ZAMHARUN ,M.Pd
Oleh:
1. AgusPian Maulana(000000000)
2. M.Ilham mul qodir(000000000)
PENDAHULUAN
Filsafat Immanuel Kant adalah kontribusi penting dalam dunia pemikiran. Dalam
makalah ini, kita akan menjelajahi pemikiran dan konsep-konsep utama yang dikembangkan
oleh Kant, mulai dari epistemologi hingga etika dan metafisika. Mari kita mulai perjalanan
filsafati ini.
1.2 Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
Immanuel Kant lahir pada tahun 1724 di Königsberg, ibukota Prusia pada waktu itu, saat ini disebut
kota Kaliningrad di eksklave Oblast Kaliningrad Rusia. Dia adalah anak keempat dari sembilan
bersaudara. Ayahnya, Johann Georg Kant (1682-1746), adalah ahli pembuat baju zirah dan ibunya, Anna
Regina Kant. Pada tahun 1730-1740, perdagangan di Königsberg mengalami kemerosotan yang
mempengaruhi kondisi perekonomian keluarga. Spanjang hidupnya, Kant tidak pernah bepergian lebih
dari sepuluh mil dari Königsberg.
Kant dibesarkan dalam rumah tangga Pietist yang menekankan ketaatan beragama, kerendahan hati
pribadi, dan interpretasi literal dari Alkitab. Pendidikan dasarnya ditempuh Kant di Saint George's Hospital
School, kemudian dilanjutkan ke Collegium Fredericianum, sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran
Pietist. Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di University of Königsberg dan mempelajari tentang
filosofi, matematika, dan ilmu alam. Pada tahun 1755-1770, Kant bekerja sebagai dosen sambil terus
mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik. Gelar profesor didapatkan Kant di
Königsberg pada tahun 1770.
Kant terkenal karena filsafat idealis transendental, yakni bahwa waktu dan ruang tidak nyata secara material
tetapi hanya kondisi ideal apriori terhadap intuisi internal. Selain itu, ia juga membuat penemuan astronomi
penting, yaitu penemuan tentang sifat rotasi bumi, yang mengantarnya memenangkan Berlin Academy Prize
pada tahun 1754.
Menurut Kant, pengetahuan yang benar hanya dapat diperoleh melalui penggunaan akal, bukan
melalui pengalaman semata.
Meskipun pengalaman tidak cukup untuk mencapai pengetahuan yang benar, Kant mengakui
bahwa pengalaman memainkan peran penting dalam membentuk konsep-konsep yang diperlukan untuk
pemahaman dunia.
Metafisika adalah salah satu bidang filsafat yang berusaha memahami hakikat dunia dan
keberadaan manusia di dalamnya. Kant berpendapat bahwa metafisika harus didasarkan pada pemahaman
yang benar terhadap akal dan pengalaman. Menurutnya, banyak dari perdebatan dalam metafisika berasal
dari penggunaan konsep yang tidak jelas atau tidak tepat.
Salah satu konsep kunci dalam pemikiran metafisika Kant adalah pemisahan antara dunia
fenomenal dan noumenal. Dunia fenomenal adalah dunia yang dapat dijangkau oleh pengalaman,
sedangkan dunia noumenal adalah dunia yang berada di luar pengalaman manusia. Menurut Kant,
manusia hanya dapat mengetahui dunia fenomenal, dan tidak dapat mengetahui dunia noumenal secara
langsung.
Kant juga mengkritik metafisika tradisional yang mengandalkan spekulasi tanpa dasar yang jelas.
Menurutnya, banyak konsep dalam metafisika tradisional seperti Tuhan, jiwa, dan kekekalan diri tidak
dapat dibuktikan melalui pengalaman dan akal sehat. Oleh karena itu, Kant menyarankan agar metafisika
lebih berfokus pada masalah-masalah yang dapat dijangkau oleh pengalaman dan akal sehat.
Kategori Kehendak
Menurut Kant, etika adalah tentang kehendak. Ada dua jenis kehendak menurut Kant, yaitu
kehendak yang berdasarkan dorongan dan kehendak yang berdasarkan kategori. Kehendak yang
berdasarkan dorongan adalah kehendak yang dihasilkan dari keinginan atau nafsu. Sementara itu,
kehendak yang berdasarkan kategori adalah kehendak yang dihasilkan dari akal budi dan prinsip moral.
Imperatif Kategoris
Kant berpendapat bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang dilakukan karena
diperintahkan oleh imperatif kategoris. Imperatif kategoris adalah prinsip moral yang universal dan
berlaku untuk semua orang. Prinsip ini mengharuskan kita untuk bertindak sesuai dengan hukum moral
tanpa mempertimbangkan keinginan atau nafsu kita sendiri.
Estetika dalam pemikiran Kant berkaitan dengan keindahan dan kesenangan. Menurut
Kant, keindahan adalah objek yang menyenangkan tanpa konsep. Sedangkan kesenangan adalah
objek yang menyenangkan dengan konsep.
Kant mengemukakan tiga kriteria keindahan, yaitu kesederhanaan, kesatuan, dan harmoni.
Kesederhanaan berkaitan dengan ketidaktergantungan pada konsep atau pemikiran. Kesatuan berkaitan
dengan keseluruhan objek yang terlihat sebagai satu kesatuan. Harmoni berkaitan dengan kecocokan
antara kesan dan pengalaman yang dirasakan.
Menurut Kant, kesenangan dalam keindahan adalah hal yang penting tetapi bukan tujuan akhir.
Tujuan akhir dari keindahan adalah pemahaman yang lebih dalam tentang kebenaran dan moralitas.
Kesenangan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir tersebut.