Anda di halaman 1dari 43

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357115096

“PENGARUH KEBIJAKAN SUNSET POLICY,TAX AMNESTY DAN SANKSI PAJAK


TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Research Proposal · December 2021

CITATIONS READS

0 167

5 authors, including:

Hikmah S. Bada Entar Sutisman


Universitas Yapis Papua Universitas Yapis Papua
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS 56 PUBLICATIONS 46 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Sumartono Sumartono Victor Pattiasina


Universitas Yapis Papua Universitas Yapis Papua
52 PUBLICATIONS 89 CITATIONS 220 PUBLICATIONS 297 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Shindy Nur Aini on 17 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


“PENGARUH KEBIJAKAN SUNSET POLICY,TAX AMNESTY
DAN SANKSI PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN
WAJIB PAJAK”
(Kantor Pelayanan pajak Pratama Jayapura)

Proposal Penelitian
Tujuan proposal penelitian adalah untuk Menyusun Skripsi di
Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas yapis
Papua Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh:
Hikmah S.Bada
19121012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA
JAYAPURA
2021
i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT Yang Maha Pegasih dan Maha Penyayang telah

melimpahkan karunia beserta Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Kebijakan

Sunset Policy,Tax Amnesty dan Sanksi Pajak Terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak”.

Terima kasih yang tak terhingga dan pengharapan yang setinggi-

tingginya penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Entar Sutisman, SE,.M.Ak.

selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan penuh

perhatian memberikan bimbingan, dorongan serta saran guna

penyelesaian penyusunan proposal penelitian ini.

Penyusunan proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, perkenalkanlah penulis mengucapkan terimakasih

dan penghargaan kepada:

1. Kedua orang tua saya bapak Samsul bada dan Ibu Nurlaela Kodja yang

tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memotivasi untuk senantiasa

bersemangat dan tak mengenal kata putus asa. Terimakasih atas segala

dukungannya.

2. Bapak Dr. H. Muhdi B. Hi. Ibrahim, SE., MM. Selaku Rektor Universitas

Yapis Papua.

ii
3. Bapak Dekan Dr. Moh Aldrin Akbar, SE., MM. Selaku Sekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua atas kesempatan kali yang

diberikan kepada penulis guna mengikuti pendidikan pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua.

4. Bapak Dr. Entar Sutisman, SE.,M.AK Selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yapis Papua atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis selama

menempuh pendidikan sampai dengan penyelesaian studi.

5. Segenap Dosen Program Studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Yapis Papua yang telah mendidik dan membimbing penulis selama studi.

6. Staf Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Yapis Papua atas bantuannya kepada penulis.

7. Teman-Teman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Yapis Papua atas bantuannya Kepada Penulis.

Jayapura, 2021

Penulis

Hikmah S.Bada

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... i


Halaman Persetujaun ................................................................................. ii
Kata Pengantar .......................................................................................... iii
Daftar isi .................................................................................................... v
Daftar Tabel. .............................................................................................. vi
Daftar Gambar ............................................................................................ vii
Daftar Lampiran ......................................................................................... viii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori ................................................................................. 6
B. Penelitian Terdahulu .................................................................... 10
C. Model Empiris ............................................................................. 18
D. Pengembangan Hipotesis Penelitian ............................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 22
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 22
C. Definisi Operasional Variabel Peneltian ....................................... 23
D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................26
E. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 27
F. Metode Analisis Data ....................................................................28
G. Metode Analisis Data .................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 31

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang

masuk dalam kas negara yang melaksanakan pada undang-undang serta

pelaksanaannya dapat dipaksaaan tanpa adanya balas jasa. Iuran tersebut

digunakan oleh negara untuk melakukan pembayaran atas kepentingan umum

(Mardiasmo, 2016). Unsur ini memberikan pemahaman bahwa masyarakat

dituntut untuk membayar pajak secara sukarela dan penuh kesadaran sebagai

warganegara yang baik. Penerimaan pajak adalah merupakan sumber penerimaan

yang dapat diperoleh secara terus – menerus dan dapat dikembangkan secara

optimal sesuai kebutuhan pemerintah serta kondisi masyarakat.

Pada tahun 2008 Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan terobosan

dalam penggalian potensi perpajakan yaitu mengeluarkan kebijakan pajak bagi

wajib pajak yang secara suka rela melakukan pembetulan atas pelaporan pajaknya

tahun-tahun yang lalu serta memberikan kelonggaran bagi masyarakat dalam hal

memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang dikenal dengan

Sunset.Sunset policy merupakan penghapusan sanksi administrasi perpajakan

berupa bunga terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang diatur

berdasarkan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan.Selain sunset policy, pemerintah memberikan

pengampunan pajak atau tax amnesty kepada Warga Negara Indonesia (WNI)

yang diduga melakukan penghindaran pajak di luar negeri. Latar belakang

1
2

pemberian tax amnesty (pengampunan pajak) dapat dilihat dari 2 (dua)

kondisi nyata yang sedang dihadapi negara ini yakni adanya perlambatan

pertumbuhan ekonomi dan rendahnya kepatuhan wajib pajak. Kedua kondisi ini

baik secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan turunnya realisasi

penerimaan pajak, dan selanjutnya mengakibatkan penurunan ketersediaan dana

atau likuiditas domestik.

Sabet et al., (2020) menyatakan bahwa Sanksi perpajakan merupakan

jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma

perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan

marupakan alat pencegahan (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma

perpajakan [8]. Sanksi perpajakan adalah tindakan hukum yang dilakukan oleh

aparat pajak ketika aturan perundang-undangan tidak dipatuhi, dalam Undang-

undang perpajakan terdapat dua jenis yaitu sanksi administratif dan sanksi pidana

(Siamena et al., 2017). Sanksi administratif dikenakan kepada wajib pajak dengan

tujuan agar meningkatkan kepatuhan wajib pajak. UU RI No.28 Tahun 2007

Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) menegaskan bahwa

sanksi yang dikenakan dapat berupa bunga, denda dan kenaikan, sedangkan pada

sanksi pidana, konsekuensinya berupa kurungan enjara namun dalam

pelaksanaannya .Penerapan sanksi pidana tidak serta merta dilakukan, hal ini

sebagai upaya terakhir dalam penerapan sanksi. Sampai saat ini bagi wajib pajak

yang melanggar pertama kali tidak dikenai sanksi pidana namun dikenai sanksi

administratif. Dalam hal ini wajib pajak yang pertama kali melanggar karena

kealpaannya tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT namun isinya


3

tidak sesuai atau tidak lengkap dan atau melampirkan keterangan yang isinya

tidak benar sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, maka sesuai

UU KUP Pasal 38 tidak dapat dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut

pertama kali dilakukan oleh wajib pajak. Sanksi pidana akan diterapkan jika wajib

pajak alpa dalam menyampaikan SPT namun isinya tidak benar atau tidak lengkap

sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut

bukan merupakan perbuatan yang pertama kali, maka akan dipidana kurungan

paling sedikit 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun.

Kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting dalam merealisasikan

target penerimaan pajak. Semakin tinggi kepatuhan wajib pajak, maka penerimaan

pajak akan semakin meningkat. Akan tetapi dalam kenyataannya, keinginan

masyarakat untuk membayarkan pajak masih tergolong rendah. Menurut wakil

mentri keuangan berdasarkan data Dirjen Pajak, bahwa setoran pajak dari

kelompok wajib pajak orang pribadi sejauh ini terlalu rendah. Terutama wajib

pajak dari kalangan non karyawan atau memiliki pekerjaan sendiri termasuk usaha

profesi. Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak orang pribadi seperti pengusaha

dan profesi belum memenuhi kewajiban pajaknya dengan baik, (D. H. Ngadiman,

2016). Menurut (Anciūtė & Kropienė, 2010), kepatuhan pajak diperngaruhi 4

(empat) variabel, yakni tingkat penghasilan, tarif pajak, probabilitas audit, dan

tarif denda. Tinggi rendahnya tax ratio mencerminkan besar kecilnya jumlah

pajak yang dapat diperoleh dari setiap rupiah PDB, sehingga dapat

menggambarkan kemampuan Pemerintah menggali potensi pajak disatu sisi dan

disisi lain menggambarkan tinggi rendahnya kepatuhan pajak. Dari publikasi yang
4

dilakukan oleh Kementrian Keuangan dapat diketahui bahwa pencapaian tax

ratio di Indonesia selama lima tahunterakhir berada pada kisaran angka 11%, hal

ini menunjukkan rendahnya kepatuhan pajak dan besarnya potensi pajak yang

belum tergali menjadi penerimaan riil.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Aapakah kebijakan sunset policy berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan

wajib pajk?

2. Aapakah kebijakan Tax amnesty berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak?

3. Apakah sanksi pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menegtahui pengaruh kebijakan sunset policy terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak

2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan tax amnesty terhadap tingkat kepatuhan

wajib pajak

3. Untuk mengetahui pengaruh sanski pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak
5

D. Manfaat Penelitian

Ada pun manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini baik secara praktis

maupun teori adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teori

Manfaat teori yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para

peneliti sebagai referensi untuk menambah pengetahuan yang eraitan dengan

kebijakan perpajakan khususnya adalah sunset policy,tax amnesty, dan sanksi

pajak dalam kaitannya dengan tingkat kepatuhan wajib pajak.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan hasil yang baik

serta jawaban maupun solusi yang dapat di selesaikan permasalahan yang telah

diidentifikasi dalam penelitian ini. Manfaat praktis ini juga untuk dapat

memberikan masukan bagi pemerintah terutama fiskus dalam membuat suatu

kebijakan, agara dapat diikuti oleh para wajib pajak secara optimal.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Sunset Policy

Sunset Policy adalah kebijakan pemberian fasilitas perpajakan, yang berlaku

hanya pada tahun 2008, dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi

perpajakan berupa bunga yang diatur dalam Pasal 37A Undang-Undang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2007). Undang-Undang KUP Tahun 2008 memberikan kewenangan

kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk menghimpun data perpajakan dan

mewajibkan instansi pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lainnya untuk

memberikan data kepada Direktorat Jenderal Pajak. Ketentuan ini

memungkinkan Direktorat Jenderal Pajak mengetahui ketidakbenaran pemenuhan

kewajiban perpajakan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Untuk

menghindarkan masyarakat dari pengenaan sanksi perpajakan yang timbul

apabila masyarakat tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar,

Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2008 ini memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada masyarakat untuk mulai memenuhi kewajiban perpaja kan

secara sukarela dan melaksana kannya dengan benar.

Direktur Jenderal Pajak Nomor SE 34/PJ/2008 tanggal 31 Juli 2008

Tentang Penegasan Pelaksanaan Pasal 37 A UU. Nomor: 28 Tahun 2008 Tentang

Penegasan Pelaksanaan Pasal 37 A Undang-undang Tentang Ketentuan Umum

Dan Tata Cara Perpajakan beserta ketentuan pelaksanaannya.

6
7

Pelaksanaan Sunset Policy diberikan penegasan sebagai berikut:

1) Konsep dasar Undang-undang perpajakan yang mengatur tentang Sunset

Policy adalah sistem self assessment. Dalam sistem self assessment, Wajib

Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor,

dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangundangan perpajakan. Sebagai konsekuensi pemberian

kepercayaan tersebut, Wajib Pajak wajib menyampaikan Surat

Pemberitahuan berikut keterangan dan/atau dokumen yang harus dilampirkan,

yang telah diisi secara benar, lengkap, dan jelas.

2) Sunset Policy memberi kesempatan kepada: (a) Wajib Pajak yang telah

memiliki NPWP sebelum tanggal 1 Januari 2008 untuk membetulkan SPT

Tahunan PPh untuk Tahun Pajak 2006 dan/atau TahunTahun Pajak

sebelumnya; (b) Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh NPWP

secara sukarela dalam tahun 2008 untuk menyampaikan SPT Tahunan PPh

untuk Tahun Pajak 2007 atau Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, untuk

memperoleh fasilitas berupa penghapusan sanksi administrasi berupa

bunga atas keterlambatan pembayaran pajak atau bunga atas pajak yang

tidak atau kurang dibayar.

3) Ketentuan Sunset Policy berdasarkan Pasal 37A Undang-Undang

Ketentuan Umum dan Tata Cara erpajakan bersifat khusus dan hanya

berlaku untuk jangka waktu terbatas sehingga beberapa ketentuan umum yang

diatur dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

tidak berlaku
8

4) Dalam pelaksanaan Sunset Policy, Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk

mengungkapkan seluruh penghasilan termasuk harta dan kewajiban dalam

SPT Tahunan PPh WP Badan atau WP Orang Pribadi. Data dan/atau

informasi yang telah diungkapkan dalam SPT Tahunan PPh WP Badan

atau WP Orang Pribadi yang telah disampaikan atau dibetulkan oleh

Wajib Pajak sehubungan dengan pelaksanaan Sunset Policy tidak dapat

digunakan sebagai dasar untuk melakukan pemeriksaan.

2. Tax Amnesty

Tax amnesty adalah sebuah kesempatan berbatas waktu bagi kelompok

wajib pajak tertentu untuk membayar pajak dengan jumlah tertentu sebagai

pengampunan atas kewajiban membayar pajak (termasuk dihapuskannya bunga

dan denda) yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya tanpa takut penuntutan

pidana. Program ini berakhir ketika otoritas pajak memulai investigasi pajak dari

periode-periode sebelumnya. Dalam beberapa kasus, undang-undang yang

melegalkan pengampunan pajak memberikan hukuman yang lebih berat bagi

pengampun pajak yang terlambat menjalankan kewajibannya. Pengampunan pajak

bermanfaat sebagai salah satu sumber kas negara dari penerimaan pajak.

Pemerintah Indonesia menerapkan amnesti pajak berdasarkan Undang-

undang Nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Amnesti pajak adalah

program pengampunan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak

meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, penghapusan sanksi

administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan

atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan
9

dalam SPT, dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan

membayar uang tebusan.berlaku sejak disahkannya Undang-undang nomor 11

tahun 2016 yaitu 1 Juni 2016 hingga 31 Maret 2017.

3. Sanksi Pajak

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peratuaran

perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan

dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat

pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Dalam

Undang-Undang Ketentuan Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007, menyebutkan

beberapa sanksi perpajakan bagi wajib pajak, yang tertuang dalam pasal 39 dan

39A.

Berikut ini bunyi pasal 39, yaitu Setiap orang yang dengan sengaja: Tidak

mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak

melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Tidak menyampaikan surat pemberitahuan.

Menyampaikan surat pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak benar

atau tidak lengkap. Menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 29. Perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/dipatuhi,

dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar

wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Pengenaan sanksi pajak kepada
10

wajib pajak dapat menyebabkan terpenuhinya kewajiban perpajakan oleh wajib

pajak sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak itu sendiri.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan

oleh penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pendukung atau tolak ukur untuk

melakukan penelitian terdahulu yang penelitian.

Berikut ini penelitian terdahulu yang peneliti jadikan sebagai referensi dalam

menyusun laporan penelitian sebagai berikut:

Desi & Triani, (2019) Pengaruh religiusitas wajib pajak, kesadaran

perpajakan, kualitas layanan dan tax amnesty terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi usahawan di itc cempaka mas.Religiusitas wajib pajak berpengaruh

positif terhadap wajib pajak orang priba usahawan di ITC Cempaka Mas. Hal ini

disebabkan karena keagamaan wajib pajak orang pribadi usahawan di ITC

Cempaka Mas sangat taat sehingga dalam peraturan perpajakan, wajib pajak dapat

membayar pajak dengan jujur. Hasil analisis ini didukung penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Anggraeni (2017) menunjukkan bahwa religiusitas wajib

pajak mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Idzni Widianti Agustin, Yeti Apriliawati, (2021) Pengaruh Sunset Policy

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Kota Bandung. Wajib Pajak PBB-P2 mengetahui adanya Sunset Policy, merasa

terbantu dengan adanya Sunset Policy, dan mau memanfaatkan program tersebut

dengan memenuhi tunggakan piutangnya ketika diberlakukan program Sunset

Policy. Wajib Pajak PBB-P2 mau menjadi Wajib Pajak yang patuh dengan ikut
11

serta dalam Sunset Policy, sehingga Wajib Pajak mau membayar piutang pajak

yang ditanggungnya ketika diadakan Sunset Policy.

Kamil, (2021) Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sistem Perpajakan, Sanksi

denda, Kemapuan Finansial dan Persepsi wajib Pajak orang Pribadi terhadap

Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Hasil analisis pada variabel kualitas pelayanan

yang diukur dengan empati berpengaruh terhadap berkurangnya penggelapan

pajak (tax evasion). Hal ini disebabkan karena petugas selalu memberikan

informasi yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi sehingga

mempengaruhi berkurangnya penggelapan pajak (tax evasion) dalam masyarakat.

Thontawi, (1967) Pengaruh surat tagihan pajak dan sanksi perpajakan

terhadap Kepatuhan wajib pajak orang pribad ”(Rusvalita et al., 2017)

menyimpulkan bahwa Surat Tagihan Pajak (STP) yang diterbitkan kepada Wajib

Pajak atau Penanggung Pajak Orang Pribadi berpengaruh signifikan terhadap

pelunasan tunggakan pajak oleh Wajib Pajak.

Khotimah et al., (2020) Pengaruh Sikap Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak,

Pengetahuan Perpajakan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi Pada Pelaku Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fashion Di Kota

Batu .Mintje (2016) yang menjelaskan bahwa secara simultan sikap, kesadaran,

dan pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Yustikasari (2019)

menunjukkan bahwa sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan

perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.


12

Anggraini et al., (2021) “ Pengaruh kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (study kasus pada wajib pajak orang

pribadi pada kpp probolinggo) “ Variabel bebas ( Kesadaran Wajib Pajak dan

Sanksi Pajak) yang mengikuti persamaan regresi kepada variabel tetap

(Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi) adalah sebesar 48,2%,sedangkan 51,8%

lainnya tidak ada penelitian ini.

Hubu & Neng Indriyani, (2017) “Pengaruh kebijakan tax amnesty terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kpp pratama makassar barat “ Tax

Amnesty dibagi menjadi dua bagian kuesioner yaitu kesdaran wajib pajak atas

Tax Amnesty dan pemahaaman peraturan perpajakan Tax Amnesty (X), nilai

corrected item-total correclation untuk masing-masing pernyataan kesadaran

wajib pajak atas Tax Amnesty yaitu (Xa_1) 0,748; (Xa_2) 0,814; (Xa_3) 0,730;

(Xa_4) 0,592; dan (Xa_5) 0,690 lebih besar dari (0,199). Hal ini berarti bahwa

kelima item pernyataan untuk kesadaran wajib pajak atas Tax Amnesty dikatakan

valid

Renaldo & Hasri, (2021) “Pengaruh good governance dan whistle blowing

system terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dengan risiko sanksi pajak

sebagai moderasi di kpp pratama pekanbaru tampan” Deskripsi Variabel Good

Governance (X1),Rata-rata skor good governance sudah baik, karena rata-rata

skor adalah 4,17 dalam rentangan skor 1 sampai dengan 5. Dapat diketahui juga

rata-rata nilai tingkat capaian responden (TCR) adalah 83,36 persen yang

termasuk dalam kategori baik. Deskripsi Variabel Whistleblowing System

(X2),Rata-rata skor whistleblowing system sudah baik, karena rata-rata skor


13

adalah 4,30 dalam rentangan skor 1 sampai dengan 5. Dapat diketahui juga rata-

rata nilai tingkat capaian responden (TCR) adalah 85,95 persen yang termasuk

dalam kategori baik. Deskripsi Variabel Risiko Sanksi Pajak (Z) .Rata-rata skor

risiko sanksi pajak sudah baik, karena rata-rata skor adalah 4,33 dalam rentangan

skor 1 sampai dengan 5. Dapat diketahui juga rata-rata nilai tingkat capaian

responden (TCR) adalah 86,65 persen yang termasuk dalam kategori baik.

Deskripsi Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ,Rata-rata skor kepatuhan wajib

pajak sudah baik, karena rata-rata skor adalah 4,21 dalam rentangan skor 1 sampai

dengan 5. Dapat diketahui juga rata-rata nilai tingkat capaian responden (TCR)

adalah 84,20 persen yang termasuk dalam kategori baik.

Nuskha & Nur Diana, (2021) “Pengaruh pemberian insentif pajak di tengah

pandemi corona terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam

pelaporan surat pemberitahuan (spt)” H1 diterima sehingga insentif perpajakan

secara simultan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi

dalam pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT).

Sulasmini et al., (2021) “Pengaruh modernisasi struktur organisasi, kualitas

Pelayanan fiskus,penerapan e-filing, tax amnesty, dan Sikap rasional wajib pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kpp pratama denpasar timur”

Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi. Berdasarkan tabel 4 kualitas pelayanan fiskus (KPF) memiliki nilai

sebesar -0,981 dengan nilai signifikan 0,329 > 0,05. Sehingga kualitas pelayanan

fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sehingga H2 ditolak.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh wajib pajak
14

di KPP Pratama Denpasar Timur menyatakan bahwa pelayanan fiskus tidak

menjadi tolak ukur pagi para wajib pajak untuk memenuhi kewajiban

perpajakannya. Kondisi ini dapat disebabkan karena tingkat pengetahuan wajib

pajak mengenai perpajakan yang sudah cukup baik sehingga wajib pajak kurang

membutuhkan bantuan dari aparat fiskus dalam perhitungan, pembayaran, serta

pelaporan kewajiban perpajakannya karena wajib pajak dapat melakukannya

sendiri dengan benar dan mudah sesuai dengan self assessment system

Tabel
Penelitian Terdahulu

NO Nama Judul Variabel Alat Hasil


Penelitian/ analisis
Tahun
1. Desi,Yustina Pengaruh X1 = Analisis Terdapat cukup
Triyani religiusitas Religiusitas Regresi bukti bahwa
(2019) wajib pajak, wajib pajak Linier religiusitas wajib
kesadaran X2 = Berganda, pajak , kesadaran
perpajakan, Kesadaran Analisis perpajakan ,
Kualitas layanan perpajakan Deskripstif kualitas layanan ,
dan tax amnesty X3 = Kualitas tax amnesty
terhadap layanan berpengaruh positif
Kepatuhan X4 = Tax terhadap kepatuhan
wajib pajak amnesty wajib pajak orang
orang pribadi Y= pribadi.
Usahawan di itc Kepatuhan
cempaka mas wajib pajak
2. Idzni Pengaruh Sunset X = Sunset Analisis Wajib Pajak PBB-
Widianti, Policy terhadap Policy Statistika P2 mengetahui
Agusti,Yeti Kepatuhan Y = Pajak Deskriptif, adanya Sunset
Apriliawati, Wajib Pajak Bumi dan Analisis Policy,merasa
Arry Irawan Bumi dan Bangunan Regresi terbantu dengan
(2021) Bangunan Linier program tersebut
Perdesaan Sederhana
danPerkotaan
KotaBandung
15

NO Nama Judul Variabel Alat Hasil


Penelitian/ analisis
Tahun
3. Islamiah Pengaruh X1 = Kualitas Statistik Telah dibuktikan
Kamil (2021) Kualitas Pelayanan, Deskriptif, dari hasil
Pelayanan, X2 = Sistem Analisis penelitian dan
Sistem Perpajakan, Regresi hipotesis bahwa
Perpajakan, X3 = Sanksi Berganda variabel kualitas
Sanksi denda, Denda, pelayanan, variabel
Kemapuan X4 = sistem perpajakan
Finansial dan Kemampuan berpengaruh
Persepsi wajib Finansial, terhadap (tax
Pajak orang X5 = Persepsi evasion) pada
Pribadi terhadap X6 = Wajib wajib pajak di
Penggelapan Pajak Orang wilayah DKI
Pajak(Tax Pribadi, Jakarta.
Evasion) Y=
Penggelapan
Pajak
4. Anne Pengaruh surat X1 = Surat Analisis Surat tagihan pajak
Tonthawi tagihan pajak tagihan pajak, Regresi berpengaruh
(1967) dan sanksi X2 = Sanksi Linier signifikan terhadap
perpajakan Perpajakan Berganda Kepatuhan Wajib
terhadap Y= Pajak
Kepatuhan Kepatuhan
wajib pajak Wajib
orang pribadi Pajak Orang
Pribadi.
5. Ifen Pengaruh Sikap X1= sikap Analisis kesadaran wajib
Malihatus Wajib Pajak, wajib pajak , regresi pajak bukanlah
Khusnul Kesadaran X2 = linear menjadi faktor
Khotimah, Wajib Pajak, kesadaran berganda. utama dalam
Jeni Pengetahuan wajib pajak, mempengaruhi
Susyanti, Perpajakan, Dan X3 = kepatuhan wajib
Arini Sanksi pengetahuan pajak.
Mustapita Perpajakan perpajakan Penyebabnya
(2020) Terhadap X4 = sanksi adalah masih
Kepatuhan perpajakan. banyaknya wajib
Wajib Pajak Y = kepatuhan pajak yang kurang
OrangPribadi wajib pajak memahami pajak.
Pada Pelaku
Ekonomi Kreatif
Sub Sektor
Fashion Di Kota
Batu.
16

NO Nama Judul Variabel Alat Hasil


Penelitian/ analisis
Tahun
6. Anggraini, Pengaruh X1= sikap Analisis kesadaran wajib
AyunFitri kesadaran wajib wajib pajak regresi pajak bukanlah
Afifudin pajak dan sanksi X2= kesadaran linear menjadi faktor
Hariri (2021) pajak terhadap wajib pajak, berganda. utama dalam
kepatuhan wajib X3 = mempengaruhi
pajak orang pengetahuan kepatuhan wajib
pribadi perpajakan pajak.
X4 = sanksi
perpajakan.
Y =kepatuhan
wajib pajak
7. Astria Hubu, Pengaruh X = Tax Statistik Tax Amnesty
Neng kebijakan tax amnesty Deskriptif, berdampak
Indriyani, amnestyterhada Y= Analisis terhadap tingkat
Astuty Hasti p kepatuhan Kepatuhan Regresi kepatuhanWajib
(2017) wajib pajak wajib pajak Linier Pajak, hal tersebut
orang pribadi di orang pribadi Sederhana terlihat dari hasil
kpp pratama Pengujian
makassar barat
8. Yusrizal, Pengaruh good X1 = Good Analisis Variabel Good
Nicholas Governance dan Goovernane Regresi Governane dan
Renaldo, whistle X2 = Linear variabel Whistleblo
Mary Onasis Blowing system Whistleblowig Berganda berpengaruh
Hasri (2021) terhadap System terhadap
kepatuhan Y= kepatuhan wajib
Wajib pajak Kepatuhan pajak pajak orang
orang pribadi Wajib Pajak pribadi di KPP
dengan risiko Z = Risiko Pratama Pekanbaru
sanksi pajak Sanksi Pajak Tampan.
sebagai
moderasi di
Kpp pratama
pekanbaru
tampan
17

NO Nama Judul Variabel Alat Hasil


Penelitian/ analisis
Tahun
9. Dhuratun Pengaruh X = Insentif Analisis Variabel insentif
Nuskha, Nur pemberian Perpajakan regresi linier perpajakan
Diana, insentif pajak Y= sederhana berpengaruh secara
Dwiyani di tengah Kepatuhan simultan terhadap
Sudaryanti pandemi Wajib Pajak kepatuhan wajib
(2021) corona pajak orang pribadi
terhadap dalam pelaporan
tingkat SPT
kepatuhan
wajib pajak
orang pribadi
dalam
pelaporan
surat
pemberitahuan
.
10. Ni Luh Pengaruh X1 = Analisis Dalam penelitian
Sulasmini, I modernisasi Modernisasi Regresi ini
Made struktur struktur Linear meskipun jumlah
Sudartana, organisasi, organisasi Berganda wajib pajak yang
Ni Luh Sde kualitas X2 = Kualitas menjadi responden
Mahayu Pelayanan pelayanan sudah memenuhi
Dicriyani fiskus,penerap fikus kriteria minimal
(2021) an e-filing, tax X3 = E-filing jumlah suatu
amnesty, dan X4 = Tax sampel.
Sikap rasional Amnesty
wajib pajak X5 = Sikap
terhadap rasional
kepatuhan Y=
wajib pajak Kepatuhan
orang pribadi Wajib pajak
di kpp pratama
denpasar timur

Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya dikarenakan, peneliti

mengambil beberapa variabel-variabel untuk di uji dan dikembangkan kembali

dengan objek yang berbeda tentunya akan menghasilkan penelitian yang berbeda .
18

C. Motedel Empiris

Model Empiris merupakan hubungan atau ketertarikan antara konsep satu

terhadap yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti dan dibahas. Berdasarkan

hubungan antara variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas ( Independent

Variabel ) adalah Sunset Policy (X1), Tax Amnesty (X2), Sanksi pajak (X3).

Sedangkan untuk variabel terikat ( Dependent Variabel) adalah Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak (Y).

Sehubungan dengan pembahasan variabel-variabel diatas, maka penelitian

membuat model empiris sebagai berikut:

Sunset Policy
(X1)

Tingkat Kepatuhan
Tax Amnesty Wajib Pajak
(X2) (Y)

Sanksi Pajak
(X3)

Gambar
Kerangka Konseptual.
19

D. Pengembangan Hipotesis Penelitian

Hipotesis terdiri dari kata Hipo (Lemah) dan Tesa (Pemikiran) yang mana

adalah sebuah pemikiran yang masih lemah tentang sebuah pernyataan pada

variabel penelitian yang akan dibuktikan kebenarannya melalui sebuah proses

hasil penelitian (Desi, 2019).

1. Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan teori atribusi, sunset policy merupakan penyebab eksternal

yang mempengaruhi persepsi wajib pajak untuk berperilaku patuh dalam

melaksanakan kewajiban perpajakan. Berdasarkan teori pembelajaran sosial,

wajib pajak dapat belajar melalui pengamatan dan pengalaman langsung

mengenai program sunset policy.

Tirza Oktovianti Lenggono mengatakan bahwa hasil penelitian

mendapatkan penerapan sunset policy dapat dinilai secara positif oleh wajib

pajak.25 Oleh wajib pajak penerapan sunset policy dinilai dapat meningkatkan

kesadaran membayar pajak. Kepatuhan Wajib Pajak sebelum diberlakukannya

Sunset Policy masih relative rendah, dibandingkan dengan masa setelah

berlakunya Sunset Policy yang ternyata cenderung meningkat, hal ini dapat dilihat

dari adanya peningkatan jumlah wajib pajak, jumlah setoran pajak, berkurangnya

surat ketetapan pajak dan meningkatnya Tax Ratio.

Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis pertama:

H1 : Sunset Policy berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.


20

2. Pengaruh Kebijakan Tax Amnesty terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

Tax amnesty adalah suatu kesempatan waktu yang terbatas pada

kelompok pembayar pajak tertentu untuk membayar sejumlah tertentu dan dalam

waktu tertentu berupa pengampunan kewajiban pajak (termasuk bunga dan denda)

yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya atau periode tertentu tanpa takut

hukuman pidana.27 Nurulita Rahayu menyatakan bahwa tax amnesty dapat

mempengaruhi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh

sebab itu, tax amnesty diduga akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib

pajak.

Dari uraian diats maka dapat dirumuskan hipotesis kedua:

H2 : Tax Amnesty berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak

3. Pengaruh Kebijakan Sanksi Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

Berdsasarkan teori atribusi, sanksi perpajakan merupakan penyebab

eksternal yang mempengaruhi persepsi wajib pajak dalam penilaian mengenai

perilaku kepatuhan wajib pajakuntuk melaksanakan kewajiban perpajakan.

Berdasarkan teori pembelajaran sosial, wajib pajak dapat belajar melalui

pengamatan dan pengalaman langsungnya melalui pemberian sanksi yang

dikenakan aparat pajak kepada wajib pajak yang melanggar norma perpajakan.

Husnurrosyidah mengatakan apabila kewajiban perpajakan tidak dilaksanakan,

maka ada konsekuensi hukumyang bisa terjadi karena pajak menganduing unsur

pemaksaan.29 Konsekuensi hukum tersebut adalah penerapan sanksi perpajakan.

Penerapan sanksi perpajakan bertujuan untuk memberikan efek jera kepada wajib
21

pajak yang melanggar norma perpajakan sehingga tercipta kepatuhan wajib pajak

dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis ketiga:

H3 : Sanksi Perpajakan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan

salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan

terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.

Menurut Sugiyono (metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan

tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian atupun hasil penelitian.

B. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Menurut Sugiyono mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan wajib

pajak di Kota Jayapura.

22
23

2) Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2018:81) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari

populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili).Ukuran sampel

merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari suatu populas.Teknik

sampling yang digunakan untuk menentukan sampel adalah Random Sistematis

dengan kriteria sampel merupakan wajib pajak yang memiliki NPWP.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan wajib pajak

,sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah sunset

policy, tax amnesty dan sanksi perpajakan. Definisi dari masing-masing variabel

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Variabel Independen

1. Sunset Policy

Sunset policy menurut (2015 Ngadiman, 2004) Adalah pemberian fasilitas

penghapusan sanksi administrasi berupa bunga sebagaimana diatur dalam Pasal

37A Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.Kebijakan ini memberi kesempatan

kepada masyarakat untuk memulai kewajiban perpajakannya dengan benar.

Sunset policy dalam penelitian ini terdapat beberapa indikator yang

digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (2015 Ngadiman, 2004),

serta jenis pernyataan diukur dengan menggunakan skala likert 5 (lima) poin:

STS = Sangat Tidak Setuju, TS = Tidak Setuju, N = Netral, S = Setuju, SS =

Sangat Setuju.
24

2. Tax Amnesty

Tax amnesty adalah suatu kesempatan waktu yang terbatas pada

kelompok pembayar pajak untuk membayar sejumlah tertentu dan dalam waktu

tertentu berupa pengampunan kewajiban pajak (termasuk bunga dan denda) yang

berkaitan dengan masa pajak sebelumnya atau periode tertentu tanpa takut

hukuman pidana (2015 Ngadiman, 2004).

Tax amnesty dalam penelitian ini terdapat bebrapa indikator yang

digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (2015 Ngadiman, 2004),

serta jenis pernyataan diukur dengan menggunakan skala likert 5 (lima) poin.

STS = Sangat Tidak Setuju, TS = Tidak Setuju, N = Netral, S = Setuju, SS =

Sangat Setuju.

3. Sanksi Pajak

Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada

orang yang melanggar peraturan. Peraturan atau undang-undang merupakan

rambu-rambu bagi seseorang untuk melakukan sesuatu mengenai apa yang harus

dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan (2015 Ngadiman,

2004).Sanksi perpajakan dikenakan kepada para wajib pajak orang pribadi yang

tidak mematuhi aturan dalam Undang-undang Perpajakan. Sanksi yang diberikan

kepada wajib pajak orang pribadi yakni berupa sanksi administrasi seperti denda,

bunga, atau pengenaan tarif pajak yang lebih tinggi dan sanksi pidana yaitu berupa

kurungan penjara.
25

Sanksi pajak dalam penelitian ini terdapat 6 (lima) indikator yang

digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (2015 Ngadiman, 2004),

serta jenis pernyataan diukur dengan menggunakan skala likert 5 (lima) poin :

STS = Sangat Tidak Setuju, TS = Tidak Setuju, N = Netral, S = Setuju, SS =

Sangat Setuju.

b) Variabel Dependen

Variabel dependen ini diukur dengan mengajukan pertanyaan yang

berkisar mengenai kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan kewajban pajaknya

sebelum batas waktu yang ditentukan. Pertanyaan menunjukkan skala terkait

kebijakan pemerintah terhadap kepatuhan wajib pajak yang diukur dengan

menggunakan skala Likert 5 (lima) poin dengan perincian sebagai berikut:

STS Sangat Tidak Setuju

TS Tidak Setuju

N Netral

S Setuju

SS Sangat Setuju

Tabel
Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Sumber


1. Sunset policy Sunset Policy adalah Kemanfaatan Ngadiman
(X1) kebijakan pemberian dan Husin
fasilitas perpajakan (2015)
dalambentuk
penghapusan sanksi
administrasi perpajakan
berupa bunga
26

No Variabel Definisi Indikator Sumber


2. Tax amnesty Tax amnesty Kemanfaatan Ngadiman
(X2) pengampunan pajak dan Huslin
adalah penghapusan (2015)
pajak yang seharusnya
terutang, tidak dikenai
sanksi administrasi
perpajakan dan sanksi
pidana di bidang
perpajakan dengan cara
mengungkap harta dan
membayar uang tebusan
3. Sanksi Pajak Sanksi perpajakan Kemanfaatan Ngadiman
merupakan alat dan Huslin
pencegah (preventif) (2015)
agarwajib pajak tidak
melanggar norma
perpajakan
4. Tingkat Kepatuhan wajib pajak Teknis Rahayu
Kepatuhan dapat diartikan sebagai (2010)
Wajib Pajak ketaatan dan patuhnya
(Y) wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan
kewajiban
perpajakannya sesuai
denga ketentuan
perundang- undangan
perpajakan yang
berlaku

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Penelitian yang mengangkat judul tentang sunset policy, tax amnesty dan

sanksi pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak diperlukan data primer

berupa jawaban responden yang dipilih sebagai objek penelitian yang

direpresentasikan dalam bentuk jawaban atas kuesioner penelitian.


27

2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalaha data primer,dimana data primer

adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara langsung dari wajib pajak orang

pribadi yang memiliki NPWP dan terdaftar di Kota Jayapura, melalui kuesioner

yang berisi pertanyaan yang bersifat pribadi.

E. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode survei.

Metode survei dilakukan dengan pendistribusian kuisioner yang diberikan secara

langsung maupun tidak langsung melalui perantara kepada responde.

1) Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner

dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden

secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan

data sekunder yang telah tersedia dalam perpustakaan, dari instansi yang

diteliti atau dari tempat lain berupa dokumen-dokumen resmi seperti grafik dan

arsip. Sementara data yang diperoleh dari sumber pustaka berupa bahan-bahan

referensi, buku-buku, artikel, dan sebagainya yang sesuai dengan masalah yang

dikaji.
28

F. Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan 5 poin

skala Likert, 1 untuk STS hingga 5 untuk SS dalam kuesioner yang diisi setiap

responden, kemudian dihitung dan diolah dengan menggunakan programsoftware

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 untuk menghasilkan

perhitungan yang menunjukan pengaruh variable indpenden terhadap variable

dependen. Adapun metode-metode yang digunakan dalam mengolah data adalah

uji statisticdeskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

G. Analisis Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis liner berganda dengan persamaan:

Y = a + b1X1+ b2X2+b3X3+e

Keterangan:

Y = Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

a = Konstanta

b1 = Koefisien

b2 = Koefisien

b3 = Koefisien

X1 = Sunset policy

X2 = Tax amnesty

X3 = Sanksi perpajak
29

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. (2016). Landasan pajak. Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada


Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang, 3, 103–111.
Anciūtė, A., & Kropienė, R. (2010). the Model of Tax Evasion, Its Coherence To
the Practical Tax Administration. Ekonomika, 89(4), 49–65.
https://doi.org/10.15388/ekon.2010.0.966
Anggraini, A. F., Afifudin, & Hariri. (2021). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak
dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Study
Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Probolinggo). E-Jra,
10(08), 146–166.
Desi, & Triani, Y. (2019). Pengaruh religiusitas wajib pajak, kesadaran
perpajakan, kualitas layanan dan tax amnesty terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi usahawan di itc cempaka mas. 1–28.
Desi, Y. T. (2019). Pengaruh religiusitas wajib pajak, kesadaran perpajakan,
Kualitas layanan dan tax amnesty terhadap Kepatuhan wajib pajak orang
pribadi Usahawan di itc cempaka mas. 1–28.
Hubu, A., & Neng Indriyani, A. H. (2017). Pengaruh kebijakan tax amnesty
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kpp pratama makassar
barat. 43–48.
Idzni Widianti Agustin, Yeti Apriliawati, A. I. (2021). Pengaruh Sunset Policy
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan Kota Bandung. Indonesian Accounting Research Journal, 1(2),
271–279.
Kamil, I. (2021). Sanksi Denda , Kemampuan Finansial Dan Persepsi Wajib
Pajak Orang Pribadi Terhadap Penggelapan Pajak ( Tax Evasion ). 1(1),
17–44.
Khotimah, I. M. K., Susyanti, J., & Mustapita, A. F. (2020). Pengaruh Sikap
Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, Dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Pelaku
Ekonomi Kreatif Sub Sektor Fashion Di Kota Batu. Jurnal Riset Manajemen,
1–16.
Ngadiman, 2015. (2004). Metodologi Penelitian. 5, 1–17.
Ngadiman, D. H. (2016). Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Optimum Decision Making in Asset
Management, XIX(02), 1–522. https://doi.org/10.4018/978-1-5225-0651-5
30

Nuskha, D., & Nur Diana, D. S. (2021). Pengaruh pemberian insentif pajak di
tengah pandemi corona terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang
pribadi dalam pelaporan surat pemberitahuan (spt). 10(06), 6.
Renaldo, N., & Hasri, M. O. (2021). Pengaruh good Governance dan whistle
Blowing system terhadap kepatuhan Wajib pajak orang pribadi dengan
risiko sanksi pajak sebagai moderasi di Kpp pratama pekanbaru tampan.
5(2).
Sabet, E., Pattiasina, V., Sondjaya, Y., & Kartim. (2020). Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan, Tingkat Pendidikan, Sanksi Pajak dan
Kualitas Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada
Wajib Pajak Di KPP Pratama Jayapura). Accounting Jurnal Universitas
Yapis Papua, 1(2), 38–47.
Siamena, E., Sabijono, H., & Warongan, J. D. . (2017). Pengaruh Sanksi
Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Di Manado. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 12(2),
917–927. https://doi.org/10.32400/gc.12.2.18367.2017
Sulasmini, N. L., Sudiartana, I. M., & Dicriyani, N. L. G. M. (2021). Pengaruh
modernisasi struktur organisasi, kualitas Pelayanan fiskus,penerapan e-
filing, tax amnesty, dan Sikap rasional wajib pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi di kpp pratama denpasar timur. 3(2), 387–396.
Thontawi, A. (1967). Pengaruh surat tagihan pajak dan sanksi perpajakan terhadap
Kepatuhan wajib pajak orang pribad. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 13(April), 15–38.
31

LAMPIRAN
32

PENGARUH KEBIJAKAN SUNSET POLICY,TAX AMNESTY

DAN SANKSI PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN

WAJIB PAJAK

Kepada Yth

Bapak/Ibu/Saudara/i Wajib Pajak Orang Pribadi

Di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jayapura

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan maksud untuk menyusun skripsi yang berjudul

“Pengaruh Kebijakan Sunset Policy, Tax Amnesty, dan Sanksi

Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak”, maka diperlukan

data penelitian sesuai dengan judul tersebut.

Identitas peneliti:

Nama : Hikmah S.Bada

NPM : 19121012

Program Studi/Fakultas : Akuntansi/Ekonomi

Peneliti menyadari sepenuhnya, kuesioner ini sedikit meminta waktu

aktivitas Bapak/Ibu/Saudara/i yang sangat padat. Namun demikian

dengan segala kerendahan hati peneliti memohon kiranya Bapak/Ibu

berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Atas

perhatian serta kerjasama Bapak/Ibu, peneliti ucapakan Terimakasih

Hormat Saya,

(Hikmah S.Bada)
33

Bersama Ini Saya Mohon Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i Untuk

Mengisi Daftar Kuisioner Yang Diberikan.Informasi Yang

Bapak/Ibu/Saudara/i Berikan Merupakan Bantuan Yang Sangat Berarti

Bagi Saya Dalam Menyelesaikan Penelitian Ini. Atas Bantuan Dan

Perhatian Bapak/Ibu/Saudara/i, Saya Ucapkan Terima Kasih.

A. Data Responden

Nama
Umur
Jenis Kelamin*) Laki-Laki Perempuan
Pekerjaan
Lama Bekerja
Pendidikan terakhir
Pengisian SPT di Sendiri Konsultan Tenaga Ahli
lakukan oleh*)
Pendidikan Kursus Pelatihan Penyuluhan Belajar Sendiri
Perpajakan*)
34

Lampiran 1

PENTUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak

terhadap Tingkat Kepatuhan Formal Wajib Pajak. Mohon Bapak/Ibu

menjawab pertanyaan dengan member tanda silang (x) pada kotak

jawaban yang dianggap tepat.

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

1) Sunset Policy (X1)


No Indikator Pertanyaan STS TS N S SS

1 Sunset Policy merupakan


pemberian fasilitas perpajakan
dalam bentuk penghapusan
sanksi administrasi perpajakan
berupa bung
2 Sunset Policy memberikan
kesempatan kepada masyarakat
yang secara sukarela
mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP dan
menyampaikan Pembetulan
SPT
35

3 Wajib pajak yang melaporkan


kurang bayar pajak setelah
pelaksanaan kebijakan Sunset
Policy lebih tinggi dibandingkan
sebelum pelaksanaan kebijakan
Sunset Policy
4 Wajib pajak yang telah mengikuti
Sunset Policy dibebaskan dari
pemeriksaan pajak, penyidikan
dan penagihan pajak
5 Bapak/Ibu/Saudara/i tidak merasa
pelaksanaan
kebijakan Sunset Policy sebagai
jebakan
6 Bapak/Ibu/Sauadar/i memperoleh
manfaat dari pelaksanaan
kebijakan Sunset Policy
Sumber : SUKARMINTO (2019)

2) Tax Amnesty (X2)


No Indikator Pertanyaan STS TS N S SS

1 Bapak/Ibu/Saudara/i sebagai
Wajib Pajak mau berpartisipasi
dalam program Tax Amnesty
2 Tax Amnesty dapat meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak dalam
melaksanakan kewajibannya
3 Tax Amnesty mendorong
kejujuran dalam pelaporan
sukarela atas data harta kekayaan
Wajib Pajak
4 Tax Amnesty dapat digunakan
sebagai alat transisi menuju
sistem perpajakan yang baru
5 Tax Amnesty dapat meningkat
kemungkinan terdeteksinya
perilaku tax evaders
6 Tax Amnesty dapat melemahkan
kepatuhan pajak, terutama jika
orang berharap bahwa Tax
Amnesty mungkin akan datang
lagi di masa depan
Sumber : SUKARMINTO (2019)
36

3) Sanksi Pajak (X3)


No Indikator Pertanyaan STS TS N S SS
1 Sanksi pajak sangat diperlukan
agar tercipta kedisiplinan Wajib
Pajak dalam mememuhi
kewajiban perpajakan

2 Pengenaan sanksi harus


dilaksanakan dengan tegas kepada
semua Wajib pajak yang
melakukan pelanggaran
3 Sanksi yang diberikan kepada
Wajib Pajak harus sesuai dengan
besar kecilnya pelanggaran yang
sudah dilakukan
4 Penerapan sanksi pajak harus
sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
5 Jika tidak melaksanakan
kewajiban perpajakan, maka
Wajib Pajak akan dikenakan
sanksi pajak
6 Wajib Pajak akan memenuhi
pembayaran pajak bila
memandang sanksi pajak akan
lebih merugikannya
Sumber : SUKARMINTO (2019)

4) Tingkat Kepatuhan Wajib pajak (Y)


No Indikator Pertanyaan STS TS N S SS

1 Secara umum dapat dikatakan


bahwa Bapak/Ibu/Saudara/i
paham UU Perpajakan
2 Bapak/Ibu/Saudara/i selalu
mengisi formulir pajak dengan
benar
3 Bapak/Ibu/Saudara/i selalu
menghitung pajak dengan jumlah
yang benar
4 Bapak/Ibu/Saudara/i selalu
membayar pajak tepat pada
waktunya
37

5 Bapak/Ibu/Saudara/i bersedia
melaporkan informasi tentang
pajak apabila petugas
membutuhkan informasi
6 Bapak/Ibu/Sauadar/i Wajib
berkeyakinan bahwa
melaksanakan kewajiban
perpajakan merupakan tindakan
sebagai warga negara yang baik
Sumber : SUKARMINTO (2019)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai