Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

Kelompok 4
Mujib yulhadi
Muhammad Nurikhsan
Ahmad Ikyas
Aufa Habibi

Abstrak
Supervisi menurut Purwanto (1987) ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan
secara efektif. Sedangkan Teknik supervisi Pendidikan adalah alat yang digunakan oleh
supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan
perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan
teknikteknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam
membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara
perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap
muka atau melalui media komunikasi. Secara Individual teknik-teknik supervisi antara lain
Teknik Kunjungan kelas, Teknik Observasi Kelas, Percakapan Pribadi, Intervisitasi, dan
Menilai diri sendiri, Teknik kelompok antara lain Pertemuan Orientasi Bagi Guru Baru, Rapat
Guru, Studi Kelompok Antar Guru, Diskusi, Workshop, Tukar menukar pengalaman, Teknik
diskusi Panel, Teknik Seminar, Simposium, Demonstrasi mengajar, Buletin supervisi, dan
Perjalanan Sekolah.
Kata Kunci : Supervisi Pendidikan, Teknik Supervisi Pendidikan

PENDAHULUAN
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau
supervise dan supervisor bertanggung jawab dalam munculnya suatu yang efektif dan efisien
dalam program tersebut. Supervisi menurut Purwanto (1987) ialah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif. Sedangkan Teknik supervisi Pendidikan adalah alat yang digunakan
oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat
melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan
supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan
teknik-teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam
membantu guru meningkatkansituasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara
perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka
atau melalui media komunikasi. Dalam usaha meningkatkan program sekolah, kepala sekolah
sebagai supervisor dapat menggunakan berbagai teknik-teknik supervisi pendidikan. Teknik
supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam
memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru. Agar supervisi bisa terlaksana dengan
baik, efektif dan efisien maka perlu dipahami hal-hal yang berhubungan dengan teknik-teknik
supervisi pendidikan.

PEMBAHASAN
1. Pengertian Teknik Supervisi Pendidikan

Teknik dalam supervisi memiliki makna “cara,istrategi atauipendekatan”. Piet A.


Sahertian mengatakan supervisi adalah sebuah upaya peningkatan dan pengembangan sumber
daya guru. Teknik supervisi pendidikan diartikan sebagai metode yang digunakan oleh seorang
pengawas/supervisor pendidikan untuk memberikan layanan atau dukungan kepada seorang
guru. Teknik supervisi Pendidikan merupakan sebuah alat yang digunakan oleh supervisor
guna mencapai tujuan supervisi itu sendiri dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendidikan
tergantung pada situasi dan keadaan. Dalam melaksanakan supervisi pendidikan, supervisor
harus mengetahui, memahami, dan menerapkan keterampilan supervisi. Supervisor dapat
menggunakan berbagai jenis teknik untuk membantu para guru meningkatkan situasi belajar
mengajar mereka, baik secara individu, maupun kelompok, atau melalui pertemuan tatap muka
atau melalui media komunikasi. Didalam setiap kegiatan setidaknya terdapat tiga unsur yang
terkait yakni : 1) jenis atau isi kegiatan, 2) Cara yang digunakan, 3). Orang yang melakukan.
Unsur lainnya yaitu waktu, sarana dan prasarana. Dalam pembicaraan mengenai supervisi
terdapat hal lain yang perlu dibicarakan yakni sifat kegiatanya, diperlukan adanya ingatan
bahwa supervise merupakan suatu bentuk kegiatan yang bersifat membina, membimbing dan
memberikan bantuan yang mendorong para guru untuk meningkatkan kualitas belajar
mengajar.
2. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Ketika melaksanakan supervisi pendidikan, seorang supervisor harus mengetahui,


memahami dan menerapkan keterampilan atau teknik-teknik supervisi. Menurut Ngalim
Purwanto, supervisor menggunakan berbagai jenis teknik untuk mendidik guru dalam
meningkatkan proses belajar mengajar, baik secara individu atau perorangan maupun secara
kelompok, atau secara tatap muka maupun secara virtual melalui media komunikasi. Menurut
Ngalim Purwanto, metode atau teknik supervisi pada umumnya dibagi menjadi teknik individu
(individual) dan teknik kelompok (group). Berikut penjelasannya.

A. Teknik Individual Supervisi

Menurut Sahertian, dikutip oleh Sagala (2010 : 216) teknik individual adalah teknik dalam
pelaksanaan supervisi yang diterapkan oleh supervisor kepada individu guru untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Sedangkan menurut Oemar Hamalik teknik
Individual merupakan teknik yang langsung diimplementasikan oleh supervisor itu sendiri,
yang berarti bahwa dukungan diberikan secara independen dari supervisor, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Teknik individual dalam pelaksanaannya terbagi menjadi beberapa
macam, yaitu:

1. Teknik Kunjungan kelas ( classroom visitation)

Teknik kunjungan kelas merupakan suatu teknik kunjungan yang dilakukan oleh supervisor
ke dalam kelas guna melihat dan mengamati situasi baik pada saat guru sedang melangsungkan
kegiatan belajar mengajar maupun pada saat kelas kosong atau ada siswa tetapi guru tidak
mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam menghadapi masalah/kesulitan
mengajar saat terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan sebagai upaya
supervisor untuk mendapatkan data tentang kondisi keterampilan dan kemampuan guru yang
sebenarnya. kemudian dengan data yang ada dilakukan diskusi untuk mencari solusi atas
kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran.
Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yakni :

a) Kunjungan kelas tanpa diberitahu (unannounced visitation)

Supervisor datang tiba-tiba memasuki kelas tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.


Nilai positinya supervisor dapat melihat keadaan yang sebenarnya, tanpa dibuat-buat.
Hal ini memungkinkan guru menjadi terbiasa untuk selalu melakukan persiapan diri
sebaik mungkin. Nilai negatifnya guru menjadi gugup karena tiba-tiba dikunjungi oleh
supervisor. Tentu saja ada prasangka bahwa dia akan diadili, dan hasilnya tidak
memuaskan, bahkan ada beberapa guru yang kurang suka dengan Kunjungan mendadak.

b) Kunjungan kelas dengan memberitahu dahulu (announced visitation)

Supervisor telah membuat rencana terlebih dahulu agar guru bisa tahu kapan akan
disupervisi. Nilai positifnya bagi supervisor kunjungan yang direncanakan ini sangat
tepat, karena ia memiliki konsep pembangunan berkelanjutan dan terencana. Guru juga
menyadari bahwa kunjungan dapat membantu proses evaluasi dan dapat mempersiapkan
diri sebaik mungkin. Tentu saja, hasil sempurna yang diharapkan. Nilai negatifnya guru
secara sengaja mempersiapkan diri sehingga ada kemungkinan timbul hal-hal yang
direkayasa dan ada kesan berlebihan.

c) Kunjungan atas undangan guru (visit upon invitation)

Kunjungan ini terasa lebih baik, karena guru memiliki usaha dan motivasi untuk
mempersiapkan, dan membuka diri bertemu dengan supervisor, supaya ia mendapatkan
umpan balik dan pengalaman baru. Nilai positifnya bagi supervisor dia bisa mendapatkan
berbagai pengalaman saat berdialog dengan guru, sedangkan guru bisa lebih mudah
memperbaiki dan meningkatkan keterampilannya karena motivasi untuk belajar dari
pengalaman dan bimbingan supervisor tumbuh dari dalam dirinya ( internal motivation).
Nilai negatifnya memungkinkan sikap manipulasi yakni dengan sengaja dibuat-buat
untuk menonjolkan diri.

Sahertian menegaskan bahwa supervise kunjungan kelas berfungsi sebagai alat untuk
pengembangan pembelajaran dengan cara yang baru juga membantu menumbuhkan
profesionalitas baik guru maupun supervisor karena memberi kesempatan untuk meneliti
prinsip-prinsip dan hal belajar mengajar itu sendiri.

2. Teknik Observasi Kelas (classroom observation)


Teknik observasi kelas adalah kunjungan ke dalam kelas yang dilakukan oleh supervisor,
baik pengawas atau kepala sekolah untuk mengamati situasi dan kondisi secara teliti yang
terjadi di kelas. Tujuannya yaitu untuk memperoleh data yang objektif tentang aspek situasi
pembelajaran dan kesulitan guru dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Ada dua jenis observasi kelas: 1) observasi langsung (Direct Observation), pengamatan
yang dilakukan secara langsung didalam kelas, supervisor berada di dalam kelas bersama guru
dan siswa selama pembeljaran berlangsung. 2) observasi tidak langsung (Indirect Observation),
pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dimana supervisor tidak berada di dalam
kelas, melainkan dibatasi oleh ruang kaca sehingga siswa tidak mengetahuinya.observasi ini
biasa dilakukan di dalam laboratorium untuk pengajaran makro.

Aspek yang diamati di dalam kelas secara umum adalah: 1) upaya dan aktivitas guru atau
siswa dalam proses pembelajaran, 2) penggunaan media pendidikan, 3) variasi metodologis, 4)
ketepatan penggunaan media dengan materi, 5) ketepatan penerapan metode dengan bahan ajar
dan 6) reaksi siswa dalam proses pembelajaran.

3. Percakapan Pribadi ( personal dialogue)


Percakapan pribadi merupakan dialog antara guru dengan supervisor yang membahas
keluhan dan kekurangan guru di bidang pendidikan terutama pengajaran, dimana supervisor
dapat memberikan solusi. Dalam percakapan ini, supervisor mencoba membuat guru
menyadari kekuatan dan kelemahannya. Upaya ini dilakukan untuk mendorong dan
meningkatkan apa yang sudah baik, dan memperbaiki apa yang masih kurang atau apa yang
salah. Hal ini merupakan teknik yang tepat agar responden lebih percaya diri.
Jenis-jenis percakapan pribadi melalui perkunjungan kelas menurut George Kyte:

a) Percakapan pribadi setelah kunjungan kelas. Setelah supervisor mengadakan kunjungan


kelas dan telah mencatat kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dalam mengajar.
selanjutnya atas kesepakatan bersama akan diadakan percakapan pribadi untuk
membahas hasil kunjungan tersebut.

b) Percakapan pribadi melalui percakapan sehari-hari. Supervisor mengadakan hubungan


dengan guru secara tidak langsung guna menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan
pengajaran yang dibina oleh guru tersebut.
Wawancara ini tujuanya antara lain:

o memungkinkan guru menaiki jabatan melalui problem solving yang dihadapi.

o Membina dan mengembangkan pengajaran menjadi lebih baik. o Memperbaiki

adanya kelemahan dan kekurangan.

o Menghindari hal-hal yang bersifat negatif.


4. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik Intervisitasi adalah saling berkunjungnya antara guru yang satu dengan guru
lainnya yang sedang mengajar. Teknik ini biasanya dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih
kurang maju, yang kemudian sekolah tersebut mengirim beberapa guru untuk mengunjungi
sekolah-sekolah yang pengelolaannya dikenal lebih baik dan mempelajari langkah-langkah
bagaimana memajukan sekolah tersebut. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi
ini antara lain:

o Memberikan kesempatan kepada rekan-rekan yang lain untuk mengamati guru yang
sedang melangsungkan pembelajaran

o Membantu guru lain yang ingin mendapatkan pengalaman tentang teknik dan metode
mengajar serta membantu guru yang menghadapi kesulitan

o Memberikan motivasi yang terarah untuk kegiatan pembelajaran.

5. Menilai diri sendiri


Supervisor dan guru melihat kelemahan masing-masing, teknik ini memberi nilai tambah
pada hubungan supervisor dan guru, dimana pada akhirnya dapat berdampak positif untuk
kegiatan belajar mengajar yang lebih baik. Evaluasi diri bukanlah tugas yang mudah bagi para
supervisor dan guru, yang termasuk dalam pengukuran yang berlawanan, karena selama ini
supervisor dan guru hanya mengevaluasi para siswanya. Berikut beberapa cara yang dapat
digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain:

1) membuat daftar pertanyaan yang disajikan untuk siswa berupa pertanyaan tertutup
ataupun terbuka tanpa menyebutkan identitas siswa untuk mengevaluasi pekerjaan atau
aktivitas para guru

2) Analisis uji unit kerja


3) Mencatat kegiatan siswa, baik secara kelompok maupun individu.

B. Teknik Kelompok Supervisi


Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilakukan bersama-
sama dalam pembinaan guru oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik teknik kelompok adalah cara untuk menekankan
kerjasama kelompok dalam memecahkan masalah yang dianggap penting.
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain :
1. Pertemuan Orientasi bagi guru baru (orientation meeting for new teacher)
Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan supervisee (Terutama guru
baru) dengan tujuan mengantarkan supervisee memasuki lingkungan kerja yang baru, dikutip
menurut pendapat. Sagala (2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Dalam pertemuan orientasi,
supervisor diharapkan dapat menyampaikan dan menjabarkan kepada supervise hal-hal sebagai
berikut :

a) Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu. Biasanya dilaksanakan melalui percakapan
bersama serta diselingi dengan perkenalan dan saling berdiskusi bersama atau disebut a
round table discussion.

b) Organisasi sekolah dan proses serta mekanisme administrasi sekolah. Biasanya


melibatkan tanya jawab, serta presentasi dari semua kegiatan dan situasi sekolah.
Pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan kegiatan tindak lanjut berupa diskusi
kelompok dan lokakarya. Ada juga kunjungan ke lokasi-lokasi tertentu yang terkait
dengan sumber belajar.

c) Salah satu ciri yang sangat efektif bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini yaitu
makan bersama.

d) Aspek lain yang turut membangun lingkungan kerja adalah guru baru tidak merasa asing,
tetapi guru baru merasa dirangkul oleh kelompok guru lain. Selain itu dalam orientasi
ini juga akan direncanakannya program-program yang berhubungan dengan pembinaan
guru dalam proses belajar mengajar.

2. Rapat guru (meeting)


Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui rapat guru untuk pembahasan proses
pembelajaran, serta upaya untuk meningkatkan profesi guru. Tujuan teknik supervisi rapat guru
antara lain:

1) Mempersatukan pandangan guru terkait masalah-masalah dalam mencapai makna dan


tujuan pendidikan.

2) Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya


dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.

3) Mempersatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran
yang maksimal.

4) Membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran pada rapat guru.
5) Memberi informasi baru seputar kegiatan belajar mengajar, kesulitan-kesulitan
mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar dengan semua guru disekolah.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rapat guru, antara lain :

1) Tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.

2) Masalah yang menjadi pokok bahasan pertemuan haruslah masalah yang dianggap
penting dan muncul dari para guru sesuai kebutuhan mereka.

3) Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut patut


mendapatkan perhatian.

4) Pengalaman baru yang diperoleh pada rapat guru harus mengarah pada peningkatan
pembelajaran bagi siswa.

5) Keterlibatan guru dalam pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik


mungkin.

6) Saat merencanakan rapat guru, lokasi rapat, waktu, dan masalah lokasi dipertimbangkan.

3. Studi kelompok antar guru


Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa guru yang
memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan
diawasi oleh supervisor supaya tidak membicarakan hal-hal yang tidak relevan dengan materi.
Topik yang akan dibahas adalah topik yang sudah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu
oleh antar guru. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini yaitu :

1) Perolehan dan peningkatan kualitas materi dalam penyediaan layanan pembelajaran.

2) Memudahkan guru dalam memecahkan masalah materi pelajaran.

3) Bertukar pikiran dan berbicara antar guru pada satu bidang studi atau bidang-bidang
studi yang terkait.

4. Diskusi
Diskusi adalah pertukaran ide dan pendapat dengan mendiskusikan suatu masalah dan
mencari solusi lain. Diskusi adalah salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan oleh
supervisor untuk mengembangkan keterampilan yang berbeda bagi guru untuk mengatasi
berbagai masalah dan kesulitan melalui pertukaran ide. Teknik ini memungkinkan supervisor
untuk membantu guru mengetahui, memahami, menyelidiki masalah, dan bekerja sama untuk
menemukan solusi alternatif untuk masalah mereka serta upaya peningkatan profesi guru.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh supervisor selaku pemimpin diskusi supaya setiap
anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung:

1) Menentukan topik percakapan yang lebih spesifik

2) Memastikan semua peserta diskusi senang dengan situasi dan topik yang dibahas dalam
diskusi

3) Memastikan bahwa masalah yang dibahas dapat dipahami oleh semua anggota dan
masalah tersebut dapat diselesaikan

4) Pastikan bahwa kelompok merasa diperlukan dan terlibat dalam mencapai hasil bersama

5) Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.

5. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang dilakukan oleh sejumlah pendidik
dalam memecahkan masalah melalui diskusi dan bekerja secara kelompok. Berikut beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan workshop antara lain :

1) Masalah yang dibahas adalah "Life Center" yang berasal dari guru

2) Dalam kegiatan selalu gunakan aktivitas mental dan fisik secara maksimal untuk
mencapai perubahan karir yang lebih tinggi dan lebih baik.

6. Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince”


Teknik dimana para guru menceritakan pengalaman masing-masing dalam mengajar
terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, bertukar pendapat dan saling belajar satu dengan
yang lain. Langkah-langkah dalam melakukan sharing antara lain :

1) Tentukan tujuan yang hendak dicapai.

2) Tentukan pokok masalah yang akan dibahas.

3) Memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk menyuarakan pendapat mereka.

4) Perumusan kesimpulan.

7. Teknik Diskusi Panel


Suatu kegiatan kelompok dalam situasi tatap muka untuk berbagi informasi dan membuat
keputusan tentang masalah tertentu. Teknik ini dilakukan di depan seorang guru oleh seorang
ahli dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman tentang suatu masalah yang diberikan.
Mereka akan melihat masalah dari segi pengetahuan dan pengalaman mereka, sehingga guru
mendapat informasi dan masukan yang sangat komprehensif tentang bagaimana menangani
atau memecahkan suatu masalah. Keuntungan dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat tangkas
dalam memecahkan masalah dari perspektif profesional yang berbeda.

8. Teknik Seminar
Seminar merupakan rangkaian kajian untuk berdiskusi, berdebat dan membahas
masalahmasalah yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diikuti oleh suatu kelompok.
Mengenai implementasi supervisi, seminar ini akan membahas bagaimana cara
mengembangkan kurikulum berdasarkan standar isi, bagaimana mengatasi masalah disiplin
sebagai aspek moral sekolah, bagaimana menghadapi anak-anak yang terus menerus membuat
keributan di kelas dan sebagainya. Selama seminar, kelompok akan mendengar laporan atau
ide tentang topik pendidikan dari salah satu anggotanya.

9. Teknik Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang pakar pendidikan guna membahas masalah pendidikan.
Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik berdasarkan
aspekaspek yang berbeda. Penyuguh pidato umumnya 3 orang dimana pengajar menjadi
pengikut yang diharapkan dapat membawa bekal dengan mendengarkan pidato-pidato
tersebut.

10. Teknik Demonstrasi mengajar


Upaya peningkatan kegiatan pembelajaran dengan metode mendemonstrasikan cara
mengajar dihadapan para guru dengan menghadirkan dan mengenalkan berbagai aspek
pengajaran di kelas oleh supervisor.

11. Teknik Buletin supervisi


Merupakan sebuah media cetak yang berisi peristiwa pendidikan yang berkaitan dengan
metode pengajaran dan perilaku siswa, dan diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas
guru menjadi lebih baik.

12. Perjalanan Sekolah


Suatu cara dimana guru mengunjungi sekolah lain untuk memperluas pengalaman belajar
mengajar mereka, terutama bagi guru yang tengah mengalami masalah dalam tugasnya,
sehingga para guru mendapat semacam selingan atau healing di sela rutinitas pekerjaan mereka.
cara Ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan kerja dan antusiasme untuk menghadapi
sumber pengalaman baru.
PENUTUP
Teknik supervisi Pendidikan merupakan sebuah alat yang digunakan oleh supervisor guna
mencapai tujuan supervisi itu sendiri, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendidikan
tergantung pada situasi dan keadaan. Dalam melaksanakan supervisi pendidikan, supervisor
harus mengetahui, memahami, dan menerapkan keterampilan supervisi. Ada bermacammacam
teknik yang dapat digunakan dalam supervisi Pendidikan. Secara garis besar Teknik supervisi
dapat dibedakan menjadi dua yakni Individual dan kelompok. Secara Individual teknik-teknik
supervisi antara lain Teknik Kunjungan kelas, Teknik Observasi Kelas, Percakapan Pribadi,
Intervisitasi, dan Menilai diri sendiri, Teknik kelompok antara lain Pertemuan Orientasi Bagi
Guru Baru, Rapat Guru, Studi Kelompok Antar Guru, Diskusi, Workshop, Tukar menukar
pengalaman, Teknik diskusi Panel, Teknik Seminar, Simposium, Demonstrasi mengajar,
Buletin supervisi, dan Perjalanan Sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Amri, Darwis. 2009. Panduan praktis pelaksanaan Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Pekanbaru: Suska Press.
E, R. M., & Afriansyah, H. 2019. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. pp. 2-4.
Prasojo, S. L. (n.d.). Supervisi Pendidikan.
Shulhan, Muwahid. 2012. Supervisi Pendidikan. Surabaya : Acima Publishing.
Sahertian, Piet A. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan; Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai