roas agar setiap upaya memahami studi ini dapat berangkat dari
.
sunakan adalah peranan parpol dan lembaga perwakilan rakyat, kebebasa,
pers, dan peranan pemerintah (eksekutif). Kedua: untuk mengidentilikas:
apakah. suatu produk hukum. responsif atau ortodoks, maka indikator.
pergunakan adalah pembuatannya, sifat fungsinya.
dan kemungkinan penafsirannya."
snggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berisi desakan kepada
presiden UNLUk segera membentuk MPR dan (sebelum MPR itu terbentuk)...
supaya KNIP dianggap sebagai dan diberi lungsi dan kewenangan. yang NAN
dimiliki MPR: KNIP menindak lanjuti referendum itu pada tanggal 16 Oktober
1945 dengan mengusulkan kepada pemerintah agar KNIP (yang menurut
UUD 1945 itu sebenarnya merupakan pembantu sementara presiden)
diberi fungsi legislatif dan diberi kekuasaan menetapkan GBHN. Untuk itu
diusulkan pula dibentuk Badan Pekerja KNIP guna melakukan tugas seharis
hari KNIP menurut fungsi dan kedudukannya yang baru itu. Pemerintah
memenuhi usul itu dengan mengeluarkan Maklumat No. X Tahun 19458
yang berisi pengalihan fungsi legislatif kepada KNIP dan pembentukan BP
KNIP.! Dengan keluarnya Maklumat No. X Tahun 1945 maka terjadila Pn EA
perubahan ketatanegaraan tanpa perubahan UUD-nya sebab menurut UUD”
1945 KNIP itu adalah pembantu presiden, bukan pengganti MPR dan DPR?”
Maklumat No. X Tahun 1945 diikuti dengan keluarnya Maklumat Peme- Sa
intah tanggal 14 November 1945 tentang susunan kabinet berdasarkan
1 TE
Bb an ate
“I mean the method of dividing powers so that the general and regional govermmen:
are each, within « sphere, co-ordinate and independent."
Jika dilihat dari sudut bekerjanya pilar-pilar demokrasi, maka pada era
demokrasi liberal (mencakup periode 1945-1950) terlihat peranan partai-
partai melalui parlemen sangat dominan. Sebaliknya peranan eksekutif atau
— kabinet sangat lemah sehingga dapat dikatakan hampir tidak berfungsi,
Naga
bahwa ada
' , Ketika surat kat.
Ui melancarkan kritik pedas terhadap pemerintah abar
tidak mau surut dalam melontarkan kritik pedasnya, justru pada tal.un
I | “RE Pj 1
demokrasi terpimpin itu, seperti yang dituangkan di dalam Tap MPRS N,
terpimpin, itu
Dari uraian di atas dapat memberikan kualifikasi bahwa konfigurasi
krasi, maka akan tampak jelas bahwa kehidupan kepartaian dan legislatif
adalah lemah, sebaliknya presiden sebagai kepala eksekutif sangat kuat,
dan kebebasan pers dapat dikatakan tidak ada. Jauh sebelum demokrasi
terpimpin itu diberi jalan konstitusional melalui Dekrit 5 Juli 1959.
Soekamo sudah menyatakan obsesinya secara terang-terangan untuk
menguburkan partai-partai politik yang dianggapnya menjadi penyakit
bagi bangsa Indonesia"? Tidaklah mengherankan, meskipun secara formal
ketika itu partai-partai masih ada, tetapi secara substansial tidak ada karena
tidak berfungsi sebagaimana lazimnya. Afan Galfar menyebuikan, dengan
kondisi kepartaian seperti itu, maka dapat dikatakan pada masa demokrasi
terpimpin itu di Indonesia sebenarnya tidak ada sistem kepartaian.?
— ofextraction.”H
Sejalan dengan lemahnya partai-parizi yang dapat dikualifikasi sehagai
tiadanya sistem kepartaian itu, DPR yang ada pada era demokrasi terpim-
pin juga sangat lemah. Bahkan DPR yang dibentuk melalui Pemilu 1955
li oleh presiden pada tahun 1960 karena parlemen itu menolak
— BP
UD 1945 sebenarnya merupakan council of state ir
telah diberi peranan besar dalain bidang pemerintahan dan lembaga yan,
sebenarnya sederajat dengan eksekutif ini ternyata dipimpin sendiri ole),
Soekarno.” DPA yang dipimpin oleh Soekarno, bahkan diberi WEWenang
untuk secara mutlak memberikan pertimbangan lebih dulu bagi setia
rencana UU yang akan disampaikan kepada DPR.
Pada era ini pula kebebasan pers berada pada kondisi sangat buruk.
Edward CC. Smith mencalal sebanyak 480 tindakan antipers sejak tahun
1957 (ketika Sockarno mulai secara terang-terangan melontarkan gagasan
demokrasi terpimpin) sampai tahun 1965.” Tindakan antipers itu men.
cakup 30 kasus penahanan, 30 kasus pemenjaraan, dan 184 kasus pem.
beredelan.?
inilah yang memberi jalan lempang bagi tampilnya militer, terutama Ang:
katan Darat, sebagai pemeran utama dalam politik di Indonesia pada mas?
pasca G30S/PKI. Pemerintah Socharto yang tampil menggantikan Soekarno
sejak tahun 1967" menamakan pemerintahannya sebagai pemerintahan
Orde Baru. Suatu nama bagi tatanan masyarakat Indonesia secara.resmi
dipakai sejak tanggal 12 Maret 1966 bersamaan dengan pembubaran PKI,
— Pemerintah Orde
Baru bertekad pangan
Sia yang — Senrigainfar San ega mengoreksi penyim
Aa ak ria memulihkan tertih politik
i an mada program rehabilitasi dan
konsolidasi engan Ket EKA jelas sekali bahwa Orde
san pembangunan nasi Seinliii AN Darat
Aa ionalnya.” Sc
mi menjadi un 1967 memberikan pencg : a Tebu Gaia
Sanam men sasaran utama, sedangkan stabi akan Adi
in ip GG “Aa ilitas politik mann agkeebea 11
Laga gunan ekonomi itu." Spa
1 Seminar Asap Darat tersebut berkaitan dengan
Paeraheri batas toleransi sempit Kini ob Oni
St kesalahan dalam memilih strategi alte Komen
anang membawa pemerintah Orde Aa dr -
3 untuk ik
1 “aa : bahwa menjadi prasyarat Ia nd |
enam Kara dak angan Mena
pem pen Aa ARE
Ma Senin ME adanya
i :
epat i dapat dipe SA
ok bahwa demokrasi
i Ba
he allocation Of resources and the necessar,
sn order t0 create the needed savings ar,
minimum of competitive politics,
“Seperti telah diuraikan dalam bab sebelumnya, pada kurun waktu 1966-
1969 pemerintah telah melakukan penggarapan secara sistematis untuk
membentuk format politik baru, dan Orde Baru sebagai negara kuat yang
mampu mengontrol semua proses politik di Indonesia. Penggarapan siste-
matis itu dilakukan dalam bentuk emaskulasi terhadap partai-partai besar
warisan Orde Lama sambil membentuk partainya sendiri, Golkar, serta
penggarapan terhadap UU No. 15 dan 16 Tahun 1969 agar kedua UU ter-
sebut memberikan jaminan bagi pemerintah untuk mendominasi lembaga
permusyaratan/perwakilan. Jadi sebenarnya pada masa awal Orde Baru
terjadi pergulatan atau kericuhan antara pemerintah dan partai-partai ber-
ri hi sn
PI Ie
menyebut Orde
mi
Li
kai