Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

HAKIKAT NILAI PANCASILA SILA PERTAMA

” KETUHANAN YANG MAHA ESA “

Disusun Oleh :

Sri Wahyuni Tandirerung

4523046006

Kelas A Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA

2023
A. Hakikat Pancasila

Kata 'hakikat dapat diartikan sebagai suatu inti yang terdalam dari segala sesuatu yang terdiri
dari sejumlah unsur tertentu dan yang mewujudkan sesuatu itu, sehingga terpisah dengan sesuatu
lain dan bersifat mutlak. Ditunjukkan oleh Notonagoro (1975: 58), hakikat segala sesuatu
mengandung kesatuan mutlak dari unsur-unsur yang menyusun atau membentuknya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat Pancasila adalah sesuatu yang
terkandung dalam nilai-nilai yang terdapat pada sila Pancasila yang harus dijadikan sebab,
sehingga dijadikan sebagai dasar negara.

B. Makna yang terkandung dalam Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa secara ilmiah filosofis mengandung makna terdapat
kesesuaian hubungan sebab akibat atara Tuhan-Manusia-Negara. Hubungan ini bersifat langsung
dan tidak langsung.

"Ketuhanan Maha Esa" berarti disini kita yakin bahwa adanya Tuhan yang menciptakan Alam
semesta beserta isinya. Adapun kedudukan kodrat manusia adalah sebagai mahluk pribadi dan
sebagai mahluk Tuhan YME, oleh sebab itu antara negara dengan Tuhan ada hubungan sebab
akibat yang tidak langsung.

Konsekuensinya negara kebangsaan menurut Pancasila adalah Negara kebangsaan yang


Berketuhanan Yang Maha Esa. Selain itu setiap warga negara juga Berketuhaan Yang Maha Esa
dalam arti punya kebebasan dalam memeluk agama sesuai dengan keimanan dan ketakwaan
masing-masing (Pasal 29 ayat 1 dan 2).

Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa:

1). Pengakuan adanya kuasa prima yaitu Tuhan yang Maha Esa

2). Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.
3). Tidak memaksa warga negara untuk beragama.

4). Bertoleransi dalam beragama, beribadah menurut agamanya.

5). Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.

6). Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara

dan mediator ketika terjadi konflik agama

C. Nilai yang terkandung dalam Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Nilai sila pertama Pancasila atau Ketuhanan Yang Maha Esa secara umum terbagi menjach
beberapa nilai yang dapat diketahui sebagai berikut:

a. Nilai Spiritualitas

Nilai spiritualitas sila pertama Pancasila dapat dimaknai bahwa secara historis-realis bangsa
Indonesia mengakui, mengalami dan mengenal pengalaman spiritual dalam gerak sejarahnya
yang dipercaya memberi kekuatan. Herdiawanto (2018: 122) mengatakan bahwa sila Ketuhanan
memuat nilai spiritualitas sebegai berikut:

1) Manusia Indonesia mengakui adanya peran Tuhan atas penciptaan sesuatu.

2) Mengakui bahwa terbentuknya suatu bangsa adalah atas kehendak-Nya.

3) Mengakui bahwa penyempurnaan merupakan suatu gerak yang dipimpin secara penuh oleh
Tuhan.

4) Mengakui ketentuan dan ketetapan-Nya tertanam dalam pembawaan masing-masing individu


sesuai kesanggupannya.

b. Nilai Religiustas

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai religiusitas yang berarti masyarakat Indonesia
adalah individu maupun komunal yang beragama sebagai suatu system peribadatan kepada
Tuhan sesuai kepercayaan masing-masing. Religius dalam pandangan Mustari M (2014:1-2)
adalah nilai karakter yang bersumber dari sifat-sifat Tuhan. Siswa yang berkarakter religius akan
memunculan sifat-sifat keagamaan yang bersumber dari Tuhan dalam perkataan dan perbuata
Religius, Yaumi, (2014:85) juga mengungkapkan pandangannya mengenai hal itu dapat
dimaknai sebagai sebuah sikap patuh terhadap segala ajaran agama yang dianutnya. Mengacu
pada pendapat di atas maka diperoleh kesimpulan bahwa nilai sila pertama Pancasila memiliki
nilai religiusitas yakni melaksanakan nilai-nilai yang bersumber dari Tuhan, menunjukan sikap
keagamaan dan melakukan peribadatan yang diperintah dan hal-hal yang dilarang dalam agama.

c. Nilai Toleransi

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa juga mengandung nilai Toleransi. Herdiwanto (2018: 144)
mengatakan bahwa Hak asasi manusia menurut sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung
pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menjamin kebebasan bagi setiap orang untuk
untuk melakukan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Nilai toleransi juga
diungkapkan oleh Taniredja, (2012: 63) sebagai sikap hormat nghormati dan berkerja sama antar
pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Mengacu pada pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa makna toleransi dari nilai sila
Ketuhanan Yang Maha Esa oleransi dari yakni saling menjamin keamanan agama dan
kepercayaan bagi masing-masing pemeluknya.

Anda mungkin juga menyukai