelajari perkembangan peserta didik merupakan suatu keharusan bagi
setiap pendidik.
(b) aspek psikis: perubahan imajinasi dan yang fantasi ke realitas; dan perubahan
perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada
orang lain (kelompok teman sebaya).
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama;
(a) tanda-tanda fisik: lenyapnya kelenjar Thymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak
pada bagian dada, kelenjar Pineal pada bagian bawah otak, rambut-rambut halus dan
gigi susu,
(b) tanda-tanda psikis: lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerakgerik kanak-
kanak (seperti merangkak) dan perilaku impulsif (dorongan untuk banertl indak sebelum
berpikir).
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru;
(a) tanda-tanda fisik: pergantian gigi dan karakteristik seks pada usia remaja, baik
primer (menstruasi pada anak wanita, dan mimpi “basah” pada anak pria), maupun
sekunder (perubahan pada anggota tubuh: pinggul dan buah dada pada wanita; kumis,
jakun, suara pada anak pria),
(b) tanda-tanda psikis: seperti berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang
berhubungan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama
B. Prinsip-Prinsip Perkembangan
1. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending
Process)
2. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu
sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif di
antara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami
gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam
perkembangau aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan
mengalami kelabilan emosionalnya. Demikian juga sebaliknya anak yang sehat akan
mengalami perkembangan yang lancar. Walaupun ada kasus-kasus tertentu pada masa
perkembangan seperti yang dialami anak cacat atau anak yang berkelainan.
3. Perkembangan Mengikuti Pola
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap
perkembangan merupakan hasil perkembangan dan tahap sebelumnya yang merupakan
prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang
anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.
4. Perkembangan Terjadi Pada Tempo Yang Berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo
yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat), Umpamanya:
(a) otak mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6- 8 tahun;
(b) tangan, kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada masa
remaja
5. Setiap Fase Perkembangan Mempunyai Ciri Khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sampai usia dua tahun, anak memusatkan
untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara
6. Setiap Individu Yang Normal Akan Mengalami Tahap/Fase Perkembangan Prinsip ini
berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu
akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan
masa tua.Tidak ada seorangpun yang tidak mengalami tahap tersebut.
7. Prinsip Kematangan
Prinsip ini berpendapat bahwa usaha belajar bergantung pada tingkat kematangan yang
dicapai anak. Hal ini berarti bahwa tidak ada gunanya melakukan usaha belajar kalau
yang bersangkutan belum matang untuk melaksanakan usaha tersebut
C. Fase-Fase Perkembangan
1. Pengertian Dan Kriteria Menentukan Fase Perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah
laku tertentu.
a. Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisis Biologis
Sekelompok ahli menentukan pembabakan itu berdasarkan keadaan atau proses
pertumbuhan tertentu sebagai berikut.
1) Aristoteles
Tahap I: dari 0 sampai 7 tahun (masa anak kecil atau masa bermain).
Tahap II: dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).
Tahap III: dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja, pubertas, masa peralihan
dan usia anak menjadi orang dewasa).
2) Kretscmer
Dalam hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada umumnya
individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat
dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada masa kegoncangan itu evolusi berubah
menjadi revolusi. Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh semua orang. Selama
masa perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa kegoncangan dua kali,
yaitu (a) pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan (b) pada permulaan masa
pubertas.
2) dari masa kegoncangan pertama sampai pada masa kegoncangan kedua yang biasa
disebut nasa keserasian bersekolah dan
3) dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa
kematangan.
A. Teori-teori Psikoanalisis
1. Teori Freud
2. Teori Erikson
Perkembangan fisik adalah perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang yang
dikarenakan perkembangan yang dimana perubahan tersebut tejadi secara sadar maupun
tidak sadar. Biasanya perubahan yang paling signifikan terjadi pada masa remaja awal
sampai remaja akhir (SMP dan SMA)
1. Faktor internal
b. Kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi, tetapi kalau saat
kematangan belum sampai, pertuimbuhan akan tertunda.
2. Faktor eksternal
a. Kesehatan
b. makanan
c. Stimulasi lingkungan
B. Perkembangan Intelektual
istilah intelect berarti antara lain, (1) kekuatan mental di man manusia dapat berpikir,
(2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktifitas yang berkenaan
dengan berpikir, ( misalnya untuk menghubungkan, menimbang dan memahami, dan (3)
kecakapan , terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir.
1. Tahap Sensori – Motoris Tahap ini dialami pada usia 0 – 2 tahun. Pada tahap ini, anak
berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan –
kecenderungan sensori – motoris yang sangat jelas.
2. Tahap Praoperasional Tahap ini berlangsung pada usia 2 – 7 tahun. Tahap ini disebut
juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan
yang ditandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak
didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap -
sikap yang diperoleh dari orang – orang yang bermakna, dan lingkungan sekitarnya
3. Tahap Operasional Konkret. Tahap ini berlangsung antara usia 7 – 11 tahun. Pada
tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai
berkembang rasa ingin tahunya.
4. Tahap Operasional Formal. Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas.
Pada tahap ini, menurut Piaget, interaksinya dengan lingkungan sudah amat luas,
menjangkau banyak teman sebayanya bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan
orang dewasa.
c. individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk
mengkategorikan pengalaman.
b. individu telah mampu mengemukakan alasan – alasan dalam menyatakan ide – ide
c. individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret,
meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat
1.berpikir imajinatif
2.berbahasa egosentris
Tahap operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu
dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka
alami.
a. individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi
b. individu mulai mampu berpikir logis dengan objek – objek yang abstrak
e. Individu mulai mampu untuk mengintropeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri
sendiri tercapai.
C. Perkembangan Emosi
1. Pengertian Emosi
Diambil dari Oxford English Dictionary yang memaknai emosi sebagai setiap kegiatan
atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat yang meluap
–luap. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan
pikiran – pikiran yang khas, suatu keadan biologis dan psikologis, dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak
a. Amarah
b. Kesediahn
c. Rasa takut di dalam yang meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was – was,
perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenaga, ngeri, kecut, panik dan phobia.
g. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau
muntah.
h. Malu, di dalamnya meliputirasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib,
dan hati hancur lebur.
Ada juga sejumlah teori emosi yang lain yang juga menjelaskannya. Adapun terori –
teori tersebut adalah sebagai berikut :
Teori Sentral
Menurut teori ini, individu mengalami emosi lebih dahulu, baru kemudian mengalami
perubahan – perubahan dalam jasmaninya.
Teori Peripheral
Menurut teori ini dikatakan bahwa gejala – gejala kejasmanian atau tingkah laku
seseorang bukanlah merupakan akibat dari emosi, melainkan emosi yang dialami oleh
individu itu sebagai akibat dari gejala – gejala kejasmanian
Teori Kepribadian
Teori Ini mengemukakan bahwa reaksi yang mendalam dari kecepatan jantung yang
semakin bertambah akan menambah cepatnya aliran darah menuju ke urat – urat,
hambatan pada pencernaan, pengembangan atau pemuaian pada kantung – kantung di
dalam paru – paru dan proses lainnya yang mencirikan secara khas keadaan emosional
seseorang, kemudian menyiapkan organisme untuk melarikan diri atau berkelahi, sesuai
dengan penilaian terhadap situasi yang ada oleh kulit otak
a. Perubahan jasmani
Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai – nilai yang berbeda untuk remaja
laki – laki dan perempuan.
Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh fihak luar yang tidak bertanggung
jawab
f. Kematangan Emosi
D. Perkembangan Bahasa
1. fonologi (phonology)
2. semantik (semantics)
4. pragmatic (pracmatics).
3. Jumlah anak atau anggota keluarga. Sejumlah keluarga yeng memiliki banyak anak
atau banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi
komunikasi bervariasi dibandingkan keluarga yang hanya memiliki anak tunggal dan
tidak ada anggota keluarga lain selain keluarga inti.
4. Posisi urutan kelahiran Perkembangan bahasa anak yang posisi urutan kelahiran di
tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan
anak tengah memiliki arah komunikasi keatas maupun ke bawah.
5. Kedwibahasaan (bilingualism)
7. Kondisi Lingkungan
- Kepekaan indra
- Perhatian
- Orientasi waktu
- Kecepatan persepsi
2. Dimensi Psikomotor. Dimensi Psikomotor ini mencakup enam factor , yaitu factor :
- Kekuatan
- Impuls
- Kecepatan gerak
- Ketelitian yang terdiri dari dua macam yaitu Faktor kecepatan statis yang menitik
beratkan pada posisi dan factor kecepatan dinamis yang menitik beratkan pada gerakan.
- Koordinasi dan
- Keluwesans
- Faktor Berpikir Divergen yang meliputi factor : Untuk menghasil unitunit, seperti
word fluency, ideational fluency, untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan,
kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan, untuk menghasilkan
system,seperti expressional fluency, untuk transformasi divergen, dan untuk menyu sun
bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka.
Conny Semiawan dan Utami Munandar mengklasifikasikan jenis – jenis bakat khusus,
baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang,
yaitu :
3. bakat seni
5. bakat social.
Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi (Utami Munandar, 1992)
karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Orang yang
memiliki bakat matematika diprediksikan mampu mencapai prestasi yang menonjol
dalam bidang matematika. Prestasi yang menonjol dalam bidang matematika merupakan
cerminan dari bakat khususyang dimiliki dalam bidang tersebut.
Ada sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang secara garis
besar dikelompokkan menjadi factor internal dan eksternal.
Factor internal:
1. Minat
2. motif berprestasi
Faktor eksternal:
Dilihat dari aspek apapun,setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individu juga memiliki bakat
khususnya masing – masing secara berbeda – beda.
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode
tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan
membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas –tugas berikutnya. Akan tetapi,
kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi
tugas- tugas berikutnya
1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita.
4. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
10. Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan system etika sebagai pedoman tingkah
laku
Dari sekian banyak masalah penyesuaian diri dalam kehidupan berkeluarga atau
perkawinan, ada empat unsur utama yang penting bagi kebahagiaan perkawinan, yaitu:
Bekaitan dengan empat penyesuaian diri remaja dalam kehidupan keluarga dan
perkawinan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut :
3. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan pihak keluarga pasangan ialah
seterotipe tradisional, keinginan untuk mandiri, fanatisme keluarga, mobilitas sosial,
anggota keluarga berusia lanjut, dan bantuan keuangan keluarga pasangan.
Manusia sebagai makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan sepenuhnya puas.
Bagi manusia kepuasan itu sifatnya sementara jika suatu kebutuhan telah terpuaskan,
maka kebutuhan-kebutuhan yang lainnya akan muncul menuntut pemuasan begitu
seterusnya. Maslow (Gable, 1987) mengemukakan hierarki kebutuhan dari yang paling
dasar sampai yang paling tinggi, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis
4. Kebutunan penghargaan
6. Kebutuhan estetik
7. Kebutuhan pertumbuhan
1. Abasement Needs ( n Aba ), yaitu kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah apabila
berbuat keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain, merasa perlu mendapat
hukuman apabila berbuat kesalahan, merasa lebih baik menghindar dari perkelahian
2. Need for Achievement (n Ach), adalah kebutuhan berprestasi yaitu kebutuhan untuk
melakukan sesuatu dengan sungguh – sungguh, dorongan untuk mencapai hasil sebaik
mungkin, melaksanakan tugas yang menuntut keterampilan dan usaha, dikenal
otoritasnya, mengerjakan tugas yang sangat berarti, mengerjakan pekerjaan yang sulit
sebaik mungkin
3. Need for Affiliation (n Aff), adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain
seperti teman sebaya, setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok sebaya, mengerjakan
sesuatu untuk teman
4. Need for Aggression (n Agg), yaitu kebutuhan untuk melakukan tindakan kekerasan ,
menyerang pandangan yang berbeda dengan dirinya, menyampaikan pandangan tentang
jalan pikiran orang lain, mengecam orang lain secara terbuka, mempermainkan orang
lain
6. Counteraction, yaitu kebutuhan untuk mencari bentuk yang berbeda dari yang telah
mapan, seperti sebagai oposisi.
8. Deference needs (n Def), adalah kebutuhan untuk meniru orang lain, hormat kepada
orang lain, dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain, menemukan apa yang
diharapkan orang lain, mengikuti perintah dan apa yang diharapkan orang lain,
memberikan hadiah kepada orang lain, memuji pekerjaan orang lain, menerima
kepemimpinan orang lain
9. Needs for Dominance (n Dom), atau kebutuhan mendominasi , yaitu kebutuhan untuk
menguasai lingkungan manusia, membantah pendapat orang lain, ingin menjadi
pemimpin kelompoknya, ingin dipandang sebagai pemimpin orang lain, ingin selalu
terpilih sebagai pemimpin
10. Exhibition (N Exh) atau kebutuhan pamer diri yaitu kebutuhan untuk memamerkan
diri, menarik perhatian orang lain, memperlihatkan diri agar menjadi pusat perhatian
orang lain, dorongan untuk menceritakan keberhasilan dirinya,
13. Nurturance (n Nur), yaitu kebutuhan untuk membantu orang yang memerlukan
bantuan, membantu orang lain yang kurang beruntung, memperlakukan orang lain
dengan baik dan simpatik, memaafkan orang lain
4. Order (n Ord) adalah kebutuhan teratur yaitu kebutuhan untuk melakukan sesuatu
dengan teratur, dorongan untuk melakukan pekerjaan dengan rapi, membuat rencana
sebelum memulai tugas yang sulit
17. Sentience, yaitu kebutuhan untuk mencari dan menikmati sesuatu yang sensual.
18. Sex, yaitu kebutuhan untuk membangun hubungan yang bersifat erotis.
19. Succorance (Suc) adalah kebutuhan untuk mencari bantuan dari orang lain apabila
mendapatkan kesulitan, mengharapkan orang lain, mengharapkan orang lain berbaik
hati kepadanya, mengharapkan simpati dari orang lain
Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan
dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana
cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri,
dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita
harapkan.
Pengetahuan. Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang
diri sendiri atau penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri
saya
Harapan. Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan atau diri yang dicita-
citakan dimasa depan.
Penilaian. Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita sendiri.
Penilaian diri sendiri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita
sebagai pribadi.
a. Usia kematangan
b. Penampilan diri
d. Hubungan keluarga
e. Teman-teman sebaya
f. Kreativitas
g. Cita-cita
Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Kita tidak dilahirkan dengan
konsep diri tertentu. Bahkan ketika kita lahir, kita tidak memiliki konsep diri, tidak
memiliki pengetahuan tentang diri, dan tidak memiliki pengharapan bagi diri kita
sendiri, serta tidak memiliki penilaian apa pun terhadap diri kita sendiri. Dengan
demikian, konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa
pertumbuhan hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orangtua turut
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan konsep diri seseorang.
Differentiated. Dibandingkan dengan anak yang lebih muda, remaja lebih mungkin
untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin
terdiferensiasi. Dibandingkan dengan anak yang lebih muda, remaja lebih mungkin
untuk menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin
terdiferensiasi.
Social Comparison.
Self-Conscious
Self-Protective
Unconscious
Self-Integration
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku seseorang.
Bagaimana seseorang memandang dirinya akan tercermin dari keseluruhan perilakunya.
Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah,
atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi, serta
menunjukkan hubungan antar pribadi yang positif pula.
Siswa yang memandang dirinya negatif ini, pada giliran-nya akan menganggap
keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan lebih
mereka kebetulan atau karena faktor keberuntungan saja. Lain halnya dengan siswa
yang memandang dirinya positif akan menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja
keras dan karena faktor kemampuannya.
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjusment atau personel
adjustment. Pengertian penyesuaian diri menurut Sekneiders dapat ditinjau dari tiga
sudut pandang yaitu :
2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity). Ada juga penyesuaian diri
diartikan sama dengan penyesuian yang mencakup konfornitas terhadap suatu norma
Masa krisis identitas atau masa topan dan badai pada diri remaja seringkali
menimbulkan kendala dalam penyesuaian diri terhadap kegiatan belajarnya. Pada
umumnya, remaja sebenarnya mengetahui bahwa untuk menjadi orang yang sukses
harus rajin belajar. Namun, karena dipengaruhi oleh upaya pencarian identitas diri yang
Secara fisik, remaja telah menglami kematangan pertumbuhan fungsi seksual sehingga
perkembangan dorongan seksual juga semakin kuat.
1. Kondisi Fisik
2. Kepribadian
3. Edukasi/Pendidikan
4. Lingkungan
Lingkungan Keluarga merupakan lingkungan utama yang sangat penting atau bahkan
tidak ada yang lebih penting dalam kaitannya. Dengan penyesuaian diri individu, unsur-
unsur didalam keluarga, seperti konstelasi keluarga, interaksi orang tua dengan anak,
dan gangguan dalam keluarga, akan berpengaruh terhadap penyesuaian diri individu
anggotanya
1. adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta kepesatan laju
perkembangan fisik anta individual atau kelompok (wanita lebih cepat sekitar 1-2 tahun
dari pria ) menimbulkan kecanggungan-kecanggungan bergaul satu sama lain.
2. Perkembangan ukuran-ukuran tinggi dan berat badan yang kurang proporsional juga
dapat membawa akses psikologis tertentu
3. Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala –gejala
emosional tertentu seperti perasaan malu.
1. Bagi individu tertentu memepelajari bahasa asing bukanlah merupakan hal yang
menyenanangkan. Kelemahan-kelemahan dalam fonetik misalnya juga dapat merupakan
bahan cemoohan , yang berakibat sikap negatif terhadap pelajaran guru bahasa asing
yang bersangkutan, benci gurunya dan juga pelajarannya.
2. Inteligensi juga merupakan kapasitas dasar belajar bagi yang dianugrahi IQ yang
tinggi (superior) atau di bawah rata-rata (slow learner) , kalau kurang bimbingan yang
memadai akan membawa akses psikologis ; under achiever-prestasinya di bawah
kapasitasnya karena malas atau nakal . “infeority compleks”-rasa rendah diri karena
tidak pernah mastery atau mencapai hasil yang diharapkan dalam belajarnya.
C. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan prilaku social, moralitas dan
keagamaan
1. Keterikatan hidup dalam “gang” (per group) yang tidak terbimbng mudah
menimbulkan kenakalan remaja yang berbentuk perkelahian antar kelompok, pencurian,
perampokan, prostitusi, dan bentuk-bentuk anti-social lainnya.
2. Konflik dengan orangtua yang mungkin berakibat tidak senang di rumah bahkan ada
yang lari meninggalkan rumah.
D. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan prilaku afektif, konatif, dan
kepribadian.
Tawuran adalah perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok
masyarakat yang disebabkan kurangnya komunikasi antar pihak terkait dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. contoh kasus tawuran pernah terjadi di Medan pada
saat Hari Guru
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
3. Faktor Geng
4. Faktor Ekonomi
Implikasi dari perkembangan perilaku social, moral dan keagamaan anak usia sekolah
menengah adalah pendidikan hendaknya dilaksanakan dalam bentuk kelompok
-kelompok belajar, atau perkumpulan remaja yang positif. Sekolah hendaknya
menciptakan suasana dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan terbentuknya
kelompok – kelompok remaja yang mempunyai tujuan dan program – program kegiatan
Remaja menuntut pemberian contoh perilaku keteladanan dari orang tua, pendidik, para
elit politik, para pejabat, dan tokoh – tokoh idola anak usia sekolah menengah.
Ambivalensi penerapan nilai dalam berbagai tataran masyarakat dengan di sekolah akan
menambah kebingungan anak remaja. Oleh karena itu, guru hendaknya memberikan
peluang bagi anak usia sekolah menengah untuk belajar bertanggung jawab.
2. Mengungkapkan perasaan
4. Mengelola perasaan
5. Menunda perasaan
7. Mengurangi stress
8. Memahami perbedaan
1. Belajar melakukan dialog batin sebagai cara untuk menghadapi dan mengatasi
masalah atau memperkuat perilaku diri sendiri.
5. Belajar memahami sopan santun, yaitu perilaku mana yang dapat diterima dan tidak.
7. Belajar berempati, caranya adalah memahami perasaan dan masalah orang lain,
berpikir dengan sudut pandang orang lain, serta menghargai perbedaan perasaan orang
lain mengenai sesuatu.
11. Belajar Menerima diri Sendiri, caranya adalah merasa bangga dan memandang diri
sendiri dari sisi positif, mengenali dan memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri,
serta belajar mampu untuk menertawakan diri sendiri.
12. Belajar mengembangkan tanggung jawab pribadi, caranya adalah belajar rela
memikul tanggungjawab, mengenali akibat-akibat dari keputusan dan tindakan pribadi,
serta menindak lanjuti komitmen yang telah dibuat dan disepakati.
Guru perlu melakukan berbagi usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan konsep
diri anak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru; diantaranya adalah :
Tugas – tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik, karena akan
membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam rangka membantu
remaja tersebut, yaitu sebagai berikut :
2. Apabila ada remaja putra atau putri bertingkah laku yang tidak sesuai dengan jenis
kelaminnya, mereka perlu dibantu melalui bimbingan dan konseling. Demikian juga,
apabila seorang wanita lebih mementingkan studi dan kariernya daripada menaruh
perhatiannya menjadi seorang ibu, hendaknya sekolah turut membantunya agar mereka
mampu menerima peranannya sebagai wanita.
4. Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai
dengan minat dan keinginannnya, sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang
dianutnya, dan membantu siswa mendapatkan pendidikan yang bermanfaat untuk
mempersiapkan diri memasuki pekerjaan.
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita.
d. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang – orang dewasa lainnya.
i. Memperoleh suatu himpunan nilai – nilai dan system etika sebagai pedoman tingkah
laku.
A. KELEBIHAN
Dari aspek tata letak, buku ini sudah rapi peletakan kalimat-kalimatnya.
Penggunaan huruf kapital juga sudah tepat sehingga memudahkan untuk
mengerti isi buku. Untuk tata Bahasa, buku ini memakai bahasa baku dan mudah
dimengerti
Adanya rangkuman di setiap bab, sehingga mempermudahkan pembaca
menangkap inti materi setiap bab
Di setiap bab terdapat daftar pustaka untuk memudahkan pembaca mengetahui
sumber materi dari buku itu
Di setiap bab terdapat evaluasi berupa soal-soal yang diberikan kepada pembaca
supaya mengasah pemahaman pembaca terhadap materi
Dilihat dari isi buku, buku ini banyak memiliki teori atau pendapat seorang
ilmuwan
Terdapat penggunaan Bahasa asing yang disertai artinya dalam Bahasa
Indonesia sehingga menambah kosakata pembaca
Pembahasan di buku Perkembangan Peserta Didik ini sangat lengkap dalam
mebahas kajian materi
B. KEKURANGAN
Di dalam buku ini terlalu banyak kalimat-kalimat yang tidak terlalu penting
sehingga membuat tampilan teks begitu banyak dan termasuk pemborosan kata
Terdapat beberapa kesalahan penulisan kata dan penggunaan tanda baca
KESIMPULAN
Perkembangan peserta didik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
kita sebagai pendidik dalam bersikap dan bertindak kepada peserta didik/individu dalam
menjalani proses perkembangan yang terjadi pada mereka, yang dimana proses
perkembangan tersebut dipengaruhi faktor-faktor secara keseluruhan yang ada di muka
bumi ini. Serta di dalam proses perkembangan tersebut diikutkan dengan yang namanya
pertumbuhan.
SARAN
Secara keseluruhan isi yang terdapat dalam buku Perkembangan Peserta
Didik ini sangat layak untuk dijadikan buku pegangan bagi mahasiswa atau pembaca
karena selain informasi yang disajikan lengkap dan memudahkan pembaca memahami
materi Perkembangan Peserta Didik.