PERCOBAAN 6
KINETIKA ADSORPSI
DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Ir. MEILANA DHARMA PUTRA, ST., M.Sc., Ph.D
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IX (SEMBILAN)
2021
ABSTRAK
VI-i
PERCOBAAN 6
KINETIKA ADSORPSI
6.1 PENDAHULUAN
VI-1
6.2 DASAR TEORI
VI-2
VI-3
Reaksi orde satu adalah suatu reaksi yang kecepatannya bergantung hanyalah
pada salah satu zat yang bereaksi atau sebanding dengan salah satu pangkat
reaktannya. Persamaan linear orde reaksi satu dinyatakan dalam rumus sebagai
berikut:
Reaksi orde dua adalah suatu reaksi yang kelanjuannya berbanding lurus dengan
hasil kali konsentrasi dua reaksinya atau berbanding langsung dengan kuadrat
konsentrasi salah satu reaktannya. Laju kinetika adsorpsi orde 2 dinyatakan dalam
persamaan linear berikut:
1 1
= −kt … (6.3)
CA C A0
Akuades memiliki rumus kimia H2O dan berat molekul 18,02 g/mol.
Berikut adalah sifat fisik dan kimia dari akuades (Smartlab, 2017a).
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tak berbau
VI-7
pH : Netral pada 20 C
Titik lebur : 0 C
Titik lebur : 100 C pada 1.013 hPa
Fenolftalein memiliki rumus kimia C20H14O4 dan berat molekul 318,33
g/mol. Berikut adalah sifat fisik dan kimia dari fenolftalein (Smartlab, 2017b).
Bentuk : Padat
Warna : Putih
Bau : Tak berbau
Densitas : 1,296 g/cm3 pada 20 C
Asam asetat memiliki rumus kimia CH3COOH dan mudah menguap.
Berikut adalah sifat fisik dan kimia dari asam asetat (Labchem, 2012).
Bentuk : Cair
Warna : Tidak berwarna
pH : 2,4 (0,1 mol/l)
Titik lebur : 17 C (1,013 hPa)
Natrium hidroksida memiliki rumus kimia NaOH dan berat molekul 40,00
g/mol. Berikut adalah sifat fisik dan kimia dari natrium hidroksida (Smartlab,
2019).
Bentuk : Padat
Warna : Putih
Bau : Tak berbau
pH : kira-kira > 14 pada 100 g/l 20
6.3 METODOLOGI PERCOBAAN
Rangkaian Alat
Keterangan:
2 1 1. Statif dan klem
6 2. Buret
3. Erlenmeyer 250 mL
4
4. Pembungkus plastik
3
7
5. Karbon aktif
5 6. NaOH 0,5 N
7. CH3COOH 2 N
6.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades,
CH3COOH 2 N, NaOH 0,5 N, karbon aktif, indikator fenolftalein (PP), kertas
saring, pembungkus plastik, potongan kertas dan gelang karet.
VI-8
VI-9
dititrasi dengan larutan NaOH 0,5 N sampai terjadi perubahan warna dari bening
menjadi merah muda.Lalu dicatat volume titrannya.
CH3COOH 1 N
- Di
- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer sebanyak 10 mL
Indikator pp
Larutan Blanko
Hasil
Tabel 6.3 Hasil Titrasi Filtrat CH3COOH 2 N Dengan Karbon Aktif 3 gram
Setelah Adsorpsi
No Waktu(menit) Vfiltrat(mL) Vtitrasi(mL) Konsentrasi NaOH(N)
1 15 10 35,2 0,5
2 30 10 34,2 0,5
3 45 10 33,6 0,5
4 60 10 32,9 0,5
Tabel 6.3 Hasil Titrasi Filtrat CH3COOH 2 N Dengan Karbon Aktif 6 gram
Setelah Adsorpsi
No Waktu(menit) Vfiltrat(mL) Vtitrasi(mL) Konsentrasi NaOH(N)
1 15 10 32,8 0,5
2 30 10 31,1 0,5
3 45 10 30,7 0,5
4 60 10 29,9 0,5
VI-12
VI-13
6.4.3 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mempelajari kinetika adsorpsi karbon
aktif sebagai adsorben terhadap asam asetat sebagai adsorbat dalam fungsi waktu
disebut kinetika adsorpsi. Pada percobaan ini dilakukan adsorpsi zat terlarut oleh
zat padat. Adsorbat yang digunakan yaitu asam asetat 2 N. Adsorben yang
digunakan adalah karbon aktif sebanyak 3 dan 6 gram. Karbon aktif memiliki
jumlah jaringan yang berpori sehingga proses adsorpsi dapat berlangsung pada
permukaan adsorben (karbon aktif). Adsorpsi yang terjadi dalam hal ini karena
adanya ikatan koordinasi hidrogen dan gaya Van der Waals (Widyanto dkk.,
VI-14
2016). Apabila adsorbat dan permukaan adsorben terikat dengan gaya Van der
Waals saja maka dinamakan adsorpsi fisis atau adsorpsi Van der Waals.
Pada percobaan ini menggunakan larutan CH3COOH dengan konsentrasi
sebesar 2 N. Sebelum ditambahkan karbon aktif, dilakukan titrasi blanko dengan
menggunakan asam asetat. Titrasi blanko dilakukan untuk mengetahui konsentrasi
asam asetat awal sebelum proses adsorpsi. Kemudian ditambahkan karbon aktif
pada larutan CH3COOH dan larutan harus ditutup agar tidak menguap. Karena
CH3COOH adalah cairan yang mudah menguap (Labchem, 2012). Setelah itu
erlenmeyer yang berisi karbon aktif dan asam asetat dikocok selama 1 menit. Hal
ini bertujuan agar memungkinkan proses difusi dengan penempelan molekul zat
terlarut yang berlangsung lebih baik (Syauqiah dkk., 2011). Adsorpsi terjadi
karena adanya pengaruh gaya adhesi adsorben lebih besar daripada kohesinya .
Setelah itu didiamkan dengan interval waktu 15, 30, 45 dan 60 menit. Pendiaman
dilakukan agar proses adsorpsi mencapai tahap setimbang dan untuk mengetahui
pengaruh waktu pada proses kinetika adsorpsi. Setelah didiamkan larutan disaring
agar terpisah dari karbon aktifnya. Filtrat tetesi indikator PP yang memiliki trayek
pH 8,2-10,0 dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah muda.
Penggunaan indikator untuk menentukan titik ekiuvalen (Brady, 1999). Kemudian
filtrat dititrasi dengan NaOH 0,5 N sehingga konsentrasi filtrat CH 3COOH dapat
diketahui dengan jumlah NaOH yang dipakai untuk mencapai titik ekiuvalen.
Reaksi yang terjadi pada proses titrasi adalah:
1.85
C filtrat (N) 1.80
1.75
1.70
1.65
1.60
0 15 30 45 60
t (menit)
Gambar 6.4 Grafik Hubungan antara t (menit) Terhadap C filtrat (N) Pada
Karbon Aktif 3 gram
2.00
C filtrat (N) 1.50
1.00
0.50
0.00
0 15 30 45 60
t (menit)
Gambar 6.5 Grafik Hubungan antara t (menit) Terhadap C filtrat (N) Pada
Karbon Aktif 6 gram
Grafik pada Gambar 6.5 menunjukkan hubungan antara waktu (menit) terhadap
C filtrat (N) CH3COOH 2 N. Nilai C filtrat dengan waktu 15, 30, 45 dan 60 menit
berturut-turut sebesar 1,640 N; 1,555 N; 1,535 N dan 1,495 N. C filtrat tertinggi
adalah 1,640 N pada waktu 15 menit dan C filtrat rendah adalah 1,495 N pada
waktu 60 menit. Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin lama waktu adsorpsi,
maka semakin banyak zat yang diserap. Hal ini sesuai dengan teori Syauqiah dkk.
(2011), disebabkan oleh lama waktu kontak antara adsorben dan adsorbat
sehingga konsentrasi filtratnya semakin kecil. Pada percobaan ini sudah sesuai
dengan teori, karena waktu kesetimbangan telah tercapai karena waktu yang
digunakan telah mencapai kapasitas maksimum adsorben menyerap adsorbat.
Pada CH3COOH dengan 3 gram karbon aktif C terserap lebih besar
daripada CH3COOH dengan 6 gram karbon aktif. Adapun nilai C terserap
CH3COOH dengan 3 gram karbon aktif pada waktu 15, 30, 45 dan 60 menit
sebesar 0,045 N; 0,095 N; 0,125 N dan 0,160 N. Nilai C terserap CH 3COOH
dengan 6 gram karbon aktif pada 15, 30, 45 dan 60 menit sebesar 0,17 N; 0,25 N;
0,27 N dan 0,31 N. Nilai C terserap CH 3COOH dengan 6 gram karbon aktif
tertinggi adalah 0,31 N pada waktu 60 menit. Hal ini sudah sesuai dengan teori
Syauqiah dkk. (2011), bahwa semakin banyak jumlah adsorben maka semakin
banyak zat teradsorpsi.
VI-17
0.100
ln (C0/C filtrat) (N)
Gambar 6.6 Grafik Hubungan antara t (menit) Terhadap ln (Co/Cf) (N) (orde I)
Pada Gambar 6.6 diperoleh nilai ln Co/Cf didiamkan selama 15, 30, 45 dan 60
menit berturut-turut sebesar 0,0252 N; 0,0540 N; 0,0717 N dan 0,0928 N. Nilai ln
tertinggi yaitu 0,0928 N pada waktu 60 menit, sedangkan nilai terendah adalah
0,0252 N pada waktu 15 menit. Diperoleh nilai K sebesar 0,0015 min -1 dan R2
sebesar 0,9896 pada Orde 1.
0.620
1/C filtrat (N)
Gambar 6.7 Grafik Hubungan antara t (menit) Terhadap ln (1/Cf) (N) (orde II)
Berdasarkan Gambar 6.7 diperoleh nilai 1/Cf pada waktu 15, 30, 45 dan 60 menit
secara berturut-turut yaitu 0,5581 N; 0,5847 N; 0,5952 n dan 0,6079 N. Nilai orde
VI-18
2 tertinggi adalah 0,6079 N pada waktu 60 menit dan nilai terendah adalah 0,5581
N pada waktu 15 menit. Nilai R 2 sebesar 0,9912 dan nilai K sebesar 0,0009 N -1
min-1 pada Orde 2.
0.500
1/C filtrat^2 (N)
Gambar 6.8 Grafik Hubungan antara t (menit) Terhadap ln (1/Cf2) (N) (orde III)
Berdasarkan Gambar 6.8 diperoleh nilai 1/Cfiltrat2 pada waktu 15, 30, 45 dan 60
menit berturut-turut sebesar 0,3228 N; 0,3419 N; 0,3543 N dan 0,3695 N. Nilai
1/Cf2 tertinggi adalah 0,3695 pada waktu 60 menit dan nilai terendah sebesar
0,3228 N pada waktu 15 menit. Didapatkan nilai sebesar 0,0016 N -2 min-1 dan
nilai R2 sebesar 0,9399 pada Orde 3.
Berdasarkan grafik orde adsorpsi yang ditunjukkan oleh Gambar 6.6
Gambar 6.7 dan Gambar 6.8 grafik yang regresi paling tinggi dan mendekati 1
adalah Gambar 6.6 atau orde 1 dengan nilai R2 sebesar 0,9896. Nilai R2 berfungsi
sebagai kesalahan relatif yang menentukan orde yang terjadi pada saat proses
adsorpsi. Sehingga dikatakan bahwa reaksi CH 3COOH dengan 3 gram karbon
aktif berlangsung pada Orde 1.
Berikut grafik hubungan waktu terhadap konsentrasi C filtrat CH 3COOH
dengan 6 gram karbon aktif dan hasil perhitungan ln Co/Cf orde 1/Cf orde 2 dan
1/Cf2 orde 3 sebagai berikut.
VI-19
Gambar 6.9 Grafik Hubungan antara t (menit) Terhadap ln (Co/Cf) (N) (orde I)
0.680
1/C filtrat (N)
Gambar 6.10 Grafik Hubungan antara t (menit) Terhadap ln (1/Cf) (N) (orde II)
Berdasarkan grafik pada Gambar 6.10 diperoleh nilai seperti 1/Cf pada waktu 15,
30, 45 dan 60 menit sebesar 0,6097 N; 0, 6430 N; 0,6514 N dan 0,6688 N. Nilai
orde II tertinggi adalah 0,6688 N pada waktu 60 menit dan nilai terendah adalah
0,6097 N pada waktu 15 menit. Didapatkan nilai K sebesar 0,0012 N -1 min-1 dan
nilai R2 sebesar 0,9345 pada orde II.
VI-20
0.380
1/C filtrat^2 (N) 0.360 f(x) = 0.00101645529325922 x + 0.309050494664838
0.340 R² = 0.992666524265587
0.320
0.300
0.280
0 15 30 45 60
t (menit)
Berdasarkan Gambar 6.11 diperoleh nilai 1/Cf2 atau orde III pada waktu 15, 30,
45 dan 60 menit sebesar 0,3718 N: 0,4135 N; 0,4244 N dan 0,4474 N. Nilai orde
III tertinggi adalah sebesar 0,4474 N pada waktu 60 menit dan nilai terendah
adalah sebesar 0,3718 N pada waktu 15 menit. Didapatkan nilai K sebesar 0,001
N-2 min-1 dan nilai R2 sebesar 0,9927 pada orde III.
Berdasarkan grafik orde adsorpsi yang ditunjukkan oleh Gambar 6.9,
Gambar 6.10 dan Gambar 6.11 grafik yang regresinya paling tinggi dan
mendekati 1 adalah Gambar 6.11 atau orde III Adapun nilai R 2 sebesar 0,9399.
Hal ini dapat dikatakan bahwa reaksi CH3COOH dengan karbon aktif 6 gram
berlangsung pada Orde III.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika adsorpsi adalah luas
permukaan kelarutan adsorben, berat molekul, temperatur, pH dan waktu kontak,
semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak teradsorpsi Selain itu
kelarutan adsorben yang semakin kecil maka laju reaksi akan semakin meningkat.
Selanjutnya semakin kecil berat molekul adsorbat maka laju adsorpsi semakin
meningkat karena molekul adsorbat mampu untuk berpindah dari fase cair menuju
padatan. Semakin besar temperatur maka laju adsorpsi akan semakin meningkat.
pengaruh pH dipengaruhi oleh jenis apa adsorbatnya. Waktu kontak
mempengaruhi proses seperti untuk mencapai kesetimbangan atau tidak
memaksimalkan efisiensi adsorpsi (Syauqiah dkk., 2011).
6.5 PENUTUP
6.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Adsorpsi yang terjadi antara asam asetat dengan karbon aktif adalah adsorpsi
fisik.
2. Orde reaksi pada proses asam asetat 2 N dengan penambahan 3 gram karbon
aktif adalah orde 1, nilai K sebesar 0,0015 Min -1 dan R2 sebesar 0,9722. orde
reaksi pada proses adsorpsi asam asetat 2 N dengan 6 gram karbon aktif
adalah orde 2 nilai K sebesar 0,0012 N-1 Min-1 dengan R2 sebesar 0,9345.
3. Penyerapan konsentrasi maksimal asam asetat 2 N dengan penambahan 3
gram dan 6 gram karbon aktif masing-masing 0,160 N dan 0,31 N.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi adalah luas permukaan,
kelarutan adsorben, berat molekul adsorbat, pH dan waktu kontak.
6.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah sebaiknya adsorben
yang digunakan bisa memakai jenis lain. Misalnya, menggunakan arang dari
limbah kayu ulin. Hal ini karena arang dari limbah kayu ulin memiliki banyak
pori-pori kecil yang dapat mudah menyerap adsorbat dan daya serapnya tinggi
karena banyak pori-pori kecil di dalamnya.
VI-21
DP.VI-1
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. (1999): Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid Dua. Binarupa
Aksara. Jakarta
Maihendra, Fadil, A. dan Zulfikar (2016): Kinetika Adsorpsi Pada Penyerapan Ion
Timbal Pb2+ Terlarut Dalam Air Menggunakan Partikel Tricalcium
Phospate. JOM F Teknik. Vol 3. No 2.
Syauqiah, I., Amalia, M. dan Kartini, N. (2011): Analisis Variasi Waktu dan
Kecepatan Pengaduk Pada Proses Adsorpsi Limbah Logam Berat Dengan
Arang Aktif. Info Teknik. Vol 12. No 1.
Widyanto, Teti, T. Y. dan Susilo, A. A. (2016): Adsorpsi Logam Berat (Pb) Dari
Limbah Cair Dengan Adsorben Arang Bambu Aktif. Jurnal Teknologi
Bahan Alam. Vol 1. No 1.
Zaini, H. dan Sami, M. (2017): Penyisihan Pb (II) Dalam Air Limbah Kimia
Sistem Kolom Dengan Bioadsorben Kulit Kacang Tanah Jurnal Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat. Vol 5. No 1.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
LP.VI-1
DP.VI-2
Pada t = 30 menit
Diketahui: Vfiltrat = 10 mL
LP.VI-2
VNaOH = 34,2 mL
NNaOH = 0,5 N
Co blanko = 1,810 N
Ditanya: Cfiltrat, Cterserap, orde 1, orde 2 dan orde 3 =…?
VNaOH × NNaOH
Jawab: Cfiltrat =
V filtrat
34 , 2 mL ×0 , 5 N
=
10 mL
= 1,710 N
Cterserap: Co – Cfiltrat = 1,810 N – 1,710 N = 0,095 N
Orde 1 : ln Co/Cfiltrat = ln (1,810 N/ 1,710 N) = 0,0541 N
Orde 2 : 1/Cfiltrat = 1/ 1,710 N = 0,5848 N
Orde 3 : 1/Cfiltrat2 = 1/ (1,710)2 N = 0,3419 N
b. Pada t = 45 menit
Diketahui: Vfiltrat = 10 mL
VNaOH = 33,6 mL
NNaOH = 0,5 N
Co blanko = 1,810 N
Ditanya: Cfiltrat, Cterserap, orde 1, orde 2 dan orde 3 = …?
VNaOH × NNaOH
Jawab: Cfiltrat =
V iltrat
33 ,6 mL ×0 , 5 N
=
10 mL
= 1,680 N
Cterserap: Co – Cfiltrat = 1,810 N – 1,680 N = 0,125 N
Orde 1 : ln Co/Cfiltrat = ln (1,810 N/ 1,680 N) = 0,0718 N
Orde 2 : 1/Cfiltrat = 1/ 1,680 N = 0,5952 N
Orde 3 : 1/Cfiltrat2 = 1/ (1,680)2 N = 0,3543 N
c. Pada t = 60 menit
Diketahui: Vfiltrat = 10 mL
DP.VI-4
VNaOH = 32,9 mL
NNaOH = 0,5 N
LP.VI-3
Co blanko = 1,810 N
Ditanya: Cfiltrat, Cterserap, orde 1, orde 2 dan orde 3 =…?
VNaOH × NNaOH
Jawab: Cfiltrat =
V filtrat
32, 9 mL × 0 , 5 N
=
10 mL
= 1,645 N
Cterserap: Co – Cfiltrat = 1,810 N – 1,645 N = 0,160 N
Orde 1 : ln Co/Cfiltrat = ln (1,810 N/ 1,645 N) = 0,0928 N
Orde 2 : 1/Cfiltrat = 1/ 1,645 N = 0,6079 N
Orde 3 : 1/Cfiltrat2 = 1/ (1,645)2 N = 0,3695 N
b. Pada t = 30 menit
Diketahui: Vfiltrat = 10 mL
VNaOH = 31,1 mL
DP.VI-6
NNaOH = 0,5 N
Co blanko = 1,810 N
LP.VI-4
c. Pada t = 45 menit
Diketahui: Vfiltrat = 10 mL
VNaOH = 30,7 mL
NNaOH = 0,5 N
Co blanko = 1,810 N
Ditanya: Cfiltrat, Cterserap, orde 1, orde 2 dan orde 3 =…?
VNaOH × NNaOH
Jawab: Cfiltrat =
V filtrat
30 ,7 mL ×0 , 5 N
=
10 mL
= 1,535 N
Cterserap: Co – Cfiltrat = 1,810 N – 1,535 N = 0,270 N
Orde 1 : ln Co/Cfiltrat = ln (1,810 N/ 1,535 N) = 0,1620 N
Orde 2 : 1/Cfiltrat = 1/ 1,535 N = 0,6514 N
Orde 3 : 1/Cfiltrat2 = 1/ (1,535)2 N = 0,4244 N
LP.VI-5
d. Pada t = 60 menit
Diketahui: Vfiltrat = 10 mL
VNaOH = 29,9 mL
NNaOH = 0,5 N
Co blanko = 1,810 N
Ditanya: Cfiltrat, Cterserap, orde 1, orde 2 dan orde 3 =…?
VNaOH × NNaOH
Jawab: Cfiltrat =
V filtrat
29 , 9 mL ×0 , 5 N
=
10 mL
= 1,495 N
Cterserap: Co – Cfiltrat = 1,810 N – 1,495 N = 0,310 N
Orde 1 : ln Co/Cfiltrat = ln (1,810 N/ 1,495 N) = 0,1884 N
Orde 2 : 1/Cfiltrat = 1/ 1,495 N = 0,6689 N
Orde 3 : 1/Cfiltrat2 = 1/ (1,495)2 N = 0,4474 N