BAB I
BAB II
BAB III
MENGGAPAI RIDHA ALLAH SWT DENGAN SIKAP DERMAWAN DAN MENGHINDARI KIKIR
1. Allah Swt. telah bersumpah bahwa la akan memberikan balasan surga dan kemudahan jalan menuju
surga, bagi hambaNya yang bertaqwa dan senang bersedekah.
2. Rasulullah Saw. Bersabda bahwa harta yang disedekahkan itu tidak akan berkurang, akan semakin
bertambah keberkahannya.
3. Allah Swt. juga bersumpah, apabila ada hambaNya yang bakhil dan ia mendustakan pahala, ia akan
diberi berbagai keburukan.
4. Rasulullah Saw. telah mengingatkan kita agar menjauhi sifat zalim dan kikir karena sifat zalim
menjadikan kegelapan bagi manusia pada hari kiamat dan sifat kikir inilah yang telah mencelakakan dan
menjadi sebab terjadinya pertumpahan darah diantara umat terdahulu
BAB IV
MEMPERINDAH BACAAN AL QUR'AN DENGAN TAJWID (Hukum Bacaan Mad thabi'i, Mad Wajib
Muttashil, dan Mad Jaiz Munfashil)
1. Huruf mad itu ada tiga yaitu wawu (9), ya' ($), dan alif (1). Adapun hukum bacaan mad thabi'i adalah
apabila wawu jatuh setelah dhummah, ya' jatuh setelah kasrah, dan alif jatuh setelah fathah dengan
panjang bacaan satu alif atau dua harakat (ketukan). Contohnya berkumpul dalam lafadz ُنوِح يَها
2. Mad wajib muttashil secara bahasa ialah mad yang berarti panjang, wajib yang berarti harus,
sedangkan muttashil yaitu bersambung. Secara istilah, mad wajib muttashil adalah hukum bacaan yang
terjadi apabila ada mad thabi'i (mad asli) bertemu dengan huruf hamzah yang berharakat fathah,
dhammah ataupun kasrah dalam satu kata (bersambung). Sedangkan cara membaca mad wajib
muttashil adalah dipanjangkan menjadi dua setengah alif atau sama dengan empat sampai lima harakat
(ketukan).
واما الَّساِئَل َفاَل َتْنهُر: Contoh
3. Mad jaiz munfashil. Secara etimologi, mad berarti panjang, jaiz artinya boleh, dan munfashil adalah
terpisah atau di luar kata. Secara istilah, apabila ada mad thabi'i yang bertempat di akhir kata setelah itu
terdapat yang berada di lain kata. Seperti lafadz:
واتبعوني أْهِد ُك م
Sedangkan panjang bacaan mad jaiz munfashil itu sama dengan mad wajib muttashil, dipanjangkan
menjadi dua setengah (2) alif atau sama dengan empat sampai lima harakat (ketukan). Sebagian ulama
qurra' menyebut sama dengan mad thabi'i.
BAB V
TERHAPUS KESALAHANKU, KARENA DIA MAHA (Optimis dan Sabar dalam Menggapai Ampunan Allah
Swt)
1. Allah Swt. sering bersumpah atas nama ciptaan-Nya sebelum memberikan peringatan kepada
manusia.
2. Seluruh amal perbuatan manusia akan mendapatkan balasannya.
3. Betapapun banyak dan besarnya kesalahan/dosa yang diperbuat mansusia, Allah Swt. akan
mengampuninya.
4. Shalat (yang khusyuk) dan sabar bisa dijadikan penolong seseorang untuk menggapai Rahmat/kasih
sayang Allah Swt.
BAB VI
MENGGAPAI KEBAHAGIAAN DENGAN SABAR DAN SYUKUR (Sabar dan Syukur, Kunci Keberhasilan)
1. Hadis-hadis di atas menunjukkan bahwa tingkatan-tingkatan iman seluruhnya (berkisar) antara sabar
dan syukur.
2. Kehidupan seorang mukmin seluruhnya bernilai kebaikan dan pahala di sisi Allah, baik dalam kondisi
yang terlihat membuatnya senang ataupun susah.
3. Seorang hamba yang sempurna imannya akan selalu bersyukur kepada Allah ketika senang dan
bersabar ketika susah, maka dalam semua keadaan dia senantiasa ridha kepada Allah dalam segala
ketentuan takdir- Nya, sehingga kesusahan dan musibah yang menimpanya berubah menjadi nikmat
dan anugerah baginya.
4. Orang yang tidak beriman akan selalu berkeluh kesah dan murka ketika ditimpa musibah, sehinngga
semua dosa dan keburukan akan menimpanya, dosa di dunia karena ketidaksabaran dan ketidak
ikhlasannya terhadap ketentuan takdir Allah, sehingga meedapatkan kesengsaraan.