Pemerintah Republik Indonesia secara resmi hanya mengakui enam agama, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.
1 Islam Masjid Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Saat ini ada lebih dari 207 juta muslim di Indonesia. 87,2%
Kitab suci agama Islam adalah Al-Qur’an.
2 Protestan Gereja Agama Kristen Protestan adalah sebuah denominasi dalam agama Kristen, yang muncul setelah protes Marthin 6,9%
Luther pada 1517. Kitab suci Protestan adalah Al-Kitab.
3 Katolik Gereja Kristen Katolik di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku, dan orang Maluku 2,9%
adalah yang pertama menjadi Katolik di Indonesia. Kitab suci agama ini adalah Al-Kitab.
4 Hindu Pura Hindu memiliki sejarah yang paling panjang dibanding agama resmi lain di Tanah Air. Bali memiliki penganut 1,7%
agama hindu terbesar. Kitab suci Hindu adalah Veda/Weda.
5 Buddha Vihara Agama Buddha merupakan agama tertua di dunia dan juga di Indonesia, yang berasal dari India. Buddha 0,7%
berkembang cukup baik di daerah Asia. Kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka.
6 Khonghucu Klenteng/ Penyebaran agama Khonghucu ke Tanah Air dilakukan oleh orang-orang Tionghoa yang merantau ke Indonesia. 0,05%
Litang Shishu Wujing adalah nama kitab suci Khonghucu.
Macam-macam ras di Indonesia dan ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Ras Mongoloid Barat dan Ras Australoid Barat (Zaman Es/ Pleistosen)
Ras Mongoloid Barat persebarannya meliputi Jawa. Madura, Sumatra, dan Kalimantan. Ras Australoid Timur persebarannya meliputi Papua.
2. Ras Negroid
Ras Negroid adalah gelombang migrasi penduduk yang pertama. Ciri fisiknya adalah kulitnya berwarna hitam, berambut keriting, dan bertubuh tinggi. Ras ini
berasal dari benua Asia dan menetap di Papua. Ada juga yang menyatakan bahwa ras ini berasal dari orang-orang yang tinggal di Semenanjung Malaya dan
Kepulauan Andaman.
3. Ras Weddoid
Ras Weddoid adalah gelombang migrasi penduduk yang kedua dengan ciri-ciri fisik berkulit hitam, berambut keriting, dan bertubuh sedang. Ras ini berasal
dari India bagian selatan. Mereka mendiami Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Riau. Selain itu, ras ini biasanya berasal dari orang Kubu
yang tinggal di Jambi, orang Sakai yang tinggal di Siak, dan orang yang tinggal di Kepulauan Mentawai dan Enggaro.
Ras Melayu Mongoloid adalah gelombang migrasi penduduk ketiga. Ciri fisik yang dimiliki adalah kulit sawo matang, berambut lurus, bentuk wajahnya
cenderung bulat, dan bertubuh sedang. Ras ini datang ke Indonesia terbagi menjadi 2 gelombang:
Gelombang pertama disebut Proto Melayu (Melayu Tua). Kelompok ini datang dari Tionghoa bagian selatan (Yunan). Suku yang termasuk ke dalam ras ini
diantaranya adalah Suku Batak, Suku Toraja, dan Suku Dayak.
Gelombang kedua disebut Deutro Melayu (Melayu Muda). Ras ini masuk ke Indonesia melalui Semenanjung Malaya, Madura, Jawa, Bali. Ras Deutro
Melayu memiliki ciri fisik yang sama dengan Ras Proto Melayu.
Selain macam-macam ras yang telah disebutkan, ada juga ras lainnya yang mendiami wilayah Indonesia. Ras-ras ini biasanya tinggal di kota-kota besar dan
merupakan kaum pendatang. Ras-ras tersebut yakni:
6. Ras Asiatic-Mongoloid
Ras ini umumnya adalah kaum pendatang yang biasanya bertempat tinggal di kota-kota besar. Penduduk yang termasuk ras Asiatic-Mongoloid adalah Cina,
Korea, dan Jepang. Ras ini memiliki ciri-ciri seperti warna kulit kuning, mata sipit, bibir tipis, rambut hitam dan cenderung lurus, serta tinggi badan rata-rata
155 – 165 cm.
7. Ras Kaukasoid
Penduduk yang termasuk ras ini ialah orang Timur Tengah, India, Australia, Amerika, dan Eropa. Ras ini umumnya adalah kaum pendatang yang biasanya
bertempat tinggal di kota-kota besar. Ras ini memiliki ciri-ciri seperti
Pengklasifikasian atau pengelompokkan ras dapat dibedakan dengan melihat ciri fisik atau sifat fisik yang menurun. Ciri-ciri fisik tersebut diantaranya adalah:
1. Bentuk badan
Pengelompokkan berdasarkan ciri ini tidak begitu besar nilainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa manusia dewasa memiliki tinggi rata-rata sekitar 150 –
178 cm.
2. Bentuk kepala
Bentuk kepala diukur dengan mengetahui indeks kepala, yakni dengan membagi lebar kepala dengan panjang kepala dikalikan 100. Kepala manusia terdiri
atas 7 bentuk, yakni ultradolichocephalis, mesocephalis, brachycephalis, hyperdolicocephalis, dolichocephalis, hyperbracycephalis, dan ultrabracycephalis.
Terdapat 5 hal yang harus diperhatikan dalam membahas bentuk air muka dan tulang rahang bawah, yaitu:
Bentuk tulang pipi ada yang terlihat menonjol ke luar, misalnya orang Asia Timur, beberapa bangsa Rusia, bangsa Indian, dan orang Pasifik Selatan.
Pronagtisme yang merupakan derajat proyeksi ke muka dari air muka.
Lebar muka, yakni jarak maksimum antara dua pipi. Panjang muka, yakni jarak maksimum antara batas tulang dahi dan tulang hidung serta bagian
paling bawah dari tengah-tengah tulang rahang atas. Indeks muka dapat dihitung dengan membagi panjang dan lebar dikali 100.
Gigi kurang begitu bermanfaat karena bentuk gigi pada manusia tidak begitu berbeda.
Manusia modern dan manusia purba mempunyai perbedaan yang cukup mencolok, yakni manusia purba tidak memiliki tulang dagu. Tulang dagu
berkembang pada manusia dengan tingkat perkembangan evolusi yang lebih tinggi.
4. Bentuk hidung
Indeks hidung dihitung dengan cara membagi panjang dan lebar dari hidung dan dikalikan 100. Ada berbagai macam bentuk hidung, seperti misalnya sempit
(leptorrhine), sedang (mesorrhine), dan lebar (playhyrrhine).
6. Bentuk rambut
Bentuk rambut ada yang lurus (leiotris), bergelombang (cymotris), dan seperti wol (ulotris).