Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seiring dengan manfaat dari aktivitas yang dilakukan di kalangan masyarakat tidak terlepas
dari adanya gerakan yang dapat mengakibatkan terjadinya cedera. Tendinitis patella merupakan
cedera lutut yang disebabkan oleh tekanan pada tendon patela. Gejala-gejala yang dapat terjadi
padaTendinitis patella adalah nyeri di sekitar lutut pada bagian superior dan inferior patela,
pembengkakan pada daerah lutut, hingga tungkai terasa lemah, dan munculnya inflamasi pada
tendon patela.
Lutut memiliki persentase cedera tertinggi sebesar 22,5% karena berfungsi ganda, yaitu
selain sebagai penggerak, lutut juga berfungsi sebagai penahan berat badan sehingga
kemungkinan cederanya semakin tinggi . Pada suatu penelitian mengenai kejadian cedera
tendinitis patella di Amerika Serikat dilaporkan bahwa cedera ini merupakan salah satu cedera
tendinopati yang cukup sering pada atlet dewasa. Pada olahraga yang banyak melakukan gerakan
melompat dilaporkan bahwa kejadian cedera tendinitis patella sekitar 20%. Terdapat banyaknya
kasus cedera lutut yang terjadi pada masyarakat dan penanganannya masih banyak menggunakan
metode tradisional, seperti dengan menggunakan kompres es/ ice pack. Terapi dingin (cold
therapy) secara klinis dapat meningkatkan ambang nyeri,mencegah pembengkakan dan
menurunkan performa motorik lok al[3]. Suhu yang digunakan untuk terapi kompres dingin
adalah suhu dingin (12-18 ⁰C), dimana proses vasokonstriksi maksimal terjadi ketika kulit yang
dikompres mencapai suhu 15 ⁰C.
Pada suhu di bawah 15 ⁰C vasodilatasi akan terjadi. Kondisi inilah yang dimaksud dengan
fenomena rebound yakni kondisi yang terjadi pada saat efek terapeutik dari kompres dingin telah
dicapai dan kemudian efek yang berlawanan terjadi. Dalam pengaplikasian kompres dingin pada
waktu 20 menit dapat mengurangi edema dan peradangan dengan suhu 15 °C (59 °F) dan secara
fisiologis pada 10-15 menit pertama setelah pemberian aplikasi dingin terjadi vasokonstriksi
pada pembuluh darah.
RANCANG BANGUN ALAT KOMPRES DINGIN TERAPI CEDERA LUTUT
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PELTIER DENGAN TWO-POSITION ON/OFF
CONTROLLER
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas,maka rumusan masalah dalam penulisan
penelitian ininyaitu bagaimana mendesain,merancang dan menguji dan keakurasian waktu alat
Rancang Bangun Alat Kompres clod therapy cedera Lutut Menggunakan Teknologi Peltier
dengan Two-postion On/off controller.

1.3 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum


Membuat pembuatan Rancang Bangun Alat Kompres clod therapy cedera Lutut
Menggunakan Teknologi Peltier dengan Two-postion On/off controller.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Membuat rancang bangun alat kompres cold therapy menggunakan teknologi politer.
2.mendesain software,hardware,manset dan desain mekanik alat.
3.Melakukan uji fungsi rancang bangun alat kompres cold therapy.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal ini penelitia yang dilakukan oleh m.y.rifa,.muadi ,andt.prashasto (2023) yang
berjudul pengembangan perancangan alat terapi sendi lutut Tubuh manusia terdiri dari berbagai
macam organ termasuk kerangka tubuh, sistem kerangka tubuh terdapat berbagai jenis sendi
yang menyebabkan tubuh manusia dapat bergerak bebas. Namun terdapat beberapa kondisi yang
menyebabkan sendi mengalami kekakuan diantaranya disebabkan oleh kecelakaan, operasi,
penyakit dan faktor usia. Sendi lutut merupakan sendi dianggap rawan mengalami kekakuan
yang menyebabkan pengurangan range of motion (ROM), yang kemudian membutuhkan sebuah
proses terapi untuk pemulihan fungsi.
Pada penelitian ini dikembangkan perancangan alat terapi sendi lulut dengan continuous
passive motion. Perancangan mesin continuous passive motion pada penelitian ini dikembangkan
dengan tiga mode gerakan yaitu manual, otomatis dan progresif. Pada perancangan ini sensor
sudut yang digunakan sensor rotary encoder. Pengujian sensor rotary encoder dilakukan
menggunakan dua persamaan perhitungan, nilai erorr rata- rata yang dihasilkan pada mode
manual 9,8%, mode otomatis 6,8 dan mode progresif 9,9% menggunakan persamaan orde 1,
sedangkan hasil pengujian menggunakan persamaan orde 2 dihasilkan nilai erorr rata- rata mode
manual 0,4%, mode otomatis 0,6% dan mode progresif 0,8%. Berdasarkan hasil pengujian
tersebut disimpulkan penggunaan persamaan orde 2 mendapatkan hasil pengukuran yang lebih
akurat dibandingkan menggunakan persamaan orde 1. Sehingga persamaan lebih akurat
diaplikasikan pada sensor rotary encoder yang digunakan pada penelitian ini.
1.4.3 Tendinistis pattela

Tendonitis patela, juga dikenal sebagai lutut pelompat, adalah cedera pada
tendon patela yang menghubungkan tempurung lutut (patela) dengan tulang
kering. Tendon patela berfungsi menopang otot saat kaki bagian bawah
melakukan gerakan melompat, menendang, mengayuh, dsb.

Tendonitis patela ditandai dengan nyeri dan peradangan yang melemahkan


tendon sehingga memunculkan robekan-robekan kecil. Nyeri yang ditimbulkan
dapat mengganggu kegiatan sehari-hari, seperti menaiki tangga atau duduk di
mobil, serta kegiatan olahraga Gejala tendonitis patela, antara lain:

 Nyeri dan nyeri tekan pada pangkal tempurung lutut, terutama saat berlutut
atau berdiri dari posisi jongkok
 Nyeri sesekali yang makin terasa saat kerusakan tendon makin parah
 Bengkak atau sensasi terbakar pada tempurung lutut
 Memar atau kemerahan, terutama jika pernah mengalami cedera
 Nyeri saat menekuk atau meluruskan lutut dalam kegiatan sehari-hari

Tendonitis patela (lutut pelompat) biasanya disebabkan penggunaan


sendi lutut secara berlebihan dan tekanan terus-menerus pada tendon patela.
Tendonitis patela lebih umum diderita pemain olahraga yang membutuhkan
gerakan berjongkok dan melompat, misalnya, basket dan voli.

Faktor risiko tendonitis patela, antara lain:

 Otot paha dan hamstring yang tegang sehingga dapat menambah tekanan pada
tendon patela.
 Kekuatan otot tungkai yang tidak merata atau ketidakseimbangan kekuatan
otot, dengan otot yang lebih kuat menarik tendon patela secara lebih kencang.
 Tungkai, pergelangan kaki, dan kaki yang tidak simetris. Ini termasuk kondisi,
seperti kaki O, kaki X, dan telapak kaki datar.
 Bertambahnya ketegangan pada tendon patela, yang dapat terjadi saat
pertumbuhan tendon tidak mampu mengimbangi pertumbuhan kaki bagian
bawah. Kondisi ini dikenal dengan nama penyakit Sinding-Larsen-Johansson,
yaitu tendon menarik ujung bawah tempurung lutut.
 Obesitas, yang makin menambah beban pada sendi lutut.
 Penyakit kronis, seperti gagal ginjal, reumatik, atau diabetes yang dapat
mengganggu aliran darah ke lutut dan melemahkan tendon.
 Teknik melompat dan mendarat yang buruk, akibat cara otot kuadrisep
berkontraksi.

Risiko terjadinya lutut pelompat dapat ditekan dengan:

 Melakukan peregangan dan pemanasan dengan benar sebelum berolahraga


 Melakukan pendinginan dan peregangan sesudah berolahraga
 Memakai penyangga lutut selama berolahraga
 Memperkuat otot tungkai yang menopang lutut
 Melatih teknik yang baik dalam melompat dan terutama mendarat
 Tidak melompat atau mendarat di permukaan keras, seperti beton
1.4.4 cold terapi ( terapi dingin)
Terapi dingin (cold therapy) merupakan modalitas fisioterapi yang banyak
digunakan pada fase akut cedera olahraga. Pada fase akut, efek fisiologis terapi dingin
berupa vasokontriksi arteriola dan venula, penurunan kepekaan akhiran saraf bebas dan
penurunan tingkat metabolisme sel sehingga mengakibarkan penurunan kebutuhan
oksigen sel. Secara klinis keseluruhan proses tadi dapat mengurangi proses
pembengkakan, mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot dan resiko kematian sel.
Terapi dingin yang banyak digunakan berupa ice massage, ice packs, cold bath/water
immersion dan vapocoolant sprays. Dewasa ini terapi dingin juga banyak digabungkan
dengan terapi latihan (cyrokinetics). Penggunaan terapi dingin harus dilakukan dengn
prosedur yang tepat mengingat adanya beberapa resiko terapi seperti iritasi,
hipothermia, frost bite. Terapi ini dikontraindikasikan pada beberapa gangguan klinis
antara lain Raynaud`s syndrome, cyroglobunemia, paraxoxymal hemaglobinuria,
vasculitis dan gangguan syaraf sensoris seperti pada diabetes mellitus.

Dibawah ini merupakan fitur yang terdapat pada alat clod therapy coolman
CTS-100:
 Tetap dalam keadaan dingin
Cedera olahraga secara umum dibedakan menjadi cedera traumatis dan
cedera berkelanjutan (overuse injuries). Cedera traumatis terjadi akibat benturan
sedangkan overuse injury terjadi akibat beban kerja fisiologis yang berlebihan.
Bentuk cedera dapat berupa memar, strain, sprain sampai dengan fraktur tulang.
Respon tubuh terhadap kerusakan jaringan ini berupa reaksi peradangan
(inflamasi) yang dipicu oleh mediator inflamasi yang dihasilkan oleh sel yang
rusak maupun mati.
 Kebisingan yang rendah.
Alat ini dilengkapi dengan pompa diagfrahma berkualitas tinggi sehingga tidak berisik..
 Pad universal.
 Berbagai mode.
 Tempat penampungan air.
Cold therapy adalah pemanfaatan dingin untuk mengobati nyeri dan mengurangi
gejala peradangan lainnya. Istilah cryotherapy digunakan untuk penggunaan terapi dingin
yang sangat ekstrim, biasanya mengunakan cairan nitrogen yang digunakan sebagai
anesthetic-analgesia (Swenson et al., 1996:193). Pada terapi dingin, digunakan modalitas
terapi yang dapat menyerap suhu jaringan sehingga terjadi penurunan suhu jaringan
melewati mekanisme konduksi. Efek pendinginan yang terjadi tergantung jenis aplikasi
terapi dingin, lama terapi dan konduktivitas. Pada dasarnya agar terapi dapat efektif, lokal
cedera harus dapat diturunkan suhunya dalam jangka waktu yang mencukupi.

1.4.5 Efek peltier


Termoelektrik adalah suatu perangkat yang dapat mengkonversi energi kalor
(perbedaan temperatur) menjadi energi listrik secara langsung. Selain itu, termoelektrik
juga dapat mengkonversikan energi listrik menjadi proses pompa kalor/refrigerasi. Secara
umum ada dua macam fenomena yang terjadi pada perangkat termoelektrik, yaitu: efek
Seebeck dan efek Peltier.Efek seebeck merupakan fenomena yang mengubah perbedaan
temperatur menjadi energi listrik. Jika ada dua bahan yang berbeda yang kemudian kedua
ujungnya disambungkan satu sama lain maka akan terjadi dua sambungan dalam satu
loop. Jika terjadi perbedaan temperatur diantara kedua sambunga ini, maka akan terjadi
arus listrik akan terjadi. Prinsip ini lah yang digunakan termoelektrik sebagai generator
(pembangkit listrik). Setiap bahan memiliki koefisien seebeck yang berbeda-beda.
Semakin besar koefisien seebeck ini, maka beda potensial yang dihasilkan juga semakin
besar. Karena perbedaan temperatur disini dapat diubah menjadi tegangan listrik, maka
prinsip ini juga digunakan sebagai sensor temperatur yang dinamakan thermocouple.

Kebalikan dari dari efek Seebeck, yaitu jika dua logam yang berbeda
disambungkan kemudian arus listrik dialirakan pada sambungan tersebut, maka akan
terjadi fenomenda pompa kalor. Prinsip inilah yang diugunakan termoelektrik sebagai
pendingin/pompa kalor. Termoeletrik terdiri dari dua buah bahan berbeda yang
disambubngkan. Material yang dipilih memiliki koefisien seebeck cukup tinggi. Saat ini
kebanyakan termolektrik menggunakan Bismuth-Telluride sebagai bahan pembuatnya.
Gambar (a) Termoelektrik sebagai generator listrik; (b) Generator sebagai pendingin/pompa
kalor

Perangkat modul termoelektrik yang dijual biasanya berbentuk plat tipis. Salah
satu termoeletrik yang dapat dengan mudah kita dapatkan berukuran 40 mm x 40 mm
dengan ketebalan 3 mm dan terdapat dua buah kabel (biasanya merah dan hitam). Jika
diantara kedua permukaan termoelektrik terapat perbedaan temperatur maka tegangan
listrik dihasilkan dan tegangan tersebut dapat kita ukur melalui dua kabel termoeletrik
dengan menggunakan voltmeter. Jika perbedaan temperatur cukup besar, maka
termoelektrik dapat menghidupkan sebuah lampu LED kecil. Listrik yang dihasilkan
pada thermoelectric generator adalah listrik searah (DC).
Sebaliknya jika modul termoelektrik ini diberi tegangan maka akan terjadi
perbedaan temperatur antar permukaan yang satu dengan yang lain. Tegangan ini akan
meyebabkan adanya aliran arus yang melalui bahan termoelektrik sehingga terjadi efek
peltier. Fenomena inilah yang disebut dengan pompa kalor. Jika dibandingkan dengan
teknologi refrigerasi kompresi uap, termoelektrik memiliki berbagai macam kelebihan
antara lain: Pemanas atau pendingin dapat dengan mudah diatur dengan menyesuaikan
arah arusnya, sangat ringkas, tidak berisik, tidak butuh perawatan khusus, tidak butuh
refrigeran (Freon), tidak ada getaran. Walau bagaimanapun juga, termolektrik masih
memiliki kekurangan yaitu performanya masih rendah.

1.4.5 system Response


Beberapa istilah dalam system kendali adalah sebagai berikut.
 Translent response.
 Steady state response.
 Overshot.
 Steady state eror.
 Time response.
 Total response.
 Steady state response.

1.5 Komponen yang akan digunakan dalam penelitian.
Dibawah ini merupakan komponen-komponen utama yang akan digunakan untuk
membentuk rangkaian pada penelitian.

1.5.1 Paltier/TEC(thermoelectric cooler)


Elemen Peltier adalah komponen termoelektrik yang dapat memompa panas dari satu sisi ke sisi
lain sesuai arah arus yang diberikan. Prinsip kerja elemen Peltier berdasarkan efek Peltier, Joule,
Seebeck, dan Thomson. Ketika arus DC dialirkan ke elemen Peltier, akan mengakibatkan salah satu sisi
elemen Peltier menjadi dingin (kalor diserap) dan sisi lainnya menjadi panas (kalor dilepaskan). Elemen
Pertier dapat dimanfaatkan sebagai pemanas dan pendingin bergantung pada arah-arus yang diberikan.
Elemen Peltier berwujud padat , terdiri dari bahan semikonduktor tipis dilapisi konduktor serta keramik
dibagian luarnya. Elektron mengalir dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat energi lebih rendah.
Elektron dari material yang kekurangan elektron (P-type material) bergerak ke material yang kelebihan
elektron (N-type material). Dalam keadaan ini maka konektor akan menyerap energi sehingga sisi ini
akan menjadi sisi dingin dari peltier. Di lain pihak, ketika elektron bergerak dari N-type menuju P-type,
maka konektor akan melepas energi sehingga sisi ini akan menjadi sisi panas dari peltier. Perbedaan
temperatur inilah yang akan menghasilkan beda tegangan.
1.5.2 Sensor suhu DS18B20

Sensor suhu digital mempunyai beberapa kelebihan dari sensor suhu analog. Di antaranya
adalah kekebalannya terhadap noise. Sensor digital juga dapat dihubungkan ke masukan digital
perangkat pembaca tanpa rangkaian tambahan. Salah satu sensor digital yang ada di pasaran
adalah DS18B20. Sensor DS18B20 merupakan komponen sensor temperatur yang memiliki
kemampuan tahan air (waterproof). Sensor ini menggunakan keluaran secara serial yang disebut
1-wire bus. Bila beberapa sensor DS18B20 digunakan, maka sensor-sensor ini dapat
dihubungkan ke 1- wire bus melalui hubungan multi-drop. Koneksi multi-drop akan memberikan
solusi yang baik untuk mengurangi kekomplekan pengkabelan dari sensor-sensor yang
digunakan. Sensor DS18S20 dapat melakukan pembacaan temperatur dari -55 °C sampai +125
°C dengan resolusi 9 bit hingga 12 bit
Mengingat kebutuhan akan teknologi ini, maka perlu dilakukan penelitian untuk
merancang alat yang digunakan sebagai analisis dan realisasi data gradien thermal berupa Sensor
DS18B20 berbasis Arduino sebagai instrumentasi untuk data kalibrasi alat sekaligus penentuan
suhu pada saat di lapangan mengenai estimasi suhu bawah permukaan dan kedalaman reservoir
panasbumi di daerah manifestasi 2 berdasarkan data gradien thermal. Dengan keluaran sensor ini
berupa data digital sehingga tidak perlu khawatir terhadap degradasi data saat digunakan yang
teknologinya relatif lebih murah dan dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut.

Pengukuran gradien termal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kenaikan suhu
setiap kedalaman sehingga dapat mengetahui adanya anomali panas yang menandakan adanya
potensi sumber panas yang dapat dimanfaatkan. Gradien termal diukur pada sisi pengirim dan
dikirimkan ke sebuah memori card pada main unit sebagai sisi penerima. Dengan desain portable
sehingga lebih mudah digunakan saat akuisisi di lapangan dan lebih terjangkau biayanya.

1.5.3 Arduino Nano

Arduino Nano adalah papan kecil papan mikrokontroler open-source dan papan
tungggal berbasis teknologi Microchip ATmega328P yang dirilis pada tahun 2008. Ini
menawarkan konektivitas dan spesifikasi papan Arduino Uno yang sama dalam faktor
bentuk yang lebih kecil.

Arduino Nano dilengkapi dengan 30 header I/O jantan, dalam konfigurasi


seperti DIP-30, yang dapat diprogram menggunakan lingkungan pengembangan
terintegrasi Perangkat Lunak Arduino (IDE), yang umum untuk semua papan Arduino
dan berjalan baik online maupun luring. Papan dapat ditenagai melalui kabel mini-USB
tipe-B atau dari 9 baterai V.

Pada tahun 2019, Arduino merilis Arduino Nano Every, evolusi Nano yang setara
dengan pin. Ini fitur prosesor ATmega4809 yang lebih kuat dan dua kali RAM.
Arduino Nano memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan
komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. ATmega328 menyediakan
komunikasi serial UART TTL (5V), yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1 (TX).
Sebuah FTDI FT232RL di board menyalurkan komunikasi serial ini melalui USB dan
driver FTDI (disertakan dengan perangkat lunak Arduino) menyediakan port com virtual
ke perangkat lunak di komputer. Perangkat lunak Arduino mencakup monitor serial yang
memungkinkan data tekstual sederhana dikirim ke dan dari papan Arduino. LED RX dan
TX di papan akan berkedip saat data sedang dikirim melalui chip FTDI dan koneksi USB
ke komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan Pustaka SoftwareSerial
memungkinkan komunikasi serial pada salah satu pin digital Nano.

1.5.4 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal
cair sebagai penampil utama.Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah:

 Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.


 Mempunyai 192 karakter tersimpan.
 Terdapat karakter generator terprogram.
 Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
 Dilengkapi dengan back light.

Proses inisialisasi pin arduino yang terhubung ke pin LCD RS, Enable, D4, D5, D6, dan D7,
dilakukan dalam baris LiquidCrystal (2, 3, 4, 5, 6, 12 7), dimana lcd merupakan variable yang
dipanggil setiap kali intruksi terkait LCD akan digunakan. Definisi pin lcd 16x2 dapat dilihat
ditabel.
1.5.5 12C (Inter Integrated Circuit)

Inter Integrated Circuit atau sering disebut I2C adalah standar komunikasi serial
dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun
menerima data. Sistem I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data)
yang membawa informasi data antara I 2C dengan pengontrolnya. Piranti yang
dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat dioperasikan
sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C
Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk
sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.
Sinyal Start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah, didefinisikan
sebagai perubahan tegangan SDA dari “1” menjadi “0” pada saat SCL “1”.
Sinyal Stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan sebagai
perubahan tegangan SDA dari “0” menjadi “1” pada saat SCL “1”. Kondisi
sinyal Start dan sinyal Stop seperti tampak pada Gambar 1.

Gambar 1. Kondisi sinyal start dan stop

Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal acknowledge yang
disimbolkan dengan ACK Setelah transfer data oleh master berhasil diterima slave,
slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal acknowledge, yaitu dengan membuat
SDA menjadi “0” selama siklus clock ke 9. Ini menunjukkan bahwa Slave telah
menerima 8 bit data dari Master. Kondisi sinyal acknowledge seperti tampak pada
Gambar 2.

Gambar 2. Sinyal ACK dan NACK

Dalam melakukan transfer data pada I2C Bus, kita harus mengikuti tata cara yang
telah ditetapkan yaitu:
 Transfer data hanya dapat dilakukan ketikan Bus tidak dalam keadaan sibuk.
 Selama proses transfer data, keadaan data pada SDA harus stabil selama SCL
dalam keadan tinggi. Keadaan perubahan “1” atau “0” pada SDA hanya dapat
dilakukan selama SCL dalam keadaan rendah. Jika terjadi perubahan keadaan
SDA pada saat SCL dalam keadaan tinggi, maka perubahan itu dianggap
sebagai sinyal Start atau sinyal Stop.

Gambar 3. Trasfer Bit pada I2C bus

1.5.6 Relay

Relay adalah saklar yang bekerja menggunakan prinsip elektromagnet, dimana ketika ada arus yang
mengalir melalui kumparan inti besi akan berubah menjadi magnet. Selanjutnya, inti besi akan menarik
besi sehingga saklar akan terhubung. Jika arus yang mengalir melalui kumparan diputus maka saklar
tidak terhubung lagi.
1.5.7 Kipas DC

Kipas dipergunakan untuk menghasilkan angin. Fungsi yang umum adalah untuk
pendingin udara, penyegar udara, ventilasi (exhaust fan), pengering (umumnya memakai
komponen penghasil panas). Kipas angin juga ditemukan di mesin penyedot debu dan
berbagai ornamen untuk dekorasi ruangan .Kipas angin secara umum dibedakan atas kipas
angin tradisional antara lain kipas angin tangan dan kipas angin listrik yang digerakkan
menggunakan tenaga listrik.

Perkembangan kipas angin semakin bervariasi baik dari segi ukuran, penempatan
posisi, serta fungsi. Ukuran kipas angin mulai kipas angin mini (Kipas angin listrik yang
dipegang tangan menggunakan energi baterai), kipas angin digunakan juga di dalam Unit
CPU komputer seperti kipas angin untuk mendinginkan processor, kartu grafis, power
supply dan cassing. Kipas angin tersebut berfungsi untuk menjaga suhu udara agar tidak
melewati batas suhu yang di tetapkan.

Kipas angin juga dipasang pada alas atau tatakan Laptop untuk menghantarkan
udara dan membantu kipas laptop dalam mendinginkan suhu laptop tersebut.Kipas angin
dapat dikontrol kecepatan hembusan dengan 3 cara yaitu menggunakan pemutar, tali
penarik serta remote control. Perputaran baling-baling kipas angin dibagi dua yaitu
centrifugal (angin mengalir searah dengan poros kipas) dan Axial (Angin mengalir secara
pararel dengan poros kipas).

Dalam prototype rumah jamur ini nantinya akan ada beberapa kipas, yang
merupakan komponen untuk mengatur suhu agar sesuai dengan yang diinginkan. Kipas
yang akan digunakan adalah sebuah motor DC 12 volt.
Sedangkan untuk cara kerja kipas dalam mengontrol suhu ruangan nantinya akan
dipasang 2 kipas, satu kipas nantinya akan memasukkan udara dari luar ruangan ke dalam
prototype dan satunya lagi akan mengeluarkan udara dari dalam prototype. Sehingga
nantinya diharapkan dengan bekerjanya 2 kipas ini akan dapat membantu mengontrol suhu
dan kelembaban.

1.5.8 Buzzer

Buzzer Elektronika adalah sebuah komponen elektronika yang dapat


menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi. Buzzer elektronika akan
menghasilkan getaran suara ketika diberikan sejumlah tegangan listrik dengan taraf
tertentu sesuai dengan spesifikasi bentuk dan ukuran buzzer elektronika itu sendiri. Pada
umumnya, buzzer elektronika ini sering digunakan sebagai alarm karena penggunaannya
yang cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input maka buzzer elektronika
akan menghasilkan getaran suara berupa gelombang bunyi yang dapat didengar manusia.
1.5.9 Pompa

Pompa adalah mesin atau alat untuk menggerakan fluida yang di gunakan untuk
memindahkan cairan dari suatu tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang
lebih tinggi melaui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energy pada cairan
yang kemudian pindahkan secara berlangsung dan terus menerus.

Pompa ini beroprasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
masuk ( Suction), di bagian keluar ( discharge ). Dengan kata lain, pompa adalah alat
pengubah tenaga mekanis ( penggerak ) menjadi tenaga kinetis ( kecepatan ) dari suatu
sumber tenaga, dimana tenga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi
hambatan yang sepanjang pengaliran.

1.5.10 Arduino IDE


IDE (Integrated Development Environment) adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan
untuk mengembangkan aplikasi mikrokontroler mulai dari menuliskan source program,
kompilasi, upload hasil kompilasi dan uji coba secara terminal serial.

a. Icon menu verify yang bergambar ceklis berfungsi untuk mengecek program yang ditulis
apakah ada yang salah atau error.

b. Icon menu upload yang bergambar panah ke arah kanan berfungsi untuk memuat / transfer
program yang dibuat di software arduino ke hardware arduino.

c. Icon menu New yang bergambar sehelai kertas berfungsi untuk membuat halaman baru dalam
pemrograman.

d. Icon menu Open yang bergambar panah ke arah atas berfungsi untuk membuka program yang
disimpan atau membuka program yang sudah dibuat dari pabrikan software arduino.

e. Icon menu Save yang bergambar panah ke arah bawah berfungsi untuk menyimpan program
yang telah dibuat atau dimodifikasi.

f. Icon menu Serial Monitor yang bergambar kaca pembesar berfungsi untuk mengirim atau
menampilkan serial komunikasi data saat dikirim dari hardware arduino

Anda mungkin juga menyukai