PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Resiko external
o Bencana alam : tornado, banjir, gempa, dll.
o Kecelakaan massal : pesawat, bus,dll.
o Kejadian KLB di komunitas yang berhubungan dengan penyakit menular :
Influenza, meningitis
Penyakit lain yang berhubungan dengan kontaminasi pada makanan,
air, seperti hepatitis A dan Salmonella.
2. Resiko Internal
o Pasien
Karakteristik pasien:
Perempuan, anak – anak
Perawatan akut pada pasien dewasa
Populasi kebutuhan khusus
Perawatan jangka Panjang
Rehabilitasi
Usia pasien : anak – anak, dewasa, dan lansia
Status imunologi
Penyakit yang berhubungan dengan isu – isu gaya hidup
Manula yang sakit cenderung akan mengalami perubahan pola pikir
o Resiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfektan, dan sterilisasi untuk proses peralatan
Instrument bedah
Protesa
Pemrosesan alat sekali pakai
Pembungkusan Kembali peralatan yang dipakai
o Resiko terhadap petugas Kesehatan
Kebiasaan Kesehatan perorangan
Budaya keyakinan tentang penyakit menular
Pemahaman tentang pencegahan dan penularan penyakit
Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (HH, pemakaian APD,
penanganan peralatan pasien, Teknik isolasi
Skrining yang tidak adekuat terhadap penyakit menular
o Resiko terkait pelaksanaan prosedur
Prosedur invasive yang dilakukan
Peralatan yang dipakai
Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu Tindakan
persiapan pasien yang memadai
Kepatuhan terhadap Teknik pencegahan yang direkomendasikan
o Lingkungan
Pembangunan
Kelengkapan peralatan
Pembersihan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya HAIs pada pasien, petugas, dan
pengunjung di Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
BAB II
Resiko adalah terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan dari proses kegiatan saat
sekarang atau kejadian di masa datang. Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif
untuk mengidentifikasi, menilai, dan Menyusun prioritas resiko, dengan tujuan untuk
menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.
Risk assesmen adalah suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci dan
berurutan, baik kejadian yang actual maupun yang potensial beresiko ataupun kegagalan.
Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya resiko yang dihadapi,
kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak resiko. Harus dilakukan oleh seluruh staf
dan pihak yang terlibat, termasuk pasien dan public dapat terlibat bila memungkinkan.
Metode dasar manajeman resiko ;
I. Risk Matrix
Sering digunakan untuk memetakan resiko probabilitas dan dampak risk matrix
efektif adalah sebagai berikut :
Mudah digunakan dan dimengerti
Mempunyai deskripsi detail da definitive
Menerangkan bagaimana resiko dapat dimitigasi pada tingkat yang bisa
ditolerir :
II. Evaluasi resiko
a) Rangking masalah
b) Prioritas masalah
c) Analisis manfaat biaya yang dikeluarkan (setelah dirangking, biaya untuk
mengurangi resiko dibandingkan dengan biaya kalau terjadi resiko)
d) Pastikan resiko yang ditimbulkan bisa diterima atau tidak
III. Keputusan untuk menerima resiko dan pengelolaannya berdasarkan pertimbangan :
a) Kriteria klinis, operasional, Teknik, kemanusiaan
b) Kebijakan tujuan
c) Sasaran dan kepentingan stake holder
d) Keuangan, hukum, sosial
BAB III
ASSESMENT RESIKO
a. IDENTIFIKASI RESIKO
Masalah – masalah yang ditemukan di UPTD Puskesmas Rawat Inap Kotagajah
antara lain :
1) Masih banyak petugas yang tidak memakai APD sesuai indikasi
2) Masih banyak petugas yang belum mematuhi kebersihan tangan
3) Petugas membuang sampah sering tidak sesuai dengan tempat sampah
(limbah) yang semestinya.
b. ANALISIS RESIKO
1) Masih banyak petugas yang tidak memakai APD sesuai indikasi
d. PENGELOLAAN RESIKO
Didapatkan bahwa resiko tertinggi (prioritas) di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Kotagajah adalah masih banyak petugas yang tidak memakai APD sesuai
indikasi. Hal – hal yang menjadi factor penyebab masalah ini antara lain :
e. PLAN OF ACTION
No : 1
Kelompok : HAIs
Resiko
Potensial : Masih banyak petugas yang tidak memakai APD sesuai
Resiko indikasi
Skor : 60
Prioritas : 1
Tujuan umum : Menurunkan infeksi silang akibat ketidakpatuhan pemakain
APD
Tujuan Khusus : Semua petugas paham cara memakai APD sesuai
indikasi
Tingkat kepatuhan pemakaian APD ≥ 85 %
Strategi : Edukasi, pemenuhan sarana dan prasarana APD,
melakukan audit
Evaluasi : 30 mei 2023
Progress : Edukasi bertahap setiap 1 bulan, koordinasi pemenuhan
sarana dan prasarana
No : 2
Kelompok : HAIs
Resiko
Potensial : Masih banyak petugas yang belum mematuhi kebersihan
Resiko tangan
Skor : 40
Prioritas : 2
Tujuan umum : Menurunkan infeksi silang yang diakibatkan oleh
ketidakpatuhan kebersihan tangan
Tujuan Khusus : Semua petugas paham cara melakukan kebersihan
tangan sesuai WHO
Tingkat kepatuhan kebersihan tangan ≥ 85 %
Strategi : Edukasi, pemenuhan sarana prasarana kebersihan tangan,
melakukan audit kepatuhan kebersihan tangan
Evaluasi : 4 juni 2023
Progress : Koordinasi pemenuhan sarana prasarana kebersihan tangan
dan edukasi bertahap setiap bulan
No : 3
Kelompok : HAIs
Resiko
Potensial : Petugas membuang sampah sering tidak sesuai dengan
Resiko tempat sampah (limbah) yang semestinya.
Skor : 36
Prioritas : 3
Tujuan umum : Menurunkan infeksi silang yang diakibatkan oleh kesalahan
membuang sampah di tempat sampah yang tidak
semestinya.
Tujuan Khusus : Semua petugas paham jenis limbah/ sampah dan
pengelolaannya
Tingkat kepatuhan pengelolaan limbah yang benar ≥
85 %
Strategi : Edukasi, pemenuhan sarana prasarana membuang sampah,
melakukan audit
Evaluasi : 10 juni 2023
Progress : Koordinasi pemenuhan sarana prasarana membuang
sampah dan edukasi bertahap setiap bulan