Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PROSA PASCA KEMERDEKAAN DAN PROSA MASA ORDE


BARU
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pembelajaran Prosa”
Dosen Pengampu:
Moh.Syamsul Ma’arif, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 4:

M. Rizziq Tajuddin (2211231035)


Ahmad Adzka Taufiqillah (2211231031)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
BLOKAGUNG TEGALSARI BANYUWANGI
2023
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Masalah............................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Prosa Pasca Kemerdekaan (1945-1965)......................................................2
B. Prosa Masa Orde Baru (1966-1998)............................................................3
C. Dampak Prosa Pasca Kemerdekaan dan Prosa Masa Orde Baru.................4
BAB III :PENUTUP...............................................................................................6
A. Kesimpulan..................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Prosa Indonesia pasca kemerdekaan dan era Orde Baru adalah periode pen
ting dalam sejarah sastra Indonesia. Prosa pada periode ini mencerminkan perubah
an sosial, politik, dan budaya yang terjadi di Indonesia sejak proklamasi kemerdek
aan pada tahun 1945 hingga runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998.

Prosa Indonesia pasca kemerdekaan dan era Orde Baru adalah periode pen
ting dalam sejarah sastra Indonesia. Periode ini mencerminkan perubahan sosial, p
olitik, dan budaya yang terjadi di Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan pada ta
hun 1945 hingga runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998. Prosa yang muncul sela
ma periode ini mencerminkan perubahan tema, gaya penulisan, serta dampaknya t
erhadap sastra Indonesia. Dalam makalah ini, kami akan mengeksplorasi perkemb
angan prosa pasca kemerdekaan hingga masa Orde Baru, menyoroti perubahan sig
nifikan yang terjadi dalam dunia sastra Indonesia selama dua periode bersejarah in
i. , Dalam makalah ini kami akan mengeksplorasi perkembangan prosa pasca kem
erdekaan hingga masa Orde Baru, menyoroti perubahan tema, gaya penulisan, dan
dampaknya terhadap sastra Indonesia.

B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana Prosa Pasca Kemerdekaan (1945-1965)
2. Bagaimana Prosa Masa Orde Baru (1966-1998)
3. Bagaimana Dampak Prosa Pasca Kemerdekaan dan Prosa Masa Orde Baru.

C. Tujuan Masalah.
1. Untuk mengetahui Bagaimana Prosa Pasca Kemerdekaan (1945-1965)
2. Untuk mengetahui Bagaimana Prosa Masa Orde Baru (1966-1998)
3. Untuk mengetahui Bagaimana Dampak Prosa Pasca Kemerdekaan dan Prosa
Masa Orde Baru.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prosa Pasca Kemerdekaan (1945-1965)


Periode prosa pasca kemerdekaan (1945-1965) adalah fase awal dalam perk
embangan sastra Indonesia yang ditandai oleh semangat nasionalisme dan perjuan
gan untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diperoleh. Karya-karya d
alam periode ini sering mencerminkan semangat patriotik yang kuat dan idealisme
perjuangan untuk membangun negara baru.

Pada awal pasca kemerdekaan, banyak karya sastra menggambarkan seman


gat perjuangan dan harapan bangsa yang baru merdeka. Karya-karya seperti "Laya
r Terkembang" karya Sutan Takdir Alisjahbana merupakan contoh bagaimana sast
ra digunakan untuk memotivasi masyarakat dan mengekspresikan semangat patrio
tik. Namun, seiring berjalannya waktu, tema dan gaya penulisan dalam prosa mula
i mengalami perubahan yang signifikan.

Pada tahun 1950-an, muncul generasi sastrawan yang lebih kritis dan eksper
imental. Chairil Anwar, salah satu tokoh terkemuka dalam periode ini, mengenalk
an nada yang lebih gelap dan ekspresif dalam karyanya. Karya-karya Chairil Anw
ar, seperti "Aku," mencerminkan perasaan isolasi dan kegelisahan pribadi, mengh
adirkan perspektif yang lebih individualistik dalam sastra Indonesia. Perubahan in
i adalah bukti pergeseran dari semangat patriotik awal pasca kemerdekaan menuju
eksplorasi yang lebih mendalam terhadap kondisi manusia dan realitas sosial pada
saat itu.

Pengaruh kritik sosial dan pemikiran eksistensialisme yang dihadirkan oleh


sastrawan seperti Chairil Anwar dan Rivai Apin juga mulai mempengaruhi narasi
sastra Indonesia. Hal ini membuka jalan bagi perkembangan sastra Indonesia yang
lebih kompleks dan reflektif, yang akan terus berkembang selama periode Orde B
aru dan seterusnya.

2
Dengan begitu, prosa pasca kemerdekaan pada dasarnya mencerminkan perubaha
n mendasar dalam narasi sastra Indonesia, dari semangat patriotik awal hingga pe
ngeksplorasiannya terhadap isu-isu sosial, kemanusiaan, dan eksistensialisme. Ini
adalah langkah awal dalam pengembangan sastra Indonesia sebagai medium yang
lebih beragam dan mendalam dalam mengekspresikan realitas dan pemikiran yang
mewarnai masyarakat Indonesia pada masa itu.

B. Prosa Masa Orde Baru (1966-1998).


Masa Orde Baru, yang dimulai dengan kudeta militer tahun 1966, adalah pe
riode yang memiliki dampak besar pada sastra Indonesia. Pemerintah Orde Baru d
i bawah kepemimpinan Presiden Soeharto mencoba mengendalikan dunia sastra d
engan tujuan mendukung agenda politiknya. Selama masa Orde Baru, sastrawan s
eringkali menghadapi tekanan politik, sensor, dan pengawasan yang ketat terhada
p karya-karya mereka.

Pada awal masa Orde Baru, pemerintah mendukung sastra yang sesuai deng
an ideologi pemerintahan, yang mencakup narasi nasionalisme, pembangunan eko
nomi, dan peningkatan moral masyarakat. Karya-karya yang mendukung ideologi
ini mendapat dukungan finansial dan promosi pemerintah. Penulis yang menerima
dukungan ini sering disebut sebagai "sastrawan Orde Baru."

Namun, di samping itu, banyak sastrawan yang tetap berani mengekspresika


n kritik terhadap pemerintah dan kondisi sosial politik pada masa itu. Pramoedya
Ananta Toer adalah salah satu sastrawan terkemuka yang terkenal dengan karyany
a yang kritis terhadap pemerintah Orde Baru. Karya-karya seperti "Bumi Manusi
a" dan "Anak Semua Bangsa" mencerminkan perlawanan terhadap kebijakan pem
erintah dan pembatasan kebebasan berekspresi. Sebagai akibatnya, Pramoedya da
n beberapa sastrawan lainnya mengalami sensor, penahanan, dan penyitaan karya-
karya mereka.

Dalam kondisi tekanan politik ini, banyak sastrawan mencari cara kreatif unt
uk menyampaikan pesan mereka secara tersirat atau menggunakan metafora agar
dapat menghindari sensor. Karya-karya sastra yang muncul selama masa Orde Bar

3
u sering kali berisi kritik sosial dan politik yang terselubung, yang membutuhkan
pemahaman yang lebih dalam untuk mengartikannya.

Dampak utama dari masa Orde Baru adalah pembatasan kebebasan berekspresi da
n sensor terhadap karya sastra. Namun, karya-karya sastrawan yang berani mengh
adapi tekanan politik ini juga memberikan sumbangan besar dalam menjaga sema
ngat kritis di kalangan masyarakat. Selama periode ini, sastra menjadi salah satu
media yang digunakan untuk melawan kebijakan otoriter dan mendukung perubah
an sosial.

Dengan berakhirnya masa Orde Baru pada tahun 1998, terjadi lonjakan kebebasan
berekspresi di dunia sastra Indonesia. Para sastrawan dapat lebih bebas mengekspr
esikan pandangan mereka dan menghadirkan variasi yang lebih luas dalam karya-
karya mereka. Masa ini membuka jalan bagi perkembangan sastra Indonesia yang
lebih demokratis dan beragam.

C. Dampak Prosa Pasca Kemerdekaan dan Prosa Masa Orde Baru.


Periode prosa pasca kemerdekaan dan masa Orde Baru memiliki dampak ya
ng signifikan pada perkembangan sastra Indonesia. Dampak tersebut mencakup pe
rubahan tema, gaya penulisan, serta peran sastra dalam masyarakat dan politik. Be
rikut adalah perjelasan tentang dampak-dampak tersebut:

1. Perubahan Tema dan Gaya Penulisan.

a)Prosa Pasca Kemerdekaan: Prosa pada periode pasca kemerdekaan awal men
cerminkan semangat nasionalisme, patriotik, dan perjuangan mempertahan
kan kemerdekaan. Namun, seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran da
ri tema patriotik menuju eksplorasi tema yang lebih mendalam seperti eksis
tensialisme dan realitas sosial. Chairil Anwar, salah satu tokoh terkemuka d
alam periode ini, memperkenalkan nada gelap dan ekspresif dalam karyany
a.

b) Prosa Masa Orde Baru: Masa Orde Baru menyaksikan upaya pemerintah u
ntuk mengontrol narasi sastra, mendorong sastrawan untuk mendukung age
nda politik pemerintah. Sebagian sastrawan menyesuaikan diri dengan nara

4
si yang diinginkan pemerintah, sementara yang lain tetap berani mengekspr
esikan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Ini menghasilkan dua aliran sa
stra yang sangat berbeda: sastrawan Orde Baru dan sastrawan kritis yang m
enghadapi tekanan politik.

2. Peran Sastra dalam Masyarakat dan Politik.

a)Prosa Pasca Kemerdekaan: Sastra menjadi alat penting untuk memotivasi da


n menginspirasi masyarakat dalam semangat perjuangan kemerdekaan. Kar
ya-karya sastra digunakan untuk membangun identitas nasional dan memel
ihara semangat patriotik.

b) Prosa Masa Orde Baru: Sastra menjadi medan perjuangan intelektual di ba


wah tekanan pemerintah yang berusaha mengendalikan narasi sastra. Bany
ak sastrawan yang berani mengekspresikan kritik terhadap pemerintah, sehi
ngga sastra menjadi alat perlawanan terhadap kebijakan otoriter. Di sisi lain
sastrawan Orde Baru mendukung pemerintah dan menciptakan karya yang
sesuai dengan ideologi pemerintahan.

3. Pemahaman Lebih Dalam tentang Masyarakat dan Budaya:

a)Prosa Pasca Kemerdekaan: Periode ini memberikan pemahaman yang lebih d


alam tentang perjuangan dan semangat kemerdekaan yang telah dialami ole
h bangsa Indonesia. Sastra menjadi cermin kebangsaan dan patriotisme.

b) Prosa Masa Orde Baru: Masa Orde Baru membuka mata masyarakat terha
dap ketidaksempurnaan sistem politik dan sosial. Sastrawan yang mengeks
presikan kritik sosial membantu membongkar masalah-masalah yang ada d
alam masyarakat dan menyampaikannya melalui karya-karya mereka.

Anda mungkin juga menyukai